(Imam Lukito)
Abstrak
Data statistik kegiatan perdagangan secara elektronik (e-commerce) menunjukkan peningkatan
tiap tahunnya. Hal ini seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta
semakin baiknya jaringan infrastruktur komunikasi. Ekonomi berbasis elektronik mempunyai potensi
yang tinggi bagi Indonesia, dan merupakan salah satu tulang punggung perekonomian nasional.
Penelitian ini mencoba menganalisa permasalahan bagaimana tantangan hukum dalam bisnis
e-commerce dan bagaimana peran pemerintah dalam mendukung lahirnya pelaku-pelaku
usaha e-commerce baru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, bersifat deskriptif
analisis dengan bentuk penelitian desk study. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: pertama,
tantangan hukum dalam pembangunan e- commerce yaitu: bentuk badan hukum, perijinan; aspek
legalitas dan perlindungan hukum para pihak dalam komuniatas e-commerce; dan kedua, peran
pemerintah dalam pembangunan bisnis e- commerce adalah dengan melakukan perbaikan
sistem hukum nasional sesuai dengan dinamika perkembangan telematika dan menerbitkan
regulasi yang memuat aspek: pendanaan, perpajakan, perlindungan konsumen, pendidikan dan
sumber daya manusia, infrastruktur jaringan komunikasi, logistik, keamanan siber dan manajemen
pelaksana peta jalan e-commerce.
Kata Kunci: Tantangan Hukum, Peran Pemerintah, E-Commerce
Abstract
Statistically, year by year, e-commerce trade activities shows a significant increase. It is influenced
by the development of information and communication technology. E-commerce has a high
potency for Indonesia and one of the national economic supports. This research analyses the legal
challenges in e- commerce business and government role in supporting a rise of new business
actors. It uses a qualitative method, a descriptive analysis and it is a literature study. It also
concludes that first, legal challenges in e-commerce development namely; the form of legal
entity, licensing; legal aspect and legal protection of the parties in the e-commerce community;
and second, government`s role in e- commerce business development is to improve national
legal system according to dynamics of telematics development and issuing regulations containing
aspects of funding, taxes, consumers protection, education and human resources, infrastructure
of communication system, logistic, cyber- security and executive management of e-commerce
roadmap.
Keywords: Legal Challenges, Government`s Role, E-Commerce
349
JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017 : 349 - 367
1 Arsyad Sanusi, Efektivitas UU ITE dalam Pengaturan Perdagangan Elektronik (E- Commerce), Jurnal Hukum
Bisnis, 29 (1), 2010, hlm. 5
2 Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, Infografis: Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet Indonesia, 2016,
diakses pada tanggal 12 Agustus 2017 di laman https://apjii.or.id/content/read/39/264/Survei- Internet-APJII-2016
3 Joko Susanto, Kajian Teoritik Tentang Pengaruh Globalisasi Terhadap Proses Demokratisasi, Masyarakat,
Kebudayaan dan Politik, Th XIII, No 2, April 2000, hlm. 59-72.
350
Tantangan Hukum dan Peran Pemerintah......(Imam Lukito)
4 M.Sukrisno Mardiyanto, Orasi Ilmiah Peranan Informatika dalam Pengembangan E-Commerce, http://jurnal-
kopertis4.tripod.com/16-3.htm diakses 24 Juli 2015
351
JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017 : 349 - 367
Penguatan infrastuktur teknis, strategi merek dan paten. Seperti yang dialami oleh
bisnis, dan strategi pemasaran digital Chef Farah Quinn yang mempersoalkan
tak diragukan lagi memainkan peranan secara hukum salah satu perusahaan e-
penting untuk meningkatkan profitabilitas commerce karena menggunakan fotonya
e-commerce. Namun, pengembangan tanpa izin. Dimana foto yang digunakan
dan penguatan bisnis juga harus diiringi untuk iklan pisau adalah foto yang terdapat
dengan pengamanan secara hukum atas pada sampul buku miliknya berjudul Healthy
resiko-resiko yang dapat muncul dalam Happy Family By Farah Quinn. Sedangkan
kegiatan dan transaksi e-commerce antara foto yang digunakan oleh produk double
pelaku usaha online dengan konsumen. fry pan milik Modern House merupakan
Resiko-resiko hukum tersebut diantaranya foto yang digunakan untuk iklan produk
berkaitan dengan kemanan transaksi, baik Tupperware.6
dari segi pembayaran, logistik dan delivery, Berdasarkan latar belakang diatas,
keautentikan identitas, perlindungan terhadap penulis ingin membahas mengenai tantangan
privasi dan data, layanan dan penyelesaian hukum pembangunan e- commerce dan
komplain dari konsumen, hubungan kontrak bagaimana peran pemerintah dalam
jual-beli, termasuk resiko tuntutan dari mendorong munculnya pelaku-pelaku
pihak ketiga lainnya. Sebagai contoh pada pemula (startup) di bidang e-commerce.
