Anda di halaman 1dari 54

Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal

finishing). Secara sederhana, electroplating dapat diartikan sebagai proses pelapisan logam, dengan
menggunakan bantuan arus listrik dan senyawa kimia tertentu guna memindahkan partikel logam pelapis ke material
yang hendak dilapis.
Pelapisan logam dapat berupa lapis seng (zink), galvanis, perak, emas, brass, tembaga, nikel dan krom. Penggunaan
lapisan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan kegunaan masing-masing material. Perbedaan utama dari
pelapisan tersebut selain anoda yang digunakan, adalah larutan elektrolisisnya. Dalam penelitian yang baru belakangan
ini (tahun 2004), dilakukan oleh Tadashi Doi dan Kazunari Mizumoto, mereka menemukan larutan baru (elektrolisis)
yang dinamakan larutan citrate ( kekerasan deposit mencapai 440 VHN)
Proses electroplating mengubah sifat fisik, mekanik, dan sifat teknologi suatu material. Salah satu contoh perubahan
fisik ketika material dilapis dengan nikel adalah bertambahnya daya tahan material tersebut terhadap korosi, serta
bertambahnya kapasitas konduktifitasnya. Adapun dalam sifat mekanik, terjadi perubahan kekuatan tarik maupun tekan
dari suatu material sesudah mengalami pelapisan dibandingkan sebelumnya.
Karena itu, tujuan pelapisan logam tidak luput dari tiga hal, yaitu untuk meningkatkan sifat teknis/mekanis dari suatu
logam, yang kedua melindungi logam dari korosi, dan ketiga memperindah tampilan (decorative)
Prinsip Dasar Electroplating
Kita mengenal istilah anoda, katoda, larutan elektrolit. Ketiga istilah tersebut digunakan seluruh literatur yang
berhubungan dengan pelapisan material khususnya logam dan diilustrasikan seperti pada Gambar 1.
 Anoda adalah terminal positif, dihubungkan dengan kutub positif dari sumber arus listrik. Anoda dalam larutan
elektrolit ada yang

Gambar 1. Anoda, Katoda, dan Elektrolit

larut dan ada yang tidak. Anoda yang tidak larut berfungsi sebagai penghantar arus listrik saja., sedangkan anoda
yang larut berfungsi selain penghantar arus listrik, juga sebagai bahan baku pelapis.

 Katoda dapat diartikan sebagai benda kerja yang akan dilapisi, dihubungkan dengan kutub negatif dari sumber
arus listrik.
 Elektrolit berupa larutan yang molekulnya dapat larut dalam air dan terurai menjadi partikel-partikel yang
bermuatan positf atau negatif.
Karena electroplating adalah suatu proses yang menghasilkan lapisan tipis logam di atas permukaan logam lainnya
dengan cara elektrolisis, maka perlu kita ketahui skema proses electroplating tersebut.
Skema Proses Electroplating
Perpindahan ion logam dengan bantuan arus listrik melalui larutan elektrolit sehinnga ion logam mengendap pada
benda padat yang akan dilapisi. Ion logam diperoleh dari elektrolit maupun berasal dari pelarutan anoda logam di dalam
elektrolit. Pengendapan terjadi pada benda kerja yang berlaku sebagai katoda.

Gambar 2. Skema proses electroplating


Reaksi kimia yang terjadi pada proses electroplating seperti yang terlihat pada Gambar 2 dapat dijelaskan sebagai
berikut:

Pada KATODA
Pembentukan lapisan Nikel

Ni2+ (aq) + 2e– →Ni (s)


Pembentukan gas Hidrogen

2H+ (aq) + 2e– →H2 (g)


Reduksi oksigen terlarut

½ O2 (g) + 2H + →H2O (l)


Pada ANODA
Pembentukan gas oksigen

H2O (l) →4H + (aq) + O2 (g) + 4e–


Oksidasi gas Hidrogen

H2 (g) →2H+(aq) + 2e–


Mekanisme terjadinya pelapisan logam adalah dimulai dari dikelilinginya ion-ion logam oleh molekul-molekul pelarut
yang mengalami polarisai. Di dekat permukaan katoda, terbentuk daerah Electrical Double Layer (EDL) yang bertindak
seperti lapisan dielektrik. Adanya lapisan EDL memberi beban tambahan bagi ion-ion untuk menembusnya. Dengan
gaya dorong beda potensial listrik dan dibantu oleh reaski-reaksi kimia, ion-ion logam akan menuju permukaan katoda
dan menangkap electron dari katoda, sambil mendeposisikan diri di permukaan katoda. Dalam kondisi equilibrium,
setelah ion-ion mengalami discharge menjadi atom-atom kemudian akan menempatkan diri pada permukaan katoda
dengan mula-mula menyesuaikan mengikuti susunan atom dari material katoda.
Demikianlah secara ringkas mekanisme pelapisan logam, pada artikel berikutnya akan dibahas lebih dalam lagi tentang
proses chrome plating dan pelapisan lainnya.
Referensi :

1. Suhdi, Dasar-dasar Teori, draft thesis ITB 2009


2. Satoto Indrawan, Menjdai Pengusaha Electroplating Chrome, ANDI 2007. Yogyakarta
3. http://en.wikipedia.org/wiki/Electroplating
4. www.google.com
****

Profile singkat penulis:


Pria Gautama, dilahirkan di Ujung Pandang tanggal 22 September 1979. Menyelesaikan pendidikan S1 di fakultas
Teknik Mesin UNHAS, dan kemudian merintis usaha wiraswasta di bidang pelapisan logam, Chromecentre. Saat ini
sebagai mahasiswa program pasca sarjana ITB, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara. Tinggal di Cimahi, Jawa Barat.

