Anda di halaman 1dari 10

HUKUM RO (‫)ر‬

MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS

ILMU TAJWID

Disusun oleh:

Kelompok 6

Anisah Fitri NPM 19411035

Ayu Lestari NPM 19411041

Dosen Pembimbing: H. ZainalArifin, MA

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS DHARMAWANGSA
MEDAN
T.A 2019/2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Ilmu Tajwid adalah sebuah ilmu tentang kaidah serta cara – cara membaca
Al-Qur’an dengan sebaik – baiknya. Memelihara bacaan Al-Qur’an dari kesalahan
dan perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca
merupakan tujuan dari Ilmu Tajwid. Belajar Ilmu Tajwid hukumnya fardhu
kifayah, sedang membaca Al-Qur’an dengan baik (sesuai dengan Ilmu Tajwid)
hukumnya fardhu ‘Ain. Banyak dalil wajib mewajibkan mempraktekan tajwid
dalam setiap pembacaan Al-Qu’an.
“Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan / tartil (bertajwid)”.
(Q.S Al-Muzzammil (73) : 4).
Salah satu ayat ini sudah jelas bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi
SAW untuk membaca Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dengan tartil, yaitu
memperindah pengucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid).
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana hukum bacaan RA itu ?
b. Bagaimana cara membaca hukum bacaan RA itu ?
c. Ada berapa pembagian dari Qalqalah ?

3. Tujuan
a. Untuk mengetahui cara membaca hukum RA
c. Mengetahui pembagian dari hukum RA dan penjelasannya
d. Membantu mahasiswa mengetahui hukum tajwid yang ada dalam Al-Quran

4. Manfaat
Manfaat yang ingin dipetik penulis dalam pembuatan makalah ini ialah
agar pembaca khususnya penulis sendiri dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan tentang hukum-hukum tajwid dalam membaca Al-qur’an sehingga
mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. HUKUM RA
Al Qur’an dengan tajwid adalah fardhu ‘ain artinya bagi seorang yang
mukalaf baik laki-laki atau perempuan harus membaca Al Qur’an dengan tajwid,
kalau tidak maka dia berdosa, hal ini berdasarkan Al Qur’an dan As Sunnah dan
ucapan para ulama.

1. Dalil-dalil dari Al Qur’an


a. Firman Allah Azza wa Jalla:
“Orang-orang yang telah kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka
membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya.
Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang
rugi.”
(Al Baqarah: 121)
Dan mereka tidak akan membaca dengan sebenarnya kecuali harus dengan
tajwid, kalau meninggalkan tajwid tersebut maka bacaan itu menjadi bacaan yang
sangat jelek bahkan kadang-kadang bisa berubah arti. Ayat ini menunjukkan
sanjungan Allah Azza wa Jalla bagi siapa yang membaca Al Qur’an dengan
bacaan sebenarnya.

b. Firman Allah Azza wa Jalla:


“Dan kami membacanya dengan tartil (teratur dengan benar).” (Al Furqan: 32).
Ini adalah sifat Kalamullah, maka wajib bagi kita untuk membacanya dengan apa
yang diturunkan oleh Allah Azza wa Jalla.1

1
https://mahlilalmudassa.blogspot.com/2016/03/pengertian-hukum-bacaan-ra-dan.html

3
2. Dalil-dalil dari As Sunnah
a. Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu ketika ditanya bagaimana bacaan
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka beliau menjawab bahwa bacaan beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam itu dengan panjang-panjang kemudian dia membaca
“Bismillahirrahman arrahiim” memanjangkan (bismillah) serta memanjangkan (ar
rahmaan) dan memanjangkan ar rahiim.” (HR. Bukhari)

b. Perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada sahabat agar mengambil


bacaan dari sahabat yang mampu dalam bidang ini sebagaimana sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Dari Abdullah bin Amr bin Ash berkata, telah bersabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam, “Mintalah kalian bacaan Al Qur’an dari Abdullah bin
Mas’ud, Salim Maula Abi Hudzaifah, Ubay bin Ka’ab, Mu’adz bin Jabal.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Ini adalah para sahabat yang mulia, padahal mereka itu orang-orang yang
paling fasih dalam pengucapan Al Qur’an masih disuruh belajar, lalu bagaimana
dengan kita orang asing yang lisan kita jauh dari lisan Al Qur’an?

