Disusun Oleh:
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GAJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
1
Menentukan tingkat materialitas dan menilai resiko audit yang dapat diterima serta
resiko bawaan
Tujuh bagian pertama pada perencanaan audit dimuksudkan untuk mencapai bagian
terakhir dalam perencanaan audit yaitu membantu auditor dalam mengembangkan
keseluruhan perencanaan audit dan program audit secara keseluruhan dengan
efektif dan efisien. Rangkuman kali ini akan membahas empat bagian pertama dari
keseluruhan bagian perencanaan audit.
Pada bagian ini akan diperkenalkan pada dua istilah yang sering digunakan dalam
audit, yaitu resiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk) dan resiko
bawaan (inherent risk). Kedua resiko ini sangat berpanguruh besar pada
pelaksanaan dan biaya audit. Kegiatan perencanaan audit ini sebagian besar
berkaitan dengan perolehan informasi dalam menetukan kedua resiko tersebut.
1. Resiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk) yaitu seberapa besar
keyakinan auditor dalam menerima kemungkinan adanya salah saji pada
laporan keuangan setelah pengauditan selesai dilaksanakan dan menerbitkan
opini auditor yaitu wajar tanpa pengecualian (unqualified). Resiko nol adalah
kepastian absolut sedangkan resiko 100 persen adalah ketidakpastian absolut.
2. Resiko bawaan (inherent risk) seberapa besar keyakinan auditor atas
kemungkinan salah saji material dalam saldo akun atau saldo laporan keungan
sebelum mempertimbangkan efektivitas pengendalian internal.
3. Menilai resiko audit yang dapat diterima dan resiko bawaan adalah bagian
penting perencanaan audit untuk dapat membantu dalam menentukan jumlah
bukti yang diperlukan serta penugasan staf yang dibutuhkan.
A. Menerima Klien dan Melakukan Perencanaan Awal Audit
Perencanaan awal audit melibatkan empat hal yang seluruhnya harus segera
dilakukan dalam pengauditan, yaitu:
1. Auditor menentukan suatu keputusan dalam pemberian jasa kepada klien baru
ataupun pada klien lama. Keputusan ini dilakukan oleh auditor yang telah
berpengalaman dan memiliki wewenang untuk mengambil keputusan.
Keputusan ini perlu dilakukan secara degera sebelum terjadi biaya-biaya yang
cukup bersar dan tidak dapat kembali (sunk cost).
2. Auditor mengidentifikasi keperluan klien dalam pengauditannya. Hal yang
perlu dipertimbangkan adalah alasan klien “mengapa bisnisnya memerlukan
atau ingin diaudit?”
3. Auditor harus sepaham atau menyetujui kontrak kerja kepada klien.
4. Auditor harus merencanakan pengauditan atas laporan keuangan yang
diterimanya. Perlu adanya pengembangan keseluruhan strategi pengauditan
termasuk tugas audit dan spesialis-spesialis audit yang diperlukan.
1. Penerimaan Klien
Pada kenyataannya mendapatkan klien dan mempertahankan klien tidak
mudah namun KAP harus mempertimbangkan klien yang akan diterimanya
karena KAP memiliki tanggung jawab hukum dan professional. Pemelihan
3
klien haruslah secara selektif seperti klien harus memiliki inntergritas, klien
harus mematuhi aturan KAP yang dianjurkan, dan imbalan jasa audit yang
layak untuk diterima oleh auditor. Banyak KAP yang menolak untuk
mengaudit beberapa klien dan tidak melanjutkan mengaudit klien lama karena
adanya resiko tuntutan hukum atau menolak klien dengan pertimbangan jika
resiko audit yang dapat diterima di bawah ambanng batas resiko yang dapat
diterima KAP tersebut.
a. Investigasi Klien Baru
KAP harus menyelidiki calon klien baru dengan melihat posisi calon
klien dalam komunitas bisnis, stabilitas keuangan dan hubungan dengan
KAP sebelumnya. Sesuai dengan ketentuan PSA 16 (SA 315) KAP baru
harus berkomunikasi dengan auditor sebelumnya agar dapat membantu
auditor mengevaluasi menerima atau menolak kontrak kerja. Pelaksanaan
investigasi pada klien baru, auditor harus mendapatkann dari izin dari klien
baru sesuai dengan kode etik. Hal ini berkaitan dnegan hukun lokal, auditor
sebelumnya, bank, dan bisnis atau rekan bisnis yang berkaitan pada klien
baru tersebut.