Cara Menghilangkan Karat pada


Krom
4 Metode:Menggunakan Aluminium FoilMenggunakan Asam LemahMenggunakan Minyak atau Pengilap

KromMemperbaiki dan Melindungi Krom Setelah Menghilangkan Karat

Umumnya, krom digunakan sebagai lapisan pelindung atau untuk mengilapkan


logam lainnya. Logam yang dilapisi krom inilah yang biasanya berkarat. Dengan
sedikit usaha, menghilangan karat pada krom menggunakan peralatan rumahan
ternyata sangat mudah dilakukan. Namun, Anda mungkin harus melakukan
perawatan lanjutan jika bagian yang berkarat cukup luas dan banyak lapisan krom
yang telah mengelupas.

Metode 1
Menggunakan Aluminium Foil
1.

1
Gunakan aluminium foil untuk menghilangkan karat pada krom dengan mudah
dan murah. Aluminium bereaksi secara kimiawi dengan karat, dan menghasilkan
bahan yang mudah dibersihkan. Karena aluminium lebih lunak dibandingkan
sebagian besar logam lainnya, aluminium tidak akan menggores permukaan krom
maupun logam di bawahnya. [1]
2.

2
Bersihkan krom. Sebelum mencoba menghilangkan karat pada krom, bersihkan
kotoran dan debu dari permukaannya menggunakan air sabun atau sabun cuci mobil
jika Anda membersihkan karat dari komponen mobil. Dengan begitu, Anda akan
lebih mudah menemukan dan membersihkan bagian yang berkarat.
 Untuk permukaan yang sangat kotor atau berkarat tebal, gunakan cuka atau asam
lemah yang disarankan di bawah ini, kemudian lanjutkan dengan aluminium foil.
3.
3
Celupkan aluminium foil ke dalam air. Anda bisa menggunakan air apa saja,
namun air garam adalah pilihan yang terbaik karena elektrolit dan garam akan
membantu mempercepat reaksi kimia. Sobek lembaran aluminium foil sehingga
mudah Anda gunakan pada bagian yang berkarat.
4.
4
Gosokkan aluminium foil di bagian yang berkarat. Gosokkan aluminium foil ke
depan dan belakang di permukaan yang berkarat. Anda tidak harus menekannya
terlalu kuat, walaupun bagian tertentu mungkin harus Anda tekan cukup kuat dan
gosok lebih lama.
 Celupkan aluminium foil ke dalam air lagi bila mengering.
 Jika bagian yang Anda bersihkan melengkung cukup dalam, coba isi cekungan
tersebut dengan gulungan selembar aluminium foil. Tepi gulungan aluminium foil
akan memperhalus permukaan logam dan mengisi cekungan yang berkarat.
5.
5
Berhentilah sesekali untuk membersihkan lapisan karat yang mengelupas. Bila
serpihan karat menebal, berhentilah dan bersihkan dengan lap atau handuk terlebih
dahulu. Dengan begitu, sisa bagian yang berkarat akan terlihat dan dapat Anda
gosok kembali dengan aluminium foil.
6.
6
Bilas permukaan krom. Setelah Anda membersihkan lapisan karat, lap
permukaannya sehingga logam mengilap di bawahnya tampak.
7.
7
Keringkan seluruh permukaan krom. Tetesan air dapat meninggalkan noda
dengan mudah pada permukaan krom, dan menyebabkan logam di bawahnya
berkarat. Gunakan tisu atau pengering rambut untuk mengeringkan permukaan
krom. Jika perlu, bawa bagian tersebut ke tempat reparasi untuk memperbaiki
kerusakan dan mencegahnnya semakin berkarat.
 Pastikan untuk mengoleskan pengilap atau wax pada krom yang telah Anda
bersihkan untuk mencegahnya berkarat kembali.

