Anda di halaman 1dari 19

Tantangan Hukum dan Peran Pemerintah......

(Imam Lukito)

TANTANGAN HUKUM DAN PERAN PEMERINTAH


DALAM PEMBANGUNAN E-COMMERCE

(Legal Challenges and Government`S Role


in E-Commerce Development)
Imam Lukito
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan
Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM
Kementerian Hukum dan HAM R.I.
Jl. HR. Rasuna Said Kav. 4-5 Kuningan Jakarta Selatan
Email: lukitoimam@gmail.com

Tulisan Diterima: 16 Agustus 2017; Direvisi: 9 Oktober 2017;


Disetujui Diterbitkan: 18 Oktober 2017

Abstrak
Data statistik kegiatan perdagangan secara elektronik (e-commerce) menunjukkan peningkatan
tiap tahunnya. Hal ini seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta
semakin baiknya jaringan infrastruktur komunikasi. Ekonomi berbasis elektronik mempunyai potensi
yang tinggi bagi Indonesia, dan merupakan salah satu tulang punggung perekonomian nasional.
Penelitian ini mencoba menganalisa permasalahan bagaimana tantangan hukum dalam bisnis
e-commerce dan bagaimana peran pemerintah dalam mendukung lahirnya pelaku-pelaku
usaha e-commerce baru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, bersifat deskriptif
analisis dengan bentuk penelitian desk study. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: pertama,
tantangan hukum dalam pembangunan e- commerce yaitu: bentuk badan hukum, perijinan; aspek
legalitas dan perlindungan hukum para pihak dalam komuniatas e-commerce; dan kedua, peran
pemerintah dalam pembangunan bisnis e- commerce adalah dengan melakukan perbaikan
sistem hukum nasional sesuai dengan dinamika perkembangan telematika dan menerbitkan
regulasi yang memuat aspek: pendanaan, perpajakan, perlindungan konsumen, pendidikan dan
sumber daya manusia, infrastruktur jaringan komunikasi, logistik, keamanan siber dan manajemen
pelaksana peta jalan e-commerce.
Kata Kunci: Tantangan Hukum, Peran Pemerintah, E-Commerce

Abstract
Statistically, year by year, e-commerce trade activities shows a significant increase. It is influenced
by the development of information and communication technology. E-commerce has a high
potency for Indonesia and one of the national economic supports. This research analyses the legal
challenges in e- commerce business and government role in supporting a rise of new business
actors. It uses a qualitative method, a descriptive analysis and it is a literature study. It also
concludes that first, legal challenges in e-commerce development namely; the form of legal
entity, licensing; legal aspect and legal protection of the parties in the e-commerce community;
and second, government`s role in e- commerce business development is to improve national
legal system according to dynamics of telematics development and issuing regulations containing
aspects of funding, taxes, consumers protection, education and human resources, infrastructure
of communication system, logistic, cyber- security and executive management of e-commerce
roadmap.
Keywords: Legal Challenges, Government`s Role, E-Commerce

349
JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017 : 349 - 367

PENDAHULUAN berada pada angka 88 juta pengguna.


Peningkatan ini sebanding dengan
Latar Belakang meningkatnya perkembangan teknologi
Perkembangan perekonomian dunia gadget (smartphone) yang semakin murah
yang berlangsung sangat cepat, arus dan kompetitif dan perbaikan infrastruktur
globalisasi dan perdagangan bebas serta komunikasi oleh operator telekomunikasi di
kemajuan teknologi, telekomunikasi dan Indonesia.
informasi telah memperluas ruang transaksi Gambar 1. Jumlah Pengguna Internet
barang dan jasa yang ditawarkan menjadi di Indonesia
lebih bervariasi, baik barang dan jasa produksi
dalam negeri maupun produksi luar negeri.
Kemajuan tersebut telah menghadirkan
banyaknya fasilitas telekomunikasi dan
canggihnya produk teknologi informasi yang
mampu mengintegrasikan semua media
informasi untuk mempermudah segala
kegiatan manusia sehari-hari. Di tengah
globalisasi komunikasi yang semakin
terpadu (global communication network) ini,
internet menjadi populer dan membuat dunia Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet,
semakin mengecil (shrinking the world) November 2016
sekaligus memudarkan batas negara berikut
Kemajuan teknologi telah membawa
kedaulatan dan tatanan masyarakatnya.1
perubahan dan pergeseran yang cepat
Teknologi informasi di Indonesia dalam suatu kehidupan tanpa batas di era
berkembang pesat, menurut survei yang globalisasi ini. Globalisasi merupakan
dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa proses penghapusan berbagai kendali yang
Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2016 menghalangi gerak kinerja perdagangan
pengguna internet di Indonesia berjumlah dan modal untuk merentangkan jangkauan
132,7 juta atau 52% dari jumlah penduduk seluas bola dunia.3
Indonesia.2 Dari jumlah tersebut peringkat
Pemanfaatan teknologi telah mendorong
pertama diduduki pengguna di Pulau Jawa
pertumbuhan bisnis dengan pesat, karena
sebesar 86,3 juta orang (65%) sesuai
berbagai informasi dapat disajikan melalui
dengan infografis pada gambar 1. Hal ini
hubungan jarak jauh dan mereka yang
disebabkan selain karena sebaran penduduk
ingin mengadakan transaksi tidak harus
tetapi juga karena kesiapan infrastruktur
bertatap muka, akan tetapi cukup melalui
jaringan komunikasi yang lebih baik di pulau
peralatan komputer dan telekomunikasi.
Jawa dibandingkan dengan pulau yang lain.
Perkembangan teknologi informasi juga
Jika dibandingkan dengan hasil survei pada
membentuk masyarakat dunia baru yang
tahun 2014 pengguna internet Indonesia
tidak lagi dihalangi oleh batas-batas teritorial

1 Arsyad Sanusi, Efektivitas UU ITE dalam Pengaturan Perdagangan Elektronik (E- Commerce), Jurnal Hukum
Bisnis, 29 (1), 2010, hlm. 5
2 Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, Infografis: Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet Indonesia, 2016,
diakses pada tanggal 12 Agustus 2017 di laman https://apjii.or.id/content/read/39/264/Survei- Internet-APJII-2016
3 Joko Susanto, Kajian Teoritik Tentang Pengaruh Globalisasi Terhadap Proses Demokratisasi, Masyarakat,
Kebudayaan dan Politik, Th XIII, No 2, April 2000, hlm. 59-72.

