Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN POST NATAL CARE

1. KONSEP MEDIS
A. Definisi

Post partum atau disebut masa nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan
yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post
partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai
kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak,2010).

B. Klasifikasi

Masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu :


a. Post partum dini yaitu keputihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri, berjalan-jalan.
Dalam agama Isalam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b. Post partum intermedial yaitu keputihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-
8 minggu.
c. Post partum terlambat yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi untuk sehat
sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.

C. Etiologi

Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti atau jelas
terdapat beberapa teori antara lain (Rustma Muchtar, 1998) :
1. Penurunan kadar progesterone
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan
ketentraman otot rahim.
2. Penurunan kadar progesterone
Pada akhir kehamilan kadar oxytocinbertambah, oleh karena itu timbul kontraksi otot
rahim.
3. Keregangan otot-otot
Dengan majunya kehamilan makin regang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.
4. Pengaruh janin
Hypofisis dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan oleh
karena itu pada enencephalus kehamilan sering lebih lama dan biasa.
5. Teori prostaglandin
Teori prostaglandin yang dihasilkan dan decidua, disangka menjadi salah satu sebab
permulaan persalinan.

D. Patofisiologi

Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-
perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”. Disamping involusi
terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi
yang terakhir ini karena pengaruh lactogenik hormon dari kelenjar hipofisis terhadap
kelenjar-kelenjar mama.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang
ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan
setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post
partum bentuk serviks agak menganga seperticorong, bentuk ini disebabkan oleh korpus
uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium
ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari
pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar
akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel
desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma
palvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir
berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.
E. Manifestasi Klinik

Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita


memasuki “bulannya atau minggunya atau harinya” yang disebut kala pendahuluan
(preparatory stage of labor) ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
1. Lightening atau setting atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida pada multipara tidak begitu kentara.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Perasaan sering atau susah kencing (potakisurla) karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawa janin.
4. Perasaan sakit perut dan dipinggang oleh adanya kontraksi lemah dari uterus, kadang
disebut “false labor pains”.
5. Serviks menjadi lembek, mulai melebar dan sekresinya bertambah dan bisa bercampur
darah (bloody shoe).

F. Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan post partum menurut Siswosudarmo, 2008:


- Pemerikasaan umum: tensi,nadi,keluhan dan sebagainya

- Keadaan umum: TTV, selera makan dll

- Payudara: air susu, putting

- Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum

- Sekres yang keluar atau lochea

- Keadaan alat kandungan

 Pemeriksaan penunjang post partum menurut Manjoer arif dkk, 2001


- Hemoglobin, hematokrit, leukosit, ureum

- Ultra sosografi untuk melihat sisa plasenta.


G. Penatalaksanaan Medik

a. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)


b. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
c. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas, pemberian
informasi tentang senam nifas.
d. Hari ke-2 : mulai latihan duduk
e. Hari ke-3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

H. Komplikasi

1. Klien post partum komplikasi perdarahan

Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam kala IV lebih dari 500-600
cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir (Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH,
1998).Perdarahan Post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
1) Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir

2) Late Postpartum : Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahir

Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan


komplikasi perdarahan post partum :
1) Menghentikan perdarahan.

2) Mencegah timbulnya syok.

3) Mengganti darah yang hilang.

Penyebab umum perdarahan postpartum adalah:


1) Atonia Uteri

2) Retensi Plasenta

3) Sisa Plasenta dan selaput ketuban

a. Pelekatan yang abnormal (plasaenta akreta dan perkreta)

b. Tidak ada kelainan perlekatan (plasenta seccenturia)


4) Trauma jalan lahir

a. Episiotomi yang lebar

b. Lacerasi perineum, vagina, serviks, forniks dan rahim

c. Rupture uteri

5) Penyakit darah

Kelainan pembekuan darah misalnya afibrinogenemia /hipofibrinogenemia.

