Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Sarah Rucita Parsaulian
1865050035
Dokter Pembimbing :
dr. Imelda Wijaya, Sp.KJ
dr. Gerald Mario Semen, Sp.KJ
dr. Herny Taruli Tambunan, M. Ked (KJ), Sp.KJ
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya
penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus “Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
Penggunaan Stimulansia” sebagai salah satu syarat menyelesaikan stase Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Jiwa pada Program Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Indonesia di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta.
Penulis mengucapkan terima kasih sedalam – dalamnya kepada pihak – pihak yang sudah
banyak membantu dalam proses pembuatan makalah ini yaitu:
1. dr. Gerald Mario Semen, Sp.KJ. (K), S.H. selaku dokter pembimbing yang telah
menyediakan waktu dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan referat ini.
2. dr. Imelda Wijaya, Sp.KJ. selaku dokter pembimbing yang telah banyak memberikan
bimbingan dan ilmu pengetahuan dalam mengikuti kepaniteraan ilmu kedokteran jiwa.
3. dr. Herny Taruli Tambunan, M.Ked.(KJ), Sp.KJ selaku dokter pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan dalam mengikuti kepaniteraan ilmu
kedokteran jiwa.
4. Para staf, seluruh karyawan, dan perawat yang telah banyak membantu dan banyak
memberikan saran-saran yang berguna bagi penulis dalam menjalani kepaniteraan di
Rumah Sakit Ketergantungan Obat
5. Orang tua, keluarga terdekat dan teman sejawat yang telah memberikan doa dan
semangatnya kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari sempurna serta masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mohon maaf apabila ada kekurangan dan
kesalahan.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan.
2
DAFTAR ISI
3
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL ............................................................................... 15
IX. PROGNOSIS ............................................................................................................ 15
X. DAFTAR MASALAH ............................................................................................... 15
XI. TERAPI .................................................................................................................... 16
1. Rawat Inap ...................................................................................................... 16
2. Psikoterapi ....................................................................................................... 16
3. Sosioterapi ....................................................................................................... 16
4. Terapi Keluarga ............................................................................................... 16
LAPORAN FOLLOW UP PASIEN ............................................................................... 17
4
Nomor Rekam Medis : 039740
Nama Pasien : Tn. B. S
Nama Dokter yang Merawat : dr. Herny Taruli Tambunan, M.Ked(KJ), Sp.KJ
Nama Dokter Muda : Sarah Rucita Parsaulian, S.Ked
Masuk RS pada Tanggal : 21 Maret 2019
Rujukan / Datang sendiri / Keluarga : Datang dengan Ibu Kandung
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. B. S
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 29 November 1989
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku / Warga Negara : Batak / Warga Negara Indonesia (WNI)
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Ojek Online
Status Pernikahan : Belum Menikah
Alamat : Jl. Bintaro Permai Rt 05/Rw 01 Kel.
Pesanggrahan. Jakarta Selatan
A. Keluhan Utama
Pasien merasa mendengar suara-suara, seperti ada yang mengikuti dan seperti ada yang
membicarakan pasien tersebut.
5
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien laki-laki usia 30 tahun datang ke Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit
Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta pada tanggal 21-03-2019, pasien datang
diantar oleh ibu pasien ke poliklinik psikiatri. Keluhan yang dirasakan bahwa
pasien mendengar suara bisikan yang mengatakan bahwa pasien adalah seorang
teroris, gembong narkoba, pasien juga merasa diikuti oleh orang padahal tidak
ada yang mengikuti dirasakan sejak memakai psikoaktif dan pasien mengatakan
bahwa bisikannya terjadi bila menggunakan shabu tidak ada suara setelah
menggunakan ada suara. Pasien juga mengatakan saat melihat orang-orang
berkumpul bersama-sama, pasien merasa seperti dibicarakan dan televisi. Pasien
masuk menceritakan keluhan kepada dokter lalu melakukan pemeriksaan dan
masuk ke tempat MPE. Untuk menghilangkan rasa kecanduannya terhadap obat-
obatan tersebut.
