Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau
1. Wawancara Personal
pengumpulan data
pada hasil studi. Ini bermuara pada masalah control dan minimalisasi
diterima
2. Wawancara Telepon
memiliki telepon. Pada gilirannya, hal ini sering menimbulkan kesalahan tidak
sampel
kuisioner tertulis yang dikirim lewat pos untuk mencapai tujuan penelitian
tertentu. Metode ini paling sering digunakan oleh peneliti bisnis untuk
secara elektronik atau komputer. Metode ini amat popular digunakan karena
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuisioner. Kalau
wawancara dan kuisioner selalu berkomunikasi dengan orang, maak observasi tidak
terbatas pada orang, tetapi juga obyek – obyek alam yang lain. Teknik pengumpulan
data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,
proses kerja, gejala – gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Dari segi proses pelaksanaan pengumulan data, observasi dapat dibedakan menjadi
peneliti terlibat dengan kegiatan sehari – hari orang yang sedang diamati atau
pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan
ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang
diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna
langsung dengan aktivitas orang - orang yang sedang diamati, maka dalam
observasi non partisipan, peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat
independent.
dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana
dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati. Dalam melakukan
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini
dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati.
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Uma Sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai
teknik pengumpulan data yaitu prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik.
yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup terbuka, negatif positif, pertanyaan tidak
mendua, tidak menanyakan hal-hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan,
a. Isi dan Tujuan Pertanyaan. Yang dimaksud di sini adalah, apakah isi pertanyaan
menggunakan skala yang tepat dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur
sekiranya responden tidak dapat berbahasa Indonesia, maka angket jangan disusun
dengan bahasa lndonesia. Jadi bahasa yang digunakan dalam angket harus
c. Tipe dan Bentuk Pertanyaan. Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau
tertutup, (kalau dalam wawancara: terstruktur dan tidak terstruktur) dan bentuknya
untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah
Contoh:
Bagaimana pendapat anda tentang kualitas dan kecepatan pelayanan KTP? Ini
adalah pertanyaan yang mendua, karena menanyakan tentang dua hal sekaligus,
yaitu kualitas dan harga. Sebaiknya pertanyaan tersebut dijadikan menjadi dua
pelayanan?
angket, sebaiknya juga tidak menanyakan hal-hal yang sekiranya responden sudah
Contoh:
Bagaimanakah kinerfa para penguasa Indonesia 30 tahun yang lalu? Menurut Anda,
bagaimanakah cara mengatasi krisis ekonomi saat ini? (kecuali penelitian yang
mengharapkan pendapat para ahli). Kalau misalnya umur responden baru 25 tahun,
menggiring ke jawaban yang baik saja atau ke yang jelek saja. Misalnya:
tentu cenderung akan setuju. Bagaimanakah prestasi kerja Anda selama setahun
sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi. Bila jumlah variabel
dibuat bervariasi dalam penampilan, model skala pengukuran yang digunakan, dan
cara mengisinya. Disarankan empirik jumlah pertanyaan yang memadai adalah
h. Urutan Pertanyaan. Urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum
menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju ke hal yang sulit, atau
diacak. Hal ini perlu dipertimbangkan karena secara psikologis akan mempengaruhi
semangat responden untuk menjawab. Kalau pada awalnya sudah diberi pertanyaan
yang sulit, atau yang spesifik, maka responden akan patah semangat untuk mengisi
angket yang telah mereka terima. Urutan pertanyaan yang diacak perlu dibuat bila
2. Prinsip Pengukuran
penelitian. yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu
instrumen angket tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid
dan reliabel tentang variabel yang diukur. Supaya diperoleh data penelitian yang valid
dan reliabel, maka sebelum instrumen angket tersebut diberikan pada responden, maka
perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dulu. Instrumen yang tidak valid dan
reliabel bila digunakan untuk mengumpulkan data, akan menghasilkan data yang tidak
respon atau keseriusan responden dalam mengisi angket. Angket yang dibuat di kertas
buram, akan mendapat respon yang kurang menarik bagi responden, bila dibandingkan
angket yang dicetak dalam kertas yang bagus dan berwarna. Tetapi angket yang dicetak