Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar M1 Suku Bung PDF
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar M1 Suku Bung PDF
Fadli Ferdiansyah
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti
Email : fadli_f@gmail.com
Abstract
Inflation is one of the effects of a prolonged economic crisis that hit the country.
Inflation is a situation where there is an increase in general prices which
continuesover the long term. The purpose of this study was to determine the
effect of the money supply, interrst rate, deposit interest rate and exchange rate
(Rp/USD) of the inflation in 2006 – 2011.6
The result of this study suges that the suppy of money have no significant positive
effect on inflation. SBI rate have positive and significant effect on inflation.
Deposit have rate and no significant negative effect on inflation. Exchange Rate
have no significant negative effect on inflation.
Keywords : Money Supply, Interest Rates, Deposit Interest Rates, Exchange Rate
(IDR /USD), Multiple Linear Regression, Inflation
43
Media Ekonomi Vol. 19, No. 3, Desember 2011
44
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M1), Suku Bunga Sbi, Nilai Tukar Suku Bunga Deposito
Terhadap Tingkat Inflasi
memaksa Bank Indonesia harus menyerap nasional mulai memberikan hasil positif.
kelebihan liquiditas dimasyarakat melalui Pertumbuhan uang beredar yang melambat
kebijakan moneter kontraktif, yang dan suku bunga simpanan di perbankan yang
berakibat pada naiknya suku bunga dan tinggi telah mengurangi peluang dan hasrat
persoalan lain dipasar keuangan secara masyarakat dalam memegang mata uang
keseluruhan. Laju inflasi pernah mencapai asing sehingga tekanan depresiasi rupiah
77,63% pada tahun 1998 sementara suku berangsur surut. Inflasi mulai terkendali
bunga SBI berjangka waktu 1 bulan pada tahun 1999
mencapai 38.44% pada tahun yang sama. Sesuai dengan Undang-Undang No. 23
Menghadapi kondisi ketidakstabilan Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, tujuan
moneter tersebut, Bank Indonesia kemudian Bank Indonesia adalah mencapai dan
menerapkan kebijakan moneter yang ketat menjaga kestabilan nilai rupiah. Dalam hal
yaitu kebijakan sasaran besaran moneter. ini, kestabilan nilai rupiah mempunyai dua
Kebijakan moneter ketat tersebut tercermin dimensi, yaitu kestabilan nilai rupiah
pada pertumbuhan tahunan sasaran indikatif terhadap mata uang negara lain (disebut
uang primer yang terus ditekan dari level dengan nilai tukar atau kurs rupiah). Dalam
tertinggi 69,7% pada bulan September 1998 sistem nilai tukar mengambang yang dianut
menjadi 11,2% pada bulan Juni 1999. saat ini, nilai tukar rupiah ditentukan oleh
Kebijakan moneter ketat terpaksa dilakukan kekuatan permintaan dan penawaran di
karena pada periode itu ekspektasi inflasi pasar valuta asing, dan karenanya Bank
di tengah masyarakat sangat tinggi dan Indonesia tidak menargetkan atau berupaya
jumlah uang beredar meningkat sangat untuk mengarahkan per-kembangan nilai
pesat. Di tengah tingginya ekspektasi inflasi rupiah pada tingkat tertentu. Untuk itu
dan tingkat risiko memegang rupiah. sasaran akhir Bank Indonesia lebih
Upaya memperlambat laju per- diarahkan pada pencapaian laju inflasi yang
tumbuhan uang beredar telah mendorong rendah sesuai dengan kondisi perekonomian
kenaikan suku bunga domestik secara tajam. nasional. Berdasarkan uraian tersebut, maka
Suku bunga yang tinggi diperlukan agar peneliti ingin mengetahui pengaruh dari
masyarakat mau memegang rupiah dan tidak JUB (M1), SBI, Nilai Tukar, Suku Bunga
membelanjakannya untuk hal-hal yang tidak Deposito, terhadap inflasi di Indonesia
mendesak serta tidak menggunakannya periode 2006 – 2011.6
untuk membeli valuta asing. Upaya Berdasarkan latar belakang penelitian
pemulihan kestabilan moneter melalui diatas, permasalahan yang akan dibahas
penerapan kebijakan moneter ketat yang dalam studi ini adalah :
dibantu dengan upaya pemulihan 1. Bagaimana pengaruh JUB (M1)
kepercayaan masyarakat kepada perbankan Terhadap tingkat Inflasi di Indonesia?
