Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH:
RENIP RUWINDHA SARY 1804019014
DOSEN PENGAMPU
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah dan
karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul Penentuan Parameter
Fsrmskokinetik Menggunakan Data Konsentrasi Obat Dalam Darah (Simulasi). Laporan ini diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat dalam melakukan praktikum selanjutnya . Penulis menyadari bahwa
penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, hal ini
dikarenakan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Atas segala kekurangan dan ketidak
sempurnaan laporan ini, penulis sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran yang bersifat
membangun kearah perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Cukup banyak kesulitan yang penulis
temui dalam penulisan ini, tetapi Alhamdullilah dapat penulis atasi dan selesaikan dengan baik. Akhir
kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan semoga amal baik yang
telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT.
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Farmakokinetik dianggap sebagai aspek farmakologi yang mencakup nasib obat
dalam tubuh, yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi.
Efektivitas suatu senyawa obat pada pemakaian klinik berhubungan dengan
farmakokinetikanya, dan farmakokinetik suatu senyawa dari suatu bentuk sediaan
ditentukan oleh ketersediaan hayatinya (biovailabilitasnya). Biovailabilitas adalah
persentaszat aktif dalam suatu produk obat yang tersedia dalam siskulasi sistemikdalam
bentuk utuh setelah pemberian obat tersebut, diukur dari kadarnya dalam darah terhadap
waktu atau dari ekskresinya dalam urin.
Rute pemberian obat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efek obat,
karena karakteristik lingkungan fisiologis anatomi dan biokimia yang berbeda pada
daerah kontak aobat dan tubuh karakteristik ini berbeda karena jumlah suplai darah yang
berbeda, tergantung dari rute pemberian obat.
B. Tujuan Percobaan
1. Menentukan kadar obat yang terdapat dalam sampel darah sukarelawan
2. Menentukan orede eliminasi obat yang diberikan
3. Menentukan model kompartemen
C. Manfaat
Mahasiswa mampu mentukan parameter farmakokinetika dari oat yang diberikan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori umum
Farmakokinetik atau kinetika obat adalah nasib obat dalam tubuh atau efek tubuh
terhadap obat. Farmakokinetik mencakup 4 proses, yaitu absorpsi, distribusi,
metabolisme dan ekskresi.
Adapun parameter farmakokinetik yang digunakan untuk mengetahui
bioavabilitas suatu obat adalah
1. Daerah Kurva (Area Under Curve) adalah integritasi batas obat di dalam darah
dari waktu t = 0 hingga t, dimana besar AUC berbanding lurus dengan jumlah
total obat yang diabsorbsi. AUC merupakan salah satu parameter untuk
menentukan biovailabilitas. Cara yang paling sederhana untuk menghitung AUC
adalah dengan metode trapezoid.
2. Volume distribusi adalah parameter farmakokinetik yang menggambarkan luas
dan intensitas distribusi obat dalam tubuh. Volume distribusi bukan merupakan
volume yang sesungguhnya dari ruang yang ditempati obat dalam tubuh, tetapi
hanya volume tubuh. Besarnya volume distribusi dapat digunakan sebabgai
gambaran tingkat distribusi obat dalam darah.
3. Konsentarsi Tingkat Puncak (Cp max) adalah konsentasi obat maksimun yang
diamati dalam plasma dan serum pemberian dosis obat jumlah obat biasanya
dinyatkan dalam batasan konsentasinya sehubungan dengan volume spesifik dari
darh, serum dan plasma.
4. Waktu puncak (t max) adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai level obat
maksimum dalam darah (t max). Serta parameter ini menunjukkan laju absorbsi
obat dari formulasi. Laju absorbsi obat, menentukan waktu diperlukan untuk
dicapai konsentrasi efek minimum dan dengan demikian untuk awal dari efek
farmakologis yang dikehendaki.
5. Waktu paruh obat (t½) adalah gambaran waktu yang dibutuhkan untuk suatu
level aktivitas obat dan menjadi separuh dari level asli atau level yang
dikehendaki.
6. Tetapan absorbsi (Ka) adalah parameter yang menggambarkan laju absorbsi
suaru obat, dimana agar suatu obat diabsorbsi mula-mula obat harus larut dalam
cairan.
