Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PSIKOLOGI

BAGIAN SATU (PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN)


MASA DEWASA
ANGGOTA KELOMPOK:

1. HENDRA TRI AHMADDHANI (1906311614401017)


2. YOGA LUQMANUL HAKIM (1906311614401029)

Kendati usia yang sah yang menandai awal masa dewasa dapat dengan mudahmditentukan, lebih
sukar untuk menunjukkan permulaannya secara psikologis. Masa dewasa membawa serta tingkat
kedewasan tertentu yang tidak selalu merupakandampak pencapaian usia tertentu. Kedewasaan
melibatkan penyesuaan yang realitas baik terhadap lingkngan maupun diri sendiri.

MASALAH-MASALAH MASA DEWASA

Karena tidak mungkin bagi kita untuk mempertimbangkan banyak masalah psikologis yang
dihadapi orang dewasa, kita akan membatasi diri pada tinjauan singkat tentang beberapa bidang stress
yang lebih luas.

1. Pekerjaan
Kita telah menekankan kebutuhan manusia untuk menemukan maksud dan makna dalam
kehidupan dan tentunya pekerjaan memberikan situasi dimana orang dewasa mun gkin dapat
berharap menemuka suatu maksud dan keberhasilan seperti itu. Kita pada umumnya terpancang
pada jenis pekerjaan tertentu jauh sebelum kita mencapai usia dewasa, karena pemilihan karier
ditentukan selama masa remaja. Saat ini banyak orang menghababiskan waktu usia kerjanya
dengan melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak sesuai bagi mereka. Seberapa beratnya menjadi
perawat, pria atau wanita muda yang memilih karier ini pasti akan menikmati kesempatan untuk
berkarya dalam bidang yang menawarkan jangkauan yang terbatas untuk memproleh
keberhasilan, makna serta kepuasan pribadi. Banyak orang dalam pekerjaan mereka memperoleh
kepuasan serupa dalam kegiatan diluar pekerjaan. Tetapi terlalu sering kita dapatkan orang yang
bosan dalam waktu bekerja juga merasa bosen jika tidak bekerja. Bahkan bagi mereka yang
cocok dengan karier mereka, pekerjaan masih menimbulokan banyak masalah. Sebagian besar
masalah ini timbul karena sifat pekerjaan yang harus kompetitif. Apabila diberi kesempatan yang
memadai orang yang mampu akan mengatasi hambatan-hambatan dalam pekerjaan dan mencapai
puncak, sedangkan mereka yang merasa kurang cocok dan tidak mampu menerima keterbatasan –
keterbatasan mereka akan merasa tertipu dan iri hati. Pada tahun 1955 suatu tim peneliti
mempelajari pekerjaan sehari-hari dari perawat di rumah sakit mentaldi daerah manchester.
Kesimpulan mereka khusus berlaku bagi perawatan penderita gangguan jiwa tetapi kata-kata
penutup merka sama penadnya bagi semua jenis perawatan. Perlu diingat juga bahwa dimata
pasien status pewrat bukan ditentukan oleh sifat pekerjaannya, tingkat atau jenjang yang
dimilikinya tetapi oleh kepribadian dan sikap individu yang bersangkutan (Universitas
Manchester, 1955).
2. Pendekatan dan pernikahan
Orang dewasa tidak hanya menghadapi masalah pemilihan Karier yang tepat tetapi juga
pasangan hidup yg cocok. Menjelang akhir masa remaja, pria dan wanita muda saling tertarik
dalam cara yang pada dasarnya bersifat fisik meskipun ini mungkin dibungai cita-cita yang
romantis. Idealnya pernikahan harus mencakup daya tarrik fisik maupun ikatan yang tulus dan
saling menghormati antar pasangan. Kata “hormat” di atas penting, karena acap kali pernikahan
gagal akibat ketidakmampuan salah satu pasangan untuk menghormati integritas individu
patnernya. Pernikahan yang sukses dibangun atas dasar kemampuan berbagi pengalaman, baik
yang menyenangkan maupun yang tidak, sementara masih tetap menghormati hak masing-masing
untuk tetap mandiri dalam jiwa dan kepribadian.
Tidak mengherankan bila sebagian besar survei masalah masalah-masalah perkawinan
setuju bahwa keberhasilan pernikahhan cenderung terhambat bila salah satu pasangan mengalami
gangguan neurotis. Dalam sejumlah survei semacam ini telah retamati bahwa bila salah satu
pasangan menunjukkan bukti-bukti gangguan kepribadian, makin besar kemungkinan bahwa