45
Media Ekonomi Vol. 19, No. 3, Desember 2011
46
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M1), Suku Bunga Sbi, Nilai Tukar Suku Bunga Deposito
Terhadap Tingkat Inflasi
47
Media Ekonomi Vol. 19, No. 3, Desember 2011
ditimbulkan oleh adanya perang) yang Inflasi diimpor adalah inflasi yang
dibelanjai/ ditutup dengan mencetak bersumber dari kenaikan harga-harga
uang. barang yang diimpor. Inflasi ini akan
wujud apabila barang-barang impor
2. Menurut Sebabnya yangmengalami kenaikan harga
mempunyai peranan yang penting dalam
Menurut sumber atau penyebab
kegiatan pengeluaran per-usahaan. Satu
kenaikan harga-harga yang berlaku, inflasi
contoh yang nyata dalam hal ini adalah
biasanya dibedakan menjadi tiga (sadono
efek kenaikan harga minyak dalam tahun
sukirno, 2004: 333 - 337), yaitu:
1970an kepada perekonomian negara-
1. Demand Pull Inflation.
negara barat dan negara-negara
Inflasi ini biasanya terjadi pada masa pengimpor minyak lainnya. Minyak
perekonomian berkembang dengan pesat.
penting artinya dalam proses produksi
kesempatan kerja yang tinggi barang-barang industri. Maka kenaikan
menciptakan tingkat pendapatan yang
harga minyak tersebut menaikkan biaya
tinggi yang selanjutnya menimbulkan produksi dan kenaikan biaya produksi
pengeluaran yang melebihi kemampuan
mengakibatkan kenaikan harga-harga,
ekonomi mengeluarkan barang dan jasa. kenaikan harga-harga tersebut meng-
pengeluaran yang berebihan
akibatkan masalah stagflasi (inflasi ketika
menimbulkan inflasi. pengangguran adalah tinggi diberbagai
2. Inflasi Desakan Biaya (Cost Push Inflation) Negara) (Sadono sukirno, 2004).
Inflasi ini terutama berlaku dalam masa Berdasarkan Parah Tidaknya Inflasi
perekonomian berkembang dengan pesat terbagi menjadi :
ketika tingkat pengangguran sangat 1. Inflasi ringan (dibawah 10% setahun)
rendah. Apabila perusahaan masih 2. Inflasi sedang (antara 10%-30% setahun)
menghadapi permintaan yang bertambah, 3. Inflasi berat (antara 30%-100% setahun)
mereka akan berusaha menaikkan 4. Hiperinflasi ( diatas 100% setahun )
produksi dengan cara memberikan gaji
dan upah yang lebih tinggi kepada 4. Menurut Asalnya
pekerjanya dan mencari pekerja baru
Penggolongan Inflasi :
dengan tawaran pembayaran yang lebih
1. Domestic Inflation
tinggi ini. Langkah ini mengakibatkan
Inflasi yang berasal dari dalam negeri
biaya produsi meningkat, yang akhirnya
sendiri ini timbul antara lain karena
akan menyebakan kenaikan harga-harga
defisit anggaran belanja yang dibiayai
berbagai barang (sadono sukirno, 2004).
dengan percetakan uang baru, atau bisa
3. Inflasi Diimpor
juga disebabkan oleh gagal panen.
48
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M1), Suku Bunga Sbi, Nilai Tukar Suku Bunga Deposito
Terhadap Tingkat Inflasi
49
Media Ekonomi Vol. 19, No. 3, Desember 2011
50
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M1), Suku Bunga Sbi, Nilai Tukar Suku Bunga Deposito
Terhadap Tingkat Inflasi
BI rate digunakan sebagai acuan dalam tingkat bunga ini dapat mengurangi
pelaksanaan operasi pengendalian moneter profitabilitas perusahaan sehingga dapat
untuk mengarahkan agar rata-rata memberikan pengaruh terhadap harga
tertimbang suku bunga SBI 1 bulan hasil saham perusahaan yang bersangkutan.