Pasien bercerita pernah seperti ini dan masuk ke rehabilitas pada tanggal
21-01-16 dan tanggal 24-10-17 selama 2 bulan dan rawat jalan. Merasa
mendengar suara-suara, kemudian keluhan tersebut berawal dari pasien
menggunakan obat-obatan psikoaktif, shabu, dan ganja. Tejadi setelah pulang
bekerja dari Kalimantan dan bertemu dengan teman-teman dilingkungannya
dijakarata. Pasien yang selalu membandar teman-temannya untuk membeli shabu
dengan paket seharga Rp 200.000,-.
Pasien mengaku setiap menggunakan shabu pasien merasa senang,
banyak energi dan bersemangat. Nafsu makan pasien menurun dan jam tidur
berkurang. Selain itu, pasien juga terkadang merasa seperti dituduh dan
dibicarakan oleh orang lain sehingga pasien merasa tidak nyaman.
Pasien mengatakan bahwa pernah menggunakan obat-obatan jenis lain
seperti Alprazolam, Riklona, Lumolid, dan ganja. Pasien merasa rileks dan santai
setelah menggunakan ganja. Pembelian obat-obatan terlarang tersebut
menggunakan uang dari hasil wirausaha nya sendiri. Pasien juga mengaku sudah
merokok sejak kelas 1 SMP. Pasien merokok sebanyak 1 bungkus sehari,
merokok sampai saat ini. Bila sedang memakai shabu pasien bisa 2-3 bungkus
sehari. Selain itu pasien juga mengkonsumsi alkohol sejak 2002. Pada tenggal 04
April 2019 paien dipindahkan ke ruang PREMERY, karena pasien mulai merasa
berkurang halusinasi audiotorik, waham kejar dan waham bizzar. Pasien pun
terarur minum obat disetiap ruangan.
6
C. Riwayat Gangguan Dahulu
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien memiliki riwayat halusinasi audiotorik, yang mengatakan teroris, gembong
narkoba, pasien merasa diikuti oleh orang padahal tidak ada yang mengikuti, dan
pasien merasa seperti dibicarakan oleh orang-orang dan televisi.
2. Riwayat Gangguan Medik
Riwayat penyakit fisik disangkal
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien mulai menggunakan shabu 200 gr sampai 2019, ganja 3-4 linting per hari
kadang seminggu 8 batang dibeli dengan harga Rp. 50.000 ini di gunakan bila tidak
ada shabu,- 2 batang, dan alkohol sejak tahun 2000 jarang minum alkohol. Pasien
mulai merokok sejak tahun 2002 sampai sekarang, awalnya sebungkus dalam
sehari, bila sudah masuk sabu bisa sampai 3 bungkus. Pasien juga menggunakan
obat -obatan seperti alprazolam dosis 1mg, riklona 2mg, lumolid 5 mg diminum 2
butir sejak 2009 dan diminum pada tahun ini saja. Pasien mengenal sintetis ganja
(GORILA) sejak tahun 2013 digunakan 4 kali dalam seminggu dengan dosis 1
grkarena tidak menemukan ganja dalam bentuk lintingan. Pasien memakai sabu
bersama teman-temannya dengan membeli paketan seharga Rp. 200.000,- dengan
menggunakan alat hisap cangklong dan shabu berbentuk batu kristal memiliki
dosis 0,4 gr pada tahun 2019. Pasien menggunakan obat psikoakif secara berganti-
ganti bila diajak sama teman-temannya.
4. Skema Perjalanan Penggunaan Zat Psikoaktif
7
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Perkembangan Fisik
Pasien tidak pernah mengalami masalah pertumbuhan dan perkembangan.
Pasien dilahirkan secara normal, cukup bulan dan dibantu oleh bidan di cempaka
putih.
2. Riwayat Perkembangan Pribadi
a. Masa Kanak – Kanak
Pasien tergolong baik dalam proses tumbuh kembang, tingkah laku
normal dan sesuai dengan anak seusianya. Tidak ditemukan adanya
masalah.
b. Masa Remaja
Pasien merupakan remaja yang mudah bergaul dengan teman –
temannya dengan perilaku normal sesuai dengan remaja seusianyadan
mulai mencoba shabu, ganja, alkohol dan merokok.
c. Masa Dewasa
Pasien mulai sering berkumpul bersama dengan teman – temannya,
dimana disinilah pasien melanjutkan mengkonsumsi sabu dan obat-obatan
psikoaktif tersebut.
