SATUAN OPERASI-1
“Ekstraksi Cair-Cair”
Disusun oleh :
Kelas : 3 KB
Kelompok : 1
Nama : 1. Alfia Nurfaizah 061830400289
2. Delika Amarasuli 061830400292
3. Doni Pranata 061830400293
4. Hasna Salsabila 061830400295
5. Muhammad Arfan 061830400298
6. Putri Maya Safira 061830400299
7. Rifky Destiani Putri 061830400300
8. Savira Aura Salsabilah 061830400305
EKSTRAKSI CAIR-CAIR
I. Tujuan Percobaan
Dapat mengoperasikan alat ekstraksi cair.
EKSTRAKSI CAIR-CAIR
Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu
campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara
teknis dalam skala besar misalnya untuk memperoleh vitamin, antibiotik,
bahan-bahan penyedap, produk-produk minyak bumi, dan garam-garam,
logam. Proses ini digunakan untuk membersihkan air limbah dan larutan
ekstrak hasil ekstraksi padat-cair.
Ekstraksi cair-cair digunakan apabila pemisahan campuran dengan cara
distilasi tidak mungkin dilakukan ( misalnya karena pembentukan azeotrop
atau karena kepekaannya terhadap panas atau tidak ekonomis). Seperti
ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri atas (sedikitnya) dua
tahap, yaitu pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut, dan
pemisahan kedua fasa cair itu sesempurna mungkin.
Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak
meninggalkan pelarut yang membawa (media pembawa) dan masuk ke dalam
pelarut kedua (media ekstraksi). Sebagai syarat ekstraksi ini, bahan ekstraksi
dan pelarut tidak saling melarut (hanya dalam daerah yang sempit). Agar
terjadi perpindahan massa yang baik yang berarti performansi ekstraksi yang
besar haruslah diusahakan agar terjadi bidang kontak yang seluas mungkin
diantara kedua cairan tersebut. Untuk itu, salah satu cairan di distribusikan
menjadi tetes-tetes kecil (dengan bantuan perkakas pengaduk).
Pendistribusian tidak boleh terlalu jauh, karena akan menyebabkan
terbentuknya emulsi yang tidak dapat lagi atau sukar sekali dipisah. Turbulensi
pada saat mencampur tidak boleh terlalu besar, yang penting perbedaan
konsentrasi sebagai gaya penggerak pada bidang batas tetap ada. Hal ini berarti
bahwa bahan yang telah terlarutkan secepat mungkin disingkirkan dari bidang
batas. Pada saat pemisahan, cairan yang telah terdistribusi menjadi tetes-tetes
menyatu kembali menjadi sebuah fasa homogen dan berdasarkan perbedaan
kerapatan yang cukup besar dapat dipisahkan dari cairan yang lain.
Berbagai jenis metode pemisahan yang ada, ekstraksi pelarut atau
ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan populer.
Pemisahan ini dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Prinsip
distribusi ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan
tertentu antara dua zat pelarut yang tidak saling bercampur. Batasannya adalah
zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase
terlarut. Teknik ini dapat digunakan untuk kegunaan preparatif, pemurnian,
pemisahan, serta analisis pada semua kerja.
Berbeda dengan proses retifikasi, pada ekstraksi tidak terjadi pemisahan
segera dari bahan-bahan yang akan diperoleh (ekstrak) melainkan mula-mula
hanya terjadi pengumpulan ekstrak (dalam pelarut). Suatu proses ekstraksi
biasanya melibatkan tahap – tahap berikut :
1) Mencampurkan bahan ekstrak dengan pelarut dan membiarkannya saling
kontak. Dalam hal ini, terjadi perpindahan massa dengan cara difusi pada
bidang antar muka bahan ekstraksi dan pelarut. Dengan demikian terjadi
ekstraksi sebenarnya, yaitu pelarut dan ekstrak.
2) Memisahkan larutan ekstrak dan rafinat, kebanyakan dengan cara
penjernihan atau filtrasi.
3) Mengisolasi ekstrak dari larutan ekstrak dan mendapatkan kembali pelarut.
Umumnya dilakukan dengan mendapatkan kembali pelarut. Larutan
ekstrak langsung dapat diolah lebih lanjut atau diolah setelah dipekatkan.
Pada percobaan ini ekstraksi dilakukan sebanyak 5 kali dengan variasi waktu 2
menit, 4 menit, 6 menit, 8 menit, dan 10 menit. Volume yang diambil dari tiap
masing-masing waktu adalah 5 ml Rafinat dan 5 ml ekstrak. Setelah itu melakukan
titrasi dengan titian yaitu NaOH. Titrasi ini dilakukan untuk memastikan bahwa
larutan tersebut adalah Rafinat atau ekstrak. Pada rafibat, volume titrasi yang
didapat lebih sedikit dibandingan dengan volume titrasi pada ekstrak.
Pada percobaan didapatkan massa zat Rafinat dan ekstrak. Massa Rafinat pada waktu
2 menit yaitu 5,57gr, pada waktu 4 menit yaitu 5,23 gr, pada waktu 6 menit yaitu 5,25
gr, pada waktu 8 menit yaitu 5,54 gr, dan pada waktu 10 menit yaitu 5,62 gr.
Sedangkan massa zat pada ekstrak pada waktu 2 menit yaitu 5,85 gr, pada waktu 4
menit yaitu 5,36 gr, pada waktu 6 menit yaitu 5,39 gr, pada waktu 8 menit yaitu 5,48
gr, dan pada waktu 10 menit yaitu 5,40 gr.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA