Oleh
Larasati Khadijah
1414121126
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
ISI
Wawancara kelompok dari sejumlah individu dengan status sosial relatif sama,
yang memfokuskan interaksi dalam kelompok berdasarkan pertanyaan-pertanyaan
yang dikemukakan oleh pendamping yang berperan sebagai moderator dalam
kelompok diskusi tersebut. Pendekatan FGD Partisipan atau peserta FGD dalam
suatu diskusi tidak lebih dari sepuluh orang dengan status sosial atau tingkat
jabatan formal yang relatif sama. Pemilihan partisipan atau peserta menjadi sangat
selektif dan tergantung dengan topik yang akan didiskusikan dan keberhasilan
pelaksanaan pengembangan masyarakat sangat tergantung pada peranan
pendamping sebagai moderator FGD. Focus Group Discussion telah digunakan
dalam diskusi dari berbagai aspek media, mulai dari opera sabun tayangan televisi
program untuk anak sampai isu politik.
Dalam aplikasinya, peneliti menggunakan perangkat eksploratori untuk
menghasilkan ide dan bahan-bahan untuk pengumpulan data pada skala yang
lebih besar dengan menggunakan kuisioner. Bagaimana pun, penggunaan metode
Focus Group Discussion ini kemungkinan sangat berguna dalam mencapai tujuan
studi yaitu untuk mengoleksi data yang banyak yang dapat dianalisis dari
perspektif interpretative (Sediono, 2006).
Model penelitian aksi partisipatif (PAP) mulai banyak digunakan oleh akademisi
dan LSM di beberapa negara. Isu utama yang dikaji melalui metode ini sebagian
besar ditujukan untuk isu-isu organisasi petani miskin dan masyarakat, pendidikan
orang dewasa (andragogi) serta pemberdayaan masyarakat miskin.
Siklus PAP yang diawali dengan siklus sosial alamiah masyarakat secara otomatis
akan menggerakkan tubuh masyarakat. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh
Grunig (dalam Cutlip et al, 2000) bahwa terdapat tiga faktor yang menggerakan
masyarakat untuk berubah dari status laten menjadi berstatus aktif.
Ketiga faktor itu adalah:
1. Pengenalan masalah menggambarkan taraf ketika orang sadar bahwa ada
sesuatu yang hilang atau keliru dalam sebuah situasi, dan dengan demikian tahu
bahwa mereka membutuhkan informasi.
2. Pengenalan akan hambatan menggambarkan taraf ketika orang melihat diri
mereka dibatasi oleh faktor eksternal versus melihat bahwa mereka dapat
melakukan sesuatu yang berhubungan dengan situasi itu. Jika orang berpendapat
bahwa mereka dapat melakukan perubahan atau memberi efek pada situasi
masalah itu, mereka akan mencari informasi untuk membuat rencana bertindak.
3. Tingkat keterlibatan menggambarkan taraf ketika orang melihat diri mereka
terlibat dan dipengaruhi oleh sebuah situasi. Dengan kata lain, semakin mereka
melihat diri mereka terhubungkan dengan suatu situasi, semakin mungkin mereka
mengomunikasikannya.
PIM merupakan alat analisis baru untuk mengelola suatu program, yang didesain
untuk proyek-proyek dalam bentuk kelompok atau organisasi yang mandiri,
termasuk organisasi masyarakat. Peran pendamping dalam metode PIM adalah
memfasilitasi terwujudnya PIM dalam proyek pengembangan
masyarakat/pengembangan komunitas.
Prinsip pendekatan Participatory Impact Monitoring harus ada kepercayaan dan
keinginan timbal balik untuk mengelola proyek dengan metode PIM.
Anggota masyarakat yang terlibat dalam pelaksanaan PIM berkeinginan untuk
menerima perubahan. Pendamping harus tegas dalam dukungan metodologi, dan
diskusi harus dilakukan oleh kelompok masyarakat itu sendiri (Sediono, 2006).
ZOPP adalah sebuah perencanaan proyek yang berorentasi kepada tujuan. ZOPP
adalah singkatan dari kata-kata Ziel (tujuan), Orienterte (berorentasi), Projekt
(proyek), dan Planung (perencanaan). Perencanaan partisipatif melalui metode
ZOPP ini dilakukan dengan menggunakan empat alat kajian dalam rangka
mengkaji keadaan desa. Ada empat alat kajian dalam rangka mengkaji keadaan
desa yaitu :
1. Kajian permasalahan, dimaksudkan untuk menyidik masalah masalah yang
terkait dengan suatu keadaan yang ingin diperbaiki melalui suatu proyek
pembangunan.
2. Kajian tujuan, untuk meneliti tujuan-tujuanyang dapat dicapai sebagai akibat
dari pemecahan masalah masalah tersebut.
3. Kajian alternatif (pilihan-pilihan), untuk menetapkan pendekatan proyek yang
paling member harapan untuk berhasil.
4. Kajian peran, untuk mendata berbagai pihak (lembaga, kelompok masyarakat,
dan sebagainya) yang terkait dengan proyek selanjutnya mengkaji kepentingan
dan potensi.
Melalui penggunaan alat kajian itu maka metode ZOPP bertujuan untuk
mengembangkan rancangan proyek yang taat azas dalam suatu kerangka logis.
Metode ZOPP, dalam penerapannya dapat dikenali dari ciri-ciri utamanya.
Dibawah ini tertera ciri-ciri utama metode ZOPP yaitu :
1. Adanya kerja kelompok, bahwa perencanaan dilakukan oleh semua pihak yang
terkait dengan proyek (mencirikan keterbukaan).
2. Adanya peragaan, pada setiap tahap dalam perencanaan direkam secara
serentak dan lengkap serta dipaparkan agar semua pihak selalu mengetahui
perkembangan perencanaan secara jelas (mencirikan keterbukaan).
3. Adanya kepemanduan, yakni kerjasama dalam penyusunan perencanaan
diperlancar oleh orang atau sekelompok orang yang tidak terkait dengan
proyek, tetapi membantu untuk mencapai mufakat (mencirikan kepemanduan).
3. Pada metode ZOPP masalah yang dikemukakan adalah yang terkait dengan
orang, kelompok dan organisasi. Oleh sebab itu, kita hanya biasa berbicara
tentang masalah jika kita memiliki pemahaman dan gambaran yang
komprehensif tentang kepentingan dari kelompok, individu dan institusi yang
terlibat
4. Dalam metode PIM merupakan sebuah project yang dibentuk oleh kelompok
atau organisasi masyarakat yang mandiri. Pendamping bertugas sebagai
fasilitator agar project tersebut dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Cutlip. 2000. Effective Public Relations, Eighth Edition. New York : Prentice Hall
International, Inc.
Levis. 2000. Komunikasi Penyuluhan Pedesaan. Jakarta : PT. Citra Aditya Bakti.