Metode 2
Menggunakan Asam Lemah
1.
1
Gunakan minuman kola, sari jeruk nipis, atau asam lemah di rumah
lainnya.Minuman bersoda atau kola yang mengandung asam fosfat dapat
digunakan untuk membersihkan karat. Pilihan lainnya adalah sari jeruk nipis dan
cuka. Asam lemah dapat menghilangkan karat tanpa menyebabkan kerusakan berat
pada logam di sekitarnya.
 Minuman kola diet tidak mengandung gula sehingga tidak akan terlalu lengket.
Namun gula dapat membantu asam melekat pada lapisan karat.
 Jangan gunakan asam kuat atau pekat, yang dapat menggores dan membuat
lapisan logam di bawah krom lemah. Jika asam lemah ini tidak cukup efektif, coba
gunakan asam fosfat, namun nyalakan kipas angin untuk mengusir uap beracunnya
dari wajah Anda.
2.
2
Bersihkan krom. Sebelum Anda mencoba menghilangkan karat pada krom,
sebaiknya bersihkan debu dan kotoran lainnya terlebih dahulu. Dengan begitu, Anda
lebih mudah melihat dan membersihkan lapisan karat. Gunakan sabun cuci mobil
untuk membersihkan krom pada peralatan mobil, dan air sabun bisa untuk benda
berlapis krom lainnya.
3.
3
Rendam benda berlapis krom di dalam asam lemah, atau tuangkan asam
lemah ke atasnya. Jika benda tersebut tidak dapat Anda rendam, cukup tuangkan
asam lemah ke permukaannya.
4.
4
Lap atau gosok hingga lapisan karatnya mengelupas. Anda mungkin harus
menggunakan spons atau sikat piring lembut untuk mengelupas karat. Sikat
pembersih alat masak berbahan kaca biasanya cukup aman untuk menggosok
krom. Untuk mengangkat lapisan karat yang tebal, gosokkan dengan lembaran
aluminium foil atau gosok dengan spons cuci piring.
5.
5
Bersihkan sisanya dengan sabun yang lembut. Jika Anda membersihkan mobil,
gunakan sabun cuci mobil untuk membersihkan karat dan sisa asam. Sabun cuci
piring tidak boleh digunakan pada cat mobil, karena dapat membuatnya terkelupas.
Bagian yang tidak berlapis cat dapat dibersihkan dengan sabun biasa dan air.
6.
6
Keringkan dan rawat mobil Anda. Keringkan mobil dengan tisu untuk mencegah
karat timbul kembali. Jika karat menimbulkan kerusakan yang cukup berat, baca
bagian perawatan lanjutan.
 Oleskan lapisan pengilap atau wax pada permukaan krom untuk mencegah karat
kembali timbul.

Metode 3
Menggunakan Minyak atau Pengilap Krom
1.
1
Gunakan pengilap krom untuk membersihkan karat dengan cepat, atau minyak
jika Anda ingin berhemat. Pengilap krom adalah pilihan yang paling mahal untuk
menghilangkan karat, namun produk yang berkualitas akan membuat proses ini
mudah dan cepat. Minyak yang dapat meresap seperti WD40, CLR, atau CRC dapat
digunakan sebagai pengganti pengilap krom dan biasanya harganya pun lebih
murah.
2.
2
Bersihkan krom dengan air sabun. Sebelum Anda mencoba menghilangkan karat
pada krom, sebaiknya bersihkan debu dan kotorannya terlebih dahulu. Dengan
begitu, Anda bisa melihat dan membersihkan lapisan karat dengan lebih mudah.
 Jika kotoran pada krom sulit dibersihkan, Anda juga bisa menggunakan cuka untuk
membersihkan permukaannya. Cuka adalah asam lemah dan dapat membantu
proses penghilangan karat juga.
3.
3
Oleskan minyak atau pengilap krom ke bagian yang berkarat. Ratakan produk
pembersih ke bagian yang berkarat pada krom, dan pastikan seluruhnya terlapisi
secara merata agar tidak tergores.
4.
4
Oleskan minyak atau pengilap krom menggunakan serat baja atau sikat kawat
kuningan. Serat baja atau sikat kawat kuningan lembut adalah pilihan yang terbaik
dalam cara ini, karena kemungkinannya menyebabkan goresan cukup rendah. Jika
Anda tidak punya sikat kuningan, gunakan serat baja yang paling lembut sebagai
gantinya, lebih baik lagi dengan nomor # 0000. Lapisi serat baja dengan pengilap
krom lagi untuk mencegahnya menggores.
5.
5
Gosokkan serat baja dengan lembut pada bagian yang berkarat. Gosokkan
secara memutar dengan lembut sambil memastikan bagian yang digosok tetap
lembap. Tidak perlu menggosok sambil menekan, atau Anda berisiko merusak
permukaan krom.
 Jika bagian tersebut mengering, tambahkan minyak atau pengilap krom lagi.
Menggosok permukaan yang kering dengan serat baja dapat menimbulkan goresan
dan kerusakan.
6.
6
Bilas bagian tersebut dengan air bersih. Bersihkan pengilap logam dan karat
dengan mencucinya dengan air.
7.
7
Periksa bagian lainnya yang berkarat. Jika permukaan krom belum sepenuhnya
bersih dari karat, gunakan pengilap krom lagi untuk membersihkannya dengan cara
yang sama.
8.
8
Keringkan seluruh permukaan krom. Tetesan air dapat meninggalkan noda
dengan mudah pada permukaan krom, sehingga sebaiknya Anda mengeringkannya
untuk menjaga kilap dan kilaunya.
 Pastikan untuk mengoleskan pengilap atau wax pada permukaan krom untuk
mencegah karat timbul kembali.
 Jika Anda masih membutuhkan perawatan lanjutan, baca bagian di bawah ini.

