Anda di halaman 1dari 7

33

IDENTIFIKASI BAKTERI Salmonella sp. PADA TELUR AYAM RAS


(Studi di Pasar Pon Jombang)

Yunita Arisnawati* Awaluddin Susanto**

ABSTRAK

Telur ayam ras adalah salah satu sumber pangan protein hewani yang popular dan sangat
diminati oleh masyarakat. Hampir seluruh kalangan masyarakat dapat mengkonsumsi telur ayam
ras untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Telur dapat mengalami kerusakan, baik
kerusakan fisik maupun kerusakan yang disebabkan oleh pertumbuhan mikroba. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui adanya kontaminasi bakteri Salmonella sp. pada telur ayam ras yang
dijual di Pasar Pon Jombang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan populasi
menggunakan 4 sampel telur dari distributor yang berbeda yang dijual di Pasar Pon Jombang.
Teknik penelitian ini menggunakan total sampling. Variabel pada penelitian ini adalah bakteri
Salmonella sp.pada telur ayam ras. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan didapatkan
hasil 2 sampel cangkang telur positif bakteri Salmonella sp. dan 1 sampel kuning telur positif
bakteri Salmonella sp.dan ditemukan bakteri lain seperti bakteri Escherichia coli dan bakteri
Pseudomonas. Dari hasil penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa telur ayam ras yang
dijual di Pasar Pon Jombang mempunyai kualitas yang kurang baik, karena sebagian (50%)
cangkang telur dan sebagian kecil (25%) kuning telur terkontaminasi bakteri Salmonella sp.

Kata Kunci : Bakteri Salmonella sp. Telur Ayam Ras

IDENTIFICATION OF THE BACTERIA Salmonella sp. on BROILER


(At Pasar Pon Jombang)

ABSTRACT

Eggs are a source of animal protein foods are popular and in great demand by the public.
Almost the entire community can consume eggs to meet the needs of animal protein. The eggs
can be damaged, both physical damage as well as damage caused by microbial growth. This
study aims to determine the bacterial contamination of Salmonella sp. the eggs sold in markets
Pon Jombang. This study used qualitative methods, with a population of 4 samples using eggs
from different distributors sold in Jombang Pon Market. This research technique using total
sampling. The variable in this study is the bacterium Salmonella sp. in eggs. Based on the results
of tests carried out showed two samples of eggshell positive bacterium Salmonella sp. and 1 egg
yolk positive samples of Salmonella bacteria found sp.dan other bacteria such as Escherichia
coli and Pseudomonas. From the results of research conducted concluded that eggs sold in
markets Pon Jombang have less good quality, because the majority (50%) of eggshell and a
small portion (25%) of yellow eggs contaminated with the bacterium Salmonella sp.