pasangan yang lain juga mengalami kecenderungan neurotis.
Seorang psikiatr yang amat berpengalaman pernah mengatakan bahwa banyak
pernikahan gagal karena orang mengaharapkan terlalu banyak dari pernikahan. Tidak ada dua
orang berbagi semua tuntutan kehidupan sehari-hari tanpa kakdang kala saling bertengkar dan
bermusuhan.
Dalam dunia sekarang ini pernikahan jelas tidak lagi hubugan yang permanen. Banyak
orang beragumentasi bahwa pelajaran yang dipetik dari pernikahan yang gagal akan
meningkatkan kebeerhasilan pernikahan kemudian. Tetapi faktanya berlawanan dengan asumsi
semacam itu.
3. Menjadi orang tua
Bila keberhasilan pernikahan merupakan salah satu tanda utama dari kedewasaan,
mujngkin benar bila kkita mengatakan bahwa penyesuaian diri sebagai orang tua bahkan lebih
penting lagi. Cara-cara moderen untuk membatasi kelahiran telah memgubah tindakan
memperoleh anak dari yang semula fungsi otomatis menjadi fungsi yang dengan sengaja dapat
direncanakan atau dicegah. Beberapa wanita menolak kehamilan karena sikap tidak sehat yang
diciptakan oleh orang tua mereka sendiri atau karena tidak mampu menerima tanggung jawab
sebagai orang tua.
Selama kehamilan juga mengalami penderitaan dan kesulitan. Ibu merasa cmas tentang
kondisi anak yang dikandungnya dan juga mencemaskan proses kelahiran. Bahkan ayahpun juga
merasakan apa yang istri rasakan. Sehingga proses kehamilan bisa jadi sangat sulit saat ibu
mengalami ketakutan atas kehamilannya.
Perawat yang bekerja di klinik pra-kelahiran atau bangsal bersalin cukup berkualifikasi
untuk menyampaikan pengetahuan dan pengalaman sendiri kepada orang tua dan dengan
demikian dapat membantu menenangkan dan menghilangkan rasa cemas berlebih.
Seringkali masalah penyesuaian timbul saat bayi telah lahir ketika kedua orang tua harus
menyesuaikan kebiasaan-kebiasaan saat kehadiran buah hati mereka. Perbedaan
-perbedaan tersebut sangat mengujin kondisi pernikahan. Suami mungkn merasa diabaikan oleh
istri yang sibuk, sebaliknya sang istri menganggap bahwa pembagian tugas antara suami dan istri
tidak adil.
4. Kehilangan orang yang disayang
Banyak ayah dan ibu muda yang masih mempunyai orang tua sendiri dan akhirnya
kehilangan orang tua sendirilah yang kemudian menimbulkan situasi menekan jiwa yang harus
dihadapi semua orang dewasa. Bahkan orang dewasa njuga akan mengalami gangguan psikologi
yang mendalam saat kehilangan orang tersaang mereka. Makuin besar ketergantungan yang
diciptakan orang tua makin besar pula kesedihan dan derita yang timbul dengan kepergian orang
tua yang suatu saat harus terjadi.
salah satu tugas perawat yang paling sulit dan menyedihkan adalah menghadapi sanak
saudara pasien yang tengah berduka. Tidak banyak bantuan konkrt yang dapat diberikan perawat
namun penghiburan dapat sangat membantu dengan menunjukkan sikap simpati dan pengertian
yang mendalam terhadap perasaan keluarga yang ditinggalkan.
5. Proses menjadi manula
Proses lanjut dari kehidupan dewasa, masa separuh baya juga menimbulkan banyak
masalah baik bagi pria maupun wanita. Sering kali terjadi orang tua yang sulit berpisah dengan
anaknya sama halnya dengan anak yang sulit berpisah dengan porang tuannya. Pada usia setengah
baya banyak orang tua memilih terjun ke masyarakan untuk mengisi kekosongan waktu luang srta
u ntuk mnerapkan pengalaman yang telah diperolehnya.
Hampir dapat dipastikan perubahan hidup pada usia baya mengandung lebih banyak
implikasi bagi wanita daripada pria. Mulai dari menopause hingga gangguan kesimbangan
endokrin yang timbul karenanya menyebabkan gejala-gejala yang tidak asing lagi seperti rasa
panas yang membuat wajah memerah, pusing, sulit tidur dan mudah terangsang secara umum.
Disini perawat brperan memberikan pengetahuan tentang fakta-fakta seputar masa
separuh baya terhadap masyarakat separuh baya yang mungkin belum diketahui.