350
Tantangan Hukum dan Peran Pemerintah......(Imam Lukito)

dan telah membalikkan segalanya yang jauh Pertumbuhan industri e-commerce


menjadi dekat yang khayalan jadi nyata. dalam negeri semakin pesat di tengah
Internet dan teknologi informasi merupakan perlambatan laju ekonomi tanah air. Terlebih,
inovasi baru pada dekade terakhir ini kebanyakan pelaku bisnis e-commerce
yang mempengaruhi kehidupan manusia. di tanah air berskala kecil dan menengah
Beberapa aktifitas manusia berubah secara (UKM). Seperti yang kita ketahui, bisnis UKM
signifikan dengan mengambil keuntungan menjadi usaha yang paling tahan banting di
dari efisiensi, efektifitas dan mobilitas. saat krisis ekonomi sekalipun. Melalui industri
Dalam dunia perdagangan global saat e-commerce, dapat terus dikembangkan
ini, transaksi elektronik adalah suatu hal dan mendukung perekonomian Indonesia
yang tidak dapat dihindarkan. Electronic yang diprediksi menjadi kekuatan ekonomi
Commerce (E-Commerce) adalah suatu baru dunia pada tahun 2020 nanti.
contoh dari kemajuan teknologi informasi, Tak hanya sekedar untuk mencari
dimana transaksi bisnis tidak lagi dilakukan informasi dan interaksi online, masyarakat
secara konvensional, yang mengharuskan di kota-kota besar kini menjadikan e-
pembeli berinteraksi langsung dengan penjual commerce sebagai bagian dari gaya hidup
atau adanya keharusan menggunakan uang mereka. Perilaku konsumtif dari puluhan
tunai. Tetapi penjual diwakili oleh suatu juta orang kelas menengah di Indonesia
sistem yang melayani pembeli secara online menjadi alasan mengapa e-commerce di
dengan melalui media jaringan komputer. Indonesia akan terus berkembang. Bisnis ini
Dalam melakukan transaksi, seorang memiliki nilai bisnis yang sangat besar, tetapi
pembeli berhadapan dan berkomunikasi sayangnya sampai saat ini belum ada
dengan sistem yang mewakili penjual. Oleh regulasi khusus yang mengatur bisnis online
karena itu, E-Commerce ini membutuhkan ini. Pada akhir tahun 2014 saja, nilai bisnis
infrastruktur sistem yang mampu menjamin industri e-commerce Indonesia mencapai
keamanan transaksi tersebut. USD 12 miliar.
Era Perdagangan Global membutuhkan Pemerintah Indonesia ingin me-
dukungan Digital Economy yang tercermin nempatkan Indonesia sebagai Negara
dengan lahirnya aktivitas perdagangan Digital Economy terbesar di Asia Tenggara
secara elektronik (electronic trading), pada tahun 2020. Kondisinya saat ini banyak
dalam berbagai bentuk kegiatan seperti: pelaku bisnis e-commerce pemula (startup)
perdagangan retail, pelelangan barang, baik perdagangan online maupun startup
penawaran jasa, dan sebagainya. Sebagai digital dengan ide-ide segar dan inovatif yang
konsekuensinya, toko tradisional digantikan kurang memiliki akses atau pendanaan untuk
oleh toko elektronik yang dikenal dengan mengembangkan bisnisnya. Pemerintah
nama: Cyberstore, Virtual Store, Digital akan mendorong tumbuhnya technopreneurs
Market, Electronic Mall, Online Shop dan baru, baik dengan menggandeng mentor-
lain sebagainya. Pertumbuhan digital mentor technopreneurs terkemuka, pusat
economy ini tentunya memberikan dampak data, technopark, serta memberikan
positif maupun negatif terhadap kehidupan pendanaan. Sedangkan bagi pelaku bisnis
ekonomi global yang tidak lagi mengenal UKM diharapkan mampu naik tingkat menjadi
batas territorial suatu negara.4 pelaku usaha besar, bahkan menggurita
hingga internasional.

4 M.Sukrisno Mardiyanto, Orasi Ilmiah Peranan Informatika dalam Pengembangan E-Commerce, http://jurnal-
kopertis4.tripod.com/16-3.htm diakses 24 Juli 2015

351
JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017 : 349 - 367

Penguatan infrastuktur teknis, strategi merek dan paten. Seperti yang dialami oleh
bisnis, dan strategi pemasaran digital Chef Farah Quinn yang mempersoalkan
tak diragukan lagi memainkan peranan secara hukum salah satu perusahaan e-
penting untuk meningkatkan profitabilitas commerce karena menggunakan fotonya
e-commerce. Namun, pengembangan tanpa izin. Dimana foto yang digunakan
dan penguatan bisnis juga harus diiringi untuk iklan pisau adalah foto yang terdapat
dengan pengamanan secara hukum atas pada sampul buku miliknya berjudul Healthy
resiko-resiko yang dapat muncul dalam Happy Family By Farah Quinn. Sedangkan
kegiatan dan transaksi e-commerce antara foto yang digunakan oleh produk double
pelaku usaha online dengan konsumen. fry pan milik Modern House merupakan
Resiko-resiko hukum tersebut diantaranya foto yang digunakan untuk iklan produk
berkaitan dengan kemanan transaksi, baik Tupperware.6
dari segi pembayaran, logistik dan delivery, Berdasarkan latar belakang diatas,
keautentikan identitas, perlindungan terhadap penulis ingin membahas mengenai tantangan
privasi dan data, layanan dan penyelesaian hukum pembangunan e- commerce dan
komplain dari konsumen, hubungan kontrak bagaimana peran pemerintah dalam
jual-beli, termasuk resiko tuntutan dari mendorong munculnya pelaku-pelaku
pihak ketiga lainnya. Sebagai contoh pada pemula (startup) di bidang e-commerce.
tahun 2016 perusahaan e-commerce asal
Singapura Lazada5, ramai diperbincangkan Rumusan Masalah
oleh warga netizen bahwa beberapa akun Rumusan masalah dalam penelitian ini
lazada dibobol. Akan tetapi pihak Lazada dapat dirumuskan sebagai berikut:
membantah perihal dibobolnya beberapa 1. Bagaimana tantangan hukum
akun tersebut, Lazada menjelaskan bahwa hal pembangunan bisnis e-commerce?
tersebut terjadi karena kemungkinan adanya 2. Bagaimana peran pemerintah dalam
phising terhadap akun korban, sehingga mendukung pembangunan bisnis e-
peretas berhasil mengambil username dan commerce?
password. Namun alasan tersebut tidak
Tujuan
dapat diterima, karena sudah selayaknya
1. Untuk mengetahui tantangan hukum
Lazada harus menjamin tingkat keamanan
pembangunan bisnis e-commerce.
sistem e-commercenya dalam level yang
paling tinggi sehingga data-data konsumen 2. Untuk mengetahui peran pemerintah
dalam mendukung pembangunan bisnis
tidak mudah dicuri apalagi di dalamnya
pemula.
juga memanfaatkan pembayaran secara
elektronik dan memanfaatkan kartu kredit Metode Penelitian
yang data-datanya bersifat sangat rahasia. 1. Pendekatan
Hal lain yang seringkali menjadi persoal- Penelitian ini menggunakan pen-
an hukum terkait dengan e-commerce ini dekatan kualitatif sebagai strategi untuk
adalah erat hubungannya dengan masalah mengumpulkan dan memanfaatkan
hak kekayaan intelektual seerti hak cipta, semua informasi terkait pokok

5 Bambang Dwi Atmoko, Berkaca dari Kasus Bobolnya Lazada, e-Commerce Harus Tingkatkan Keamanan. Diakses
pada 1 Oktober 2017 pada laman https://arenalte.com/berita/kasus-lazada-e- commerce-harus-tingkatkan-
keamanan-sistemnya/
6 Vania Ika Aldida, Farah Quinn Laporkan E- Commerce Terkait Pelanggaran Hak Cipta diakses pada 1 oktober
2017 di laman https://celebrity.okezone.com/read/2016/03/18/33/1 339999/farah-quinn-laporkan-e-commerce-
terkait- pelanggaran-hak-cipta

352
Tantangan Hukum dan Peran Pemerintah......(Imam Lukito)

permasalahan. Penelitian ini bersifat mekanisme elektronik yang ada di jaringan


deskriptif yang bertujuan untuk internet. E-commerce dapat melibatkan
menggambarkan dan menganalisis transfer dana elektronik, pertukaran data
bagaimana peran dan sinergi antar elektronik, sistem manajemen inventori
lembaga terkait guna mendukung otomatis, dan sistem pengumpulan data
pembangunan e-commerce dalam otomatis.
negeri sebagai upaya meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nasional di era E-Commerce dapat didefinisikan sebagai
ekonomi digital. segala bentuk transaksi perdagangan atau
perniagaan barang atau jasa (trade of goods
2. Pengumpulan Data
and services) dengan menggunakan media
Menggunakan metode desk study yaitu
elektronik. Di dalam e-commerce itu sendiri
cara pengumpulan data dan informasi
terdapat perdagangan melalui internet seperti
melalui pemeriksaan dan analisis data
dan informasi yang menggunakan data dalam bussines to consumer (B2C) dan
sekunder. Data sekunder diperoleh bussines to bussines (B2B) dan perdagangan
melalui penelusuran literatur. Yang dengan pertukaran data terstruktur secara
menjadi sumber data dalam penelitian elektronik.8
ini adalah literatur, artikel, jurnal, Menurut Onno W. Purbo dan Aang
penelitian ilmiah, serta laman internet Wahyudi yang mengutip pendapatnya David
yang berkenaan dengan penelitian yang Baum, menyebutkan bahwa:9
dilakukan.
“e-commerce is a dynamic set
3. Teknik Analisa Data of technologies, aplications, and
Teknik analisis data yang digunakan business procces that link enterprises,
dalam penelitian ini adalah model consumers, and communities through
interaktif sebagaimana dikemukakan electronictransaction and the electronic
oleh Miles dan Huberman dalam exchange of goods, services, and
Sugiono7 meliputi kegiatan reduksi information”.
data, penyajian data dan penarikan Bahwa e-commerce merupakan suatu
kesimpulan. Reduksi data dan sajian set dinamis teknologi, aplikasi dan proses
data disusun pada waktu peneliti bisnis yang menghubungkan perusahaan,
mendapatkan data yang diperlukan konsumen dan komunitas melalui transaksi
dalam penelitian. Setelah pengumpulan elektronik dan perdagangan barang,
data berakhir, peneliti berusaha menarik pelayanan dan informasi yang dilakukan
kesimpulan berdasarkan verifikasi data secara elektronik.
lapangan tersebut.
E-commerce merupakan konsep baru
yang biasa digambarkan sebagai proses jual
PEMBAHASAN
beli barang atau jasa pada World Wide Web
Internet (Shim, Qureshi, Siegel, 2000) atau
Tantangan Hukum Bisnis E-Commerce
proses jual beli atau pertukaran produk,
Secara umum e-commerce adalah jasa dan informasi melalui jaringan informasi
sistem perdagangan yang menggunakan termasuk internet (Turban, Lee, King, Chung,