Keywords: Bacteria Salmonella sp. Chicken Egg Race

Jurnal Insan Cendekia. Volume 5 No.1 Maret 2017


34

PENDAHULUAN dan lebih dari 216 ribu diantaranya


meninggal. Di Indonesia pada tahun 2010
Telur adalah sebuah produk hewani yang terjadi kasus demam tifoid 300-810 kasus
termasuk salah satu sumber protein hewan per 100.000 penduduk pertahun, dengan
yang mengandung nutrisi yang baik bagi angka kematian 2% Depkes RI (2010:7).
kehidupan manusia. Konsumsi telur lebih Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
tinggi dari pada konsumsi hasil ternak lain, Kabupaten Jombang pada tahun 2012 jumlah
karena mudah diperoleh dan harganya relatif penderita demam tifoid sebanyak 6.122
murah. Telur yang paling sering dikonsumsi orang Dinkes Jombang (2012:5).
masyarakat adalah telur ayam kampung
(buras) dan telur ayam ras petelur (layer). Kontaminasi telur dapat berasal dari kandang
atau peternakan. Manajemen atau tata
Telur dapat mengalami kerusakan, baik laksana peternakan akan menentukan
kerusakan fisik maupun kerusakan yang kualitas produk ternak yang dihasilkan
disebabkan oleh pertumbuhan mikroba. seperti susu, telur dan daging. Bakteri
Mikroba dapat masuk ke dalam telur melalui menyerang ternak saat di kandang, kemudian
pori-pori yang terdapat pada kulit telur, dapat menular pada manusia karena
melalui udara, maupun kotoran ayam. pemeliharaan yang tidak higienis Poernomo
Kontaminasi mikroba kedalam telur juga (1994:3).
dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti
kondisi pasar yang masih sederhana, sanitasi Kontaminasi bakteri pada telur juga terjadi
lingkungan yang buruk, serta tempat karena mikroorganisme masuk ke dalam
penyimpanan yang tidak steril Buckle dkk kulit telur melalui pori-pori yang terdapat
(1987:37). Kontaminasi telur juga berasal pada permukaan kulit telur. Kontaminasi
dari kondisi peternakan yang tidak bersih, Salmonella sp. pada telur juga dapat terjadi
dan juga pengolahan telur yang tidak pada proses penjualan karena lingkungan
sempurna dan minimnya melakukan yang kurang bersih. Begitu juga saat proses
pencucian pada telur yang dikonsumsi. pemasakan telur yang sering kali minimnya
pencucian telur dan memasak telur secara
Berbagai penelitian tentang telur telah tidak sempurna atau setengah matang juga
dilakukan dan hasilnya menunjukkan bahwa mempengaruhi cemaran Salmonella sp. pada
mikroorganisme seperti bakteri dapat telur Siagian (2002:2).
mengontaminasi telur. Bakteri yang sering
mengontaminasi telur adalah genus Situasi tersebut menggambarkan bahwa
Salmonella sp. American Egg Board ayam merupakan ternak yang berpotensi
(2007:231). besar sebagai sumber penularan Salmonella
sp. ke manusia. Pada penelitian terdahulu
Salmonella sp. adalah bakteri batang gram terhadap cemaran Salmonella sp. pada
negatif dan tidak berspora. Bakteri ini peternakan ayam di daerah Sleman
masuk ke dalam tubuh manusia secara Yogyakarta tahun 2006 mencapai 11,40%
peroral. Salmonella sp. dapat menyebabkan pada daging dan 1,40% pada telur Nugroho
enteritis, infeksi sistemik, dan demam tifoid (2006:47).
Brooks, Butel, Morse (2004:365). Salah
satunya yang sering terjadi di masyarakat Pemerintah telah membuat peraturan atau
adalah demam tifoid. pengawasan untuk perlindungan terhadap
konsumen mengenai produk mutu hewan
Menurut WHO pada tahun 2000 terdapat yang beredar melalui Standar Nasional
lebih dari 21,65 juta penderita demam tifoid Indonesia SNI No. 01-6366-2000 tentang
batas maksimum cemaran mikroba pada