STANDAR NORMALITAS

Pada sebelumnya kita telah menyebut istilah normal dan abnormal, tetapi kita belum
membatasi artinya. Sebagaimana kata-kata lainnya kata normal dan abnormal juga memiliki
banyak nuansa arti. Normalitas sebagai konsep psikologi memiliki paling tidak empat makna.

1. Konsep dua bagian


Sejarah psikiatri telah mencakup perdebatan antara mereka yang mengukur kesehatan
mental pada rangkaian yang merupakan kesatuan dan mereka yang menganggap normalitas dan
abnormalitas membentuk dua bagian (dikotomi) yang jelas terpisah. Pada abad pertengahan
pandangan yang disebut kemudian diterima dihati masyarakat.
2. Konsep statistik
Dalam membahas distribusi dan pengukuran intelegensi digunakan pendekatan statistik
mujrni terhadap normalitas inteligensi normal disini dirumuskan sebagai berada pada IQ sekitar
100 dan tingkat inteligensi abnornmal, rendah, dan tinggi, terletak pada salah satu sisi dari kurva
distribusi. Yang normal mungkin rata rata dari banyak aspek perilaku manusia dan asumsi ini
digunakan psikolog klinis dalam menilai kesehatan mental. Cara penilaian normalitas ini berbeda
dengan pendekatan dikotomi, karena menyiratkan suatu rangkaian antara normalitas dan
abnormalitas yang han ya berbeda dalam tingkat.
3. Konsep penyesuaian diri
Petunjuk yang lazim pada semua gangguan jiwa adalah ketidakmampuan individu untuk
menyesuaikan diri agar dapat serasi dengan orang lain dan dengan masyarakatnya. Maka kriteria
umum dari normalitas dalam psikiatri adalah tingkat kemampuan individu untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik adalah individu
konvensional yang mematuhi standar perilaku yang berlaku.
4. Konsep ideal
Beberapa sistem pengukujtran didasarkan pada standar normalitas yang tidak bercela atau
ideal. Konsep ideal menyiratkan kriteria normalitas absolut dan bukan relatif. Pendekatan ini
jarang digunakan dalam psikologi kafrena kurangnya pengetahuan tentang ciri-ciri perlakuan
manusia dan kesehatan jiwa yang ideal. Mungkin suatu hari nanti pemahaman tentang sifat
manusia akan sudah cukup maju sehingga kita dapat mengarah pada tingkat ideal dalam perilaku
manusia.

GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA MASA DEWASA

Banyak dari gangguan psikologis yang lazim dalam kehidupan orang dewasa dapat dipandang
sebagai reaksi terhadap masalah-masalah yang telah kita bahas. Ketidak sehatan jiwa adalah kegagalan
individu untuk menyesuaikan diri dengan stres yang sedang dialami. Alasan yang paling lazim dari
simpton neurotik yang diberikan pasien dewasa yang menjalani rawat jalan dibagian psikiatri adalah
bekerja terlalu keras atau stres yang berkaitan dengan pekerjaan. Pekerjaan seseorang mungkin
berhubungan langsung dengan gangguan neurotis yang mempengaruhi begitu banyak orang dewasa
dalam masyarakat. Bila kita tidak mampu mencapai kepuaan atau menemukan makna dari pekerjaan kita,
dalam batas waktu tertentu kita gagal dalam mengapresiasi diri yang mengakibatkan rasa tidak puas dan
kecewa.

Kita telah menyinggung penyesuaian-penyesuaian baru yang harus dibuat setiap orang dewasa
bila dihadapkan pada tanggung jawab pernikahan. Salah satu sumber kecemasan yang lazim, khususnya
pada tahap awal pernikahan, adalah penyesuaian seksual. Kegagalan awal untuk mencapai hubungan
seksual yang memuaskan dapat mengakibatkan kecemasan yang tidak perlu yang akan menghambat
perasaan alami individu yang bersangkutan yang menghasilkan lingkaran setan dari rasa cemas dan
frustasi. Pada banyak gangguan psikologi yang bersumber pada seks, ‘perawatan’ mengambil bentuk
petunjuk langsung untuk memberikan kepada individu konsepsi yang lebih rasional dan tidak begitu
keliru tentang hal-hal yang berkaitan dengan seks.

