Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENGENALAN HIV/AIDS

OLEH :

I Wayan Andika Hardinata (015.01.3189)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : HIV/AIDS
Sub topic : Pengenalan HIV/AIDS
Sasaran : masyarakat
Tempat : Di Puskesmas Banyumulek
Hari – Tanggal : Kamis, 25 Januari 2018
Waktu : Pukul 09.00-09.30
I. Latar Belakang

HIV/AIDS merupakan penyakit ini merupakan salah satu penyakit


yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun
waktu yang datang.. Selain itu HIVAIDS juga dapat menimbulkan
penderitaan, baik dari segi fisik maupun dari segi mental. Dari segi fisik,
penderitaan itu mungkin, tidak terlihat secara langsung karena gejalanya
baru dapat kita lihat setelah beberapa bulan sampai beberapa tahun. Tapi
dari segi mental, orang yang mengetahui dirinya mengidap penyakit
HIV/AIDS akan merasakan penderitaan batin yang berkepanjangan.
Semua itu menunjukkan bahwa masalah HIV/AIDS adalah suatu masalah
besar dari kehidupan kita semua.

II. Tujuan instruksional

a. Umum

Setelah mendapatkan Pendidikan kesehatan tentang HIV/AIDS peserta


diharapkan mampu:mengetahui konsep dasar HIV/AIDS

b. Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan tentang ini diharapkan remaja mengetahui:

1. Menyebutkan Pengertian HIV/AIDS


2. Menjelaskan Penyebab HIV/AIDS
3. Menjelaskan Tanda dan Gejala HIV/AIDS
4. Menjelaskan Pencegahan HIV/AIDS
III. Materi

Pengenalan HIV/AIDS

IV. Metode

 Ceramah

 Tanya jawab (diskusi)

V. Media

 Slide PPT

 Leaflate

VI. Kegiatan penyuluhan

NO KEGIATAN RESPON PESERTA WAKTU


1. Pendahuluan
1. Menyampaikan 1. Membalas salam 2 menit
salam 2. Mendengarkan
3. Memberikan
2. Menjelaskan respon
tujuan
3. Apersepsi
2. Penjelasan materi
1. Pengertian 1. Mendengarkan dan 15 menit
HIV/AIDS 2. Memperhatikan
2. Penyebab
HIV/AIDS
3. Tanda dan gejala
HIV/AIDS
4. Pencegahaan
HIV/AIDS
3. Penutup :
1. Tanya jawab 1. Menanyakan hal- 3 menit
hal yang belum
2. Menyimpulkan jelas
hasil penyuluhan 2. Aktif bersama
dalam
3. Memberikan salam menyimpulkan
penutup 3. Membalas salam

VII. Evaluasi
a. Standart evaluasi
1. Peserta dapat menyebutkan pengertian HIV/AIDS
2. Peserta dapat menjelaskan peyebab HIV/AIDS
3. Peserta dapat menjelaskan tanda gejala dari HIV/AIDS
4. Peserta dapat menjelaskan pencegahan dari HIV/AIDS

b. Pertanyaan evaluasi
1. Sebutkan pengertian HIV/AIDS
2. Jelaskan peyebab HIV/AIDS
3. Jelaskan tanda gejala dari HIV/AIDS
4. Jelaskan pencegahan dari HIV/AIDS
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian HIV/AIDS

HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh
manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia.

AIDS (Acguired Immuno–Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala


menurunnya gejala kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari luar.

B. Penyebab HIV/AIDS

1. Penularan dari ibu kepada bayi pada masa kehamilan, ketika melahirkan
atau menyusui.
2. Melalui seks oral.
3. Pemakaian alat bantu seks secara bersama-sama atau bergantian.
4. Melalui transfusi darah dari orang yang terinfeksi.
5. Memakai jarum, suntikan, dan perlengkapan menyuntik lain yang sudah
terkontaminasi, misalnya spon dan kain pembersihnya.