7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta. 2012...lihat juga Miles, Matthew B.
dan A. Michel Huberman, Analisis Data Kualitatif. Cetakan I. (Jakarta: UI-Press. 2004).
8 Riyeke Ustadiyanto, Framework eCommerce, Yogyakarta: Andi, 2001, hlm 139- 143
9 Onno W. Purbo, Mengenal E-Commerce, Jakarta: PT.Elex Media Komputindo, 2000, hlm. 2.

353
JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017 : 349 - 367

2000) dalam buku Suyanto.10 Sedangkan yang menerapkan model ini adalah
menurut Kalakota dan Whinston (1997) Berybenka, Bhinneka, Tiket.com dan
dalam buku M. Suyanto mendefinisikan e- lain lain.
commerce dari beberapa perspektif berikut:11 3. Consumer to Consumer (C2C), meliputi
1. Perspektif Komunikasi: merupakan semua transaksi elektronik antar
pengiriman informasi, produk atau konsumen. Umumnya transaksi ini
layanan serta pembayaran melalui dilakukan melalui pihak ketiga yang
telepon, jaringan komputer atau sarana menyediakan platform online untuk
eletronik lainnya. melakukan transaksi tersebut. Konsep
jenis ini banyak digunakan dalam situs
2. Perspektif Proses Bisnis: merupakan
online auction atau lelang secara
aplikasi teknologi menuju otomisasi
online. Contoh portal e-commerce
transaksi dan aliran kerja perusahaan.
yang menerapkan konsep C2C adalah
3. Perspektif Layanan: merupakan salah Tokopedia, Bukalapak, Elevania dan
satu alat yang memenuhi keinginan lain-lain.
perusahaan, konsumen dan manajemen
4. Consumer to Business (C2B),
dalam memangkas biaya layanan
dimana pelaku bisnis perorangan atau
ketika meningkatkan mutu barang dan
individual melakukan transaksi atau
kecepatan pelayanan.
interaksi dengan suatu atau beberapa
4. Perspektif Online: berkaitan dengan perusahaan. Jenis e-commerce seperti
kapasitas jual beli produk dan informasi ini sangat jarang dilakukan di Indonesia.
di internet dan jasa online lainnya. Contoh portal e-commerce yang
Penggolongan e-commerce yang menerapkan model bisnis seperti ini
lazim dilakukan orang ialah berdasarkan adalah priceline.com.
sifat transaksinya. Berikut jenis-jenia dari 5. Business-to-Administration (B2A),
e-commerce:12 mencakup semua transaksi yang
1. Business to business (B2B), meliputi dilakukan secara online antara
semua transaksi elektronik yang perusahaan dan administrasi publik
dilakukan antar perusahaan. Contoh pemerintah. Jenis e-commerce ini
bisnis e-commerce yang menerapkan melibatkan banyak layanan, khususnya
model ini adalah bizzy.co.id dan ralali. di bidang-bidang seperti fiskal, jaminan
com sosial, ketenagakerjaan, dokumen
2. Business to Consumer (B2C), dimana hukum dan register, dan lainnya.
pelaku bisnisnya melibatkan langsung Contoh website administrasi publik
antara penjual atau perusahaan dengan yang menerapkan B2A adalah www.
konsumen akhir (individual buyer). Jenis bpjs-online.com
ini berkembang dengan sangat cepat 6. Consumer-to-Administration (C2A),
karena adanya dukungan munculnya meliputi semua transaksi elektronik
platform website serta banyaknya yang dilakukan antara individu dan
toko virtual bahkan mal di internet administrasi publik. Contoh area yang
yang menjual beragam kebutuhan menggunakan jenis e-commerce ini
masyarakat. Contoh bisnis e-commerce adalah:

10 Suyanto, M., E – commerce Perusahaan Top Dunia, Yogyakarta: Andi, 2003, hlm 11
11 Ibid.
12 Rebecca, Jenis-Jenis E-Commerce dan Contohnya, diakses pada 24 Juli 2017 di laman http://www.progresstech.
co.id/blog/jenis-e- commerce/

354
Tantangan Hukum dan Peran Pemerintah......(Imam Lukito)

a. Pendidikan – penyebaran informasi, Oleh karena itu maka peran Negara dalam
proses pembelajaran jarak jauh, dan hal ini pemerintah mempunyai kewajiban
lainnya untuk melindungi warga negaranya dengan
b. Jamsostek – penyebaran informasi, menjalankan fungsi perlindungan melalui
pembayaran, dan lainnya regulasi hukum yang mengatur transaksi e-
c. Pajak – pengajuan pajak, commerce tersebut, sehingga kepastian
pembayaran pajak, dan lainnya hukum tercapai dan kesejahteraan bisa
d. Kesehatan – janji pertemuan, terwujud.
informasi mengenai penyakit, Apabila dilihat dari aspek hukum,
pembayaran layanan kesehatan transaksi perdagangan atau jual beli sebagai
dan lainnya suatu bentuk perjanjian sudah diatur dalam
7. Online-to-Offline (O2O), jenis e- Kitab Undang-undang Hukum Perdata, yaitu
commerce yang menarik pelanggan Buku III tentang Perikatan. Akan tetapi
dari saluran online untuk toko fisik. dalam KUHPdt tersebut hanya mengatur
Beberapa website di Indonesia yang transaksi jual beli konvensional, belum
menerapkan jenis O2O adalah Kudo dan
mengatur kegiatan jual beli diruang siber
MatahariMall. Seperti yang dilakukan
(e- commerce). Pada tahun 2008 pemerintah
oleh perusahaan ritel besar di Amerika,
Walmart. mengesahkan Undang-Undang Nomor 11
tahun 2008 yang saat ini telah diubah dalam
Faktor-faktor yang menjadi pendorong
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016
implementasi e-commerce, menurut
tentang Informasi dan transaksi Elektronik
Desruelle dan Burgelman (2001) meliputi:13
(UU ITE). UU ITE secara umum mengatur
1. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan; tentang pemanfaatan teknologi informasi dan
2. Kompetisi yang semakin tajam; komunikasi. Dalam UU tersebut dilakukan
3. Perkembangan teknologi; perluasan penafsiran terhadap norma-norma
4. Pengurangan tujuan secara fisik; dan yang berkaitan dengan e-commerce yang
5. Publisitas tetap mengacu pada aturan keperdataan
Disamping banyaknya manfaat yang konvensional dalam KUHPdt. Data statistik
ditawarkan oleh sistem e-commerce, ada yang dikeluarkan oleh Social Research
celah-celah ancaman yang ada dalam & Monitoring (soclab.co)14 seperti dalam
pemanfaatannya. Ancaman tersebut yaitu infografis pada gambar 2, menunjukan
berbagai kemungkinan munculnya kejadian bahwa potensi pasar e-commerce di
yang dapat membahayakan aset- aset yang Indonesia memang telah merebak ke
berharga. Secara yuridis kegiatan pada ruang berbagai lini, termasuk UKM (Usaha Kecil
siber/internet tidak dapat menggunakan Menengah). Angka transaksi yang fantastis
pendekatan hukum konvensional saja dari bisnis lewat jaringan internet ini memang
sebab akan banyak kesulitan yang muncul. telah memikat siapa saja untuk mencoba
Kegiatan dalam ruang siber adalah kegiatan peruntungannya. Namun kini bermain di e-
virtual yang berdampak sangat nyata commerce tak lagi bisa sembarangan, ada
meskipun dokumen yang dijadikan sebagai beberapa aturan yang perlu dipahami agar
alat bukti bersifat elektronik atau softcopy. tak tergelincir dalam jerat hukum.

