Anda di halaman 1dari 5

HYPERTENSI DALAM KEHAMILAN,

PREEKLAMPSIA,EKLAMPSIA
No. Dokumen : UKP/SOP/148
SOP No. Revisi : 01
Tanggal Terbit : 10 APRIL 2019
Halaman : 1/5

PUSKESMAS KELAPA Eman Suherman, AMAK


NIP.196902011994031004

1. Pengertian Tekanan darah tinggi pada ibu hamil sekurang-


kurangnya 140 mmhgsistolik atau 90 mmhg diastolic
tanpa protein urin atau dengan protein urin 1+ terjadi
pada kehamilan > 20 mg atau disertai kejang.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
pedoman kerja petugas dalam memberikan pelayanan
pada hypertensi dalam
kehamilan,preeclampsia,eklampsia.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.445/046/PKM/2016
tentang pelayanan klinis di Puskesmas Kelapa
4. Referensi Kementerian Kesehatan RI dan WHO. Buku Saku
Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar
dan Rujukan. Jakarta: KementerianKesehatan RI.
2013(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2013)
5. Langkah - 1. Selalu siapkan tindakan gawat darurat
langkah 2. Petugas menerima pasien dan keluarga dengan
ramah
3. Lakukan pemeriksaan fisik ibu
4. Lakukan pemeriksaan obstetri
5. Minta pertolongan pada petugas lain untuk
membantu bila memungkinkan
6. Lakukan pemeriksaan protein urin
7. Kolaborasi dengan dokter jaga
8. Lakukan penanganan hasil kolaborasi dengan
dokter
9. Bila petugas menemukan tanda atau gejala
a. Hypertensi kronis
- TD ≥ 140/90 mmhg
- Sudah ada riwayat hypertensi sebelum
hamil, atau diketahui adanya hypertensi
pada usia kehamilan < 20 minggu
- Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes
celup urin)
- Dapat disertai keterlibatan organ lain,
seperti mata, jantung, dan ginjal
b. Hypertensi gestasional
- TD ≥ 140/90 mmhg
- Tidak ada riwayat hypertensi sebelum hamil,
TD normal diusia kehamilan < 12 minggu
- Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes
celupurin)
- Dapat disertai tanda dan gejala
preeclampsia, seperti nyeri ulu hati dan
trombositopenia
- Diagnosis pasti ditegakkan pasca persalinan
c. Preeclampsia dan Eklampsia
- Preeclampsia Ringan
= TD ≥ 140/90 mmhg pada usia kehamilan >
20 minggu
= tes celup urin menunjukkan proteinuria !+
atau pemeriksaan protein kuantitatif
menujukkan hasil > 300 mg/24 jam
- Preeklapmsia Berat
= TD > 160/110 mmhg pada usia kehamilan
> 20 minggu
= tes celup urin menunjukkan proteinuria 2+
atau pemeriksaan protein kuantitatif
menujukkan hasil > 5 g/24 jam
= atau disertai keterlibatan organ lain ; sakit
kepala, skotoma penglihatan, pertumbuhan
janin terhambat, oligohidramnion, edema
paru dan/atau gagal jantung kongestif,
oliguria ( < 500 ml/24jam, kreatinin > 1,2
mg/dl
- Superimposed preeclampsia pada hypertensi