C. Tanda dan Gejala

Berikut adalah beberapa tanda-tanda bahwa mungkin seseorang positif terkena


HIV, antara lain:

1. Demam

Salah satu tanda-tanda pertama ARS adalah demam ringan, sampai sekitar
39 derajat C (102 derajat F). Demam sering disertai dengan gejala ringan lainnya,
seperti kelelahan, pembengkakan pada kelenjar getah bening, dan sakit
tenggorokan.

2. Kelelahan

Respon inflamasi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh juga dapat
menyebabkan lelah dan lesu. Kelelahan dapat menjadi tanda awal dan tanda
lanjutan dari HIV.
3. Pegal, nyeri otot dan sendi, pembengkakan kelenjar getah bening

ARS sering menyerupai gejala flu, mononucleosis, infeksi virus atau yang
lain, bahkan sifilis atau hepatitis. Hal tersebut memang tidak mengherankan.
Banyak gejala penyakit yang mirip bahkan sama, termasuk nyeri pada persendian
dan nyeri otot, serta pembengkakan kelenjar getah bening.

4. Ruam kulit

Ruam kulit dapat terjadi lebih awal atau terlambat dalam perkembangan
HIV/AIDS.

5. Mual, muntah dan diare

Sekitar 30 hingga 60 persen dari orang dengan HIV memiliki gejala


jangka pendek seperti mual, muntah, atau diare pada tahap awal HIV

6. Penurunan berat badan

Jika penderita HIV sudah kehilangan berat badan, berarti sistem kekebalan
tubuh biasanya sedang menurun.

7. Batuk kering

Batuk kering dapat merupakan tanda pertama seseorang terkena infeksi


HIV. Batuk tersebut dapat berlangsung selama 1 tahun dan terus semakin parah.

8. Pneumonia

Batuk dan penurunan berat badan juga mungkin pertanda infeksi serius
yang disebabkan oleh kuman yang tidak akan mengganggu jika sistem kekebalan
tubuh bekerja dengan baik.

9. Keringat malam

Sekitar setengah dari orang yang terinfeksi HIV akan berkeringat di


malam hari selama tahap awal infeksi HIV, kata Dr. Malvestutto. Keringat malam
terjadi bahkan saat tidak sedang melakukan aktivitas fisik apapun.
10. Perubahan pada kuku

Tanda lain dari infeksi HIV akhir adalah perubahan kuku, seperti
membelah, penebalan dan kuku yang melengkung, atau perubahan warna (hitam
atau coklat berupa garis vertikal maupun horizontal). Seringkali hal tersebut
disebabkan infeksi jamur, seperti kandida.

11. Infeksi Jamur

Infeksi jamur yang umum pada tahap lanjut adalah thrush, infeksi mulut
yang disebabkan oleh Candida, yang merupakan suatu jenis jamur. "Candida
merupakan jamur yang sangat umum dan salah satu yang menyebabkan infeksi
jamur pada wanita.

12. Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi

Masalah kognitif dapat menjadi tanda demensia terkait HIV, yang


biasanya terjadi lambat dalam perjalanan penyakit. Selain kebingungan dan
kesulitan berkonsentrasi, demensia terkait AIDS mungkin juga melibatkan
masalah memori dan masalah perilaku seperti marah atau mudah tersinggung.

13. Herpes mulut dan herpes kelamin

Cold sores (herpes mulut) dan herpes kelamin (herpes genital) dapat
menjadi tanda dari ARS dan stadium infeksi HIV. Herpes tersebut juga dapat
menjadi faktor risiko untuk tertular HIV.

14. Kesemutan dan kelemahan

Akhir HIV juga dapat menyebabkan mati rasa dan kesemutan di tangan
dan kaki. Hal ini disebut neuropati perifer, yang juga terjadi pada orang dengan
diabetes yang tidak terkontrol. "Hal tersebut menunjukkan kerusakan pada saraf,"
kata Dr. Malvestutto.

