eritematosus (SLE)
lupus eritematosis sistemik atau systemic lupus eritematosus (SLE) didasari oleh
autoantibodi dan kompleks imun yang berikatan ke jaringan dan menyebabkan inflamasi
multisistem. Penyebab spesifik SLE hingga saat ini belum diketahui, namun berbagai faktor
seperti faktor genetik, sistem imun, hormonal serta lingkungan berhubungan dengan
perkembangan penyakit ini.
Sistem imun bawaan maupun didapat memberikan respon imun yang tidak seharusnya
kepada partikel sel tubuh. Salah satunya adalah pembentukan autoantibodi terhadap asam
nukleat yang disebut antinuclear antibodies (ANA). Pada umumnya ANA dapat ditemukan
pada populasi umum, namun tidak seluruh orang yang memiliki ANA mengalami SLE, oleh
karena itu terdapat mekanisme lain yang menyebabkan progresi kondisi autoimun ini menjadi
penyakit. Selain ANA, terdapat dua autoantibodi yang spesifik ditemukan pada pasien SLE
dibandingkan dengan penyakit autoimun lainnya yaitu antibodi anti-Smith (Sm) dan
antibodi anti-double-stranded DNA (dsDNA).
Secara umum SLE dan kelainan terkait Lupus (lupus- related disorder) dapat bermanifestasi
dalam beberapa bentuk yaitu:
Pada sebagian pasien LES ternyata ditemukan juga menifestasi klinis lain yang memenuhi
kriteria diagnostik penyakit autoimun lain seperti arthritis rheumatoid, scleroderma, atau
myositis. Ada pula pasien LES yang juga memiliki gejala penyakit autoimun lain namun
belum lengkap untuk didiagnosis penyakit autoimun tertentu. Kelompok pasien tersebut
dapat dikelompokkan menjadi sindroma overlap (overlap syndrome), undifferentiated
connective tissue disease (UCTD) dan mixed connective tissue disease (MCTD).
SUMBER :
A. Kaul, C. Gordon, M.K. Crow, Z. Touma, M.B. Urowitz, R. van Vollenhoven, et al,
Nature Reviews Disease Primers, 2016, 2, 1-21.
D.L. Kasper, S.L. Hauser, J.L. Jameson, A. S. Fauci, D.L. Longo, J. Loscalzo, Harrison’s
Principles of Internal Medicine, Mc Graw Hill, New York, 2012.