lelang operasi pasar terbuka berada di Selain kenaikan beban bunga, tingkat suku
sekitar BI rate, Selanjutnya suku bunga SBI bunga SBI yang tinggi dapat menyebabkan
1 bulan diharapkan mempengaruhi suku investor tertarik untuk memindahkan
bunga pasar uang antar bank dan suku bunga dananya ke deposito. Hal ini terjadi karena
jangka yang lebih panjang. Perubahan BI kenaikan tingkat suku bunga SBI akan
rate (SBI tenor 1 bulan) ditetapkan secara diikuti oleh bank-bank komersial untuk
konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25 menaikkan tingkat suku bunga simpanan.
basis poin (bps). Apabila tingkat suku bunga deposito lebih
BI rate ditetapkan oleh dewan gubernur tinggi dari tingkat pengembalian yang
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai diharapkan oleh investor, tentu investor akan
berikut : mengalihkan dananya ke deposito. Terlebih
lagi investasi di deposito sendiri merupakan
1) Rekomendasi BI rate yang dihasilkan
salah satu jenis investasi yang bebas resiko.
oleh fungsi reaksi kebijakan dalam model
Pengalihan dana oleh investor dari pasar
ekonomi untuk pencapaian sasaran inflasi
modal ke deposito tentu akan meng-
2) Berbagai informasi lainnya seperti akibatkan penjualan saham besar-besaran
indikator makro ekonomi, survey, sehingga akan menyebabkan penurunan
pendapat ahli, hasil-hasil riset ekonomi, indeks harga saham. Bagi masyarakat
dll. sendiri, tingkat suku bunga yang tinggi
Saat ini Bank Indonesia menggunakan berarti tingkat inflasi di negara tersebut
tingkat suku bunga SBI sebagai salah satu cukup tinggi. Dengan adanya inflasi yang
instrumen untuk mengedalikan inflasi. tinggi akan menyebabkan berkurangnya
Apabila inflasi dirasakan cukup tinggi maka tingkat konsumsi riil masyarakat sebab nilai
Bank Indonesia akan menaikkan tingkat uang yang dipegang masyarakat berkurang.
suku bunga SBI untuk meredam kenaikan Ini akan menyebabkan konsumsi masyarakat
inflasi. Perubahan tingkat suku bunga SBI atas barang yang dihasilkan perusahaan akan
akan memberikan pengaruh bagi pasar menurun pula. (Sunariyah,2006)
modal dan pasar keuangan. Apabila tingkat
suku bunga naik maka secara langsung akan Hubungan Suku Bunga SBI dan
meningkatkan beban bunga. Perusahaan Pengaruh Terhadap Inflasi
yang mempunyai leverage yang tinggi akan
mendapatkan dampak yang sangat berat Hubungan suku bunga SBI dan inflasi
terhadap kenaikan tingkat bunga. Kenaikan dijelaskan dengan menggunakan hipotesa,
51
Media Ekonomi Vol. 19, No. 3, Desember 2011
52
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M1), Suku Bunga Sbi, Nilai Tukar Suku Bunga Deposito
Terhadap Tingkat Inflasi
dilakukan spekulan, maka semakin besar Hubungan Nilai Tukar Dan Pengaruh
permintaan terhadap valuta asing Terhadap Inflasi
sehingga memperlemah mata uang lokal Perubahan nilai tukar ini perlu dicermati
relatif terhadap mata uang asing. lebih seksama bagaimana kejutan nilai tukar
akan mempengaruhi perekonomian dan
Dari sisi penawaran terhadap 2 faktor inflasi. Perubahan nilai tukar ini tentunya
utama yang mempengaruhi penawaran akan berimplikasi terhadap karakteristik
valuta asing: fluktuasi nilai tukar dan pengaruhnya
1. Penerimaan Hasil Ekspor, semakin besar terhadap perekonomian terbuka. Rupiah
penerimaan ekspor barang-barang dan mendapatkan tekanan-tekanan depresiatif
jasa-jasa, semakin besar jumlah valuta yang sangat besar diawali dengan krisis nilai
asing yang diterima oleh suatu negara tukar. Nilai tukar rupiah secara simultan
sehingga mata uang lokal akan menguat mendapat tekanan yang cukup berat karena
(apresiasi) terhadap mata uang asing. besarnya capital outflow akibat hilangnya
2. Faktor Aliran Modal masuk (Capital kepercayaan investor asing terhadap
Inflow), semakin besar aliran modal prospek perekonomian Indonesia. Tekanan
masuk, nilai tukar mata uang lokal terhadap nilai tukar tersebut diperberat lagi
cenderung menguat. Aliran Modal masuk dengan semakin maraknya kegiatan.