Waktu lain dimana gangguan psikologis biasa timbul adalah selama kehamilan dan setelah
melahirkan. Pada waktu ini membuat wanita pada umumnya cenderung emosional dan merasa gelisah
untuk sementara waktu. Gejala-gejala seperti rasa cemas dan depresi mungkin terus berulang, jika gejala
tersebut mencapai titik yang mengakibatkan pasien benar-benar tidak mampu menjalani kehidupan
normal maka dibutuhkan suatu perawatan tertentu. Dalam proporsi yang sangat kecil, kasus gangguan
mungkin menjadi demikian parahnya sehingga membentuk apa yang disebut psikosis puerperal (psikosis
pasca bersalin). Psikosis afektif biasanya mengambil bentuk depresi parah dengan gejala berupa
keputusasaan yang mendalam, rasa putus asa yang akut, pengalaman halusinasi dan melemahnya secara
umum gerak dan pikiran pasien.

Perawat dapat mengambil peranan penting dalam gangguan psikologi yang berhubungan
dengan kehamilan dan prises melahirkan. Dengan memberikan pengertian dan penjelasan secara rasional
perawat dapat membantu menghilanhgkan kecemasan dan keragu-raguan.

Bidang gangguan psikologi lain dalam kehidupan dewasa adalah masa paruh baya. Dengan
bertambahnya usia reaksi emosional kita terhadap stres ruanya juga diwarnai dengaan perasaan sedih dan
depresi. Depresi adalah bentuk yang paling umum dari suasana hati yang tertekan. Psikiater menyebut
bentuk penyakit depresi dengan istilah depresi endogen dan orang-orang menyebut depresi semacam ini
disebabkan oleh perubahan-perubahan biokimia internal yang ditentukan secara konstitusional
(jasmaniah). Pembagian penyakitn depresi ke dalam jenis reaktif dan endogen agak membingungkan dan
mungkin telah banyak menimbulkan banyak dari makna ganda dalam diagnosa psikiatris. Ini semua
karena orang secara konstitusional memiliki pembawaan untuk bereaksi terhadapstrws lingkungan dengan
cara yang berbeda-beda. Akan lebih realistis bila kita memandang penyakit depresi sebagai berada dalam
suatu rangkaian yang pada ujung yang satu ditandai oleh reaksi murni endogen yang semata-mata hanya
berdasarkan faktor konstitusional dan pada ujung yang lain oleh reaksi yang murni psikogenik terhadap
stres lingkungan.

Yang paling dikenal dari dari bentuk gangguan afektif yang terutama sifat endogen ini adalah
psikosis depresif mania (depresi bipolar) yang mencakup didalamnya dua kutub gangguan yang
tampaknya berlawanan yaitu mania dan depresi. Mania dan depresi pernah dianggap dua jenis penyakit
yang terpisah sampai Kaeplin mampu membuktikan bahwa keduanya membentuk prosesw penyakit
tunggal. Fase maniak dari gangguan afektif dapat bervariasi mulai dari hipomania ringan hingga mania
akut. Susana pasien penderita menimbulkan iri hati, keceriaan yang tak kunjung padam dan aktivitas yang
terlalu menuntut perhatian. Suasana hatinya akan cenderung mengalami elasi dan ia tidak memiliki
persepsi terhadap keadaan jiwanya dan menyatakan diri lebih sehat dari yang pernah dirasakan
sebelumnya. Ada kalanya keadaan mania pada puncak elasi dapat sangat membahayakan pasien, karena
aktivitas yang berlebihan dapat menyebabkan keletihan fisik. Fase depresi dari penyakit depresi mania
juga mungkin bervariasai mulai dari depresi ringan hingga hilang sadar akibat depresi. Pada fase ini
umunya pasien akan merasa sedih, pesimis terhadap masa depan, minat yang menurun, selera makan
berkurang, serta tidur yang selalu terganggu.

Penyebab-penyebab dari gangguan ini masih belum dipahamin sepenuhnya, tetapi tampaknya
hampir tidak dapat diragukan bahwa gangguan biokimiawi memegang peranan penting dalam timbulnya
depresi.

Bentuk penyakit jiwa lain yang lazim pada masa paruh baya adalah melankolia involusional ,
yang disebut kemudian karena berhubungan dengan perubahan-perubahn endokrin dan metabolisme dari
apa yang disebut pergantian kehidupan. Gejala-gejala penyakit ini secara umum tidak jauh beda dengan
gejala depresi lainnya. Depresi yang terjadi pada masa involusi biasanya dianggap mengandung lebih
banyak hipokondriak (terlalu mengkhawatirkan kesehatan) yang aneh sifatnya.