Metode 4
Memperbaiki dan Melindungi Krom Setelah Menghilangkan
Karat
1.
1
Keringkan dan gosok permukaan krom. Jika karat hanya muncul seperti goresan
di permukaan krom, mengeringkannya saja dengan handuk setelah dibersihkan
mungkin sudah cukup untuk mengembalikan tampilan krom.
2.
2
Lindungi logam menggunakan pengilap atau wax. Oleskan wax atau pengilap ke
permukaan krom untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Gunakan produk khusus
untuk langkah ini, seperti car wax untuk kendaraan berlapis krom.
 Umumnya, wax dioleskan, digosok, dan dibiarkan hingga kering, kemudian lapisan
kedua dioleskan di atasnya dan digosok kembali.
3.
3
Lapisi dengan cat perak. Cat ini akan menjaga kilap krom, namun kemampuannya
melindungi dari karat ditentukan oleh merek dan cara pelapisannya. Pilih cat yang
sesuai untuk krom, terutama cat otomotif, dan oleskan secara merata di bagian yang
cekung akibat karat. Gunakan ampelas 1200 grit untuk menghaluskannya setelah
kering, berhati-hatilah agar tidak mengelupas bagian yang tidak berlapis cat.
4.
4
Lapisi kembali dengan krom. Pilihan ini cukup mahal, dan biasanya hanya
dilakukan pada mobil yang mengalami kerusakan berat akibat karat. Minta bantuan
mekanik yang menawarkan jasa pengecatan krom profesional jika Anda ingin
melapisi mobil Anda kembali dengan krom. Jika merasa mampu, Anda bisa
mencoba untuk melapiskan krom sendiri di rumah, khususnya pada benda
berukuran kecil.

Tips
 Umumnya, tujuan benda dilapisi krom adalah untuk mencegahnya berkarat. Karat
mulai muncul biasanya jika lapisan krom mengelupas di beberapa titik, sehingga
besi atau baja di bawahnya rentan berkarat. Dalam kasus berat, karat dapat
menyebar ke bagian sekitarnya dan membuat logam di bawahnya menggelembung.

 Karat bisa timbul kembali dengan cepat jika permukaan benda basah, jadi pastikan
untuk mengeringkannya jika terkena air. Oleskan pengilap krom ke permukaan
benda setelah kering untuk mencegahnya kembali berkarat.

Peringatan
 Beberapa mobil menggunakan plastik atau cat yang menyerupai krom, namun
bukan krom. Walaupun cara dalam artikel ini ditujukan untuk membersihkan karat,
bukan krom, hasilnya tidak dapat diprediksi pada mobil yang berlapis bahan yang
tidak diketahui jenisnya.
 Mengampelas atau mengasah tidak disarankan untuk menghilangkan karat, karena
dapat menyebabkan kerusakan pada logam di bawahnya.

Hal yang Anda Butuhkan


 Serat baja
 Minyak yang dapat terserap atau pengilap krom
 Minuman kola, sari jeruk nipis, atau cuka
 Aluminium foil
 Lap

Sumber
1. ↑ http://www.robertscycle.com/chrome-clean.html
Penggunaan Kromium
dalam
Proses Elektroplating
BAB I
PENDAHULUAN

 LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin meningkat pesatnya dunia
perindustrian, jenis-jenis logam yang ditemukan pun semakin banyak dan
aplikasinya semakin beragam. Logam banyak digunakan dalam berbagai
kebutuhan hidup sehari-hari, mulai dari transportasi, rumah tangga, hingga urusan
pertahanan negara. Suatu jenis logam yang terdiri dari berbagai unsur atau
senyawa, dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Ada jenis logam yang
memiliki daya tahan rendah dan ada yang memiliki daya tahan tinggi. Ada jenis
logam yang mudah berkarat dan ada yang tahan karat. Ada jenis logam yang
mudah mengalami korosi dan ada yang tidak, dan sebagainya. Interaksi besi atau
baja dengan udara dapat menyebabkan terbentuknya Fe2O3 yang merupakan
penyebab timbulnya karat dan membuat ketahanan besi maupun baja menjadi
rapuh.
Terkadang dalam suatu industri manufaktur, diperlukan logam yang memiliki
gabungan sifat dari beberapa jenis logam. Misalnya logam yang memiliki kekuatan
tinggi tetapi juga tahan terharap korosi, dengan biaya yang terjangkau. Maka
seringkali ditemukan kendala karena kesulitan memperoleh jenis logam yang
memiliki sifat-sifat tersebut. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pun
diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut, seperti mengolah logam tertentu
terhadap logam lainnya dengan memanfaatkan proses kimia untuk memperoleh
benda dengan gabungan sifat-sifat logam yang diperlukan. Dalam hal ini, logam
yang dimanfaatkan adalah logam kromium dengan menggunakan proses
elektroplating.

 TUJUAN PENULISAN
Berbagai benda hasil pengolahan suatu industri manufaktur dibuat untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari. Dengan semakin berkembangnya
taraf hidup masyarakat, maka kebutuhan masyarakat juga semakin meningkat.
Tuntutan yang harus dipenuhi suatu industri manufaktur juga semakin meningkat.
Oleh karena itu, perlu dilakukan proses elektroplating untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Proses elektroplating ini dilakukan untuk melapisi suatu benda logam atau
nonlogam sehingga sifatnya menjadi tahan korosi. Proses elektroplating ini
biasanya dilakukan dengan melapisi benda tersebut dengan tembaga, nikel, dan
krom.

Kromium (Cr) digunakan untuk pelapisan tahap akhir pada proses elektroplating.
Digunakannya logam kromium dalam proses elektroplating adalah selain karena
sifatnya yang tahan korosi, krom juga digunakan untuk memperindah tampilan
suatu benda karena membuat permukaan benda menjadi keras dan mengkilat.
Salah satu ciri khas krom adalah warnanya yang putih kemilau.

 RUANG LINGKUP
 Karakteristik logam kromium
Kromium (Cr) merupakan unsur yang terletak pada golongan transisi VI B.
Kromium merupakan logam yang tidak dapat ditemukan dalam bentuk unsur atau
senyawa, tetapi kromium dapat ditemukan dalam bentuk paduan, biasanya berupa
bijih kromium. Kromium memiliki sifat keras dan berkilau sehingga banyak
digunakan untuk pelapisan benda.

 Proses elektroplating
Proses elektroplating dilakukan dengan prinsip elektrokimia dengan menggunakan
anoda dan katoda. Anoda merupakan logam yang digunakan untuk melapisi benda
lainnya, dalam hal ini krom digunakan sebagai anoda. Katoda merupakan objek
benda yang akan dilapisi, dapat berupa baja, plastik, dan lain-lain. Anoda
dihubungkan dengan kutub positif sumber listrik, sedangkan katoda dihubungkan
dengan kutup negatif sumber listrik. Anoda dan katoda sama-sama dimasukkan ke
dalam suatu wadah yang diisi dengan suatu cairan elektrolit yang berfungsi untuk
menghantarkan listrik.

 Kegunaan logam kromium dalam elektroplating


Logam kromium digunakan pada tahap akhir proses elektroplating, digunakan
untuk meningkatkan sifat fisik dan mekanik benda yang dilapisi. Selain itu, sesuai
dengan sifatnya maka logam kromium bermanfaat untuk membuat suatu benda
menjadi tahan korosi dan juga memperindah tampilannya menjadi keras dan
berkilau.

BAB II
PEMBAHASAN

 PENGENALAN KROMIUM
Kromium (Cr) merupakan unsur logam yang bersifat keras, berkilau, dan berwarna
perak atau abu-abu. Akan tetapi, kromium tidak ditemukan dalam bentuk unsur
atau senyawa. Kromium ditemukan dalam bentuk paduan, yang paling banyak
ditemukan dalam bentuk bijih kromium (PbCrO4) yang berwarna merah dan dapat
digunakan pada cat minyak sebagai pigmen merah.
Meskipun senyawa kromium beracun, tetapi kromium banyak digunakan dalam
berbagai bidang, misalnya dalam bidang biologi kromium diperlukan dalam
metabolisme glukosa, dalam bidang kimia kromium digunakan sebagai katalis,
dalam industri tekstil kromium digunakan sebagai mordants, dan isotop kromium
digunakan untuk aplikasi medis.

 SEJARAH PENEMUAN KROMIUM


Kromium pertama kali ditemukan tahun 1797 oleh seorang Perancis bernama
Louis-Nicholas Vauquelin. Vauquelin menganalisis zamrud dari Peru dan
menemukan bahwa warna hijau pada zamrud karena adanya unsur kromium. Nama
kromium berasal dari bahasa Yunani “kroma” yang berarti warna. Sekitar 1-2
tahun kemudian seorang kimiawan Jerman bernama Tassaert menemukan
kromium dalam bijih kromit (Fe(CrO2)2) yang merupakan sumber utama kromit
hingga sekarang. Pada pertengahan abad ke-18 seorang analisis dari Siberia
menunjukkan bahwa kromium terdapat cukup banyak dalam senyawa PbCrO4.
Paten pertama untuk pengguaan kromium dalam baja diberikan pada tahun 1865.
Pada saat pengembangan produksi kromium awal tahun 1900-an, sudah dilakukan
finishing logam dengan menggunakan kromium, dan ditemukan stainless steel
yang pembuatannya juga menggunakan kromium.

 SUMBER KROMIUM
Kromium tidak dapat ditemukan sebagai logam bebas di alam. Kromium
ditemukan dalam bentuk bijih kromit dan senyawa PbCrO4 yang banyak ditemukan
di Rusia, Brazil, Amerika Serikat, dan Tasmania. Kromium juga dapat ditemukan
di matahari, meteorit, kerak batu, dan air laut.
Kromium juga dapat dihasilkan melalui proses isolasi laboratorium. Sumber yang
paling berguna adalah bijih kromit atau Fe(CrO2)2. Oksidasi bijih ini dilakukan
melalui udara dalam cairan alkali dengan memberikan natrium kromat (Na2CrO4),
kemudian dikonversi menjadi Cr(III) oksida (Cr2O3) dengan ekstraksi ke dalam air,
curah hujan, dan direduksi dengan karbon. Oksida tersebut kemudian dikurangi
lagi dengan aluminium atau silikon untuk membentuk logam kromium. Selain itu,
isolasi jenis lain yang dapat digunakan untuk menghasilkan krom adalah melalui
proses elektroplating. Proses ini melibatkan pembubaran Cr2O3 dalam asam sulfat
untuk memberikan suatu elektrolit yang digunakan untuk elektroplating krom.
Kromium dihasilkan dalam dua bentuk yaitu ferokromium dan kromium murni.
Ferokromium merupakan suatu paduan yang mengandung Fe, Cr, dan C.
Ferokromium diperoleh melalui reduksi kromit oleh C menjadi paduan
ferokromium yang mengandung karbon. Ferokromium banyak digunakan dalam
pembuatan stainless steel.