tahun 2016 perusahaan e-commerce asal
Singapura Lazada5, ramai diperbincangkan Rumusan Masalah
oleh warga netizen bahwa beberapa akun Rumusan masalah dalam penelitian ini
lazada dibobol. Akan tetapi pihak Lazada dapat dirumuskan sebagai berikut:
membantah perihal dibobolnya beberapa 1. Bagaimana tantangan hukum
akun tersebut, Lazada menjelaskan bahwa hal pembangunan bisnis e-commerce?
tersebut terjadi karena kemungkinan adanya 2. Bagaimana peran pemerintah dalam
phising terhadap akun korban, sehingga mendukung pembangunan bisnis e-
peretas berhasil mengambil username dan commerce?
password. Namun alasan tersebut tidak
Tujuan
dapat diterima, karena sudah selayaknya
1. Untuk mengetahui tantangan hukum
Lazada harus menjamin tingkat keamanan
pembangunan bisnis e-commerce.
sistem e-commercenya dalam level yang
paling tinggi sehingga data-data konsumen 2. Untuk mengetahui peran pemerintah
dalam mendukung pembangunan bisnis
tidak mudah dicuri apalagi di dalamnya
pemula.
juga memanfaatkan pembayaran secara
elektronik dan memanfaatkan kartu kredit Metode Penelitian
yang data-datanya bersifat sangat rahasia. 1. Pendekatan
Hal lain yang seringkali menjadi persoal- Penelitian ini menggunakan pen-
an hukum terkait dengan e-commerce ini dekatan kualitatif sebagai strategi untuk
adalah erat hubungannya dengan masalah mengumpulkan dan memanfaatkan
hak kekayaan intelektual seerti hak cipta, semua informasi terkait pokok
5 Bambang Dwi Atmoko, Berkaca dari Kasus Bobolnya Lazada, e-Commerce Harus Tingkatkan Keamanan. Diakses
pada 1 Oktober 2017 pada laman https://arenalte.com/berita/kasus-lazada-e- commerce-harus-tingkatkan-
keamanan-sistemnya/
6 Vania Ika Aldida, Farah Quinn Laporkan E- Commerce Terkait Pelanggaran Hak Cipta diakses pada 1 oktober
2017 di laman https://celebrity.okezone.com/read/2016/03/18/33/1 339999/farah-quinn-laporkan-e-commerce-
terkait- pelanggaran-hak-cipta
352
Tantangan Hukum dan Peran Pemerintah......(Imam Lukito)
7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta. 2012...lihat juga Miles, Matthew B.
dan A. Michel Huberman, Analisis Data Kualitatif. Cetakan I. (Jakarta: UI-Press. 2004).
8 Riyeke Ustadiyanto, Framework eCommerce, Yogyakarta: Andi, 2001, hlm 139- 143
9 Onno W. Purbo, Mengenal E-Commerce, Jakarta: PT.Elex Media Komputindo, 2000, hlm. 2.
353
JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017 : 349 - 367
2000) dalam buku Suyanto.10 Sedangkan yang menerapkan model ini adalah
menurut Kalakota dan Whinston (1997) Berybenka, Bhinneka, Tiket.com dan
dalam buku M. Suyanto mendefinisikan e- lain lain.
commerce dari beberapa perspektif berikut:11 3. Consumer to Consumer (C2C), meliputi
1. Perspektif Komunikasi: merupakan semua transaksi elektronik antar
pengiriman informasi, produk atau konsumen. Umumnya transaksi ini
layanan serta pembayaran melalui dilakukan melalui pihak ketiga yang
telepon, jaringan komputer atau sarana menyediakan platform online untuk
eletronik lainnya. melakukan transaksi tersebut. Konsep
jenis ini banyak digunakan dalam situs
2. Perspektif Proses Bisnis: merupakan
online auction atau lelang secara
aplikasi teknologi menuju otomisasi
online. Contoh portal e-commerce
transaksi dan aliran kerja perusahaan.