b. Klien post partum komplikasi infeksi

Infeksi adalah berhubungan dengan berkembang - biaknya mikroorganisme


dalam tubuh manusia yang disertai dengan reaksi tubuh terhadapnya (Zulkarnain
Iskandar, 1998).
Infeksi pascapartum (sepsis puerperal atau demam setelah melahirkan) ialah
infeksi klinis pada saluran genital yang terjadi dalam 28 hari setelah abortus atau
persalinan (Bobak, 2004).
Infeksi ini terjadi setelah persalinan, kuman masuk dalam tubuh pada saat
berlangsungnya proses persalinan. Diantaranya, saat ketuban pecah sebelum maupun
saat persalinan berlangsung sehingga menjadi jembatan masuknya kuman dalam tubuh
lewat rahim. Jalan masuk lainnya adalah dari penolong persalinan sendiri, seperti alat-
alat yang tidak steril digunakan pada saat proses persalinan.
1. Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi antara lain adalah :
a) Streptococcus haemoliticus anaerobic
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat. Infeksi ini biasanya
eksogen (ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, tangan
penolong, infeksi tenggorokan orang lain).
b) Staphylococcus aureus
Masuknya secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai
penyebab infeksi di rumah sakit dan dalam tenggorokan orang-orang yang
nampaknya sehat.Kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas,
walaupun kadang-kadang menjadi sebab infeksi umum.
c) Escherichia Coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi terbatas
pada perineum, vulva, dan endometriurn.Kuman ini merupakan sebab penting
dari infeksi traktus urinarius.
d) Clostridium Welchii
Kuman ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi sangat berbahaya.
Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan partus yang
ditolong oleh dukun dari luar rumah sakit.

c. Klien post partum komplikasi penyakit blues

Post-partum blues (PPB) atau sering juga disebut maternity blues atau baby
blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan afek ringan yang sering tampak
dalam minggu pertama setelah persalinan atau pada saat fase taking in, cenderung
akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan berlangsung dalam rentang waktu
14 hari atau dua minggu pasca persalinan.

Baby blues adalah keadaan di mana seorang ibu mengalami perasaan tidak
nyaman (kesedihan atau kemurungan)/gangguan suasana hati setelah persalinan, yang
berkaitan dengan hubungannya dengan si bayi, atau pun dengan dirinya sendiri.

Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat ini
belum diketahui. Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya
postpartum blues, antara lain:
1) Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar estrogen,
progesteron, prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar estrogen setelah
melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan emosional pascapartum karena
estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim monoamine oksidase yaitu suatu
enzim otak yang bekerja menginaktifasi noradrenalin dan serotonin yang
berperan dalam perubahan mood dan kejadian depresi.

2) Faktor demografi yaitu umur dan paritas.

3) Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.

4) Latar belakang psikososial ibu, seperti; tingkat pendidikan, status perkawinan,


kehamilan yang tidak diinginkan, riwayat gangguan kejiwaan sebelumnya, sosial
ekonomi serta keadekuatan dukungan sosial dari lingkungannya (suami, keluarga
dan teman).

5) Takut kehilangan bayinya atau kecewa dengan bayinya.

I. Pathway
2. KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian

a. Identitas Pasien

b. Keluhan Utama

Sakit perut, perdarahan, nyeri pada luka jahitan, takut bergerak

c. Riwayat Kehamilan

Umur kehamilan serta riwayat penyakit menyetai

d. Riwayat Persalinan

- Tempat persalinan

- Normal atau terdapat komplikasi

- Keadaan bayi

- Keadaan ibu

e. Riwayat Nifas Yang Lalu

- Pengeluaran ASI lancar / tidak

- BB bayi

- Riwayat ber KB / tidak

f. Pemeriksaan Fisik

- Keadaan umum pasien

- Abdomen

- Saluran cerna

- Alat kemih

- Lochea

- Vagina

- Perinium dan rectum

- Ekstremitas

- Kemampuan perawatan diri


g. Pemeriksaan psikososial

- Respon dan persepsi keluarga

- Status psikologis ayah, respon keluarga terhadap bayi

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan,kontraksi uterus, distensi


abdomen,luka episiotomi

2. Ketidakefektifan proses menyusui berhubungan dengan, belum berpengalaman


menyusui,pembengkakan payudara,lecet putting susu,kurangnya produksi ASI.

3. Gangguan eliminasi BAK berhubungan dengan distensi kandung kemih, perubahan-


perubahan jumlah / frekuensi berkemih.

4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan, penurunan


sistemkekebalan tubuh.
C. Intervensi Keperawatan

Tujuan dan
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
1 Nyeri berhubungan Tujuan : Mengatasi 1. Kaji ulang skala 1. Mengidentifikasi
dengan terputusnya rasa nyeri. nyeri kebutuhan dan
Kriteria Hasil :
kontinuitas intervensi yang
jaringan,kontraksi  Klien secara 2. Anjurkan ibu agar tepat
verbal 2. Untuk mengalihkan
uterus, distensi menggunakan teknik
menyatakan nyeri perhatian ibu dan
abdomen,luka episiotomi relaksasi dan
berkurang. rasa nyeri yang
distraksi rasa nyeri
dirasakan
 Klien mampu 3. Anjurkan klien untuk 3. Mengurangi
menerapkan berambulasi
tekanan pada
secara khusus perlahan-lahan
perineum.
intervensi untuk terutama saat duduk.