3. Riwayat Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SMA
4. Riwayat Perkerjaan
Pasien saat ini bekerja sebagai ojek online (Grab)
5. Kehidupan Beragama
Sejak lahir pasien menganut agama Kristen Protestan, pasien mengaku
jarang selama 1 tahun 1 kali dating ke gereja .
6. Riwayat Psikoseksual dan Perkawinan
Pasien belum menikah.
8
E. Riwayat Keluarga
Pohon Keluarga
Al
m
Laki – Laki :
Perempuan :
Pasien :
Pasien merupakan anak pertama dari 4 (empat) bersaudara dari seorang ibu yang
bekerja sebagai jasa penukar uang di pasar dan sekarang tidak bekerja lagi dan
digantikan oleh anaknya yang nomor dua. Pasien memiliki tiga adik, dua laki-laki
(kandung), satu perempuan (tidak kandung) sudah menikah. Pasien belum menikah,
adik laki-laki nomor dua pernah memakai sintak gorilla tahun 2010, shabu 2013, obat-
obatan terlarang seperti camled, aprozolam, lumolid, merokok dan di rehabilitasi,
sekarang sudah sembuh kemudian menjadi peminum alkohol.
9
III. STATUS MENTAL
Didapatkan dari autoanamnesis pada tanggal 08 April 2019 pukul 10.00 WIB
di bangsal PRIMERY, Rumah Sakit Ketergantungan Obat.
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang laki-laki berusia 30 tahun dengan penampilan fisik sesuai
dengan usianya. Rambut berwarna hitam, ikal, pendek. Kulit berwarna
hitam. Tubuh pasien terlihat gemuk dan tinggi. Pada saat wawancara,
pasien mengenakan kemeja batik berwarna coklat dan celana jeans warna
hitam. Kebersihan dan kerapihan diri baik. Ekspresi wajah pasien tampak
tenang.
2. Kesadaran
Kesadaran Neurologis : Composmentis
Kesadaran Psikiatrik : Jernih, tampak tidak terganggu
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Sebelum wawancara : Pasien tenang
Selama wawancara : Pasien tenang, menjawab semua
pertanyaan pemeriksa, kontak mata fokus, semua pertanyaan terjawab.
Sesudah wawancara : Pasien mengajak bersalaman.
4. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien cukup kooperatif dalam menjawab setiap pertanyaan yang
diberikan.
5. Cara Bicara Pasien
Cara Berbicara : Pasien kooperatif dalam menjawab
semua pertanyaan yang diberikan oleh pemeriksa
Gangguan Berbicara : Tidak terdapat gangguan bicara
B. Alam Perasaan
1. Mood : Eutimia
2. Afek
Arus : Normal
Stabilitas : Stabil
Kedalaman : Dalam
10
Keserasian : Serasi
Pengendalian Impuls : Terkendali
Ekspresi : Sesuai
Dramatisasi : Tidak Ada
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Audiotorik
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
Terdapat ide curiga pada pasien ini
D. Sensorium dan Kognitif
1. Taraf Pendidikan : Sesuai dengan tingkat pendidikan pasien
2. Pengetahuan Umum : Baik
3. Kecerdasan : Baik
4. Konsentrasi : Baik
5. Perhatian : Baik
6. Daya Orientasi
Waktu : Baik
Tempat : Baik
Personal : Baik
7. Daya Ingat
Jangka Panjang : Baik
Jangka Pendek : Baik
Sesaat : Baik
8. Pikiran Abstrak : Baik
9. Visuospasial : Baik
10. Bakat Kreatif : Menyanyi
11. Kemampuan Menolong Diri : Baik (mandi, makan, aktivitas lainnya
dapat dilakukan sendiri).