tersebut dapat berupa penerimaan hutang sehingga sejak krisis berlangsung nilai tukar
luar negeri, penempatan dana jangka mengalami depresiasi hingga mencapai 75
pendek oleh asing (portfolio investment) persen.
dan investasi asing langsung (foreign Melemahnya nilai tukar telah
direct invsetment). Besarnya aliran modal menyebabkan kenaikan yang tinggi pada
masuk teutama dipengaruhi oleh harga barang-barang yang mengandung
perbedaan suku bunga dalam negeri komponen impor. Pada sisi fiskal, depresiasi
dengan luar negeri (interest rate diffetial) rupiah yang tajam telah mengakibatkan
Semakin tinggi perbedaan suku bunga pengeluaran pemerintah meningkat
dalam negeri dengan luar negeri, semakin Keterkaitan antara nilai tukar dan inflasi
besar kecenderungan aliran modal masuk akan semakin jelas ketika terjadi perubahan
ke suatu negara. Selain itu, tingkat resiko sistem nilai tukar dari sistem nilai tukar
dan sentimen pasar juga mempengaruhi mengambang terkendali (managed floating
keputusan investor untuk menanamkan exchange rate) ke sistem nilai tukar
dana di suatu negara. Negara yang mengambang bebas (free floating exchange
memiliki resiko penanaman yang tinggi rate). Inflasi yang diukur dengan indeks
pada umumnya cenderung dihindari oleh harga konsumen mengalami trend kenaikan
investor. yang lebih tajam ketika diberlakukan free
53
Media Ekonomi Vol. 19, No. 3, Desember 2011
floating exchange rate sejak kuartal kedua tukar, perubahan jumlah uang beredar,
tahun 1997. memberikan respon terhadap pengaruh
perubahan inflasi.
Hubungan Suku Bunga Deposito dan Dari analisa Regresi Liner Berganda.
Pengaruh Terhadap Inflasi hasil nilainya menyatakan bahwa kejutan
inflasi menjadi penjelas terbesar fluktuasi
Naiknya harga barang- barang dan jasa
perubahan suku bunga SBI terhadap inflasi.
diikutin penurunan nilai mata uang
pengaruh kejutan perubahan inflasi terhadap
menyebabkan kecenderungan masyarakat
fluktuasi perubahan semakin menurun
untuk menabung menurun, mereka lebih
namun tetap memberikan pengaruh yang
suka menggunakan uang mereka untuk
besar. Pada perubahan inflasi memberikan
kegiatan konsumsi dibandingkan menaruh
pengaruh yang kecil dalam menjelaskan
uang mereka di bank dengan tingkat suku
variasi perubahan nilai tukar, perubahan
bunga yang tetap.
jumlah uang beredar. Namun pada
Kenaikkan tingkat inflasi yang terus
kemampuan kejutan inflasi tersebut semakin
menerus sementara suku bunga bank tetap
meningkat. Dalam kecepatan penyesuaian
membuat masyarakat lebih memlilih asset
nilai tukar cukup besar dan signifikan untuk
riil (membeli tanah, barang mewah, rumah
kembali ke keseimbangannya. Dengan
dan sebagainya) dibandingkan asset nominal
menggunakan Regresi Linier Berganda juga
mereka, karena kegiatan tersebut menjamin
menunjukan bahwa jumlah uang beredar,
nilai uang terhadap inflasi di masa yang akan
suku bunga SBI, nilai tukar dan mempunyai
datang. Artinya, kenaikan inflasi membuat
kontribusi yang cukup signifikan dalam
masyarakat enggan menyimpan uangnya di
mempengaruhi inflasi di Indonesia.
