OLEH :
Nama : SILMA
NIM : 1704027
TANA TORAJA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Tujuan dilakukanya praktek ini untuk mengetahui prosedur skrining resep, memiliki
keterampilan skrining resep di puskesmas, membuat gambaran skrining resep.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
11.1 Teori
Resep dalam arti sempit ialah permintaan tertulis dari dokter, dokter hewan atau
dokter gigi kepada apoteker untuk membuatkan obat dalam sediaan tertentu dan
menyerahkannya kepada pasien.Resep harus jelas dan lengkap, apabila resep tidak dapat
dibaca dengan jelas atau tidak lengkap apoteker harus menyanyakan kepada dokter penulis
resep (Anief, 2007). Menurut undang-undang yang diperbolehkan menulis resep adalah
dokter umum, dokter hewan, dokter gigi, atau dokter spesialis.Bagi dokter spesialis tidak
ada pembatasan jenis obat yang diberikan kepada pasien (Joenoes, 2001).
Menurut KepMenkes No.1027/MENKES/SK/1X/2004 standar pelayanan resep di
apotek meliputi skrining resep dan penyiapan obat. Skrining resep meliputi 3 aspek, yaitu:
Persyaratan administrasi meliputi nama dokter, SIP, alamat dokter, tanggal penulisan
resep, nama, umur, berat badan, alamat pasien, tanda tangan/paraf dokter, jenis obat, dosis,
potensi/indikasi, cara pemakaian, dan bentuk sediaan jelas. Kesesuaian farmasetis meliputi
bentuk sediaan, dosis, inkompatibiltas, stabilitas dan cara pemberian. Keseusaian klinis
meliputi adanya efek samping, alergi, dosis dan lama pemberian.Jika resep tidak jelas
langsung menghubungi dokter yang bersangkutan dan memberikan alternatif bila perlu
menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan langsung.
Apoteker yang bertugas di Apotek harus memperhatikan dan menjalankan fungsi
penyiapan dan penyerahan obat sebagai wujud tanggung jawab dalam melayani pasien.
Adapun bentuk dari penyiapan obat meliputi: Peracikan Merupakan suatu kegiatan
menimbang, mencampur, memasulan dalam wadah dan memberi etiket. Dalam peracikan
obat harus sesuai prosedur tetap dengan mempertimbangkan dosis, jenis obat, dan
penulisan etiket yang benar, Penulisan etiket obat harus jelas dan dapat dibaca
pasien.Kemasan obat yang diserahkan harus rapi dengan wadah yang sesuai agar terjaga
stabilitasnya.Penyerahan obat Sebelum penyerahan obat kepada pasien dilakukan
pemeriksaan kembali kesesuian obat dengan resep.Obat harus diserahkan apoteker dengan
memberikan konseling kepada pasien.Informasi obat Apoteker wajib memberikan
informasi obat kepada pasien dengan jelas, etis, dan mudah dimengerti.Informasi yang
diberikan berupa kegunaan obat, cara penggunaan, cara penyimpanan, jangka waktu
pengobatan, dan makanan/minuman yang harus dihindari (Dinkes, 2006).
Invocatio
2 R/ 100%
Prescrriptio
Nama Obat
3 Jumlah Obat 100%
Signatura
4 Tanda Cara Pakai 100%
Subscriptio
5 Tanda tangan / Paraf Dokter 40%
1 Indikasi 100%
2 Kontra Indikasi -
3 Interaksi 24%
4 Polifarmasi -
5 Alergi -
6 Efek Samping / ADR -
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil presentase skrining resep dari 25 resep dapat disimpulkan
bahwa Pada skrining administrasi inscriptio 25 % dimana hanya terdapattanggal
penulisan resep, invocatio 100 %, prescriptio 100 %, signature 100%, subcriptio 40 %,
aspek administratif yang harus terpenuhi pada resep meliputi nama pasien, umur, jenis
kelamin, berat badan, nama dokter, nomor surat ijin praktek (SIP), alamat, nomor telpon,
paraf dokter, serta tanggal penulisan resep. Kajian dilakukan terhadap 25 lembar resep
obat di apotek puskesmas Sandabilik.
Dari hasil praktek skrining resep dari 25 resep di puskesmas Sandabilik dapat disimpulkan
bahwa hasil presentase skrining administtrasi yang sesuai yaitu invocatio dan prescriptio dengan
presentase 100%, sedangkan inscrriptio: 25% dimana hanya terdapat tanggal penulisan resep, dan
subscriptio 40%. Presentase skrining farmaseutis yang sesuai yaitu bentuk sediaan, cara
pemberian, jumlah dan aturan pakai dengan presentase 100%, sedangkan dosis 40% dimana
hanya terdapat 10 resep yang sesuai, dan skrining resep yang tidak sesuai yaitu stabilitas obat,dan
inkompabilitas. Dan presentase skrining pertimbangan klinis yang sesua iyaitu indikasi 100%
sedangkan interaksi 24% dimana hanya terdapat 6 resep yang sesuai, dan skrining resep yang
tidak sesuai yaitu kontra indikasi, polifarmasi, alergi, dan efek samping.
DAFTAR PUSTAKA
Jas, A. 2009. Perihal Resep & Dosis serta Latihan Menulis Resep. Ed 2. Medan : Universitas
Sumatera Utara Press, pp. 1-15
Joenoes. N.Z, 2001, ARS Prescribendi Yang Rasional, edisi 1, Airlangga University Press,
Surabaya
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016. Tentang Standar
Pelayana Kefarmasian Di Apotek