Kromium murni jarang digunakan karena sifatnya rapuh. Logam tersebut


digunakan untuk membentuk paduan bukan besi. Oleh karena itu, Cr2O3 dilarutkan
dalam H2SO4dan diletakkan secara elektrolitik pada permukaan logam, sehingga
dapat digunakan untuk melindungi logam dari korosi dan memberikan tampilan
yang mengkilat.
 SIFAT FISIK DAN KIMIA KROMIUM
Sifat fisik kromium dilampirkan pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2

Konfigurasi elektron kromium menyimpang dari diagram Aufbau. Dibandingkan


dengan molibdenum dan wolfram, kromium lebih mudah bereaksi dengan asam
non oksidator untuk menghasilkan Cr(III), tetapi dengan asam oksidator reaksinya
menjadi terhambat karena terbentuknya lapisan kromium(III) oksida. Kromium
mempunyai tingkat oksidasi yang sangat bervariasi, sehingga logam kromium
banyak membentuk persenyawaan. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan logam
golongan VI B pada tingkat oksidasi rendah tidak stabil dengan naiknya nomor
atom.

Senyawa-senyawa oksida kromium seperti Cr2O3 dan Cr(OH)3 bersifat amfoterik.


Hal ini disebabkan oleh sifat basa oksida dan hidroksida kromium menurun dengan
naiknya tingkat oksidasi. Sama seperti CrO3 yang mempunyai tingkat oksidasi
lebih tinggi lebih bersifat asam. Cr(VI) mempunyai jari-jari ionik lebih pendek dan
rapatan muatan lebih tinggi sehingga mempunyai kecenderungan yang lebih besar
sebagai akseptor pasangan elektron. Karakteristik beberapa oksida kromium
ditunjukkan pada Tabel 4.3.
Kromium trioksida bersifat sangat asam dan bereaksi dengan basa menghasilkan
kromat (CrO4–). Penurunan pH dengan penambahan asam ke dalam larutan kromat
mulanya mengakibatkan kondensasi unit-unit tetrahedron CrO4 menjadi ion
dikromat Cr2O72- dan kondensasi lebih lanjut menghasilkan endapan CrO3.
Sifat kimia kromium dilampirkan pada Tabel 4.4.

 KEGUNAAN KROMIUM
Beberapa kegunaan kromium antara lain sebagai berikut :

1. Untuk mengeraskan baja, pembuatan stainless steel, dan membentuk paduan.


2. Untuk menghasilkan permukaan yang indah dan keras dalam plating, serta
untuk mencegah korosi.
3. Untuk memberi warna hijau pada kaca zamrud.
4. Dalam industri tekstil, kromium digunakan sebagai mordants (penguat warna).
5. Sebagai pigmen merah untuk cat minyak, khususnya senyawa PbCrO4.
6. Untuk pembuatan batu permata yang berwarna, biasanya diperoleh dari kristal
aluminium oksida yang dimasukkan kromium sehingga menghasilkan warna
merah.
7. Bahan baku pembuatan kembang api, diperoleh dari hasil pembakaran
amonium dikromat ((NH4)2Cr2O7) yang berisi pellet dari raksa tiosianat
(HgCNS).
 PELAPISAN KROM
Dalam teknologi pengerjaan logam, proses elektroplating merupakan proses
pengerjaan akhir (metal finishing). Secara sederhana, elektroplating dapat diartikan
sebagai proses pelapisan logam dengan menggunakan bantuan arus listrik dan
senyawa kimia tertentu untuk memindahkan partikel logam pelapis ke material
yang hendak dilapisi.

Pelapisan logam dapat berupa lapis seng (zink), galvanis, perak, emas, brass,
tembaga, nikel dan krom. Perbedaan utama dari pelapisan tersebut selain anoda
yang digunakan, yaitu larutan elektrolitnya.

Proses elektroplating mengubah sifat fisik, mekanik, dan sifat teknologi suatu
material. Contoh perubahan fisik adalah bertambahnya daya tahan material
terhadap korosi dan bertambahnya kapasitas konduktivitasnya. Contoh perubahan
mekanik adalah perubahan kekuatan tarik maupun tekan dari suatu material
sesudah mengalami pelapisan. Tujuan pelapisan logam adalah untuk meningkatkan
sifat teknik atau mekanik dari suatu logam, melindungi logam dari korosi, dan
memperindah tampilan (dekoratif).

Pelapisan krom merupakan suatu perlakuan akhir dalam proses elektroplating


dengan menggunakan kromium. Pelapisan krom dapat dilakukan pada berbagai
jenis logam, seperti besi, baja, atau tembaga. Pelapisan krom juga dapat dilakukan
pada plastik atau benda lain yang bukan logam, tetapi benda tersebut harus dicat
terlebih dahulu dengan cat yang mengandung logam sehingga dapat mengalirkan
listrik.