Jurnal Insan Cendekia. Volume 5 No.1 Maret 2017


35

telur segar, untuk Salmonella sp. harus konstribusi untuk pelaksanaan penelitian
negatif atau tidak boleh mengandung selanjutnya.Bagi masyarakat `diharapkan
Salmonella sp. Direktorat Kesehatan dapat mengetahui adanya kemungkinan telur
Masyarakat Veteriner (2007:2). ayam ras terinfeksi Salmonella sp. sehingga
dapat lebih berhati-hati dalam memilih dan
Pasar Pon merupakan salah satu pasar mengkonsumsi telur ayam.
tradisional yang ada di Kabupaten Jombang,
dimana menunjukkan bahwa banyak
pedagang yang menjual kebutuhan sehari– BAHAN DAN METODE PENELITIAN
hari, seperti pakaian, sayuran, buah–buahan,
dan bahan untuk memasak seperti ikan, telur, Waktu Penelitian
daging dan lain–lain. Kondisi lingkungan
pasar yang masih kotor, kurangnya Penelitian dilaksanakan mulai dari
kebersihan dari para penjual yang ada di perencanaan (penyusunan proposal) sampai
pasar tersebut, tangan penjual dan pembeli dengan penyusunan laporan akhir, yaitu dari
yang tidak higienis, serta tidak dilakukannya bulan Februari sampai bulan Juli 2016.
pencucian terhadap telur yang dijual yang
berasal langsung dari peternakan. Kondisi Tempat Penelitian
tempat penyimpanan telur yang tidak steril
dan hanya ditempatkan pada tempat Penelitian ini dilakukan di Pasar Pon
seadanya dan terbuka. Jombang. Pemeriksaan akan dilaksanakan di
Laboratorium Mikrobiologi Prodi D-III
Solusi dari permasalahan di atas adalah Analis Kesehatan STIKes ICME Jombang
dengan meningkatkan kebersihan dan Jalan Kemuning No. 57 A Candimulyo
perawatan kandang ternak, juga menyimpan Kabupaten Jombang Provinsi JawaTimur.
telur pada tempat yang bersih. Melakukan
pencucian pada telur saat akan di konsumsi. Desain Penelitian
Masyarakat jika mengkonsumsi telur harus
di masak secara sempurna. Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian
Rumusan masalah dalam penelitian ini deskriptif adalah suatu metode yang
adalah Apakah telur ayam ras yang dijual di dilakukan untuk mendiskripsikan,
Pasar Pon Jombang terkontaminasi menjelaskan, menemukan dan memaparkan
Salmonella sp.? Tujuan penelitian ini adalah sesuatu yang diteliti. Peneliti menggunakan
Mengetahui adanya Salmonella sp. pada desain penelitian deskriptif yang merupakan
telur ayam ras yang dijual di Pasar Pon penelitian untuk identifikasi bakteri
Jombang. Manfaat dalam penelitian ini ada Salmonella sp. pada telur ayam ras yang
dua yaitu manfaat teoritis Hasil penelitian ini dijual di Pasar Pon Jombang.
Secara teori, peneliti dapat memberikan
sumbangan pemikiran bagi perkembangan Alat dan Bahan
ilmu kesehatan khususnya di bidang
Mikrobiologi.Manfaat praktis bagi peneliti Alat yang digunakan dalam penelitian ini
Peneliti dapat memperluas pengetahuan dan yaitu tabung reaksi, rak tabung reaksi,neraca
pemahaman tentang Salmonella sp. Dan digital, hotplate, batang pengaduk,
akibat yang dapat ditimbulkan dari bakteri autoclave, kapas, alumunium foil, incubator,
ini.Bagi institusi diharapkan dapat Bunsen, label, ose jarum, ose bulat, cawan
menambah wawasan ilmu pengetahuan petri dan objek glass
tentang Salmonella sp. Khususnya bagi
institusi terkait dapat memberikan

Jurnal Insan Cendekia. Volume 5 No.1 Maret 2017


36

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini Berdasarkan tabel 5.1 A di atas setelah
yaitu sampel telur ayam ras, Media SSA dilakukan pemeriksaan terhadap bakteri
(Salmonella Shigella Agar), Triple Sugar Salmonella sp. menunjukkan sebagian (50%)
Iron Agar (TSIA),Aquadest dan Pewarna cangkang telur ayam ras yang dijual di Pasar
Gram. Pon Jombang terkontaminasi Salmonella sp.