2
kronik
= ibu dengan riwayat hypertensi kronik
(sudah ada sebelum usia
kehamilan 20 minggu)
= celup urin menunjukkan proteinuria !+
atau trombosit < 100.000 sel/dl pada usia
kehamilan > 20 minggu
- Eklampsia
= kejang umum dan/atau koma
= ada tanda dan gejala preeclampsia
= tidak ada kemungkinan penyebab lain (
misalnya epilepsy, perdarahan
subarachnoid, dan meningitis )
10. Lakukan penanganan
a. Hypertensi kronik
- Anjurkan istirahat lebih banyak
- Pada hypertensi kronik, penurunan TD ibu
akan mengganggu perfusi serta tidak ada
bukti – bukti bahwa TD yang normal akan
mempengaruhi keadaan janin dan ibu.
= Jika pasien sebelum hamil sudah
mendapat obat anti hypertensi, dan
terkontrol dengan baik, lanjutkan
pengobatan tersebut
= Jika tekanan diastolic > 110 mmhg atau
tekanan sistolik > 160 mmhg, berikan
antihypertensi
= Jika terdapat proteinuria atau tanda-tanda
dan gejala lain, pikirkan superimposed
preeclampsia dan tangani seperti
preeclampsia
- Berikan suplemen kalsium 1,5 - 2 g/hari
dan aspirin 75 mg/hari mulai usia
kehamilan 20 minggu
- Pantau pertumbuhan dan kondisi janin
- Jika tidak ada komplikasi, tunggu sampai
aterm
- Jika DJJ < 100 kali/menit atau > 180

3
kali/menit, tangani seperti gawat janin
- Jika terdapat pertumbuhan janin terhambat,
pertimbangkan terminasi kehamilan.
b. Hypertensi gestasional
- Pantau TD, urin ( untuk proteinuria) dan
kondisi janin setiap minggu
- Jika TD meningkat, tangani sebagai
preeclampsia ringan
- Jika kondisi janin memburuk atau terjadi
pertumbuhan janin terhambat, rawat untuk
penilaian kesehatan janin
- Beritahu pasien dan keluarga tanda bahaya
dan gejala preeclampsia dan eklampsia
- Jika TD stabil, janin dapat dilahirkan secara
normal
c. Preeclampsia dan Eklampsia
- Bila terjadi kejang, perhatikan jalan napas,
pernapasan (oksigen) dan sirkulasi ( cairan
intravena)
- MgSO4 diberikan secara intravena kepada
ibu dengan eklampsia (sebagai tatalaksana
kejang) dan preeclampsia berat ( sebagai
pencegahan kejang)
- Pada kondisi dimana MgSO4 tidak dapat
diberikan seluruhnya, berikan dosis awal
lalu rujuk ibu segera ke fasilitas kesehatan
yang memadai
- Lakukan intubasi jika terjadi kejang
berulang dan kirim rujuk ibu ke ruang ICU (
bila tersedia) yang sudah siap dengan
fisilitas ventilator tekanan positif.
- Lakukan pemeriksaan fisik tiap jam,
meliputi TD, nadi, RR, reflek patella, dan
jumlah urin
- Bila RR < 16 kali/menit, dan/atau tidak
didapatkan reflek tendon patella, dan/atau
oligoria (produksi urin < 0,5 ml/kgBB/jam),
segara hentikan pemberian MgSO4

4
- Jika terjadi depresi nafas, berikan Ca
glukonas 1 g IV ( 10 ml larutan 10%) bolus
dalam 10 menit
- Selama ibu dengan preeclampsia dan
eklampsia dirujuk, pantau dan nilai adanya
perburukan preeclampsia. Apabila terjadi
eklampsia, lakukan penilaian awal dan
tatalaksana kegawatdaruratan. Berikan
kembali MgSO4 2 gIV perlahan ( 15- 20
menit). Bila setelah pemberian ulangan
masih terdapat kejang, dapat
dipertimbangkan diazepam 10 mg IV selama
2 menit
11. Petugas Memberikan konseling, informasi dan
eduk asi (KIE) pada pasien dan keluarga tentang
hypertensi dalam
kehamilan,preeclampsia,eklampsia, tindakan serta
keputusan selanjutnya yang akan dilakukan.
12. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan,
dokumentasi
13. .Petugas memulangkan pasien atas perintah dokter
14. Petugas menyerahkan dokumen atau RM ke
petugas RM.
6. Unit terkait Ruang poned, Loket Pendaftaran dan Rekam Medis,
laboratotrium, ruang obat,

Anda mungkin juga menyukai