Prinsip dasar pelapisan krom adalah perpindahan partikel dari plat anoda dengan
plat katoda melalui media larutan kimia atau disebut juga larutan elektrolit. Anoda
merupakan terminal positif yang dihubungkan dengan kutub positif dari sumber
arus litrik. Katoda merupakan benda kerja yang akan dilapisi, dihubungkan dengan
kutub negatif dari sumber arus listrik. Larutan elektrolit merupakan larutan yang
molekulnya dapat larut dalam air dan terurai menjadi partikel-partikel yang
bermuatan positif atau negatif. (Prinsip dasar pelapisan krom dapat dilihat pada
lampiran Gambar 6.1)

Larutan krom platting dipublikasikan pada tahun 1856 oleh Dr. Guther di
Gottingen, Jerman bahwa larutan krom platting yang digunakannya mengandung
asam kromat, yang mungkin mengandung sedikit endapan sulfat. Karena endapan
sulfat yang tidak ikut dipublikasikan, maka penggunaan asam kromat banyak
mengalami kegagalan sampai 40 tahun berikutnya. Pada tahun 1924, Profesor C.
Fink dan asisten-asistennya menghasilkan percobaan yang menggunakan asam
kromat sebagai larutan dasarnya, dicampur dengan sedikit ion sulfat atau fluorit
kompleks yang berfungsi sebagai katalis. Larutan tersebut digunakan hingga saat
ini.

Sifat-sifat pelapisan krom :

 Warna putih kemilau


 Reflektivitas tinggi
 Resistan kusam/pudar yang baik
 Resistan karat sempurna
 Tahan gores sempurna
Hal yang paling penting dalam sifat pelapisan krom adalah warna putih kemilau.
Pemantulan cahaya yang tinggi dan selalu mengkilap selama penggunaan
disebabkan karena krom memiliki ketahanan tarnish yang tinggi. Krom juga
memiliki resistansi korosi yang sangat baik karena logamnya tidak bereaksi secara
kimia terhadap kelembaban udara, oksigen atau konsentrasi normal oleh
kontaminan di atmosfer.

Langkah-langkah pelapisan krom :

1. Lapis tembaga, merupakan lapisan pertama dalam teknik pelapisan krom yang
berfungsi untuk meningkatkan kekuatan rekatan krom. Lapis tembaga dapat
diganti dengan lapis brass, karena brass memiliki senyawa logam yang sama
dengan tembaga dan tidak mempengaruhi hasil kerja.
2. Lapis nikel, menjadikan logam yang dilapisi tahan karat dan memberi dasar
yang mengkilap terhadap lapisan krom.
3. Lapis krom, menyempurnakan ketahanan logam yang sudah dilapisi nikel
terhadap karat dan menambah keindahan logam.
Pelapisan krom menggunakan bahan dasar asam kromat dan asam sulfat sebagai
pemicu arus, dengan perbandingan yang umum digunakan yaitu 100:1 sampai
400:1. Asam kromat berwarna kuning kemerahan, berbentuk kristal, mudah larut
dalam air karena kelarutannya tinggi. Faktor lain yang sangat berpengaruh pada
proses pelapisan krom adalah temperatur cairan dan besar arus listrik yang
mengalir pada saat pelapisan. Temperatur pelapisan bervariasi antara 35 ºC sampai
dengan 60 ºC, sementara besar arus listrik antara 18 A/dm2 sampai 27 A/dm2.
Elektroda yang digunakan pada pelapisan krom adalah timbal (Pb) sebagai anoda
(kutub positif) dan benda yang akan dilapisi sebagai katoda (kutub negatif). Jarak
antar elektroda antara 9 cm sampai 29 cm. Sumber listrik yang digunakan adalah
arus searah antara 10-25 Volt, atau bisa juga menggunakan aki mobil.

Skema proses elektroplating dapat dilihat pada Gambar 6.2.

Perpindahan ion logam dilakukan dengan bantuan arus listrik melalui larutan
elektrolit sehingga ion logam dapat mengendap pada benda padat atau katoda yang
akan dilapisi. Ion logam dapat diperoleh dari larutan elektrolit maupun dari
pelarutan anoda logam di dalam elektrolit. Pengendapan terjadi pada benda kerja
yang berlaku sebagai katoda.

Reaksi yang terjadi pada katoda :

 Pembentukan lapisan nikel


Ni (aq) + 2e– ® Ni (s)
2+

 Pembentukan gas hidrogen


2H+ (aq) + 2e– ® H2 (g)
 Reduksi oksigen terlarut
½O2 (g) + 2H+ ® H2O (l)
Reaksi yang terjadi pada anoda :

 Pembentukan gas oksigen


H2O (l) ® 4H+ (aq) + O2 (g) + 4e–
 Oksidasi gas hidrogen
H2 (g) ® 2H+ (aq) + 2e–
Pemakaian yang baik dan resistansi terhadap goresan merupakan faktor-faktor
yang penting dalam pemilihan logam kromium untuk pengerjaan akhir pada benda-
benda otomotif, pegangan pintu, atau benda kerja lainnya. Benda kerja pelapisan
krom antara lain :