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
Produktivitas : Pasien menjawab sesuai pertanyaan
Kontinuitas Pikir : Koheren
11
Hendaya Berbahasa : Tidak ada
2. Isi Pikir : Waham kejar (+), Waham curiga (+)
F. Pengendalian Impuls
Terkendali, selama wawancara pasien dapat berinteraksi dengan tenang.
G. Daya Nilai : Baik
H. RTA : Terganggu
I. Tilikan : Derajat 6
J. Reabilitas : Dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
4. Nadi : 78x/menit
5. Suhu : 36,4°C
6. Frekuensi Pernafasan : 18x/menit
7. Bentuk Tubuh
Kepala : Normocephali
Mata : Dalam Batas Normal
Mulut : Dalam Batas Normal
Leher : Dalam Batas Normal
Thorax : Dalam Batas Normal
Abdomen : Dalam Batas Normal
Ekstremitas : Dalam Batas Normal
8. Sistem Kardiovaskular : Dalam Batas Normal
9. Sistem Respirasi : Dalam Batas Normal
10. Sistem Gastrointestinal : Dalam Batas Normal
11. Sistem Musculoskeletal : Dalam Batas Normal
12. Sistem Urogenital : Dalam Batas Normal
12
B. Status Neurologis
a. Saraf Kranial (I – XIII) : Tidak Dilakukan
b. Rangsang Meningen : Tidak Dilakukan
c. Mata : Tidak Dilakukan
d. Pupil : Tidak Dilakukan
e. Ofthalmoscopy : Tidak Dilakukan
f. Motorik : Tidak Dilakukan
g. Sensibilitas : Tidak Dilakukan
h. Sistem Saraf Vegetatif : Tidak Dilakukan
i. Fungsi Luhur : Tidak Dilakukan
j. Gangguan Khusus : Tidak Ada
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
Drugtest (21 Maret 2019)
Zat yang diperiksa Hasil Pemeriksaan (N)
Cannabis (-) (-)
Benzodiazepin (-) (-)
Opiate (-) (-)
Amphetamine (+) (+)
b. Pemeriksaan Radiologi
Rontgen PA Paru (21 Maret 2019)
Jantung tidak membesar
Mediastinum superior tidak melebar, trachea ditengah, hilus normal
Corakan bronkovaskuler kedua paru normal tidak tampak infiltrate
Sinus kostofrenikus lancip, diafragma baik, tulang baik.
Kesan: Foto Thorax PA Tidak Tampak Kelainan
13
VI. IKTHISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien laki-laki berusia 30 tahun dating ke poliklinik Rumah Sakit
Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta pada kamis, tanggal 21 Maret 2019 pukul 10.00
WIB. Pasien datang ke RSKO dengan ibunya. Pasien mengaku terakhir menggunakan
sabu pada tanggal 20 Maret 2019 bersama 3 orang temannya. Pasien mengatakan zat
yang dibeli pasien burapa paketan dengan harga berkisar Rp. 200.000,- dan pasien
membeli shabu menggunakan uangnya. Pasien menggunakan shabu sekitar 2-3 kali
dengan cara di hisap menggunakan cangklong dengan dosis sebanyak 0,4 gram. Pasien
mengatakan bahwa sudah menggunakan shabu sejak tahun 2000 karena diajak teman-
temanya.
Pasien mengakui setiap menggunakan shabu pasien merasa senang, banyak,
energi bersemangat, dan jam tidur berkurang, selain itu pasien juga terkadang merasa
seperti di bicarakana oleh orang lain dan televisi sehingga pasien tidak nyaman.
Pasien mengatakan bahwa pernah menggunakan obat-obatan jenis lain
berupa ganja pada tahun 2000. Pasien juga menggunakan obat alprazolam dengan
dosis 1mg diminum 2 butir, riklona dengan dosis 2mg diminum 2 butir, lumolid
dengan dosis 5mg diminum 2 butir pada tahun 2009. Pasien juga mengaku sudah
merokok sejak kelas 1 SMP. Pasien merokok setiap hari dengan jumlah yang tak
diketahui oleh pasien. Selain itu pasien juga mengkonsumsi alkohol sejak tahun 2000.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan: pasien berpenampilan rapi,
mood eutimia, afek serasi, ekspresi terlihat sesuai, impuls terkendali, terdapat ide
curiga, tilikan derajat 6. Pada pemeriksaan status generalis didapatkan tanda – tanda
vital dan pemeriksaan fisik dalam batas normal.