mengatasi 4. Berikan kompres


4. Meningkatkan
hangat
sirkulasi pada
perinium
5. Kolaborasi 5. Melonggarkan
pemberian analgetik system saraf perifer
sehingga rasa nyeri
berkurang
2 Ketidakefektifan proses Tujuan: Setelah 1. Kaji ulang tingkat 1. Membantu dalam
menyusui berhubungan diberikan asuhan pengetahuan dan mengidentifikasi
dengan, belum keperawatan pengalaman ibu kebutuhan saat ini
berpengalaman diharapkan ibu tentang menyusui agar memberikan
menyusui,pembengkaka dapat mencapai sebelumnya. intervensi yang
n payudara,lecet putting kepuasan menyusui tepat.
Kriteria Hasil: 2. Posisi yang tepat
susu,kurangnya produksi
ibu mengungkapkan 2. Demonstransikan
biasanya mencegah
ASI.
proses situasi dan tinjau ulang luka/pecah putting
menyusui, bayi teknik menyusui yang dapat merusak
mendapat ASI yang
dan mengganggu.
cukup. 3. Agar kelembapan
pada payudara tetap
3. Anjurkan ibu
dalam batas normal.
mengeringkan puting 4. Agar bendungan air
setelah menyusui susu tidak terjadi
dan dapat
4. Ajarkan ibu untuk
memperlancar
melakukan
pengeluaran asi.
perawatan payudara
5. Makanan bergizi
1x sehari
membantu produksi
asi yang baik

5. Anjurkan ibu makan


makanan yang
bergizi
3 Gangguan eliminasi Tujuan: Setelah 1. Kaji dan catat cairan 1. mengetahui balance
BAK berhubungan diberikan askep masuk dan keluar tiap cairan pasien
dengan distensi kandung diharapkan ibu 24 jam. sehingga
kemih, perubahan- tidak mengalami diintervensi dengan
perubahan jumlah / gangguan eliminasi 2. Anjurkan berkamih 6- tepat.
2. melatih otot-otot
frekuensi berkemih. (BAK) 8 jam post partum.
Kriteria Hasil: perkemihan.
3. Berikan teknik
3. agar kencing yang
 Ibu dapat merangsang berkemih
tidak dapat keluar,
berkemih seperti rendam duduk,
bisa dikeluarkan
sendiri dalam 6- alirkan air keran.
sehingga tidak ada
8 jam post
retensi.
partum tidak 4. Kolaborasi 4. mengurangi distensi
merasa sakit pemasangan kateter. kandung kemih.
saat BAK,

 Jumlah urine
1,5-2 liter/hari.
4 Resiko tinggi terhadap Tujuan: Setelah 1. Kaji lochea (warna, 1. untuk dapat
infeksi berhubungan diberikan askep bau, jumlah) mendeteksi tanda
dengan trauma jaringan, diharapkan infeksi kontraksi uterus dan infeksi lebih dini
penurunan sistem pada ibu tidak kondisi jahitan dan mengintervensi
kekebalan tubuh. terjadi episiotomi. dengan tepat.
Kriteria Hasil: 2. pembalut yang
2. Sarankan pada ibu
 Dapat lembab dan banyak
agar mengganti
mendemonstras darah merupakan
pembalut tiap 4 jam.
ikan teknik media yang menjadi

untuk tempat

menurunkan berkembangbiaknya

resiko infeksi kuman.


3. peningkatan suhu >
 Tidak terdapat C menandakan
tanda-tanda 3. Pantau tanda-tanda infeksi.38
infeksi. 4. untuk
vital.
memperlancar
sirkulasi ke
4. Lakukan rendam perinium dan
bokong. mengurangi udema.
5. membantu
mencegah
kontaminasi rektal
melalui vaginal.
5. Sarankan ibu
membersihkan
perineal dari depan
ke belakang.

Daftar Pustaka
Bobak, M.L., Jensen, D.M., 2010, Perawatan Maternitas (terjemahan), Edisi I, YIA-PKP,

Bandung.

Bobak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Kepearwatan Maternitas (terjemahan), Edisi IV,

EGC, Jakarkta.

Mochtar, R., 2008, Sinopsis Obstetri : Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta.

Muliadi, Dedi. 2015. Askep Post Natal Care. http://dedimuliadi7.blogspot.co.id/ 2015/05/askep-

post-natal-care-pnc.html, di akses pada tanggal 12 Mei 2017

Sinolang, Elvira. 2012. Laporan Pendahuluan Post Partum Normal.

http://elvirapetrisia.blogspot.co.id/2012/10/laporan-pendahuluan-post-partum-

normal.html. di akses pada tanggal 12 Mei 2017

Anda mungkin juga menyukai