Setiap deskripsi dari gejala depresi memberikan gambaran yang agak muram dan barang tentu
pasien yang mengalami depresi berat akan menampilkan gambaran yang sangat menyedihkan. Saat ini
sudah ada cara efektif yang dapat dilakukan untuk menangani deepresi seperti ECT ( terapi kejut listriki )
atau yang lebih sederhana menggunakan obat-obatan karena tidak perlu rawat inap.

Masalah kejiwaan baik dalam bentuk sedang atau parah merupajkan masalah sosial yang sering
kali diremehkan. Diperkirakan jurang lebih satu dari empat orang dewasa yang mengunjungi dokter
umum menderita gangguan yang tidak semata-mata bersifat fisik.

Sebelum meninggalkan topik depresi kita sebaiknya meninjau secara lebih rinci masalah bunuh
diri. Depresi mungkin mendasari sebagian orang untuk melakukan bunuh diri. Anehnya resiko bunuh diri
acap kali lebih tinggi saat pasien tampak bereaksi dengan baik dan menunjukkan perbaikan secara klinis.
Salah satu gejala yang menyertai tahp depresi yang terdalam adalah retardasi atau makin menyusutnya
tingkat energi seseorang dan ketidakmampuan memprakarsai suatu kegiatan. Dalam keadaan retardasi,
pasien depresi secara harafiah kurang memiliki inisiatif untuk mengakhiri penderitaannya dengan cara
bunuh diri. Adda banyak mite yang berkaitan dengan bunuh diri. Kebanyakan usaha bunuh diri yang
berujung kegagalan ditafsirkan masyarakat hanyalah upaya untuk menarik perhatian. Sebelu melakukan
tindak bunuh diri biasanya pelaku akan menunjukkan tanda tanda bahaya yang jelas. Wanita lebih banyak
melakukan percobaan bunuh diri yang gagal, sedangkan pria lebih sering berhasil dalam bunuh diri.
Selama satu dekade terakhir cukup banyak peningkatan dalam kasus bunuh diri. Mahasiswa menempati
posisi pertama dengan presentasi angka yang cukup tinggi sebagai kalangan yang paling sering
melakukan tindakan bunuh diri. Siapapun yang memberikan indikasi ingin bunuh diri harus ditanggapi
dengan serius karena kemungkinan menghilangkan nyawa sendiri benar-benar dapat terjadi.

ORANG DEWASA SEBAGAI PASIEN

Sekarang sudah tidak jamannya lagi (kalau pun pernah ada) dimana pasien yang harusnya
menjalani rawat inap dirumah sakit diperlakukan sebagai penderita penyakit hati, usus buntu, jantung dan
sebagainya. Keadaan pasien juga akan memainkan peran tertentu dalam reaksi terhadap perawatan dan
dalam kasus tertentu bahkan mungkin memegang peran utama. Dokter mungkin menerapkan cara-cara
perawatan pengobatan tetapi ia bergantung pada kerja tubuh secara normal guna menjamin bahwa
usahanya akan membawa hasil.

Banyak dokter beranggapan bahwa semakin semakin sedikit orang memahami tentang hal
medis akan lebih baik jadinya. Makin orang tidak tahu tentang penyakit dan pengobatannya makin besar
kemungkinan bagi pasien yang bersangkutann untuk menyandang status berbahaya dimata sesama pasien
dengan menempatkan dirinya sendiri sebagai biro informasi. Menjalani perawatan dirumah sakit
menyebabkan rasa cemas, takut dan terus menerus ingin ditentramkan hatinya. Makin banyak rasa takut
pasien dapat dihilangkan dengan cara menentramkan hatinya dan memberikkannya penjelasan-penjelasan
yang permu makin sedikit gangguan yang mungkin timbul pada perilaku normalnya. Karena masing-
masing pasien merupakan individu tersendiri dan perawat perlu menyesuaikan cara penanganan pasien
atas dasar pengetahuan atas dasar pengetahuan kepribadian pasien.
ORANG DEWASA SEBAGAI PERAWAT

Keberhasilan sebagain perawat tidak hanya tergantung pada sejauh mana ia mampu mencerna
pengetahuan spesialisasi dan tehnik dari profesi, tetapi juga pada sejauh mana ia telah mencapai tingkat
kedewasaan. Dalam tugasnya perawat harus berinteraksi tidak hanya dengan pasien tetapi juga deengan
rekan-rekan sejawat. Perawat akan mendapatkan bahwa apapun yang telah diabdikannya dalam
pekerjaannya akan lebih daripada sekedar memperoleh imbalan karena kepuasan ayang diperolehnya dari
melaksanakan tugas mulai dengan sebaik-baiknya.

Anda mungkin juga menyukai