3. Ijma’
Seluruh qura’ telah sepakat tentang wajibnya membaca Al Qur’an dengan tajwid.2

B. PEMBAHAGIAN HUKUM RA
Berdasarkan tata cara dalam makhrajal huruf (tempat-tempat keluarnya
huruf) dan sifat-sifat yang dimilikinya, bacaan ra dibagi menjadi tiga macam,
yaitu ;

2
https://mahlilalmudassa.blogspot.com/2016/03/pengertian-hukum-bacaan-ra-dan.htm

4
1. Hukum ra tafkhim
A. Pengertian Tafkhim
Tafkhim (ُ‫ )ت َ ْف ِخيْم‬merupakan masdar dari fakhkhama (ُ‫ )فَ َّخ َم‬yang berarti
menebalkan. Sedang yang dimaksud dengan bacaan tafkhim adalah membunyikan
huruf-huruf tertentu dengan suara atau bacaan tebal.
Pada pengertian itu dapat disimpulkan, bahwa bacaan-bacaan tafkhim itu
menebalkan huruf tertentu dengan cara mengucapkan huruf tertentu dengan cara
mengucapkan huruf di bibir (mulut) dengan menjorokkan ke depan (bahasa Jawa
mecucu), bacaan tafkhim kadang-kadang disebut sebagai isim maf’ul
mufakhkhamah (ُ‫)مفَ َّخ َمة‬.

B. Bacaan Tafkhim
Huruf hijaiyah yang wajib dibaca tafkhim terdapat tujuh huruf, yaitu huruf isti’la
ُْ ِ‫ض ْغ ِطُق‬
yang berkumpul pada kalimat: ‫ظ‬ َ ُ‫ص‬
َّ ‫خ‬, kesemuanya harus dibaca tebal.
Ra' Tafkhim adalah cara membaca huruf ra dengan tafkhim (tebal). 3

Ro’ yang dibaca tebal adalah:

a. Apabila ro’berharakat fathah atau fathah tanwin

(Al-Lahab:3) ُ‫ب‬
ِ ‫ط‬ ْ َ‫َّوا ْم َراَتهٗ ُۗ َح َّمالَة‬
َ ‫ُال َح‬

)Baqarah-Al:285(ُُ َ‫ُو ْالمؤْ ِمنون‬ ِ ‫ُالرسولُ ِب َماُأ ْن ِزلَُ ِإلَ ْي ِه‬


َ ‫ُم ْن‬
َ ‫ُربِ ِه‬ َّ َ‫آ َمن‬

b. Apabila ro’berharakat dhommah atau dhommah tanwin


)285rahBaqa-Al:(ُُ‫ُورس ِل ِه‬ َ ‫ُو َم ََل ِئ َكتِ ِه‬
َ ‫ُوكت ِب ِه‬ َّ ‫كلٌُّآ َمنَ ُ ِب‬
َ ِ‫اَّلل‬
(Al-Qari’ah:11) ‫ام َي ُة‬
ِ ‫نَار َح‬

c. Apabila ro’sukun dan huruf sebelumnya berharakat fathah


َ ُ‫سلَُ َعلَ ْي ِه ْم‬
(Al-Fil:3) ُ‫طي ًْراُاَبَابِ ْي َل‬ َ ‫َّواَ ْر‬
(Surat al-Muthaffifin:9) ُ‫ِكت َابُ َم ْرقوم‬

d. Apabila ro’sukun dan huruf sebelumnya berharakat dhommah

3
https://mahlilalmudassa.blogspot.com/2016/03/pengertian-hukum-bacaan-ra-dan.htm

5
(Al-Muthaffifin:33) َُ‫َو َماُأ ْر ِسلواُ َعلَ ْي ِه ْمُ َحافِ ِظين‬

e. Apabila ro’ sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah aridhah atau
kasrah bukan asli yaitu kasrah yang terdapat pada hamzah washal, tetapi
diwashalkan sehingga hamzah itu tidak terbaca
ْ ‫َو ََلُيَ ْش َفعونَ ُإِ ََّلُ ِل َم ِن‬
َ َ ‫ُارت‬
‫ضى‬

f. Ro’ sukun karena diwaqafkan dan huruf sebelumnya berharakat fathah


ْ ‫ف‬
ُ ُ)Qiyamah-Al:8(ُُ۞‫ُالقَ َمر‬ َ ‫َو َخ‬
َ ‫س‬
ُ ُ)Qiyamah-Al:9(ُُ۞‫ُو ْالقَ َمر‬ َّ ‫ُ َوج ِم َعُال‬
َ ‫ش ْمس‬
َ ‫ُك َََّل ََُل‬
)Qiyamah-Al:11(ُُُ۞‫ُوزَ َر‬

g. Ro’ sukun karena diwaqafkan dan huruf sebelumnya berharakat dhommah


ُ)Takasur-tA:1(ُُُ۞‫أ َ ْل َهاكمُالتَّكَاثر‬

h. Ro’ sukun karena diwaqafkan dan sebelumnya huruf mati selain ya’ yang
sebelumnya ada fathah
ْ َ‫َو ْالع‬
ُ )Asr-Al:1(ُُُ۞‫ص ِر‬
ُ )Fajr-Al:1(ُُ۞‫ُ َو ْالفَجْ ِر‬
)Fajr-lA:2(ُُُ۞‫ُ َولَ َيا ٍلُ َع ْش ٍر‬

i. Ro’ sukun karena diwaqafkan dan sebelumnya huruf mati selain ya’ yang
sebelumnya ada dhommah
ُ )Asr-Al:2(ُُ۞‫سانَ ُلَ ِفيُخس ٍْر‬ ِ ْ ‫إِ َّن‬
َ ‫ُاْل ْن‬
ْ ‫َوه َوُ ْال َع ِزيز‬
ُ )Mulk-Al:2(ُُُ۞‫ُالغَفور‬
ْ ‫ار ِجع‬
ُُُ)Mulk-Al:3(ُُُ۞‫ور‬ ِ ‫ص َرُه َْلُت ََر ٰى‬
ٍُ ‫ُمنُفط‬ َ ‫ُال َب‬ِ ْ َ‫ف‬

j. Apabila ada ro’ sukun yang huruf sebelumnya berharakat kasrah dan huruf
sesudahnya adalah huruf isti’la (‫ )خُصُضُطُظُغُق‬yang tidak berharakat kasrah
ُ )Naba-An:21(ُُ‫صادًا‬
َ ‫ُم ْر‬ ْ ‫ِإ َّنُ َج َهنَّ َمُكَان‬
ِ ‫َت‬
ُ)am'Na-An:7(ُُ‫اس‬ َ ‫ُ َولَ ْوُن ََّز ْلنَاُ َعلَيْكَ ُ ِكتَابًاُفِيُقِ ْر‬
ٍُ ‫ط‬

6
k. Ro’ sukun karena diwaqafkan dan sebelumnya huruf isti’la yang mati.
4 ْ ‫ُال ِق‬
)Saba':12(ُُُ۞‫ط ِر‬ ْ َ‫ُ َعيْن‬

2. Ra tarqiq
a..Tarqiq (ُ‫ )ت َْر ِقيْق‬merupakan bentuk masdar dari raqqaqa (َُ‫)رقَّق‬
َ yang
berarti menipiskan. Sedang yang dimaksud dengan bacaan tarqiq adalah
membunyikan huruf-huruf tertentu dengan suara atau bacaan tipis.
b. Pada pengertian itu tampak, bahwa tarqiq menghendaki adanya bacaan yang
tipis dengan cara mengucapkan hurur di bibir (mulut) agak mundur sedikit dan
tmpak agak meringis. Bacaan tarqiq kadang-kadang disebut sebagai isim
maf’ulnya, yakni muraqqaqah (ُ‫)م َرقَّقَة‬.5