15. Ketidakteraturan menstruasi

Infeksi HIV tahap lanjut tampaknya dapat meningkatkan risiko mengalami


ketidakteraturan menstruasi, seperti periode yang lebih sedikit dan lebih jarang.
Perubahan tersebut mungkin lebih berkaitan dengan penurunan berat badan dan
kesehatan yang buruk dari wanita dengan tahap akhir infeksi HIV. Infeksi HIV
juga telah dikaitkan dengan usia menopause yang lebih dini, yaitu sekitar 47-48
tahun bagi perempuan yang terinfeksi HIV dibandingkan dengan perempuan yang
tidak terinfeksi sekitar usia 49-51 tahun.

D. Pencegahaan

1. Membiasakan Diri dengan Perilaku Seks yang Sehat

Sebagian besar penularan HIV terjadi melalui hubungan seksual. Oleh


karena itu, membiasakan diri dengan perilaku seks yang sehat dapat menjauhkan
diri dari penularan HIV. Misalnya, dengan tidak berhubungan seks di luar nikah,
tidak berganti-ganti pasangan, dan menggunakan pengaman (terutama pada
kelompok perilaku beresiko tinggi) sewaktu melakukan aktivitas seksual.

2. Menggunakan Jarum Suntik dan Alat-alat Medis yang Steril

Para tenaga medis hendaknya memperhatikan alat-alat kesehatan yang


mereka gunakan. Jarum suntik yang digunakan harus terjamin sterilitasnya dan
sebaiknya hanya sekali pakai. Jadi, setiap kali menyuntik pasien, seorang tenaga
medis harus memakai jarum suntik yang haru. Hal ini dimaksudkan untuk
mencegah penularan HIV melalui jarum suntik. Selain itu, penggunaan sarung
tangan lateks setiap kontak dengan cairan tubuh juga dapat memperkecil peluang
penularan HIV.

3. Menjauhi Segala Bentuk Penggunaan Narkoba

Para pangguna narkoba sangat rentan tertular HIV, terutama pengguna


narkoba suntik. Fakta menunjukkan bahwa penyebaran HIV di kalangan
pengguna narkoba suntik tiga sampai lima kali lebih cepat dibanding perilaku
resiko lainnya.

4. Tidak Terima Transfusi Darah dari Orang yang Mengidap HIV

Pemeriksaan medis yang ketat pada setiap transfusi darah dapat mencegah
penularan HIV. Sebelum transfusi darah berlangsung, para ahli kesehatan
sebaiknya melakukan tes HIV untuk memastikan bahwa darah yang akan
didonorkan bebas dari HIV.
5. Menganjurkan Wanita Pengidap HIV untuk Tidak Hamil

Meskipun hamil adalah hak setiap wanita, namun bagi wanita pengidap
HIV dianjurkan untuk tidak hamil. Sebab, wanita hamil pengidap HIV dapat
menularkan virus kepada janin yang dikandungnya. Jika ingin hamil, sebaiknya
mereka selalu berkonsultasi dengan dokter.

6. Terapi antiretroviral (ART)

Terapi antiretroviral (ART) berarti mengobati infeksi HIV dengan


beberapa obat. Karena HIV adalah retrovirus, obat ini biasa disebut sebagai obat
antiretroviral (ARV). ARV tidak membunuh virus itu. Namun, ART dapat
melambatkan pertumbuhan virus. Waktu pertumbuhan virus dilambatkan, begitu
juga penyakit HIV.
Daftar Pustaka

Bambangguru. 2008. AIDS.bambangguru.wordpress.com/2008/12/01/aids/#more-


301 diunduh 28 Feb. 2010, 08:45 PM

kondomku.com/page_3 diunduh 28 Feb. 2010, 10:25 PM.

Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 17- MK 21).

swish.org.uk/?q=sex_info/condoms diunduh 28 Feb. 2010, 08:40 PM.

thebody.com/content/art12636.html diunduh 28 Feb. 2010, 10:21 PM

Anda mungkin juga menyukai