Prosedur Penelitian B. Hasil dari sampel kuning telur


Salmonella sp. Frekuensi Persentase(%)
1. Disiapkan alat dan bahan yang Positif 1 25
diperlukan. Negatif 3 75
2. Telur ayam yang telah dipisahkan dari Total 4 100
kulitnya diletakkan dalam tempat Sumber: Data primer 2016
sampel.
3. Menghaluskan cangkang telur pada Berdasarkan tabel 5.1 B di atas setelah
mortar dan mengkocok kuning telur dilakukan pemeriksaan terhadap bakteri
yang dipisahkan dari putih telurnya pada Salmonella sp. menunjukkan sebagian kecil
tempat yang berbeda. (25%) kuning telur ayam ras yang dijual di
4. Memasukkan cangkang telur yang telah Pasar Pon Jombang terkontaminasi bakteri
dihaluskan ke dalam beaker glass 250 Salmonella sp.
ml.
5. Menambahkan aquadest secukupnya
pada cangkang yang telah dihaluskan. PEMBAHASAN
6. Diambil dengan ose bulat yang telah
difiksasi masing – masing sampel Berdasarkan penelitian bakteri Salmonella
cangkang dan kuning telur sp. pada sampel telur dari Pasar Pon
7. Kemudian sampel cangkang dan kuning Jombang dilakukan dengan metode isolasi
telur ditanam pada media SSA masing bakteri, setelah didapatkan sampel kemudian
– masing. sampel telur dipisahkan dari cangkang,
8. Diinkubasi pada suhu 370C selama 24 kuning dan putih telurnya. Sampel yang
jam, kemudian jika tumbuh koloni maka digunakan hanya cangkang dan kuning
dilakukan pengecatan gram dan telurnya. Setelah itu menghaluskan cangkang
dilanjutkan penanaman pada media TSI. telur tersebut dan menambahkan aquadest
secukupnya, kemudian menanam sampel
cangkang dan kuning telur masing-masing
HASIL PENELITIAN pada media SSA dan diinkubasi selama 24-
48 jam pada suhu 370C.
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Hasil Pemeriksaan Salmonella sp. pada Setelah itu mengamati pertumbuhan koloni
Telur Ayam Ras yang dijual di Pasar Pon pada media SSA dan membuat preparat dari
Jombang. koloni tersebut dengan melakukan
pewarnaan gram. Pada media SSA
A. Hasil Dari Sampel Cangkang Telur didapatkan 3 koloni yang berbeda yaitu
Salmonella sp. Frekuensi Persentase(%) koloni yang berwarna coklat, pink, dan
Positif 2 50 transparan. Koloni tersebut berbentuk bulat,
Negatif 2 50 ukuran kecil, permukaan cembung dan
Total 4 100 tepian halus.
Sumber: Data primer 2016