yang menerapkan konsep C2C adalah
3. Perspektif Layanan: merupakan salah Tokopedia, Bukalapak, Elevania dan
satu alat yang memenuhi keinginan lain-lain.
perusahaan, konsumen dan manajemen
4. Consumer to Business (C2B),
dalam memangkas biaya layanan
dimana pelaku bisnis perorangan atau
ketika meningkatkan mutu barang dan
individual melakukan transaksi atau
kecepatan pelayanan.
interaksi dengan suatu atau beberapa
4. Perspektif Online: berkaitan dengan perusahaan. Jenis e-commerce seperti
kapasitas jual beli produk dan informasi ini sangat jarang dilakukan di Indonesia.
di internet dan jasa online lainnya. Contoh portal e-commerce yang
Penggolongan e-commerce yang menerapkan model bisnis seperti ini
lazim dilakukan orang ialah berdasarkan adalah priceline.com.
sifat transaksinya. Berikut jenis-jenia dari 5. Business-to-Administration (B2A),
e-commerce:12 mencakup semua transaksi yang
1. Business to business (B2B), meliputi dilakukan secara online antara
semua transaksi elektronik yang perusahaan dan administrasi publik
dilakukan antar perusahaan. Contoh pemerintah. Jenis e-commerce ini
bisnis e-commerce yang menerapkan melibatkan banyak layanan, khususnya
model ini adalah bizzy.co.id dan ralali. di bidang-bidang seperti fiskal, jaminan
com sosial, ketenagakerjaan, dokumen
2. Business to Consumer (B2C), dimana hukum dan register, dan lainnya.
pelaku bisnisnya melibatkan langsung Contoh website administrasi publik
antara penjual atau perusahaan dengan yang menerapkan B2A adalah www.
konsumen akhir (individual buyer). Jenis bpjs-online.com
ini berkembang dengan sangat cepat 6. Consumer-to-Administration (C2A),
karena adanya dukungan munculnya meliputi semua transaksi elektronik
platform website serta banyaknya yang dilakukan antara individu dan
toko virtual bahkan mal di internet administrasi publik. Contoh area yang
yang menjual beragam kebutuhan menggunakan jenis e-commerce ini
masyarakat. Contoh bisnis e-commerce adalah:
10 Suyanto, M., E – commerce Perusahaan Top Dunia, Yogyakarta: Andi, 2003, hlm 11
11 Ibid.
12 Rebecca, Jenis-Jenis E-Commerce dan Contohnya, diakses pada 24 Juli 2017 di laman http://www.progresstech.
co.id/blog/jenis-e- commerce/
354
Tantangan Hukum dan Peran Pemerintah......(Imam Lukito)
a. Pendidikan – penyebaran informasi, Oleh karena itu maka peran Negara dalam
proses pembelajaran jarak jauh, dan hal ini pemerintah mempunyai kewajiban
lainnya untuk melindungi warga negaranya dengan
b. Jamsostek – penyebaran informasi, menjalankan fungsi perlindungan melalui
pembayaran, dan lainnya regulasi hukum yang mengatur transaksi e-
c. Pajak – pengajuan pajak, commerce tersebut, sehingga kepastian
pembayaran pajak, dan lainnya hukum tercapai dan kesejahteraan bisa
d. Kesehatan – janji pertemuan, terwujud.