bank, mereka lebih senang membelanjakan
Julaihah dan Insukindro (2004)
uangnya untuk kebutuhan konsumsi maupun
menyatakan bahwa inflasi sangat
meng-investasikan uang mereka untuk
mempengaruhi pergerakan jumlah uang
membeli barang yang dimasa yang akan
berdar, suku bunga SBI dan nilai tukar.
menimbulkan keuntungan, atau melakukan
Bahkan, pengaruh inflasi mampu memberi
kegiatan yang dapat menjamin nilai uang
kontribusi dalam menjelaskan variabilitas
terhadap kemerosotan.
pertumbuhan ekonomi meskipun dalam
jangka panjang. Selanjutnya, Nuryati,
Penelitian Sebelumnya
Siregar dan Ratnawati (2006) menyatakan
Penelitian yang dilakukan oleh Nova suku bunga SBI hanya berpengaruh pada
Riana (2008), dengan meninjau dari analisa sangat kecil terhadap nilai tukar dan tingkat
Regresi Liner Berganda ditemukan bahwa harga. Walaupun terdapat beberapa
perubahan suku bunga SBI, perubahan nilai penelitian terdahulu mengenai dampak
54
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M1), Suku Bunga Sbi, Nilai Tukar Suku Bunga Deposito
Terhadap Tingkat Inflasi
JUB (MI)
NILAI TUKAR
TINGKAT
INFLASI
SBI
DEPOSITO
Gambar 1
Model Hubungan
55
Media Ekonomi Vol. 19, No. 3, Desember 2011
2. Jumlah Uang Beredar (M1) dilam- SBI tersebut akan menyerap kelebihan
bangkan sebagai variabel bebas uang primer yang ada di masyarakat.
(independent variable) Variabel ini dinyatakan dalam persen.
3. Suku Bunga SBI (SBI Rate) 5. Tingkat inflasi
dilambangkan sebagai variabel bebas Variabel ini merupakan hasil dari tingkat
(independent variable). harga barang jasa. Variabel ini dinyatakan
4. Suku Bunga Deposit dilambangkan dengan satuan persen.
sebagai variabel bebas (independent
variable). Teknik Pengumpulan Data
5. Nilai Tukar Rp/US$ (KURS) dilambang Data yang digunakan dalam penelitian
sebagai variabel bebas (independent ini adalah data sekunder dari Bank
variable). Indonesia, dari tahun 2006-2011.6. Data
diambil dari situs resmi Bank Indonesia.
Adapun deskripsi dari variabel dalam
penelitian ini adalah : Metode Analisis
1. Jumlah Uang Beredar (M1) penelitian ini dilakukan dengan
Variabel ini merupakan jumlah uang menggunakan metode Regresi Linier
beredar di masyarakat dalam arti sempit Berganda. ini terdapat beberapa tahap
(M1) meliputi uang kartal dan uang giral. pengujian yang harus dilakukan terlebih
Variabel ini dinyatakan dengan satuan dahulu, yaitu meliputi uji uji autokorelasi,
milyar uji heterokedastisitas unit roots test.
2. Suku Bunga Deposit
Variabel ini merupakan suku bunga 1. Uji Hipotesa
simpanan berjangka. Variabel ini Uji hipotesa adalah prosedur yang
dinyatakan dalam persen. memungkinkan keputusan dapat dibuat,
3. Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar yaitu keputusan untuk menolak atau
Variabel ini merupakan nilai tukar rupiah menerima hipotesis yang sedang diuji.
terhadap dollar karena mekanisme Hipotesa yang akan diuji akan diberi simbol
penukaran valas tersebut. Variabel ini Ho / hipotesis nol dan Ha / Hipotesis
dinyatakan dengan satuan rupiah per alternatif. Ha secara otomatis akan
dollar. menerima apabila Ho ditolak.