b. Klien Lama
Banyak KAP yang mengevaluasi klien-klien sebelumnya apakah
terdapat alasan untuk tidak melanjutkan pengauditan. Hal-hal yang
mendasari KAP tidak melanjutkan klien lama diantaranya i)lingkup audit
yang tepat, ii)jenis opini yang dikeluarkan, iii)imbal jasa, iv)klien tidak
memiliki integritas, v)atau hal-hal lain. Namun KAP dapat tidak
melanjutkan audit terhadap klien lama apabila adanya resiko tuntutan
hukum yang besar antara intansi pemerintah dan klien.
c. Identifikasi Alasan Klien Melakukan Audit
Dua alasan utama yang mempengaruhi resiko audit yang dapat diterima
i. Siapa para pengguna laporan keuangan yang diaudit?
ii. Tujuan apa menggunakan laporan keuangan tersebut?
Sepanjang kontrak kerja auditor dapat memperoleh informasi tambahan
mengenai klien yang sedang diaudit dan kemungkinan penggunaan laporan
keungan tersebut. Informasi ini dapat mempengaruhi resiko audit yang
dapat diterima oleh auditor.
d. Kesepahaman Dengan Klien
Pemahaman yang jelas atas kondisi kontrak kerja harus dimiliki oleh
klien dan KAP, sesuai PSA 05 (SA 310) menjelaskan auditor harus
mendokumentasikan kesepahaman ini dalam perjanjian kontrak kerja, yang
berisikan i)tujuan kontrak kerja, ii)tanggung jawab auditor dan manajemen,
4
4. Sumber daya manusia dan aset tak berwujud dalam peningkatan kompleksitas
akuntansi
5. Pemahaman auditor lebih baik terhadap bisnis dan industri klien dalam
memberikan jasa
1. Industri dan lingkungan Eksternal
Terdapat tiga alasan utama dalam mendapatkan pemahaman baik atas
industri klien dan lingkungan eksternal
a. Resiko industri dapat mempengaruhi penilaian auditor atas bisnis klien dan
resiko audit yang dapat diterima. Hal ini juga menjadi faktor auditor
menolak kontrak kerja.
b. Resiko bawaan biasanya umum untuk semua klien di beberapa industri
tertentu. Kepahaman atas resiko-resiko tersebut dapat membantu auditor
dalam menilai relevansinya dengan klien.
c. Industri yang memiliki ketentuan akuntansi yang khusus di mana auditor
harus paham bagaimana mengevaluasi sesuai dengan prinsip akuntansi
berlaku umum.
2. Operasi dan Proses Bisnis
Auditor harus memahami faktor-faktor seperti sumber utama pendapatan,
pelanggan, pemasok utama, sumber pendanaa dan informasi mengenai pihak
yang memiliki hubungan istimewa yang dapat mengindikasi bagian-bagian
yang dapat meningkatkan resiko bisnis klien. Beberapa kegiatan yang perlu
atau dapat dilakukan oleh auditor, yaitu
a. Mengunjungi pabrik dan kantor yang dimiliki klien dalam mendapatkan
pemahaman atas operasi bisnis klien dengan mengamati kegiatan operasi
secara langsung serta menemui pegawai
b. Mengidentifikasi pihak-pihak atas transaksi yang memiliki hubungan
istemewa dengan klien untuk diungkapkan dalam laporan keungan jika
nialinya signifikan (bukan transaksi wajar).
c. Manajemen dan Tata Kelola Perusahaan
Auditor harus mengidentifikasi tata kelola perusahaan dari struktur
organisasi, aktivitas dewan direksi serta dari komite audit dalam
menghadapi resiko karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap
penyajian material terhadap laporan keuangan. Untuk mendapatkan
pemahaman atas sistem tata kelola klien, auditor harus memahamai i)akta
pendirian perusahaan dan peraturan-peraturan, ii)kode etik perusahaan dan
iii)membaca notulensi rapat perusahaan.
3. Tujuan dan Strategi Klien
Strategi merupakan pendekatan yang dilakukan oleh suatu entitas untuk
menjapai tujuan organiasi. Auditor harus memahami tujuan klien terkait
dengan hal berikut:
6