informasi mengenai penyakit, Apabila dilihat dari aspek hukum,
pembayaran layanan kesehatan transaksi perdagangan atau jual beli sebagai
dan lainnya suatu bentuk perjanjian sudah diatur dalam
7. Online-to-Offline (O2O), jenis e- Kitab Undang-undang Hukum Perdata, yaitu
commerce yang menarik pelanggan Buku III tentang Perikatan. Akan tetapi
dari saluran online untuk toko fisik. dalam KUHPdt tersebut hanya mengatur
Beberapa website di Indonesia yang transaksi jual beli konvensional, belum
menerapkan jenis O2O adalah Kudo dan
mengatur kegiatan jual beli diruang siber
MatahariMall. Seperti yang dilakukan
(e- commerce). Pada tahun 2008 pemerintah
oleh perusahaan ritel besar di Amerika,
Walmart. mengesahkan Undang-Undang Nomor 11
tahun 2008 yang saat ini telah diubah dalam
Faktor-faktor yang menjadi pendorong
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016
implementasi e-commerce, menurut
tentang Informasi dan transaksi Elektronik
Desruelle dan Burgelman (2001) meliputi:13
(UU ITE). UU ITE secara umum mengatur
1. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan; tentang pemanfaatan teknologi informasi dan
2. Kompetisi yang semakin tajam; komunikasi. Dalam UU tersebut dilakukan
3. Perkembangan teknologi; perluasan penafsiran terhadap norma-norma
4. Pengurangan tujuan secara fisik; dan yang berkaitan dengan e-commerce yang
5. Publisitas tetap mengacu pada aturan keperdataan
Disamping banyaknya manfaat yang konvensional dalam KUHPdt. Data statistik
ditawarkan oleh sistem e-commerce, ada yang dikeluarkan oleh Social Research
celah-celah ancaman yang ada dalam & Monitoring (soclab.co)14 seperti dalam
pemanfaatannya. Ancaman tersebut yaitu infografis pada gambar 2, menunjukan
berbagai kemungkinan munculnya kejadian bahwa potensi pasar e-commerce di
yang dapat membahayakan aset- aset yang Indonesia memang telah merebak ke
berharga. Secara yuridis kegiatan pada ruang berbagai lini, termasuk UKM (Usaha Kecil
siber/internet tidak dapat menggunakan Menengah). Angka transaksi yang fantastis
pendekatan hukum konvensional saja dari bisnis lewat jaringan internet ini memang
sebab akan banyak kesulitan yang muncul. telah memikat siapa saja untuk mencoba
Kegiatan dalam ruang siber adalah kegiatan peruntungannya. Namun kini bermain di e-
virtual yang berdampak sangat nyata commerce tak lagi bisa sembarangan, ada
meskipun dokumen yang dijadikan sebagai beberapa aturan yang perlu dipahami agar
alat bukti bersifat elektronik atau softcopy. tak tergelincir dalam jerat hukum.
13 Dalam Ainur Rofiq, Pengaruh Dimensi Kepercayaan (Trust) Terhadap Partisipasi Pelanggan E-Commerce, Tesis.
Universitas Brawijaya Malang, 2007, hlm. 26
14 Paparan yang disampaikan oleh Direktur Pemberdayaan Informatika, Septriana Tangkari, di Bandung 27
Oktober 2016 dengan judul Siap Menjadi Raja Digital ASEAN?, Lihat pada https://web.kominfo.go.id/sites/
default/files/Ekono mi%20Digital.pdf diakses pada 25 Juli 2017
355
JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017 : 349 - 367
15 https://www.maxmanroe.com/pebisnis-e-commerce-di-indonesia-wajib-faham-5-aspek-hukum-berikut-ini.html
diakses pada 25 Juli 2017
356
Tantangan Hukum dan Peran Pemerintah......(Imam Lukito)
16 Pasal 1 angka 4 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi
Elektronik
17 Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 7 Tahin 2014 Tentang Perdagangan
18 Lihat Pasal 106 UU Perdagangan “Pelaku Usaha yang melakukan kegiatan usaha Perdagangan tidak memiliki
perizinan di bidang Perdagangan yang diberikan oleh Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun atau pidana denda paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah).”
357
JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017 : 349 - 367
358
Tantangan Hukum dan Peran Pemerintah......(Imam Lukito)
sengaja membatasi akses kepada karya mencakup kesepakatan atas barang atau
hak cipta. jasa berikut pembayaran dan pengirimannya,
Surat edaran ini bertujuan untuk sehingga keseluruhannya mencakup arus
melindungi pemilik platform jual beli informasi, arus uang dan arus barang.
online dari tuntutan hukum. Pasalnya, Dinamika kebijakan tentang e- commerce
penyedia platform selama ini rentan secara global telah berubah demi adanya
gugatan akibat kegiatan jual beli kepastian hukum terhadap penyelenggara
produk-produk terlarang yang dijual transaksi e-commerce dan perlindungan
oleh penggunanya.19 Salah satu hukum kepada konsumen. Fenomena
poin dalam surat edaran tersebut di Global Framework for E- commerce yang
Bagian II.B.2 menyebutkan, adanya membatasi peran serta pemerintah dalam
perlindungan hukum bagi penyedia, memberikan pengaturan dalam berbagai
pedagang, dan pengguna platform toko regulasi telah berubah menjadi suatu
online. Perlindungan dilakukan dengan
harapan adanya peranan pemerintah dalam
memastikan batasan dan tanggung
menciptakan regulasi untuk mengatur segala
jawab masing-masing dalam melakukan
aktifitas dalam e-commerce sebagai upaya
kegiatan perdagangan melalui sistem
untuk melindungi kedua belah pihak baik
elektronik. Dalam edaran itu, misalnya
dari sisi pelaku usaha maupun dari pihak
diatur bahwa penyedia platform wajib
konsumen.
untuk menyediakan sarana pelaporan,
serta memperhatikan jangka waktu Prinsip dari kebijakan perdagangan
penghapusan ataupun pemblokiran secara elektronik, yakni pada dasarnya
terhadap konten yang dilarang. diarahkan kepada amanat pemberian
Sementara itu, pengguna perlindungan hukum kepada kepentingan
berkewajiban untuk menyediakan pengguna atau konsumen (user’s centric). Hal
informasi secara lengkap dan benar tersebut diturunkan sebagai prinsip- prinsip
terhadap syarat dan kontrak produk hukum atau setidak-tidaknya beberapa hal
yang dijualnya. penting yang harus diperhatikan oleh pelaku
usaha penyelenggara perdagangan secara
Peran Pemerintah Dalam Mendukung
Pembangunan Bisnis E-Commerce elektronik, antara lain:20
a. Perdagangan harus dibangun atas
Teknologi internet yang pada awal
dasar itikad baik dan menghargai asas
diciptakannya hanya untuk mempublikasikan
keterpercayaan terhadap akuntabilitas
informasi kemudian pada saat ini telah
sistem elektronik yang baik;
banyak berubah menjadi lebih interaktif,
b. Perdagangan secara elektronik harus
yang dapat menciptakan proses timbal balik
efisien dan efektif sehingga kendala
dan menjadi sarana untuk bertransaksi.
biaya ekonomi tinggi harus ditiadakan;
Demikian pula dengan mekanisme transaksi
c. Perdagangan diharapkan dapat
dan pembayarannya serta pengirimannya.
menumbuhkan iklim persaingan usaha
Transaksi perdagangannya kini telah
yang sehat; dan
mengarah menjadi one-stop shopping,
d. Perdagangan diharapkan dapat
dimana kesepakatan transaksi adalah
memberikan kemudahan dan melindungi
19 Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2016 Tentang Batasan Tanggung Jawab Penyedia
Platform dan Pedagang (Merchant) Perdagangan Melalui Sistem Elektronik yang berbentuk User Generated Content
20 Edmon Makarim, Kerangka Kebijakan Dan Reformasi Hukum Untuk Kelancaran Perdagangan Secara Elektronik
(E-Commerce) Di Indonesia, 2014, Jurnal Hukum dan Pembangunan Vol. 44 No 3. Universitas Indonesia. hlm. 320
359
JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017 : 349 - 367
kepentingan konsumen serta mencegah segala aspek kelayakan secara hukum untuk
setiap upaya untuk eksploitasi hak-hak suatu penyelenggara sistem dan transaksi
konsumen elektronik untuk kepentingan transaksi e-
Dari kerangka kebijakan umum tersebut, commerce yang sesuai dengan aturan
maka diperlukan upaya melakukan perbaikan yang berlaku.
sistem hukum nasional dan pembangunan Berdasarkan hal di atas, maka perlu
aturan hukum baru dalam rangka mengawal ada koordinasi kewenangan antara instansi
perkembangan perdagangan elektronik yang pembina dan pengawas dari jaringan yakni
semakin meningkat. Sesuai dengan dinamika Kementerian Komunikasi dan Informatika
perkembangan telematika, maka kebijakan (Kemkominfo) dengan instansi pembina
e-commerce tidak dapat dilepaskan dari dan pengawas dari tata niaga perdagangan,
kebijakan dan regulasi terhadap sumber yakni Kementrian Perdagangan. Kemkominfo
daya komunikasi dan infraktruktur jaringan bertanggung jawab terhadap setiap aspek
telekomunikasi. engineering process, sementara Kementerian
Dalam konteks telematika, perdagangan Perdagangan bertanggung jawab terhadap
secara elektronik sesungguhnya berada setiap aspek business process. Pada sisi
pada lapisan aplikasi dan konten setelah teknis, setiap penyelenggaraan sistem
lapisan penyelenggaraan jaringan sebagai elektronik harus memenuhi kelaikan atau
infrastruktur dan sarana perdagangannya. akuntabilitas sistem elektronik sesuai standar
Terdapat perbedaan paradigma antara teknis, sementara pada sisi bisnis setiap
regulasi terhadap jaringan dengan regulasi penyelenggaraan sistem perdagangan harus
terhadap aplikasi dan konten. Dalam memenuhi standar perdagangan.
konteks infrastruktur, fokusnya adalah untuk Kebijakan terhadap Perdagangan Secara
dapat menciptakan koneksi internet cepat Elektronik dapat diturunkan dalam bentuk
yang dapat diakses dari seluruh wilayah koordinasi antar kementerian, misalnya
Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebuah perusahan e-commerce untuk
pembangunannya adalah sebagaimana mendapatkan ijin usahanya (perdagangan),
layaknya pembangunan fisik yaitu berupa maka perusahaan tersebut harus terlebih
pembangunan infrastruktur jaringan Fiber dahulu melakukan pendaftaran terhadap
Optik atau yang memanfaatkan satelit sistem elektroniknya kepada K e m k o m i n f o
(Palapa Ring). sesuai dengan Peraturan menteri Komunikasi
Sementara terhadap aplikasi dan dan Informatika Nomor 36 Tahun 2014 tentang
konten dapat dikatakan sebaliknya, Tata Cara Pendaftaran Penyelenggaraan
karena keberadaan aplikasi dan konten Sistem Eelektronik yang prosesnya data
dapat bersifat dinamis sesuai olah pikir dan dilaksanakan secara elektronik melalui
kebutuhan pembuat aplikasi dan konten, portal https://pse.kominfo.go.id/pendaftaran-
tidak terbatas pada pengembangan fisik pse, yang terdiri dari beberapa tahap antara
layaknya infrastruktur jaringa koneksi. lain:
Oleh karena itu dalam penyelenggaraan a. Mengisi form pengajuan pendaftaran
aplikasi dan konten yang beroperasi pada Penyelenggara Sistem Elektronik;
jaringan koneksi internet, tidak memerlukan b. Melengkapi dokumen (profil usaha,
perijinan layaknya pembangunan fisik pada domisili, KTP, TDP, domain .id)
infrastruktur jaringan koneksi internet. Hal c. Melengkapi data Gambaran Teknis
yang harus dipastikan bahwa aplikasi dan (Hardware, software, tenaga ahli, lingkup
konten yang dijalankannya telah memenuhi pelayanan)
360
Tantangan Hukum dan Peran Pemerintah......(Imam Lukito)
21 Farah Heliantina, Siaran Pers - Paket Kebijakan Ekonomi XIV: Peta Jalan E-Commerce! Diakses pada 25 Juli 2017
di laman https://ekon.go.id/press/view/siaran-pers-paket- kebijakan.2858.html
361
JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017 : 349 - 367
362
Tantangan Hukum dan Peran Pemerintah......(Imam Lukito)
363
JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017 : 349 - 367
secara keseluruhan paling banyak legalitas dari hulu ke hilir sesuai dengan
Rp20.000.000,00 (dua puluh juta aturan hukum yang berlaku; 4) Pemahaman
rupiah), yang meliputi transaksi menyeluruh mengenai bentuk perlindungan
pembayaran, transfer dana, dan hukum para pihak dalam komunitas bisnis
fasilitas transaksi lainnya yang e-commerce.
disediakan oleh Penerbit
Dalam rangka mengoptimalkan
d) Uang Elektronik yang diterbitkan
pemanfaatan potensi ekonomi berbasis
dan/atau digunakan di wilayah
elektronik dari sisi kebijakan umum,
Republik Indonesia wajib
pemerintah melakukan perbaikan sistem
menggunakan uang rupiah.
hukum nasional sesuai dengan dinamika
e) Nilai Uang Elektronik yang
perkembangan telematika yang tidak dapat
diterbitkan oleh Penerbit harus
dilepaskan dari pembentukan kebijakan dan
sama dengan nilai uang yang
disetorkan oleh Pemegang. regulasi terhadap sumber daya komunikasi
dan infraktruktur jaringan telekomunikasi.
PENUTUP Pengaturan Hukum (Payung Hukum) tentang
e-commerce ini harus selaras dengan
Kesimpulan pengaturan mengenai Hak Kekayaan
Intelektual yang berlaku di Indonesia karena
Pemanfaatan perkembangan teknologi
e-commerce erat kaitannya dengan Hak Cipta,
informasi di bidang ekonomi, menghadirkan
Paten dan Merek. Disamping itu peranan
banyak perubahan dalam kegiatan
pemerintah sangat dibutuhkan oleh para
perdagangan dewasa ini. Perdagangan
pelaku bisnis e-commerce untuk mendorong
yang tadinya bersifat konvensional yang
percepatan dan pengembangan sistem
mengharuskan interaksi tatap muka antara
perdagangan nasional berbasis elektronik,
penjual dan pembeli bertransformasi menjadi
usaha pemula (start-up), pengembangan
perdagangan yang bersifat elektronik,
usaha, dan percepatan logistik. Pemerintah
dimana antara penjual dan pembeli tidak
menetapkan Peta Jalan Sistem Perdagangan
perlu bertemu dalam proses jual belinya,
Nasional Berbasis Elektronik (Road Map e-
melainkan cukup melalui sistem e- commerce.
Commerce) yang terintegrasi yang meliputi
Perdagangan berbasis elektronik saat ini dan
aspek pendanaan, perpajakan, perlindungan
kedepannya mempunyai potensi pangsa
konsumen, pendidikan dan sumber daya
pasar yang tinggi, dan dapat menjadi sektor
manusia, infrastruktur jaringan komunikasi,
penting dan salah satu tulang punggung
logistik, keamanan siber dan manajemen
perekonomian nasional. Dari data statistik
pelaksana peta jalan e- commerce.
perkembangan e-commerce menunjukkan
peningkatan tiap tahunnya, dimana juga Saran
telah merambah pada usaha kecil dan 1. Bagi para pelaku usaha perdagangan
menengah. Bagi pelaku bisnis konvensional konvensional dan pelaku-pelaku bisnis
dan pelaku-pelaku pemula yang ingin pemula harus mampu melihat potensi
mengembangkan bisnis e- commerce, ada dan peluang peluang bisnis sebagai
beberapa tantangan hukum yang perlu akibat dari perkembangan teknologi
diketahui bagi pemula antara lain: 1) Bentuk informasi dengan memanfaatkan
Badan Hukum dalam bisnis e-commerce; perdagangan elektronik (e-commerce)
2) Perijinan dan dokumen legalitas lainnya ini. Penting untuk dimengerti dan
dalam pendirian bisnis e-commerce; 3) dipahami oleh mereka berbagai
persoalan terkait dengan tantangan
Pemahaman dan implementasi aspek
hukum dalam membangun usaha
364
Tantangan Hukum dan Peran Pemerintah......(Imam Lukito)
365
JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017 : 349 - 367
366
Tantangan Hukum dan Peran Pemerintah......(Imam Lukito)
Internet:
Aldida, Vania Ika, 2016. Farah Quinn
Laporkan E-Commerce Terkait
Pelanggaran Hak Cipta diakses
pada 1 oktober 2017 di laman
h t t p s : / / c e l e b r i t y. o k e z o n e . c o m /
read/2 016/03/18/33/1339999/farah-
quinn- laporkan-e-commerce-terkait-
pelanggaran-hak-cipta
Atmoko, Bambang Dwi, 2016. Berkaca
dari Kasus Bobolnya Lazada, e-
Commerce Harus Tingkatkan Keamanan.
Diakses pada 1 Oktober 2017 pada
laman https://arenalte.com/berita/kasus-
lazada-e-commerce-harus- tingkatkan-
keamanan-sistemnya/
Heliantina, Farah, 2016. Siaran Pers - Paket
Kebijakan Ekonomi XIV: Peta Jalan E-
Commerce!. Diakses pada
25 Juli 2017 di laman https://ekon.
go.id/press/view/siaran- pers-paket-
kebijakan.2858.html
Rebecca, 2016. Jenis-Jenis E-Commerce dan
Contohnya diakses pada 24 Juli 2017
di laman http://www.progresstech.co.id/
blog/j enis-e-commerce/
https://www.maxmanroe.com/pebisnis-e-
commerce-di-indonesia-wajib- faham-5-
aspek-hukum-berikut- ini.html
367