4. Suku Bunga SBI Dimisalkan hipotesis sebagai berikut:
Variabel ini dalam kebijakan moneter • Ho = Bahwa variabel independent tidak
merupakan instrument moneter dalam memiliki pengaruh yang signifikan
pengendalian tingkat inflasi. Suku Bunga terhadap variabel dependen
56
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M1), Suku Bunga Sbi, Nilai Tukar Suku Bunga Deposito
Terhadap Tingkat Inflasi
57
Media Ekonomi Vol. 19, No. 3, Desember 2011
58
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M1), Suku Bunga Sbi, Nilai Tukar Suku Bunga Deposito
Terhadap Tingkat Inflasi
Dibawah ini merupakan statistik rata – rata yang didapat dari 66 observasi
deskriptif dari variabel-variabel yang adalah sebesar 8.5018% dan standar deviasi
digunakan: sebesar 2.04015%. Varibel M1 mempunyai
Tabel 1
Statistik Deskriptif
59
Media Ekonomi Vol. 19, No. 3, Desember 2011
Tabel 2
Keputusan Uji Autokorelasi
Gambar 2
Uji Autokorelasi
60
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M1), Suku Bunga Sbi, Nilai Tukar Suku Bunga Deposito
Terhadap Tingkat Inflasi
Tabel 3
Hasil Uji Autokorelasi
n K1 DI Du 4- du 4- dl Dw Kesimpulan
n = jumlah observasi
K1 = jumlah variable bebas tidak termasuk konstanta
Tabel 4
Hasil Uji Autokorelasi
mempunyai jumlah observasi sebesar 65, melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
dengan jumlah variable bebas sebesar 4. diagonal dari grafik normal. Dasar
Maka didapat nilai batas bawah (dl) sebesar pengambilan keputusan berdasarkan Grafik
1,315, dengan batas atas (du) sebesar 1,568.
Normal P-P Plot:
Hasil uji durbin watson statistik didapat
sebesar 1,617, berada diarea du< dw <4-du, Jika data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis
atau berada diarea tidak ada autokorelasi.
Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada diagonalnya, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh
auto korelasi pada model regresi yang
digunakan. dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah
61
Media Ekonomi Vol. 19, No. 3, Desember 2011
Gambar 3
Uji Autokorelasi
garis diagonal, maka model regresi tidak Dari hasil uji normalitas diatas diketahui
memenuhi asumsi normalitas. bahwa data di sekitar garis diagonal dan
Dasar pengambilan keputusan uji mengikuti arah garis diagonalnya, maka
normalitas Kolmogorov-Smirnov Test model regresi memenuhi asumsi normalitas.
dengan melihat nilai signifikansi: Berdasarkan table diatas, dapat diketahui
bahwa normalitas model regresi memiliki
Jika signifikansi > 0,05, maka model
signifikansi > 0.05, maka H0 diterima yang
regresi mempunyai standar error yang
berarti model regresi yang digunakan
normal.
mempunyai standar error yang normal.
Jika signifikansi < 0,05, maka model
regresi mempunyai standar error yang
tidak normal.
Gambar 4
Hasil Uji Normalisasi
62
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M1), Suku Bunga Sbi, Nilai Tukar Suku Bunga Deposito
Terhadap Tingkat Inflasi
Tabel 5
Uji Multikolinearitas
Tabel 6
Uji Heteroskedastisitas
63
Media Ekonomi Vol. 19, No. 3, Desember 2011
informasi yang dibutuhkan untuk mem- 0.153 artinya jika suku bunga deposio naik
prediksi variasi variabel dependen. maka inflasi turun dan sebaliknya jika suku
(Ghozali, Aplikasi analisis multivariate bunga deposito turun maka inflasi naik.
dengan program SPSS, 2002). Sedangkan besarnya nilai pengaruh suku
Dari hasil pengujian regresi didapat nilai bunga deposito terhadap inflasi -0.153
adjusted R² adalah 0,318. Artinya seluruh artinya suku bunga deposito naik 1% maka
variabel independen yang terdiri dari suku inflasi akan turun sebesar 0.153%.
bunga deposito, kurs, SBI dan M1 mampu sedangkan tingkat signfikan inflasi dengan
menjelaskan variasi dari variabel dependen tingkat suku bunga deposito ditujukan
yaitu inflasi sebesar 31.8% sedangkan dengan probabilitas sebesar 0.783 > 0.05
sisanya dapat dijelaskan oleh faktor-faktor artinya suku bunga deposito tidak
lain yang tidak diikut sertakan dalam berpengaruh signifikan terhadap inflasi.
pengujian.