7. Tetapan eliminasi (K) adalah parameter yang gambarkan laju eliminasi suatu obat
di dalam tubuh. Dengan ekskresinya obat dan metabolit obat, aktivitas dan
keberadaan obat dalam tubuh dapat dikatakan berakhir.
Farmakologi medis adalah ilmu mengenai zat-zat kimia (obat) yang
berinteraksi dengan tubuh manusia. Interaksi-interaksi ini dibagi menjadi dua jenis :
1. Farmakodinamik, yaitu efek obat terhadap tubuh.
2. Farmakokinetik, yaitu bagaimana tubuh mempengaruhi obat dengan
berlalunya waktu (yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi).
Ada banyak cara “pengiriman” obat atau memasukkannya kedalam tubuh. Ada
beragam “rute” mulai mnenelan melalui mulut (oral), ke kulit melalui permukaan
tubuh (topical), disuntikkan kebawah kulit (subkutan), disuntikkan langsung ke
pembuluh darah (intravena), atau disuntikkan langsung ke pembuluh darah
(intravena), atau disuntikkan pada otot (intramuskular).
Obat dapat diberikan secara oral atau parenteral (yakni melalui jalur
nongastrointestinal).
Parenteral, bukan melalui saluran pencernaan tatpi dengan penyntikkan lewat
jakur lain, seperti subkutan, intramuscular dan lain-lain.
Obat – obat parenteral diberikan melalui injeksi yang meliputi rute pemberian
secara intravena, intramuscular, subkutan, intratecal, dan intrarteri. Oleh karena itu,
obat - obat ini diinjeksikan secara kedalam jaringan atau aliran darah, setiap
kesalahan perhitungan dapat menyebabkan efek samping yang serius.
Bentuk sediaan parenteral (di usus) dapat berupa larutan, suspense, emulsi, dan
serbuk steril dalam air atau minyak.
Jika obat diberikan secara suntikkan intravena, maka obat masuk ke dalam darah
dan secara cepat terdistribusi kejaringan. Penurunan konsentasi obat dalam plasma
dari waktu ke waktu (yaitu kecepatan eliminasi obat) dapat diukur (kanan atas)
dengan mengambil sampel darah secara berulang. Pada awalnya seringkali konsentasi
menurun dengan cepat, namun kemudian kecepatan penurunan berkurang secara
progresif. kurva tersebut disebut eksponensial, dan hal ini berarti pada waktu tertentu
terjadi eliminasi fraksi konstan pada obat dalam satu satuan waktu. Banyak obat
menunjukkan suatu penurunan eksponensial dalam konsentarsi plasma karena
kecepatan kerja proses eliminasi obat biasanya proposional terhadap konsentasi obat
dalam plasma.
Proses yang terlibat adalah:
1. Eliminasi urin oleh filtrasi glomerulus
2. Metabolisme, biasanya oleh hati
3. Ambilah oleh hati dan selanjutnya eliminasi melalui empedu.
Suntikkan intravena obat langsung masuk kedalam sirkulasi dan tidak melewati
sawar absorbsi.
Segera sesudah infus dari pemberian bahan intravena, konsentasi obat dalam
darah maksimum, yang diindikasikan sebagai Cᵐᵃᵡ . untuk pemberian obat oral yang
di absorbsi kedalam darah lebih lambat dari pada dengan pemberian obat intraven,
hal ini memudahkan untuk mengumpulkan sampel darah pada variasi waktu setelah
pemberian dan mengamati kenaikkan konsentasi dari obat, atau hasil
biotransformasinya dan mencatat waktu yang dilewati, Tᵐᵃᵡ, untuk daerah
konsentrasi maksimum, Cᵐᵃᵡ, penggambaran konsentasi obat dengan waktu dan
mencocokkan point percobaan untuk memberikan garis lengkung tunggal pada
kecepatana yang konstan, k, dan waktu paruh, t½, pada hilangnya garis lengkung,
dengan pemberian AUC oleh Cᵐᵃᵡ. Yang mana tiap unit dari berat (mol) per unit
volume dikalikan oleh waktu.
b. Distribusi
Saat obat didistribusikan dalam tubuh, obat mengadakan kontak dengan sejumlah
membran. Obat-obatan melalui beberapa membran tetapi membran lainnya tidak. Ada
dua faktor yaitu (Olson, 2004) :
1. Faktor-faktor terkait obat
Faktor ini yang mempengaruhi absorbsi meliputi keadaan ionisasi, berat molekul,
kelarutan dan formulasi. Obat-obat yang kecil, tak terionisasi, larut dalam lemak
menembus membran plasma paling mudah.