13 Dalam Ainur Rofiq, Pengaruh Dimensi Kepercayaan (Trust) Terhadap Partisipasi Pelanggan E-Commerce, Tesis.
Universitas Brawijaya Malang, 2007, hlm. 26
14 Paparan yang disampaikan oleh Direktur Pemberdayaan Informatika, Septriana Tangkari, di Bandung 27
Oktober 2016 dengan judul Siap Menjadi Raja Digital ASEAN?, Lihat pada https://web.kominfo.go.id/sites/
default/files/Ekono mi%20Digital.pdf diakses pada 25 Juli 2017

355
JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017 : 349 - 367

Gambar 2. Potensi Bisnis E-Commerce


di Indonesia

Sumber: Social Research & Monitoring soclab.co

Saat ini pemerintah sedang serius adalah mengetahui be badan hukum


melakukan penataan dan pengaturan usaha yang akan ditetapkan. Beberapa
pada dunia e-commerce. Tentu ke depan hal seperti skala bisnis, modal,
bisa dipastikan bisnis e-commerce akan target pasar dan strategi yang akan
memiliki banyak aturan dan hukum yang diterapkan menjadi pertimbangan untuk
mengikatnya. Maka dengan adanya menyelaraskan dengan bentuk badan
beberapa aturan hukum e-commerce ini hukum yang akan ditetapkan.
tentu akan menciptakan tantangan tersendiri Dengan memiliki badan hukum,
bagi para pelakunya. Menurut Direktur ntuk maka usaha e-commerce memiliki
Pengembangan dan Bisnis Easybiz, Leo identitas yang pasti dan dapat
Faraytody, pebisnis yang tidak mengetahui menunjang dan mengantisipasi
dan memahami hukum e-commerce yang persoalan hukum yang ada. Meskipun
ada, maka bukan tidak mungkin mereka akan masih dalam skala kecil, badan hukum
merupakan hal yang penting untuk
banyak menemui kesulitan dan kendala.
dipertimbangkan dalam pembangunan
Lalu apa saja tantangan hukum yang usaha e-commerce. Dapat membentuk
sudah dan akan datang pada dunia e- badan hukum Commandataire
commerce yang harus dipahami oleh para Vennootschap (CV), atau bentuk badan
pelakunya. Berikut tantangan hukum dunia hukum Perseroan Terbatas (PT) yang
e-commerce:15 lebih kuat dan terpercaya.
a.Badan Hukum E-commerce di Indonesia Pada prinsipnya, tidak ada
Hal pertama yang perlu dan wajib keharusan bagi sebuah bidang
diperhatikan dalam bisnis e-commerce usaha e-Commerce berbentuk PT.

15 https://www.maxmanroe.com/pebisnis-e-commerce-di-indonesia-wajib-faham-5-aspek-hukum-berikut-ini.html
diakses pada 25 Juli 2017

356
Tantangan Hukum dan Peran Pemerintah......(Imam Lukito)

Sebagaimana yang disebutkan dalam perusahaannya. Tanggung jawab


Pasal 1 angka 4 Peraturan Pemerintah pemilik atau pemegang saham hanya
Nomor 82 Tahun 2012 tentang sebatas nilai sahamnya di perusahaan
Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi tersebut. Sementara, CV bukan badan
Elektronik sebagai berikut:16 hukum. Jadi tidak ada pemisahan harta
Penyelenggara Sistem dan tanggung jawab. Artinya, kalau CV
Elektronik adalah setiap orang, mengalami kerugian, bisa merembet ke
penyelenggaraan negara, Badan harta pribadi pemilik perusahaan.
Usaha, dan masyarakat yang b. Tentang Perizinan
menyediakan, mengelola, dan/atau Perizinan seringkali membuat
mengoperasikan Sistem Elektronik pelaku usaha malas dan enggan
untuk keperluan dirinya dan/atau untuk mengurusnya karena faktor
keperluan pihak lain. kerumitan (birokrasi). Buruknya sistem
Hal senada juga disebutkan dalam layanan perijinan menjadi hal yang
Undang-Undang Nomor 7 Tahun menghambat para pelaku usaha.
2014 tentang Peragangan dalam BAB Perizinan dan dokumen legalitas untuk
I Ketentuan Umum Pasal I ayat 14 mendirikan usaha antara lain seperti
mendefinisikan pelaku usaha termasuk Surat Keterangan Domisili Perusahaan
di dalamnya bidang bisnis e-commerce (SKDP), Nomor Pokok Wajib Pajak
sebagai berikut :17 (NPWP) atas nama perusahaan, Surat
Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan
Pelaku Usaha adalah setiap
Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
orang perseorangan warga negara
Indonesia atau badan usaha yang Untuk mendirikan perusahaan
berbentuk badan hukum atau e- commerce, yang perlu diperhatikan
bukan badan hukum yang didirikan adalah harus memiliki SIUP. Tanpa SIUP
dan berkedudukan dalam wilayah maka tidak bisa melakukan kegiatan
hukum Negara Kesatuan Republik perdagangan di Indonesia. Pasal 24
Indonesia yang melakukan kegiatan ayat (1) Undang-Undang Perdagangan
usaha di bidang Perdagangan. menyatakan:
Berdasarkan ketentuan di atas, Pelaku usaha yang melakukan
tidak ada masalah apabila memilih kegiatan usaha perdagangan
bentuk badan usaha selain PT wajib memiliki perizinan di bidang
misalnya dengan mendirikan koperasi, perdagangan yang diberikan oleh
Persekutuan Komanditer (CV), atau Menteri.
firma. Mendirikan PT untuk usaha Pasal ini yang menjadi dasar
e- commerce tentu lebih aman hukum penerbitan SIUP. Tanpa memiliki
dibandingkan CV. Sebab, PT statusnya SIUP, ancaman pidana bagi pelaku
badan hukum sehingga ada pemisahan usaha adalah pidana penjara paling
harta kekayaan dan tanggung jawab lama 4 tahun atau pidana denda paling
antara pemilik perusahaan dengan banyak Rp 10 miliar.18

16 Pasal 1 angka 4 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi
Elektronik
17 Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 7 Tahin 2014 Tentang Perdagangan
18 Lihat Pasal 106 UU Perdagangan “Pelaku Usaha yang melakukan kegiatan usaha Perdagangan tidak memiliki
perizinan di bidang Perdagangan yang diberikan oleh Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun atau pidana denda paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah).”