Hipotesis 2
e. Uji Statistik
H0 : kurs tidak berpengaruh terhadap inflasi
1. Uji t (Pengujian Hipotesa)
Ha : kurs berpengaruh terhadap inflasi.
Untuk menguji hipotesa dilakukan
pengujian secara parsial untuk melihat Dari pengujian regresi berganda dapat
signifikansi dari hubungan masing-masing dilihat bahwa kurs mempunyai pengaruh
variabel independen terhadap variabel negative sebesar -0.0002 artinya jika kurs
dependen dengan mengasumsikan variabel naik maka inflasi turun dan sebaliknya jika
lain adalah konstan. kurs turun maka inflasi naik. Sedangkan
besarnya nilai pengaruh kurs terhadap inflasi
-0.0002 artinya kurs 1% maka inflasi akan
turun sebesar 0.0002%. sedangkan tingkat
signfikan inflasi dengan kurs ditujukan
dengan probabilitas sebesar 0.715 > 0.05
artinya kurs tidak berpengaruh signifikan
Hipotesis 1 terhadap inflasi.
H0: Suku bunga deposito tidak ber-pengaruh
terhadap inflasi Hipotesis 3
H a : Suku bunga deposito berpengaruh H0 : SBI tidak berpengaruh terhadap inflasi
terhadap inflasi. Ha : SBI berpengaruh terhadap inflasi.
Dari pengujian regresi berganda dapat
Dari pengujian regresi berganda dapat dilihat bahwa SBI mempunyai pengaruh
dilihat bahwa suku bunga deposito positive sebesar 1,760 artinya jika SBI naik
mempunyai pengaruh negative sebesar - maka inflasi naik dan sebaliknya jika SBI
64
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M1), Suku Bunga Sbi, Nilai Tukar Suku Bunga Deposito
Terhadap Tingkat Inflasi
turun maka inflasi turun. Sedangkan Dari hasil uji F diatas diketahui bahwa
besarnya nilai pengaruh SBI terhadap inflasi F-hitung sebesar 8,475 dengan nilai
1,760 artinya SBI naik 1% maka inflasi akan signifikansi sebesar 0.000 < 0.05. maka H0
turun sebesar 1.760%. sedangkan tingkat ditolak yang berarti terdapat hubungan
signfikan inflasi dengan ditujukan dengan antara seluruh variable independen yaitu
probabilitas sebesar 0.000 < 0.05 artinya suku bunga deposito, kurs, SBI, M1
SBI berpengaruh signifikan terhadap inflasi terhadap inflasi.
ditujukan dengan probabilitas sebesar 0.308
> 0.05 artinya M1 tidak berpengaruh Hipotesis 4
signifikan terhadap inflasi.
H0 : M1 tidak berpengaruh terhadap inflasi
Ha : M1 berpengaruh terhadap inflasi.
2. Uji F (Pengujian Simultan)
Uji F digunakan untuk menguji apakah Dari hasil uji F diatas diketahui bahwa
secara bersama-sama seluruh variable F-hitung sebesar 8,475 dengan nilai
independent mempunyai hubungan yang signifikansi sebesar 0.000 < 0.05. maka Ho
signifikan terhadap variable dependent. ditolak yang berarti terdapat hubungan
Pengambilan keputusan : antara seluruh variable independen yaitu
suku bunga deposito, kurs, SBI, M1
Jika Sig. < alpha 0,05 maka Ho ditolak
terhadap inflasi.
Jika Sig. > alpha 0,05 maka Ho gagal
ditolak.
H0 : tidak terdapat hubungan antara seluruh
variable independen yaitu suku bunga
deposito, kurs, SBI, M1 terhadap inflasi
Ha : terdapat hubungan antara seluruh
variable independen yaitu suku bunga
deposito, kurs, SBI, M1 terhadap inflasi.
65
Media Ekonomi Vol. 19, No. 3, Desember 2011
66
Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M1), Suku Bunga Sbi, Nilai Tukar Suku Bunga Deposito
Terhadap Tingkat Inflasi
67
Media Ekonomi Vol. 19, No. 3, Desember 2011
68