2. Faktor-faktor terkait pasien
Faktor ini yang mempengaruhi absorbsi obat tergantung pada cara pemberiannya.
Sebagai contoh, adanya makanan dalam saluran pencernaan, keasaman lambung,
dan aliran darah ke saluran pencernaan mempengaruhi absorbsi obat-obatan oral.
c. Metabolisme
Selama obat mencapai sirkulasi umum (sistemik), konsentrasi obat dalam plasma
akan naik sampai maksimum. Pada umumnya absorbsi suatu obat terjadi lebih cepat
daripada eliminasi. Selama obat diabsorbsi ke dalam sirkulasi sistrmik, obat
didistribusikan kesemua jaringan dalam tubuh dan juga secara serentak dieliminasi.
Eliminasi sutu obat dapat terjadi melalui ekskresi atau biotransformasi atau kombinasi
dari keduanya (Shargel, 2012).
d. Eliminasi
Eliminasi adalah pengeluaran obat atau metabolitnya dari tubuh terutama
dilakukan oleh ginjal melalui air seni. Selain itu adapula beberapa cara lain yaitu
melalui kulit, paru-paru, empedu, dan juga usus (Tjay, 2002).
3. Pengertian Oral
Oral, pemberian obat melalui mulut member banyak keuntungan bagi pasien. Beberapa
obat yang diabsorbsi mulai dari lambung, usus duodenum. Sebagian besar obat diabsorbsi dari
daluran mengalami metabolism lintasan pertama di dalam hati, sebelum memasuki sirkulasi
sistemik melalui proses ADME (Harvey, 2013).
4. Kurva Rute pemberian Oral (Shargel, 2012).
[AUC]t~
t n
4) % AUC Ekstrapolasi = x 100 %
∑AUC
B. Uraian Obat
1. Sifat fisika dan kimia Asam Mefenamat
a. Rumus bangun :
METODELOGI PENELITIAN
BAB IV
PEMBAHASAN
Hasil
Data Asam Mefenamat
Seorang wanita dengan BB 50 kg diberikan Asam Mefenamat dengan dosis tunggal 250
mg. Cuplikkan darah diambil pada berbagai jarak waktu dan diperoleh data konsentrasi (Cp)
dalam fraksi plasma sebagai berikut :
T ( Jam ) Cp (µg/ml)
1 15,2
1,25 17,8
1,5 19,1
2 20,0
2,5 18,0
3 16,2
3,5 14,6
4 13,1
4,5 11,8
5 10,6
5,5 9,6
6 8,6
Orde 0 Orde 1
a = 24,9177 a = 3,4171
b = -2,8266 b = -0,2107
r = 0,9929 r = -0,9999
0,693
= 0,2107 = 3,2890 𝑗𝑎𝑚
K= -0,2107/jam
D0= 250 mg
𝜀𝑎𝑢𝑐 80,2125
𝑓= + = 0,8021
100 100
In cpt = incpo-k.t
Incp0 = 3,4171
Cmax = 20 mg/L
Tmax = 2 jam
Cl = k. vd
A. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakuka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kadar obat dalam daah sukarelawan adalah 20mg/L dengan waktu paruh 3, 289 jam dan
BA absolu1-0052 %
2. Ode eleminasi obat tersebut adalah mengikt orde 1
B. Saran
Diharapkan pada setiap praktikan untuk berani atau tidak takut menyentuh hewan coba
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM, 1979, “Farmakope Indonesia Edisi Ketiga”, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Harvey, Richard A, dan Champe Pamela C, 2013, Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 4, EGC
: Jakarta.
Malole, MBM., dan Pramono, CS., 1989, “Penggunaan Hewan – hewan Percobaan
Laboratorium”, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Olson James. 2004. Belajar Mudah Farmakologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Hal 5
Zulkarnain, A.K., Arundita, K., dan Triani, K., 2008, Pengaruh Penambahan Tween 80 dan Poli
Etilenglikol 400 terhadap Absorbsi Piroksikam Melalui Lumen Usus Insitu, Majalah
Farmasi Indonesia, Vol 19 (1).