Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur’an dan Al-Hadist

membantu manusia untuk menyelenggarakan praktik ekonomi yang berhubungan

dengan pengakuan, pengukuran dan pencatatan transaksi dan pengungkapan hak-

hak dan kewajiban-kewajiban secara adil (Wiroso, 2011). Hak dan kewajiban ini

bisa terjadi karena manusia diutus oleh Allah SWT untuk mengelola dan menjaga

bumi secara amanah.

Salah satu pembiayaan yang berlandaskan syariah adalah pembiayaan

murabahah, pembiayaan murabahah merupakan salah satu produk pembiayaan di

perbankan syariah yang paling mendominasi dan banyak diminati oleh

masyarakat indonesia. Hal ini tampak pada Statistik Perbankan Syariah Indonesia

September 2013 yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Nilai transaksi

murabahah berada di peringkat pertama dengan jumlah 106.779 milyar rupiah,

kemudian disusul oleh akad musyarakah dengan jumlah 36.715 milyar rupiah dan

mudharabah dengan jumlah 13.364 milyar rupiah (Bank Indonesia, 2013).

Statistik ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sangat tertarik pada

produk murabahah yang ditawarkan oleh Bank Syariah di indonesia.

Kelemahan dari bagi hasil merupakan karakter dan perjanjian kerja sama bagi

hasil antara nasabah dan bank, yaitu maju mundurnya usaha tersebut sangat

bergantung pada perilaku baik dan keahlian dari pengelola usaha. Hal ini karena

1
2

seluruh kendali dan supervisi pekerjaan berada di bawah pengelola usaha

(nasabah). Oleh karena itu, sangat penting bagi pemilik modal (bank) untuk dapat

mengetahui karakter, latar belakang, pengelola usaha dan juga bisnis yang akan

dijalankan. Setelah itu, bank harus memantau serta mngetahui perkembangan

usaha yang dikelola oleh nasabah. Sehingga bank membutuhkan tenaga kerja

yang lebih banyak untuk mengawasi perkembangan usaha yang dilakukan oleh

nasabah. Sedangkan kelebihan dari pembiayaan murabahah yaitu adanya

kepastian jumlah pinjaman yang harus dibayarkan oleh nasabah kepada bank pada

setiap bulannya. Sehingga bank tidak perlu menambah tenaga kerja yang sangat

banyak, karena dalam pembayarannya nasabah bisa datang ke bank pada setiap

bulan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati pada saat awal terjadinya

transaksi pembiyaan.

Dalam pembiayaan murabahah diperlukan adanya perlakuan akuntansi,

perlakuan akuntansi merupakan sistem akuntansi untuk melihat bagaimana proses

pencatatan terhadap produk pembiayaan yang memakai sistem jual beli dari

pihak-pihak yang terkait menjadi sistem akuntansi yang dipakai lembaga

keuangan syariah. Sedangkan manfaat dari perlakuan akuntansi akan berdampak

pada laporan keuangan syariah yang disajikan sesuai dengan PSAK No. 101 yang

digunakan untuk mengukur kinerja penyajian dan pengungkapan laporan

keuangan dan berguna untuk pengambilan keputusan.

Namun kenyataannya perlakuan akuntansi pembiayaan murabahah belum di

imbangi dengan perlakuan akuntansi yang baik, buktinya masih banyak entitas

atau bank syariah yang masih melanggar ketentuan yang ada di PSAK No 102.
3

Berikut penelitian yang terkait dengan perlakuan akuntansi murabahah yang

mengungkapkan bahwa penjual masih salah dalam penerapannya: Novan (2013),

Nurdiani (2014) dan Usyaqi (2014). Meneliti diperbankan syariah dan Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa perlakuan akuntansi murabahah tidak

mematuhi PSAK 102 Tahun 2007 dan PSAK 102 Revisi Tahun 2013. karena

memberikan pembiayaan kepada nasabah untuk memperoleh persediaan

murabahah dan mengukur keuntungan murabahah menggunakan metode anuitas

adalah dua perlakuan akuntansi yang diatur PSAK 55. Sedangkan dari segi

pencatatan pada perlakuan akuntansi murabahah belum sesuai dengan PSAK No

102 dan pencatatan jurnal pada saat perhitungan tunggakan berdasarkan PSAK No

102.

Bentuk pembiayaan perbankan berdasarkan prinsip syariah antara lain adalah:

berdasarkan prinsip jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan

yang disepakati (Murabahah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal

(Musyarakah), kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama

menyediakan modal 100% sedangkan pihak lain menjadi pengelola

(Mudharabah), pembelian barang yang diserahkan dikemudian hari sementara

pembayarannya dilakukan di muka (Salam), pembelian barang yang dilakukan

dengan kontrak penjualan yang disepakati (Istishna’), pemindahan hak guna atas

barang dan jasa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (Ijarah), jaminan

yang diberikan oleh bank kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak

kedua (Kafalah), pengalihan hutang (Hawalah) dan pemberian harta kepada orang

lain agar dapat ditagih dan diminta kembali (Qardh).


4

PT. BPRS Bumi Rinjani Batu merupakan bank syariah yang ada di Malang

yang menjalankan konsep murabahah, yaitu transaksi jual beli barang dengan

harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati, dan

penjual harus mengungkapkan harga perolehan barang tersebut kepada pembeli.

PT. BPRS Bumi Rinjani Batu Cabang Malang ini memberikan bantuan

pembiayaan dalam bentuk pembayaran secara cicilan/kredit dan mempunyai

beberapa sistem, prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon

nasabah. Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. BPRS Bumi Rinjani Batu

Cabang Malang, bank ini menyediakan empat produk pembiayaan yang

ditawarkan yaitu Murabahah, Multi jasa, Musyarakah dan Mudharabah. Produk

pembiayaan yang paling dominan diminati oleh nasabah adalah pembiayaan

murabahah.

Penulis melakukan penelitian tentang pembiayaan murabahah karena

pembiayaan ini yang paling banyak diminati oleh masyarakat dari pada jenis

pembiayaan yang lain. Hal ini disebabkan karena seiring dengan kondisi

perekonomian yang semakin sulit dan mendesak para nasabah yang telah

mempunyai penghasilan tetap untuk menambah penghasilannya dalam rangka

pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Perlakuan akuntansi pembiayaan murabahah di

PT. BPRS Bumi Rinjani Batu Cabang Malang sudah sesuai dengan standart yang

ada dalam PSAK No 102, tetapi terdapat kelemahan mengenai penyediaan barang,

karena bank tidak menyediakan barang yang akan dibeli oleh nasabah.
5

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik mengambil judul

“Analisis Perlakuan Akuntansi Murabahah Pada PT. Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah (BPRS) Bumi Rinjani Batu Cabang Malang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :

1. Bagaimana perlakuan akuntansi pembiayaan murabahah di PT. Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Bumi Rinjani Batu Cabang Malang?

2. Apakah penerapan pembiayaan murabahah sudah sesuai dengan PSAK

No 102?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penulisan penelitian ini, peneliti mempunyai tujuan yang ingin dicapai

antara lain sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan bagaimana perlakuan akuntansi murabahah di PT.

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Bumi Rinjani Batu Cabang

Malang.

2. Untuk menganalisis kesesuaian pembiayaan Murabahah dengan PSAK

No 102.

D. Manfaat Penelitian

Dari uraian rumusan masalah dan tujuan penelitian diatas, maka manfaat dari

penelitian ini adalah:


6

1. Bagi Bank, Sebagai bahan masukan agar perlakuan akuntansi murabahah

yang mengacu pada PSAK No. 102 dapat berjalan sesuai dengan standar.

2. Bagi peneliti selanjutnya, harapannya hasil penelitian ini dapat di jadikan

tambahan literatur mengenai perlakuan akuntansi murabahah yang mengacu

pada PSAK No. 102.

Anda mungkin juga menyukai