1. KONSEP MEDIS
A. Definisi
Post partum atau disebut masa nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan
yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post
partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai
kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak,2010).
B. Klasifikasi
C. Etiologi
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti atau jelas
terdapat beberapa teori antara lain (Rustma Muchtar, 1998) :
1. Penurunan kadar progesterone
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan
ketentraman otot rahim.
2. Penurunan kadar progesterone
Pada akhir kehamilan kadar oxytocinbertambah, oleh karena itu timbul kontraksi otot
rahim.
3. Keregangan otot-otot
Dengan majunya kehamilan makin regang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.
4. Pengaruh janin
Hypofisis dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan oleh
karena itu pada enencephalus kehamilan sering lebih lama dan biasa.
5. Teori prostaglandin
Teori prostaglandin yang dihasilkan dan decidua, disangka menjadi salah satu sebab
permulaan persalinan.
D. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-
perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”. Disamping involusi
terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi
yang terakhir ini karena pengaruh lactogenik hormon dari kelenjar hipofisis terhadap
kelenjar-kelenjar mama.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang
ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan
setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post
partum bentuk serviks agak menganga seperticorong, bentuk ini disebabkan oleh korpus
uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium
ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari
pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar
akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel
desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma
palvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir
berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.
E. Manifestasi Klinik
F. Pemeriksaan Penunjang
H. Komplikasi
Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam kala IV lebih dari 500-600
cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir (Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH,
1998).Perdarahan Post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
1) Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir
2) Late Postpartum : Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahir
2) Retensi Plasenta
c. Rupture uteri
5) Penyakit darah
Post-partum blues (PPB) atau sering juga disebut maternity blues atau baby
blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan afek ringan yang sering tampak
dalam minggu pertama setelah persalinan atau pada saat fase taking in, cenderung
akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan berlangsung dalam rentang waktu
14 hari atau dua minggu pasca persalinan.
Baby blues adalah keadaan di mana seorang ibu mengalami perasaan tidak
nyaman (kesedihan atau kemurungan)/gangguan suasana hati setelah persalinan, yang
berkaitan dengan hubungannya dengan si bayi, atau pun dengan dirinya sendiri.
Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat ini
belum diketahui. Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya
postpartum blues, antara lain:
1) Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar estrogen,
progesteron, prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar estrogen setelah
melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan emosional pascapartum karena
estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim monoamine oksidase yaitu suatu
enzim otak yang bekerja menginaktifasi noradrenalin dan serotonin yang
berperan dalam perubahan mood dan kejadian depresi.
I. Pathway
2. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Identitas Pasien
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Kehamilan
d. Riwayat Persalinan
- Tempat persalinan
- Keadaan bayi
- Keadaan ibu
- BB bayi
f. Pemeriksaan Fisik
- Abdomen
- Saluran cerna
- Alat kemih
- Lochea
- Vagina
- Ekstremitas
B. Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
1 Nyeri berhubungan Tujuan : Mengatasi 1. Kaji ulang skala 1. Mengidentifikasi
dengan terputusnya rasa nyeri. nyeri kebutuhan dan
Kriteria Hasil :
kontinuitas intervensi yang
jaringan,kontraksi Klien secara 2. Anjurkan ibu agar tepat
verbal 2. Untuk mengalihkan
uterus, distensi menggunakan teknik
menyatakan nyeri perhatian ibu dan
abdomen,luka episiotomi relaksasi dan
berkurang. rasa nyeri yang
distraksi rasa nyeri
dirasakan
Klien mampu 3. Anjurkan klien untuk 3. Mengurangi
menerapkan berambulasi
tekanan pada
secara khusus perlahan-lahan
perineum.
intervensi untuk terutama saat duduk.
Jumlah urine
1,5-2 liter/hari.
4 Resiko tinggi terhadap Tujuan: Setelah 1. Kaji lochea (warna, 1. untuk dapat
infeksi berhubungan diberikan askep bau, jumlah) mendeteksi tanda
dengan trauma jaringan, diharapkan infeksi kontraksi uterus dan infeksi lebih dini
penurunan sistem pada ibu tidak kondisi jahitan dan mengintervensi
kekebalan tubuh. terjadi episiotomi. dengan tepat.
Kriteria Hasil: 2. pembalut yang
2. Sarankan pada ibu
Dapat lembab dan banyak
agar mengganti
mendemonstras darah merupakan
pembalut tiap 4 jam.
ikan teknik media yang menjadi
untuk tempat
menurunkan berkembangbiaknya
Daftar Pustaka
Bobak, M.L., Jensen, D.M., 2010, Perawatan Maternitas (terjemahan), Edisi I, YIA-PKP,
Bandung.
Bobak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Kepearwatan Maternitas (terjemahan), Edisi IV,
EGC, Jakarkta.
Mochtar, R., 2008, Sinopsis Obstetri : Obstetri Operatif, Obstetri Sosial, EGC, Jakarta.
http://elvirapetrisia.blogspot.co.id/2012/10/laporan-pendahuluan-post-partum-