 Baja (bumper mobil, aksesoris kendaraan, peralatan rumah tangga, perangkat


olahraga)
 Seng berbasis logam cor celup (gagang pintu, perangkat pembakaran)
 Plastik ABS, polypropilene, polysulfone (aksesoris kendaraan, perangkat
rumah tangga, pipa)
 Kuningan, perunggu (perangkat kelautan, pipa)
 Stainless steel (penutup kawat, aksesoris kendaraan)
 Besi
Diantara berbagai benda kerja pelapisan krom diatas, hanya stainless steel yang
dapat dilapis krom secara langsung. Sebagai contoh, bumper baja perlu lapis
pendahuluan dengan lapis nikel atau kombinasi tembaga dan nikel. Seng berbasis
logam cor celup dilapis dengan tembaga, kemudian 1 atau 2 kali lapis nikel,
terakhir diikuti dengan lapis krom. Plastik seperti ABS, polypropilene, dan
polysulfone yang telah dicetak menjadi benda-benda fungsional atau keperluan
dekorasi (seperti knop, teralis, dan trim interior), sebelum dilapisi dengan krom
perlu dilapisi elektrolisa tembaga atau nikel terlebih dahulu, selanjutnya lapis
elektrodeposit tembaga atau nikel, dan terakhir lapis krom. Paduan krom atau
stainless steel yang digunakan untuk hiasan otomotif mempunyai ketahanan korosi
yang baik.
Cara kerja pelapisan krom berdasarkan jenis logamnya dibagi menjadi 2 :

1. Logam penghantar listrik (baja, seng berbasis logam cor celup, kuningan,
perunggu, besi). Logam jenis ini dapat dilapisi dengan 3 langkah proses
pelapisan yaitu pelapisan tembaga, pelapisan nikel, dan pelapisan krom.
2. Logam yang daya induktivitasnya rendah (aluminium murni dan campuran).
Sebelum melakukan 3 langkah proses pelapisan pada logam jenis ini, perlu
diberikan lapisan tambahan seperti lapisan alumon, zinkcate, bondal dip, atau
lainnya.
Contoh hasil akhir proses elektroplating krom dapat dilihat pada lampiran Gambar
6.3.

BAB III
KESIMPULAN

 Kromium merupakan logam yang tidak dapat ditemukan dalam bentuk unsur
atau senyawa, tetapi dalam bentuk paduan yang biasanya berupa bijih kromium
(PbCrO4).
 Kromium memiliki sifat tahan karat dan putih berkilau sehingga digunakan
untuk melapisi logam lainnya yang ketahanan terhadap karatnya lebih rendah
atau melapisi bahan nonlogam sehingga dapat dialiri listrik dan memperindah
permukaannya.
 Proses pelapisan atau elektroplating dilakukan dengan menggunakan timbal
sebagai anoda, benda kerja yang akan dilapisi sebagai katoda, dan larutan
elektrolit berupa asam kromat dan asam sulfat untuk menghantarkan arus
listrik.
 Benda kerja yang biasanya dilapisi dengan proses elektroplating adalah besi,
baja, perunggu, tembaga, plastik, dan stainless steel. Stainless steel dapat
dilapisi krom secara langsung. Selain stainless steel, benda kerja lainnya perlu
melalui 3 langkah proses pelapisan yaitu pelapisan tembaga, pelapisan nikel,
kemudian terakhir pelapisan krom.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

BAB V
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 4.1 Sifat Fisik Kromium

Massa Jenis 7,15 g/cm3 (25 ºC)


Titik Lebur 2180 K, 1907 ºC, 3465 ºF
Titik Didih 2944 K, 2671 ºC, 4840 ºF
Entalpi Peleburan 20,5 kJ/mol
Panas Penguapan 339 kJ/mol
Entalpi Atomisasi 397 kJ/mol
Kapasitas Kalor (25 ºC) 23,25 J/mol.K
Konduktivitas Termal 94 W/m.K
Koefisien ekspansi termal linier 4,9 x 10-6 /K
Kepadatan 7,140 kg/m3
Volum Molar 7,23 cm3
Sifat Resistivitas Listrik 12,7 x 10-8 Ω.m
Tabel 4.2 Sifat Fisik Kromium

Karakteristik Cr
24

Massa atom relatif 51,996


Jari-jari atom (nm) 0,117
Jari-jari ion (pm) M+2, M+3, M+4, M+5,
M+6(Bilangan koordinasi 6) 73, 61.5, 55, 49, 44
Keelektronegatifan 1,6
Energi ionisasi (IE) kJ/mol 659
Kelimpahan (ppm) 122
Densitas (g/cm3) 7, 14

Potensial elektroda -0,56


M+2(aq) + 2e -> M(s) -0,41
M+3(aq) + e -> M+2(aq)
Tabel 4.3 Karakteristik Oksida Kromium

Tingkat
Oksidasi Oksida Hidroksida Sifat Ion Nama Warna
Kromo
+2 CrO Cr(OH2) Basa Cr 2+
kromium(II) Biru muda
Cr2+ atau Kromi atau Violet
+3 Cr2O3(hijau) Cr(OH)3 Amfoterik [Cr(H2O)6] kromium(III) hijau
3+
[Cr(OH)3]

Cr2O3(merah CrO2(OH)2 CrO42- Kromat Kuning


+4 tua) Cr2O5(OH)2 Asam Cr2O72- dokromat oranye
Tabel 4.4 Sifat Kimia Kromium

Nomor Atom 24
Massa Atom 51,9961 g/mol
Golongan, Periode, Blok VI B, 4, d
Konfigurasi elektron [18Ar] 3d54s1
Jumlah elektron tiap kulit 2, 8, 13, 1
Afinitas elektron 64,3 kJ/mol
Ikatan energi dalam gas 142,9 ± 5,4 kJ/mol
Panjang ikatan Cr-Cr 249 pm
Senyawa beracun dan mudah terbakar

Anda mungkin juga menyukai