357
JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017 : 349 - 367

c. Aspek Legalitas d. Bentuk Perlindungan Hukum


Aspek legal bukan hanya berhenti Tantangan hukum berikutnya yang
pada pendirian perusahaan ataupun perlu dicermati dalam bisnis e- commerce
perijinan, namun segala perihal yang adalah tentang perlindungan hukum.
dapat memperlancar jalannya semua Para pelaku bisnis e-commerce dalam
aktifitas bisnis, memperkuat pondasi aktivitasnya memang harus melindungi
bisnis untuk mempertahankan dan aset-aset mereka maupun dari segi
pengharapan atas keberlangsungan bisnisnya sendiri. Hal ini dilakukan
kegiatan bisnis, guna menuju agar tidak terjadi persoalan hukum di
kemenangan persaingan dalam bisnis. kemudian hari setelah bisnis berjalan
Aspek legalitas mempunyai peran utama cukup lama. Dengan mengantisipasinya
dan sangat penting. Setiap bagian sejak awal, pelaku usaha akan aman
dari aktifitas dalam menjalankan dan dan menghemat biaya yang bisa saja
menerapkan kegiatan roda bisnis dari dikeluarkan oleh pelaku bisnis jika
urusan yang sederhana sampai dengan terjadi masalah hukum.
yang komplek juga merupakan urusan Kementerian Komunikasi dan
aspek legalitas itu sendiri. Informatika telah mengeluarkan
Aspek legal dalam e-commerce kebijakan Safe Harbor Policy untuk
adalah menyangkut regulasi atau melindungi pemilik, pedagang, dan
aturan yang mengatur jalannya e-bisnis pengguna platform jual beli daring dari
supaya sesuai dengan hukum dan tuntutan hukum. Safe Harbour Policy
aturan-aturan yang berlaku pada suatu merupakan sistem yang pertama kali
negara. Proses legalitas akan menjadi muncul di Amerika Serikat pada 1998.
pintu masuk bagi para pelaku usaha Awalnya, kebijakan ini dibuat untuk
untuk mengembangkan bisnis e- untuk mencegah platform e-dagang di
commerce-nya. Dalam hal ini, sudut kawasan Uni Eropa dan Amerika Serikat
legalitas haruslah menyentuh secara untuk memberikan data penggunanya
keseluruhan dari proses bisnis e- kepada pihak ketiga. Secara garis besar,
commerce baik aspek sumber daya konsep kebijakan ini juga mewajibkan
komuunikasi dan infrastruktur teknologi penjual untuk menjaga atau melindungi
informasi yang digunakan serta aspek nama baik produknya. Jadi, kesaalahan
tata niaga perdagangannya, supaya produk bukanlah tanggung jawab
tidak ada aturan antar departemen yang platform e-commerce melainkan pemilik
tumpeng tindih. produknya.
Pengaturan hukum dalam e- Kebijakan in tertuang dalam
commerce sudah seharusnya di Surat Edaran Menteri Komunikasi
selaraskan dengan pengaturan dan Informatika nomor 5 Tahun 2016
mengenai Hak Kekayaan Intelektual Tentang Batasan Tanggung Jawab
(Intellectual Property Rights) yang Penyedia Platform dan Pedagang
mengatur mengenai Hak Cipta, (Merchant) Perdagangan Melalui
Paten dan Merek karena setiap orang Sistem Elektronik yang berbentuk User
memiliki kemampuan untk mengakses Generat ed Content. Kebijakan ini mirip
dan menggunakan internet untuk dengan Digital Millennium Copyright Act
keperluannya. Dalam e-commerce (DMCA) yang berlaku di AS pada 1996.
memiliki peluang besar terjadinya DMCA akan mengkriminalisasi gerak
pelanggaran ataupun penyimpangan produksi dan penggunaan teknologi,
Hak Cipta, Merek dan Paten. pelayanan, dan gawai yang dengan

358
Tantangan Hukum dan Peran Pemerintah......(Imam Lukito)

sengaja membatasi akses kepada karya mencakup kesepakatan atas barang atau
hak cipta. jasa berikut pembayaran dan pengirimannya,
Surat edaran ini bertujuan untuk sehingga keseluruhannya mencakup arus
melindungi pemilik platform jual beli informasi, arus uang dan arus barang.
online dari tuntutan hukum. Pasalnya, Dinamika kebijakan tentang e- commerce
penyedia platform selama ini rentan secara global telah berubah demi adanya
gugatan akibat kegiatan jual beli kepastian hukum terhadap penyelenggara
produk-produk terlarang yang dijual transaksi e-commerce dan perlindungan
oleh penggunanya.19 Salah satu hukum kepada konsumen. Fenomena
poin dalam surat edaran tersebut di Global Framework for E- commerce yang
Bagian II.B.2 menyebutkan, adanya membatasi peran serta pemerintah dalam
perlindungan hukum bagi penyedia, memberikan pengaturan dalam berbagai
pedagang, dan pengguna platform toko regulasi telah berubah menjadi suatu
online. Perlindungan dilakukan dengan
harapan adanya peranan pemerintah dalam
memastikan batasan dan tanggung
menciptakan regulasi untuk mengatur segala
jawab masing-masing dalam melakukan
aktifitas dalam e-commerce sebagai upaya
kegiatan perdagangan melalui sistem
untuk melindungi kedua belah pihak baik
elektronik. Dalam edaran itu, misalnya
dari sisi pelaku usaha maupun dari pihak
diatur bahwa penyedia platform wajib
konsumen.
untuk menyediakan sarana pelaporan,
serta memperhatikan jangka waktu Prinsip dari kebijakan perdagangan
penghapusan ataupun pemblokiran secara elektronik, yakni pada dasarnya
terhadap konten yang dilarang. diarahkan kepada amanat pemberian
Sementara itu, pengguna perlindungan hukum kepada kepentingan
berkewajiban untuk menyediakan pengguna atau konsumen (user’s centric). Hal
informasi secara lengkap dan benar tersebut diturunkan sebagai prinsip- prinsip
terhadap syarat dan kontrak produk hukum atau setidak-tidaknya beberapa hal
yang dijualnya. penting yang harus diperhatikan oleh pelaku
usaha penyelenggara perdagangan secara
Peran Pemerintah Dalam Mendukung
Pembangunan Bisnis E-Commerce elektronik, antara lain:20
a. Perdagangan harus dibangun atas
Teknologi internet yang pada awal
dasar itikad baik dan menghargai asas
diciptakannya hanya untuk mempublikasikan
keterpercayaan terhadap akuntabilitas
informasi kemudian pada saat ini telah
sistem elektronik yang baik;
banyak berubah menjadi lebih interaktif,
b. Perdagangan secara elektronik harus
yang dapat menciptakan proses timbal balik
efisien dan efektif sehingga kendala
dan menjadi sarana untuk bertransaksi.
biaya ekonomi tinggi harus ditiadakan;
Demikian pula dengan mekanisme transaksi
c. Perdagangan diharapkan dapat
dan pembayarannya serta pengirimannya.
menumbuhkan iklim persaingan usaha
Transaksi perdagangannya kini telah
yang sehat; dan
mengarah menjadi one-stop shopping,
d. Perdagangan diharapkan dapat
dimana kesepakatan transaksi adalah
memberikan kemudahan dan melindungi

19 Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2016 Tentang Batasan Tanggung Jawab Penyedia
Platform dan Pedagang (Merchant) Perdagangan Melalui Sistem Elektronik yang berbentuk User Generated Content
20 Edmon Makarim, Kerangka Kebijakan Dan Reformasi Hukum Untuk Kelancaran Perdagangan Secara Elektronik
(E-Commerce) Di Indonesia, 2014, Jurnal Hukum dan Pembangunan Vol. 44 No 3. Universitas Indonesia. hlm. 320

359
JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017 : 349 - 367

kepentingan konsumen serta mencegah segala aspek kelayakan secara hukum untuk
setiap upaya untuk eksploitasi hak-hak suatu penyelenggara sistem dan transaksi
konsumen elektronik untuk kepentingan transaksi e-
Dari kerangka kebijakan umum tersebut, commerce yang sesuai dengan aturan
maka diperlukan upaya melakukan perbaikan yang berlaku.
sistem hukum nasional dan pembangunan Berdasarkan hal di atas, maka perlu
aturan hukum baru dalam rangka mengawal ada koordinasi kewenangan antara instansi
perkembangan perdagangan elektronik yang pembina dan pengawas dari jaringan yakni
semakin meningkat. Sesuai dengan dinamika Kementerian Komunikasi dan Informatika
perkembangan telematika, maka kebijakan (Kemkominfo) dengan instansi pembina
e-commerce tidak dapat dilepaskan dari dan pengawas dari tata niaga perdagangan,
kebijakan dan regulasi terhadap sumber yakni Kementrian Perdagangan. Kemkominfo
daya komunikasi dan infraktruktur jaringan bertanggung jawab terhadap setiap aspek
telekomunikasi. engineering process, sementara Kementerian
Dalam konteks telematika, perdagangan Perdagangan bertanggung jawab terhadap
secara elektronik sesungguhnya berada setiap aspek business process. Pada sisi
pada lapisan aplikasi dan konten setelah teknis, setiap penyelenggaraan sistem
lapisan penyelenggaraan jaringan sebagai elektronik harus memenuhi kelaikan atau
infrastruktur dan sarana perdagangannya. akuntabilitas sistem elektronik sesuai standar
Terdapat perbedaan paradigma antara teknis, sementara pada sisi bisnis setiap
regulasi terhadap jaringan dengan regulasi penyelenggaraan sistem perdagangan harus
terhadap aplikasi dan konten. Dalam memenuhi standar perdagangan.
konteks infrastruktur, fokusnya adalah untuk Kebijakan terhadap Perdagangan Secara
dapat menciptakan koneksi internet cepat Elektronik dapat diturunkan dalam bentuk
yang dapat diakses dari seluruh wilayah koordinasi antar kementerian, misalnya
Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebuah perusahan e-commerce untuk
pembangunannya adalah sebagaimana mendapatkan ijin usahanya (perdagangan),
layaknya pembangunan fisik yaitu berupa maka perusahaan tersebut harus terlebih
pembangunan infrastruktur jaringan Fiber dahulu melakukan pendaftaran terhadap
Optik atau yang memanfaatkan satelit sistem elektroniknya kepada K e m k o m i n f o
(Palapa Ring). sesuai dengan Peraturan menteri Komunikasi
Sementara terhadap aplikasi dan dan Informatika Nomor 36 Tahun 2014 tentang
konten dapat dikatakan sebaliknya, Tata Cara Pendaftaran Penyelenggaraan
karena keberadaan aplikasi dan konten Sistem Eelektronik yang prosesnya data
dapat bersifat dinamis sesuai olah pikir dan dilaksanakan secara elektronik melalui
kebutuhan pembuat aplikasi dan konten, portal https://pse.kominfo.go.id/pendaftaran-
tidak terbatas pada pengembangan fisik pse, yang terdiri dari beberapa tahap antara
layaknya infrastruktur jaringa koneksi. lain:
Oleh karena itu dalam penyelenggaraan a. Mengisi form pengajuan pendaftaran
aplikasi dan konten yang beroperasi pada Penyelenggara Sistem Elektronik;
jaringan koneksi internet, tidak memerlukan b. Melengkapi dokumen (profil usaha,
perijinan layaknya pembangunan fisik pada domisili, KTP, TDP, domain .id)
infrastruktur jaringan koneksi internet. Hal c. Melengkapi data Gambaran Teknis
yang harus dipastikan bahwa aplikasi dan (Hardware, software, tenaga ahli, lingkup
konten yang dijalankannya telah memenuhi pelayanan)

360
Tantangan Hukum dan Peran Pemerintah......(Imam Lukito)

d. Pendaftaran akan dipublish pada c) Dana Universal Service Obligation


website e-busines Kemenkominfo (USO) untuk pelaku UMKM dan
Dengan demikian, demi melindungi start-up e-commerce platform;
kepentingan publik, pemerintah dapat d) Penyediaan Angel Capital/
menyatakan bahwa setiap penyelenggaraan seed capital dari ‘bapak angkat’
perdagangan secara elektronik tersebut pemain Teknologi Informasi dan
berjalan diatas penyelenggaraan sistem Komunikasi;
elektronik yang akuntabel dan bertanggung e) Kebijakan urun dana (crowdfunding);
jawab. f) Pembukaan berjenjang Daftar
Pemerintah memiliki visi untuk Negatif Investasi (DNI).
menempatkan Indonesia sebagai negara 2. Perpajakan, dalam aspek ini ada
dengan kapasitas digital ekonomi terbesar di distorsi tentang penerapan pajak.
Asia Tenggara pada 2020. Indonesia adalah Bagaimana menerapkan pajak bagi
UKM untuk e-commerce yang memiliki
salah satu pengguna internet terbesar
platform-marketplace. Pasti akan
di dunia, mencapai 93,4 juta orang dan
ada penghitungan pajak masuk dan
pengguna telepon pintar (smartphone) pajak keluar yang sangat merepotkan.
mencapai 71 juta orang. Pada tanggal 21 Kerangka kebijakan perpajakan tersebut
Juli 2017 Pemerintah telah menerbitkan berupa:
Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2017 a. Penyederhanaan pemenuhan
tentang Peta Jalan Sistem Perdagangan kewajiban perpajakan;
Nasional Berbasis Elektronik (Road Map
b. Penyederhanaan tata cara
Ecommerce) Tahun 2017-2019 (SPNBE pendaftaran bagi pelaku usaha e-
2017-2019) untuk mendorong perluasan dan commerce;
peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat
c. Persamaan perlakuan perpajakan
di seluruh Indonesia secara efisien dan sesama pengusaha e-commerce.
terkoneksi secara global. Peta jalan e-
3. Perlindungan Konsumen, membangun
commerce ini sekaligus dapat mendorong
kepercayaan konsumen melalui pem-
kreasi, inovasi, dan invensi kegiatan bangunan regulasi, perlindungan ter-
ekonomi baru di kalangan generasi muda. hadap pelaku industri, penyederhanaan
Dalam SPNBE 2017-2019 tersebut pendaftaran perijinan bisnis untuk pelaku
terdapat 8 (delapan) aspek regulasi, yaitu:21 e-commerce. Kebijakan perlindungan
1. Pendanaan/Funding, yaitu akses Konsumen melalui:
kepada capital dimana perusahaan a. Peraturan Pemerintah tentang
start up dan berkembang membutuhkan Transaksi Perdagangan melalui
dukungan modal. Kerangka kebijakan Sistem Elektronik;
pendanaan tersebut berupa : b. Harmonisasi regulasi yang berlaku
a) Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk secara selaras dan konsisten
pengembang platform, baik dari guna membangun kepercayaan
Bank maupun Lembaga Keuangan konsumen;
lainnya; c. Sistem pembayaran perdagangan
b) Hibah untuk inkubator bisnis dan pembelanjaan barang/jasa
pendamping start-up; pemerintah melalui e-commerce

21 Farah Heliantina, Siaran Pers - Paket Kebijakan Ekonomi XIV: Peta Jalan E-Commerce! Diakses pada 25 Juli 2017
di laman https://ekon.go.id/press/view/siaran-pers-paket- kebijakan.2858.html

361
JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017 : 349 - 367

dengan pengembangan national Dari program dan kegiatan yang meliputi


payment gateway. aspek-aspek regulasi diatas melibatkan
4. Pendidikan dan SDM, memberikan berbagai instansi yang mempunyai wewenang
edukasi kepada seluruh ekosistem e- sesuai dengan tugas dan fungsi serta peran
commerce yang terdiri dari: instansi masing-masing. Beberapa Instansi
a. Peningkatan kesadaran bagi yang terlibat antara lain:
seluruh ekosistem e-commerce 1. Kementerian Koordinator Bidang
b. Melaksanakan edukasi e- Perekonomian;
commerce bagi para pembuat 2. Kementerian Koordinator Bidang Politik,
kebijakan sesuai dengan peran Hukum, dan Keamanan;
masing-masing stakeholder; 3. Kementerian Komunikasi dan
c. Program inkubator nasional Informatika;
bagi start-up umtuk membantu 4. Kementerian Dalam Negeri;
perkembangan pelaku usaha 5. Kementerian Keuangan;
pemula terutama pada proses
6. Kementerian Perdagangan;
awal;
7. Kementerian Perindustrian;
d. Kurikulum e-commerce dalam
pendidikan formal; dan 8. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah;
e. Pengembangan fasilitator edukasi
e-commerce 9. Kementerian Hukum dan HAM;
5. Meningkatkan Infrastruktur komunikasi 10. Kementerian Pendidikan dan
nasional sebagai tulang punggung Kebudayaan
pertumbuhan industri e-commerce 11. Kementerian Riset, Teknologi dan
melalui perluasan pembangunan Pendidikan Tinggi;
jaringan broadband. 12. Kementerian Perhubungan;
6. Logistik melalui: 13. Kementeran Perencanaan
a. Pemanfaatan Sistem Logistik Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Nasional (Sislognas); Perencanaan Pembangunan Nasional
b. Peningkatan kapasitas penyedia 14. Kementerian Badan Usaha Milik Negara;
jasa logistik lokal dan nasional; 15. Sekretariat Kabinet;
c. Pengembangan alih daya logistik 16. Badan Koordinasi Penanaman Modal;
UMKM; dan 17. Badan Ekonomi Kreatif;
d. Pengembangan logistik dari desa 18. Lembaga Kebijakan Pengadaan
ke kota. Barang/Jasa Pemerintah;
7. Keamanan siber (cyber security): 19. Kantor Staf Kepresidenan;
a. Pengawasan dan peningkatkan 20. Bank Indonesia;
kesadaran masyarakat (public
21. Otoritas Jasa Keuangan.
awareness) tentang kejahatan
dunia maya; dan Mengingat pertumbuhan e- commerce
b. Penyusunan model sistem yang pesat, aturan terkait telah diatur dalam
pengawasan nasional dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang
transaksi e-commerce; Perdagangan. Pengaturan e-commerce
8. Pembentukan Manajemen Pelaksana memberikan kepastian dan kesepahaman
dengan melakukan monitoring dan mengenai apa yang dimaksud dengan
evaluasi implementasi peta jalan e- Perdagangan Melalui Sistem Elektronik
commerce. (PMSE) dan memberikan perlindungan dan