Ro’ yang dibaca tipis adalah:

a. Apabila ro’ berharokat kasroh atau kasroh tanwin


)Tin-tA:2(ُُ َ‫ورُ ِسينِين‬
ِ ‫َوط‬
ِ ‫واُِلَنفسِك‬
َُّ َ‫مُم ْنُ َخي ٍْرُت َِجدوهُ ِعند‬
(Al-Baqarah:110) ِ‫ُّللا‬ ِ ‫َو َماُتقَدِم‬

b. Ro' sukun dan sebelumnya huruf yang berharakat kasroh sesudah nya bukan
huruf isti’la
ْ ‫َوفِ ْر َع ْونَ ُذ‬
(Al-Fajr:10) ُ‫ِىُاَلَ ْوتَا ِد‬

c. Ro’ sukun karena diwaqafkan dan huruf sebelumnya berharakat kasroh


)Taariq-At:8(ُُُ۞‫ىُرجْ ِع ِهُلَقَادِر‬
َ َ‫ِإنَّهُ َعل‬

d. Ro’ sukun karena diwaqafkan dan sebelumnya huruf mati selain ya’ yang
sebelumnya ada kasroh
ُ)Fajr-Al:5(ُُُ۞ُ‫ٍۗر ْجِح ْي ِذِِّل ٌمَسَق َكِلٰذ ْيِف ْلَه‬

4
https://hahuwa.blogspot.com/2017/09/tafkhim-dan-tarqiq-lafadz-allah-huruf.html
5
https://mahlilalmudassa.blogspot.com/2016/03/pengertian-hukum-bacaan-ra-dan.html

7
e. Ro’ sukun karena diwaqofkan dan huruf sebelumnya ya’ sukun
6
)Fatir:7(ُُُ۞ُ‫ٌريِب َك ٌر ْ َجأَو ٌةَرِفْغَّم مُهَل ِتاَحِلا َّصلا ا ُولِم َعَو ا ُونَمآ َنيِذَّلاَو‬
3. Ra jawajul wahjhain

Ra' Jawajul Wahjhain adalah cara membaca huruf ra dengan dua wajah,
maksudnya boleh di tebalkan atau di tipiskan.
Ra boleh di tebalkan atau di tipiskan karena beberapa sebab berikut ini:

1. Apabila ra sukun didahului oleh huruf berharakat dan sesudahnya berupa


huruf isti’la kasrah atau sukun. Contoh :

َّ ‫قُكَال‬
(Asy Syu’araa:63) ُِ‫ط ْود‬ ْ َ‫صاك‬
ٍ ‫ُالبَحْ َرُفَا ْنفَلَقَ ُفَ َكانَ ُكلُُّفِ ْر‬ َ َ‫سىُأ َ ِنُاض ِْربْ ُبِع‬
َ ‫فَأ َ ْو َح ْينَاُإِلَىُمو‬
ُ‫ْالعَ ِظ ِيم‬

2. Apabila sesudah huur ra terdapat ‫ ي‬yang dihilagkan Contoh :

7
(Al-Fajr:4) ُ‫َوالَّ ْي ِلُاِذَاُيَس ِْر‬

6
https://hahuwa.blogspot.com/2017/09/tafkhim-dan-tarqiq-lafadz-allah-huruf.html
7
https://intinebelajar.blogspot.com/2017/03/hukum-bacaan-ra-tafkhim-tarqiq-jawazul-wajhain-
beserta-contohnya.html

8
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa pembagian


hukum Ro ada 3 yaitu Ro Tafkhim, Ro Tarqiq, dan Ro Ra jawajul wahjhain.
Tafkhim (ُ‫ )ت َ ْف ِخيْم‬merupakan masdar dari fakhkhama (ُ‫ )فَ َّخ َم‬yang berarti menebalkan.
Sedang yang dimaksud dengan bacaan tafkhim adalah membunyikan huruf-huruf
tertentu dengan suara atau bacaan tebal. Tarqiq (ُ‫ )ت َْرقِيْق‬merupakan bentuk
masdar dari raqqaqa (َُ‫)رقَّق‬
َ yang berarti menipiskan. Ra' Jawajul Wahjhain
adalah cara membaca huruf ra dengan dua wajah, maksudnya boleh di tebalkan
atau di tipiskan.

B.Saran

Penulis mohon maaf atas segala kekhilafan dan kekurangan makalah ini
dan senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini
lebih bermanfaat bagi kita semua.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://mahlilalmudassa.blogspot.com/2016/03/pengertian-hukum-bacaan-ra-
dan.html

https://hahuwa.blogspot.com/2017/09/tafkhim-dan-tarqiq-lafadz-allah-huruf.html

https://intinebelajar.blogspot.com/2017/03/hukum-bacaan-ra-tafkhim-tarqiq-
jawazul-wajhain-beserta-contohnya.html

10

Anda mungkin juga menyukai