Jurnal Insan Cendekia. Volume 5 No.1 Maret 2017


37

Kemudian setelah dilakukan pengecatan juga dapat terjadi dari peternakan penghasil
gram ditemukan bakteri gram negatif dan telur dimana kondisi peternakan yang masih
berbentuk basil (batang). Setelah itu kotor, serta pemeliharaan yang tidak higienis
dilanjutkan dengan penanaman pada media seperti makanan dan minuman yang
TSIA untuk memperkuat dugaan terhadap diberikan pada ayam juga mempengaruhi
bakteri Salmonella sp. kemudian dari media kontaminasi pada telur sehingga didapatkan
TSIA didapatkan hasil untuk bakteri hasil positif pada kuning telur.
Salmonella sp. menghasilkan asam (warna
kuning) dan basa (warna merah) sehingga Minimnya melakukan pencucian pada telur
menghasilkan warna merah kuning serta yang akan diolah juga mempengaruhi
terdapat H2S. Selain bakteri Salmonella sp. kontaminasi bakteri karena telur yang dijual
ditemukan bakteri lain seperti bakteri masih banyak yang menempel dengan
Escherichia coli dengan hasil TSIA kotoran dan bercak darah. Faktor-faktor
berwarna kuning, dan bakteri Pseudomonas inilah yang menyebabkan cangkang telur
dengan hasil TSIA berwarna merah. sebanyak 2 (50%) positif terkontaminasi
oleh bakteri Salmonella sp. dan 1 kuning
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan telur (25%) juga terkontaminasi Salmonella
dari 4 sampel telur ayam ras yang diperiksa sp. sehingga telur tersebut memiliki kualitas
2 sampel cangkang positif terkontaminasi yang kurang baik dan tidak layak untuk
oleh bakteri Salmonella sp. sedangkan 2 dikonsumsi.
sampel cangkang tidak terkontaminasi
bakteri Salmonella sp., kemudian 1 sampel Keberadaan bakteri Salmonella sp. pada
kuning telur positif terkontaminasi bakteri telur merupakan indicator keamanan
Salmonella sp.dan 3 sampel kuning telur makanan, bahwa telur tersebut telah
tidak terkontaminasi bakteri Salmonella sp. tercemar oleh kotoran manusia atau hewan.
Hal ini menunjukkan bahwa kualitas telur Konsumsi telur harus melalui proses
yang dijual di Pasar Pon Jombang kurang pemasakan yang benar hingga masak
baik, karena adanya kontaminasi Salmonella sempurna untuk memastikan bahwa bakteri
sp. pada telur ayam ras yang di jual di Pasar pada telur telah mati, karena pemasakan
Pon Jombang. secara setengah matang dapat
memungkinkan bakteri masih bertahan hidup
Pemerintah telah membuat peraturan atau dalam makanan.
pengawasan untuk perlindungan terhadap
konsumen mengenai produk mutu hewan Sanitasi lingkungan di Pasar Pon Jombang
yang beredar melalui Standar Nasional masih buruk berdasarkan pengamatan, hal
Indonesia SNI No. 01-6366-2000 tentang ini dibuktikan dengan kondisi pasar yang
batas maksimum cemaran mikroba pada kotor, tempat penjualan yang masih
telur segar, untuk Salmonella sp. harus sederhana, serta tempat penyimpanan telur
negatif atau tidak boleh mengandung yang seadanya.
Salmonella sp. Direktorat Kesehatan Kontaminasi telur dapat berasal dari kandang
Masyarakat Veteriner (2007:2). atau peternakan. Manajemen atau tata
Menurut peneliti hasil positif yang didapat laksana peternakan akan menentukan
lebih mengarah pada kondisi sanitasi kualitas produk ternak yang dihasilkan
lingkungan yang masih buruk, serta tempat seperti susu, telur dan daging. Bakteri
penjualan telur yang masih sederhana dan menyerang ternak saat di kandang, kemudian
tempat penyimpanan telur yang tidak steril dapat menular pada manusia karena
yang dapat menyebabkan kontaminasi pemeliharaan yang tidak higienis Poernomo
bakteri Salmonella sp. terutama pada (1994:3).
cangkang telur, tetapi kontaminasi bakteri .