362
Tantangan Hukum dan Peran Pemerintah......(Imam Lukito)

kepastian kepada pedagang, penyelenggara akibat hukum di wilayah hukum Indonesia


PMSE, dan konsumen dalam melakukan dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia
kegiatan perdagangan melalui sistem dan merugikan kepentingan Indonesia.
elektronik. Pengaturan mengenai informasi dan
transaksi elektronik mengacu pada
Dalam UU Perdagangan diatur bahwa
beberapa instrumen internasional,
setiap pelaku usaha yang memperdagangkan seperti UNCITRAL Model Law on e-
Barang dan atau Jasa dengan menggunakan c ommerce dan UNCITRAL Model Law
sistem elektronik wajib menyediakan on eSignature. Bagian ini dimaksudkan
data dan atau informasi secara lengkap untuk mengakomodir kebutuhan para
dan benar. Setiap pelaku usaha dilarang pelaku bisnis di internet dan masyarakat
memperdagangkan Barang dan atau Jasa umumnya guna mendapatkan kepastian
dengan menggunakan sistem elektronik hukum dalam melakukan transaksi
yang tidak sesuai dengan data dan atau elektronik.
informasi dan penggunaan sistem elektronik 2. Peraturan Pemerintah Republik
tersebut wajib memenuhi ketentuan yang Indonesia No. 82 Tahun 2012 Tentang
diatur dalam Undang- Undang Informasi dan Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi
Transaksi Elektronik. Data dan atau informasi Elektronik (PSTE).
PMSE paling sedikit harus memuat identitas 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016
dan legalitas Pelaku Usaha sebagai produsen Tentang Perdagangan
atau Pelaku Usaha Distribusi, persyaratan 4. Peraturan Bank Indonesia No.11/12/
teknis Barang yang ditawarkan, persyaratan PBI/2009 tentang Uang Elektronik
teknis atau kualifikasi Jasa yang ditawarkan, (Electronic Money)
harga dan cara pembayaran Barang dan Khusus untuk Lembaga Selain Bank,
atau Jasa, dan cara penyerahan Barang. Penerbit yang wajib memperoleh izin dari
Pemerintah sebagai regulator Bank Indonesia adalah Penerbit yang
dalam pengembangan iklim e-commerce telah atau merencanakan mengelola
menyiapkan kebijakan dan regulasi yang dana float yang mencapai nilai tertentu.
mendukung pelaksanaan transaksi elektronik Batas nilai dana float tersebut diatur
pada e-commerce, diantaranya dengan: lebih lanjut dalam Surat Edaran Bank
Indonesia yakni telah mencapaiRp1
1. Undang-Undang Republik Indonesia
No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi milyar atau lebih. Batas Nilai Uang
dan Transaksi Elektronik (ITE) yang Elektronik yang dapat disimpan dalam
telah dibuah dalam Undang-Undang media Uang Elektronik sebagaimana
Nomor 19 Tahun 2016 (UU ITE). Undang- diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran
undang yang disusun pemerintah Bank Indonesia, ditetapkan sebagai
(Kemenkominfo) bersama DPR untuk berikut :
mengatur segala aspek engineering a) Nilai Uang Elektronik untuk jenis
process. UU ini mengatur tentang unregistered paling banyak Rp
informasi serta transaksi elektronik, atau 1.000.000,00 (satu juta rupiah).
teknologi informasi secara umum.UU ini
b) Nilai Uang Elektronik untuk
memiliki yurisdiksi yang berlaku untuk
jenis registered paling banyak Rp
setiap orang yang melakukan perbuatan
5.000.000,00 (lima juta rupiah).
hukum sebagaimana diatur dalam
c) batas nilai transaksi untuk
Undang-Undang ini, baik yang berada di
kedua jenis Uang Elektronik
wilayah hukum Indonesia maupun di luar
tersebut dalam 1 (satu) bulan
wilayah hukum Indonesia, yang memiliki
untuk setiap Uang Elektronik

363
JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017 : 349 - 367

secara keseluruhan paling banyak legalitas dari hulu ke hilir sesuai dengan
Rp20.000.000,00 (dua puluh juta aturan hukum yang berlaku; 4) Pemahaman
rupiah), yang meliputi transaksi menyeluruh mengenai bentuk perlindungan
pembayaran, transfer dana, dan hukum para pihak dalam komunitas bisnis
fasilitas transaksi lainnya yang e-commerce.
disediakan oleh Penerbit
Dalam rangka mengoptimalkan
d) Uang Elektronik yang diterbitkan
pemanfaatan potensi ekonomi berbasis
dan/atau digunakan di wilayah
elektronik dari sisi kebijakan umum,
Republik Indonesia wajib
pemerintah melakukan perbaikan sistem
menggunakan uang rupiah.
hukum nasional sesuai dengan dinamika
e) Nilai Uang Elektronik yang
perkembangan telematika yang tidak dapat
diterbitkan oleh Penerbit harus
dilepaskan dari pembentukan kebijakan dan
sama dengan nilai uang yang
disetorkan oleh Pemegang. regulasi terhadap sumber daya komunikasi
dan infraktruktur jaringan telekomunikasi.
PENUTUP Pengaturan Hukum (Payung Hukum) tentang
e-commerce ini harus selaras dengan
Kesimpulan pengaturan mengenai Hak Kekayaan
Intelektual yang berlaku di Indonesia karena
Pemanfaatan perkembangan teknologi
e-commerce erat kaitannya dengan Hak Cipta,
informasi di bidang ekonomi, menghadirkan
Paten dan Merek. Disamping itu peranan
banyak perubahan dalam kegiatan
pemerintah sangat dibutuhkan oleh para
perdagangan dewasa ini. Perdagangan
pelaku bisnis e-commerce untuk mendorong
yang tadinya bersifat konvensional yang
percepatan dan pengembangan sistem
mengharuskan interaksi tatap muka antara
perdagangan nasional berbasis elektronik,
penjual dan pembeli bertransformasi menjadi
usaha pemula (start-up), pengembangan
perdagangan yang bersifat elektronik,
usaha, dan percepatan logistik. Pemerintah
dimana antara penjual dan pembeli tidak
menetapkan Peta Jalan Sistem Perdagangan
perlu bertemu dalam proses jual belinya,
Nasional Berbasis Elektronik (Road Map e-
melainkan cukup melalui sistem e- commerce.
Commerce) yang terintegrasi yang meliputi
Perdagangan berbasis elektronik saat ini dan
aspek pendanaan, perpajakan, perlindungan
kedepannya mempunyai potensi pangsa
konsumen, pendidikan dan sumber daya
pasar yang tinggi, dan dapat menjadi sektor
manusia, infrastruktur jaringan komunikasi,
penting dan salah satu tulang punggung
logistik, keamanan siber dan manajemen
perekonomian nasional. Dari data statistik
pelaksana peta jalan e- commerce.
perkembangan e-commerce menunjukkan
peningkatan tiap tahunnya, dimana juga Saran
telah merambah pada usaha kecil dan 1. Bagi para pelaku usaha perdagangan
menengah. Bagi pelaku bisnis konvensional konvensional dan pelaku-pelaku bisnis
dan pelaku-pelaku pemula yang ingin pemula harus mampu melihat potensi
mengembangkan bisnis e- commerce, ada dan peluang peluang bisnis sebagai
beberapa tantangan hukum yang perlu akibat dari perkembangan teknologi
diketahui bagi pemula antara lain: 1) Bentuk informasi dengan memanfaatkan
Badan Hukum dalam bisnis e-commerce; perdagangan elektronik (e-commerce)
2) Perijinan dan dokumen legalitas lainnya ini. Penting untuk dimengerti dan
dalam pendirian bisnis e-commerce; 3) dipahami oleh mereka berbagai
persoalan terkait dengan tantangan
Pemahaman dan implementasi aspek
hukum dalam membangun usaha

364
Tantangan Hukum dan Peran Pemerintah......(Imam Lukito)

perdagangan elektronik sebagai upaya


dalam meminimalisasi persoalan-
persoalan hukum yang dapat terjadi di
kemudian hari.
2. Pemerintah perlu meningkatkan
koordinasi antara instansi/lembaga yang
secara langsung memiliki peran dalam
mengeluarkan regulasi e- commerce
yaitu Kementerian Komunikasi dan
Informatika, Kementerian Perdagangan,
Kementerian Keuangan dan
Otoritas Jasa Keuangan sebagai
bahan pengambilan kebijakan dan
pembentukan regulasi e-commerce.
Pemerintah dalam membentuk regulasi-
regulasi tersebut sebaiknya melibatkan
berbagai pihak seperti konsultan
(pakar) teknologi informasi maupun
asosiasi pemerhati e- commerce dalam
pembahasannya.
3. Perlu mengoptimalkan koordinasi
dan sinergi antar stakeholder sesuai
dengan kewenangan dan kapasitas tiap
lembaga secara optimal dan proposional
dalam menyukseskan roadmap yang
telah diterbitkan oleh pemerintah guna
mendukung munculnya pelaku pelaku
usaha baru di bidang e-commerce.
Untuk menjangkau akses informasi
dan komunikasi guna mendukung era
perdagangan online ke semua lini
masyarakat, guna mendukung potensi-
potensi usaha di lingkungan usaha
kecil menengah baik di kota dan desa,
pemerintah wajib membangun jaringan
koneksi internet yang dapat menjangkau
semua titik di wilayah Negara Indonesia
dengan biaya murah.
4. Perlu meningkatkan aturan mengenai
kebijakan Safe Harbor Policy dalam
Surat Edaran Menteri Komunikasi dan
Informatika Nomor 5 Tahun 2016 Tentang
Batasan Tanggung Jawab Penyedia
Platform dan Pedagang (Merchant)
Perdagangan Melalui Sistem Elektronik
yang berbentuk User Generated Content
menjadi setingkat Paturan Menteri atau
yang lebih tinggi.

365
JIKH Vol. 11 No. 3 November 2017 : 349 - 367

DAFTAR PUSTAKA Kementerian Komunikasi dan Informatika.


2016. Siap Menjadi Raja Digital
Buku:
ASEAN diaksespada laman https://
Darus, Mariam et al. 2001, Kompilasi web.kominfo.go.id/sites/defau lt/files/
Hukum Perikatan, Bandung: PT. Citra Ekonomi%20Digital.pdf tanggal 26 Juli
Aditya Bhakti 2017
Purbo, Onno W. 2000. Mengenal E-
Commerce, Jakarta: PT.Elex Media Tesis:
Komputindo. Rofiq, Ainur. 2007. Pengaruh Dimensi
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kepercayaan (Trust) Terhadap
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Partisipasi Pelanggan E-Commerce.
Tesis. Universitas Brawijaya Malang.
Suyanto, M. 2003. E–Commerce Perusahaan
Top Dunia. Yogyakarta: Andi. Laporan Penelitian/Survei
Ustadiyanto, Riyeke. 2002. Framework Asosiasi Penyelenggara JasaI n t e r n e t
eCommerce. Yogyakarta: Andi. Indonesia. 2016. Infografis: Penetrasi &
Perilaku Pengguna Internet Indonesia,
Jurnal:
diakses pada laman https://apjii.or.id/
Elwina S, Marcella. Aspek Hukum Transaksi
content/read/39/264/Survei-Internet-
(Perdagangan) Melalui Media Elektronik
APJII-2016 tanggal 27 Juli 2017
(E-Commerce) Di Era Global:Suatu
Kajian Perlindungan Hukum Terhadap Peraturan:
Konsumen. Jurnal Ilmiah Hukum Legality. Indonesia, Undang-Undang 2008. Undang-
Universitas Muhamadiyah Malang. Undang Republik Indonesia Nomor
Diakses pada laman http://ejournal.umm. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
ac.id/index.php/l egality/article/view/278 Transaksi Elektronik. Jakarta
pada 26 Juli 2017
Indonesia, Undang-Undang 2016. Undang-
Makarim, Edmon. 2014. Kerangka Undang Republik Indonesia Nomor
Kebijakan Dan Reformasi Hukum 19 Tahun 2016 tentang Perubahan
Untuk Kelancaran Perdagangan Secara Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun
Elektronik (E-Commerce) Di Indonesia. 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi
Jurnal Hukum dan Pembangunan Vol. Elektronik. Jakarta
44 No 3. Universitas Indonesia.
Indonesia, Undang-Undang 2014. Undang-
Sanusi, Arsyad. 2010. Efektivitas UU Undang Republik Indonesia Nomor 7
ITE dalam Pengaturan Perdagangan Tahun 2014 tentang Perdagangan.
Elektronik (E-Commerce). Jurnal Hukum Jakarta
Bisnis, Volume 29 No. 1.
Indonesia, Peraturan Pemerintah 2012.
Susanto, Joko. 2000. Kajian Teoritik Tentang Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun
Penga Ruh Globalisasi Terhadap Proses 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem
Demokratisasi. Jurnal Masyarakat, dan Transaksi Elektronik. Jakarta
Kebudayaan dan Politik, Volume 13, No
Indonesia. Peraturan Presiden 2017.
2, April 2000. Universitas Airlangga.
Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun
Makalah 2017 tentang Peta Jalan Sistem
Mardiyanto, M.Sukrisno. Orasi Ilmiah Peranan Perdagangan Nasional Berbasis
Informatika dalam Pengembangan E- Elektronik (Road Map e- Commerce)
Commerce, pada laman h t t p : / / Tahun 2017-2019. Jakarta
jurnal-kopertis4.tripod.com/16-3.htm Indonesia. Peraturan Bank Indonesia 2009.
diakses 24 Agustus 2015 Peraturan Bank Indonesia No.11/12/

366
Tantangan Hukum dan Peran Pemerintah......(Imam Lukito)

PBI/2009 tentang Uang Elektronik


(Electronic Money). Jakarta
Indonesia. Peraturan Menteri 2014. Peraturan
Menteri Komunikasi dan Informatika
Nomor 36 tahun 2014 tentang Tata Cara
Pendaftaran Penyelenggara Sistem
Elektronik. Jakarta
Indonesia. Surat Edaran Menteri Komunikasi
dan Informatika 2016. Surat Edaran
Menteri Komunikasi dan Informatika
Nomor 5 Tahun 2016 Tentang Batasan
Tanggung Jawab Penyedia Platform
dan Pedagang (Merchant) Perdagangan
Melalui Sistem Elektronik yang berbentuk
User Generated Content. Jakarta

Internet:
Aldida, Vania Ika, 2016. Farah Quinn
Laporkan E-Commerce Terkait
Pelanggaran Hak Cipta diakses
pada 1 oktober 2017 di laman
h t t p s : / / c e l e b r i t y. o k e z o n e . c o m /
read/2 016/03/18/33/1339999/farah-
quinn- laporkan-e-commerce-terkait-
pelanggaran-hak-cipta
Atmoko, Bambang Dwi, 2016. Berkaca
dari Kasus Bobolnya Lazada, e-
Commerce Harus Tingkatkan Keamanan.
Diakses pada 1 Oktober 2017 pada
laman https://arenalte.com/berita/kasus-
lazada-e-commerce-harus- tingkatkan-
keamanan-sistemnya/
Heliantina, Farah, 2016. Siaran Pers - Paket
Kebijakan Ekonomi XIV: Peta Jalan E-
Commerce!. Diakses pada
25 Juli 2017 di laman https://ekon.
go.id/press/view/siaran- pers-paket-
kebijakan.2858.html
Rebecca, 2016. Jenis-Jenis E-Commerce dan
Contohnya diakses pada 24 Juli 2017
di laman http://www.progresstech.co.id/
blog/j enis-e-commerce/
https://www.maxmanroe.com/pebisnis-e-
commerce-di-indonesia-wajib- faham-5-
aspek-hukum-berikut- ini.html

367

Anda mungkin juga menyukai