14
Teman-teman pasien dalam pergaulan mengonsumsi sabu dan ganja.
Aksis V : Global Assessment of Functioning (GAF)
GAF Scale : 80-71 = gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial,
pekerjaan, sekolah, dll.
IX. PROGNOSIS
1. Faktor yang mempengaruhi prognosis:
a. Faktor yang mendukung prognosis baik
Adanya dukungan psikososial dari keluarga pasien dan keinginan pasien
untuk sembuh
Pasien memiliki keinginan dan kesadaran untuk berubah menjadi lebih baik
b. Faktor yang mendukung prognosis buruk
Merupakan faktor dari teman-teman lingkungan pasien yang masih
menggunakan obat-obat terlarang, cenderung untuk menjadi kronik dan
kambuh lagi.
2. Kesimpulan prognosis:
Ad Vitam : Dubia ad Bonam
Ad Functionam : Dubia ad Bonam
Ad Sanationam : Dubia
X. DAFTAR MASALAH
1. Organobiologi
15
Tidak ada
2. Psikiatri
Khawatir semakin kecanduan, takut tidak bisa mengontrol diri karena ajakan
teman-teman pergaulannya, dan menyesal pernah mencoba zat terlarang tersebut.
3. Sosial / Keluarga
Teman-teman dalam pergaulan mengkonsumsi zat psikoaktif.
XI. TERAPI
Rawat Inap
1. Farmakoterapi
Risperidon 2 mg 2X1
THP 2 mg 2X1
Haldol Decanoat Inj IM (sebulan sekali)
2. Psikoterapi
Mengingatkan dan memotivasi kepada pasien bahwa obat yang telah
diberikan harus diminum secara teratur dan harus sesuai dosis
Memotivasi pasien agar tidak mengikuti dorongan untuk menggunakan zat
adiktif lainnya.
Memotivasi pasien agar mau dan bersemangat dalam mengikuti program
rehabiitasi
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan masalahnya
dan meyakinkan pasien bahwa dia dapat mengatasi masalah tersebut
c. Sosioterapi
Memberikan motivasi kepada pasien agar terus dapat bergerak aktif dan
memilah pergaulan yang positif
d. Terapi Keluarga
Memotivasi dan menjelaskan kepada keluarga untuk terus mendukung
pasien agar keluhan pasien dapat berkurang
Memotivasi keluarga agar dapat membantu pasien untuk memilih
pergaulan yang positif dan mendukung pasien selama di rehabilitasi.
16
LAPORAN FOLLOW UP PASIEN
Berdasarkan 3 (tiga) kali autoanamnesis yang dilakukan terhadap pasien di Rawat Inap RS
Ketergantungan Obat Jakarta, didapatkan data sebagai berikut:
1. 08 April 2019
S : Tampak tenang, emosi stabil, sugesti +
O : Mood eutimia, afek Serasi, ekspresi tenang, halusinasi auditorik (-),
waham curiga (-)
A : Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Stimulansia dengan
Gangguan Psikotik Skizoefektif (F.15)
P : Risperidon 2 mg 2X1
THP 2 mg 2X1
2. 10 April 2019
S : Tampak tenang, stabil, nafsu makan baik, sugesti -
O : Mood eutimia, afek Serasi, ekspresi tenang, halusinasi auditorik (-),
waham curiga (-)
A : Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Stimulansia dengan
Gangguan Psikotik Skizoefektif (F.15)
P : Risperidon 2 mg 2X1
THP 2 mg 2X1
Haldol Decanoat Inj IM (malam)
3. 15 April 2019
S : Tidak ada keluhan, tampak tenang, emosi stabil
O : Mood eutimia, afek Serasi, ekspresi tenang, halusinasi auditorik (-),
waham curiga (-)
A : Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Stimulansia dengan
Gangguan Psikotik Skizoefektif (F.15)
P : Risperidon 2 mg 2X1
THP 2 mg 2X1
17