Jurnal Insan Cendekia. Volume 5 No.1 Maret 2017


38

Kontaminasi bakteri pada telur juga terjadi Saran


karena mikroorganisme masuk ke dalam
kulit telur melalui pori-pori yang terdapat 1. Bagi Peneliti Selanjutnya
pada permukaan kulit telur. Kontaminasi Diharapkan peneliti selanjutnya dapat
Salmonella sp. pada telur juga dapat terjadi lebih menyempurnakan penelitian
pada proses penjualan karena lingkungan tentang ”Identifikasi Bakteri Salmonella
yang kurang bersih. Begitu juga saat proses sp. Pada Telur Ayam Ras” dan dapat
pemasakan telur yang sering kali minimnya melanjutkan penelitian ini dengan
pencucian telur dan memasak telur secara instrumen penelitian yang lain,
tidak sempurna atau setengah matang juga memperbaiki teknik dan penambahan
mempengaruhi cemaran Salmonella sp. pada jumlah sampel sehingga didapatkan hasil
telur Siagian (2002:2) yang lebih akurat.
2. Bagi Institusi
Keadaan pasar juga berpengaruh, menurut Diharapkan institusi lebih melengkapi
Buckle dkk. (1987:37) kondisi pasar yang alat-alat penelitian dan buku-buku
masih sederhana, sanitasi lingkungan yang penelitian di perpustakaan sehingga
buruk, serta tata laksana pemasaran yang mempermudah mahasiswa untuk
tidak baik akan mendukung peningkatan mencari dan memahami langkah-
kontaminasi dan perkembangan bakteri. Dari langkah dalam melakukan penelitian
hasil pengamatan terhadap pasar tempat tentang identifikasi bakteri Salmonella
pengambilan sampel, kondisi sanitasinya sp. pada telur ayam.
masih kurang baik. 3. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat lebih
Bakteri Salmonella sp. dapat hidup antara memperhatikan kondisi lingkungan dan
suhu 6,70C–450C, berhenti berkembang biak penyimpanan telur, serta kebersihan saat
pada suhu 50C, sedangkan pada suhu 550C proses pengolahan telur. Untuk
masih dapat hidup selama 1 jam dan pada meminimalisir kontaminasi bakteri pada
suhu 600C selama 15-20 menit Ray (2004:6). telur yang menimbulkan penyakit pada
Diharapkan dari hasil penelitian di atas tubuh manusia.
masyarakat lebih memperhatikan kebersihan
dan sanitasi lingkungan dengan baik, serta
menyimpan telur pada tempat yang bersih KEPUSTAKAAN
dan steril untuk meminimalkan kontaminasi
bakteri. Melakukan pencucian telur sebelum American Egg Board, 2007; available at:
diolah serta melakukan pemasakan telur http://www.aeb.org/LearnMore/EggSa
secara sempurna. fety.htm, 1 maret 2016

Brooks, Butel, Morse. 2004. Jawetz,


SIMPULAN DAN SARAN Melnick, & Adelberg’s Medical
Microbiology. Jakarta : Salemba
Simpulan Medika.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat Buckle, K. A., R. A.. Edward., G.H. Fleet
disimpulkan bahwa telur ayam ras yang dan M. Wooton. 1987. Ilmu Pangan.
dijual di Pasar Pon Jombang memiliki Indonesia. University Press. Jakarta.
kualitas yang kurang baik, karena sebagian 37-45.
(50%) cangkang telur dan sebagian kecil
(25%) kuning telur ayam ras yang dijual
terkontaminasi bakteri Salmonella sp.

Jurnal Insan Cendekia. Volume 5 No.1 Maret 2017


39

Depkes RI. 2010. Angka Kejadian Tifus di


Indonesia.
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf.

Dinkes Jombang. 2012. Jumlah kejadian


tifoid di Jombang. Dinkes Jombang

Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner.


2007. Batas Maksimal Cemaran
Mikroba dalam Bahan Makanan Asal
Hewan (SNI No. 01-6366-2000).
Jakarta. http://www.ditjennak.go.id

Foodborne Diseases, Emerging. Available


from:
http://www.who.int/mediacentre/factsh
eets/fs124/en/.

Nugroho, W. S. 2006. Analisis Tingkat


Cemaran Salmonella dan Faktor-
faktor Pencemaran pada Telur Ayam
Ras di Kabupaten Sleman Yogyakarta.
J. Veteriner. 7 : 47-53.

Poernomo, S., 1994. Salmonella pada ayam


di rumah potong ayam dan
lingkungannya di wilayah Jakarta dan
sekitarnya. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan, Bogor.

Ray, Bibek. 2004. Fundamental Food


Microbiology. CRC Press, New York.

Siagian, A. 2002. Mikroba Patogen Pada


Makanan dan Sumber
Pencemarannya. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. USU.
http://www.library.usu.ac.id

World Health Organization (WHO), 2002.

Jurnal Insan Cendekia. Volume 5 No.1 Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai