Anda di halaman 1dari 6

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vertebrata adalah golongan hewan yang memiliki tulang belakang. Tulang


belakang berasal dari perkembangan sumbu penyokong tubuh primer atau notokorda
(korda dorsalis). Notokorda pada Vertebrata hanya ada pada masa embrionik. Setelah
dewasa akan mengalami penulangan menjadi sistem penyokong tubuh sekunder,
yaitu tulang belakang (vertebrae). Vertebrata memiliki struktur tubuh yang jauh lebih
sempurna dibandingkan dengan hewan Avertebrata. Vertebrata disebut juga Craniata
karena semua hewan Vertebrata sudah memiliki otak yang terlindung dalam kranium
(tulang-tulang tengkorak). Ciri-ciri umum Vertebrata yaitu memiliki tulang yang
menjalar dari bagian belakang kepala hingga ke bagian ekor. Bagian otaknya
dilindungi oleh tulang- tulang tengkorak. Tubuhnya berbentuk simetris bilateral.
Vertebrata memiliki kepala, leher, badan dan ekor meskipun tidak dalam bentuk yang
sempurna. Vertebrata terdiri atas lima classis, yaitu Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves,
dan Mammalia (Permana, 2008).
Amphibia adalah Vertebrata yang secara tipikal dapat hidup baik di air tawar
maupun di darat. Sebagian besar mengalami metamofosis dari berudu (akuatis dan
bernapas dengan insang) ke dewasa (bernapas dengan paru-paru). Namun, beberapa
jenis Amphibia tetap memiliki insang selama hidupnya. Jenis-jenis sekarang tidak
memiliki sisik luar, dan kulit biasanya tipis serta basah. Amphibia terdiri dari tiga
ordo yakni Ordo Caudata, Gymnophiona, dan Anura (Poinar & Wake, 2015).
Reptilia adalah kelompok hewan Vertebrata yang hidupnya merayap atau melata
di dalam habitatnya. Reptilia juga tergolong ke dalam hewan berdarah dingin, yang
suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Walaupun berdarah dingin,
Reptilia melakukan pembiakan di darat. Reptilia merupakan Vertebrata yang
bersisik, memiliki telur bercangkang, dan kulit tertutup sisik. Kulit yang ditutupi
sisik akan meminimalkan kehilangan cairan tubuh, sehingga hewan ini dapat
bertahan di lingkungan darat yang kering (Carr, 1977).

B. Tujuan

Tujuan praktikum acara Amphibia dan Reptilia antara lain:


1. Praktikan mengenal beberapa anggota Classis Amphibia dan Reptilia.
2. Praktikan mengetahui beberapa karakter penting untuk identifikasi dan klasifikasi
anggota Classis Amphibia dan Reptilia.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Firdaus et al. (2016), herpetofauna merupakan kelompok fauna yang


terdiri atas Reptilia dan Amphibia, serta memiliki lingkup habitat yang luas.
Herpetofauna memiliki peran penting dalam rantai makanan karena menduduki
tingkatan trofik tertinggi, sebagai predator sekaligus tingkatan trofik rendah yaitu
sebagai mangsa. Herpetofauna, khususnya kelompok Amphibia, sangat sensitif terhadap
perubahan lingkungan, sehingga memiliki peran penting sebagai bioindikator. Semua
spesies Amphibia berkembang langsung dicirikan oleh pemolaan kembali dan di Ordo
Anura khususnya sebagian besar struktur berudu tertentu, seperti sistem garis lateral,
bagian mulut larva, kelenjar semen atau usus yang melingkar, sangat berkurang atau
sama sekali tidak ada selama perkembangan. Selain pengurangan mendalam pada
struktur larva, embrio dari kebanyakan katak yang mengalami perkembangan langsung
menunjukkan modifikasi yang serupa, seperti ekor membran yang diperbesar dengan
sirip yang sangat tervaskularisasi, reduksi insang eksternal, perkembangan awal dan
hampir bersamaan antara anggota tubuh depan dan belakang serta cadangan kuning
telur yang besar (Schweiger et al., 2017).
Classis Amphibia adalah Vertebrata yang secara tipikal dapat hidup baik dalam
air tawar dan di darat. Amphibia merupakan kelompok hewan dengan kelembaban kulit
yang tinggi dan kulitnya tidak tertutupi oleh rambut. Pembagian tubuh terdiri atas
kepala dan badan atau kepala, badan, dan ekor. Kepala berbentuk segitiga , dengan
moncong yang tumpul, celah mulut lebar, bentuknya lebih kurang seperti bulan sabit.
Rahang bawah tidak bergerigi, rahang atas bergerigi atau tidak. Kulit lembap berlendir,
terdiri dari dermis dan epidermis. Amphibia pada umumnya mempunyai siklus hidup
awal di perairan dan siklus kedua di daratan. Amphibia mempunyai ciri-ciri, yaitu
tubuhnya diselubungi kulit yang berlendir. Amphibia merupakan hewan berdarah dingin
(poikiloterm), yaitu mempunyai suhu yang berubah-ubah sesuai dengan lingkungannya.
Hewan ini mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan, yaitu dua serambi dan satu
bilik. Kaki pada Amphibia terdiri atas dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat
selaput renang yang terletak diantara jari-jari kakinya. Kakinya berfungsi untuk
melompat dan berenang. Matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membran
niktitans yang berfungsi sewaktu menyelam. Sirkulasi amphibia disebut sebagai
sirkulasi ganda tertutup, yaitu ganda yang berarti dua kali melewati jantung dan tertutup
yang artinya darah tidak keluar dari pembuluh darah (Brotowidjoyo, 1985).
Classis Reptilia merupakan kelompok Vertebrata yang menyesuaikan diri di
tempat yang kering di tanah. Nama classis ini diambil dari cara hewan berjalan, dari
bahasa Latin, reptum yang berarti melata atau merayap. Hewan ini memiliki sisik kering
yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda (hewan dengan empat tungkai) dan
mempunyai telur yang embrionya diselubungi oleh membran amniotic. Semua Reptilia
bernapas dengan paru-paru. Jantung pada Reptilia terdiri atas empat ruang, yaitu dua
atrium dan dua ventrikel. Beberapa anggota Reptilia mempunyai sekat antara ventrikel
kanan dan ventrikel kiri yang tidak sempurna, sehingga darah kotor dan darah bersihnya
masih bisa bercampur. Penandukan atau cornificatio kulit dan squama atau carapace
yang dimilikinya berfungsi untuk menjaga kehilangan banyak cairan dari tubuh pada
tempat yang kering atau panas. Reptilia merupakan hewan berdarah dingin, yaitu suhu
tubuhnya bergantung pada suhu lingkungan atau poikiloterm (Yudha et al., 2016).
Classis Amphibia termasuk ke dalam Kingdom Animalia, Phylum Chordata, dan
Subphylum Vertebrata. Classis Amphibia terdiri atas tiga ordo, yaitu Ordo Anura
(Salientia), Ordo Caudata (Urodela), dan Ordo Gymnophiona (Apoda). Istilah Anura
artinya tidak memiliki ekor, yang menunjukkan bahwa Amphibia jenis ini tidak
memiliki ekor. Anggota Ordo Anura terdapat sekitar 4.500 spesies, membuat Anura
menjadi ordo dengan anggota terbanyak. Anura berbeda dari dua ordo lainnya, karena
spesies dalam ordo ini anggotanya memiliki empat kaki dengan kaki belakang lebih
panjang yang digunakan untuk memanjat dan melompat. Ordo Anura memiliki gigi
yang terdapat pada langit-langit mulut yang disebut gigi vormer. Matanya yang besar
menonjol di sisi kepala, terdapat dua kelopak yaitu atas dan bawah tetapi sulit
digerakkan. Sebagai gantinya katak memiliki selaput bening tipis yang disebut selaput
niktitans. Spesies pada Ordo Anura umumnya melakukan fertilisasi eksternal, yaitu
penyatuan sel kelamin jantan dan betina terjadi di luar tubuh betina. Contoh hewan dari
ordo ini adalah Rana temporaria dan Fejervarya cancrivora (Tkachenko, 2017).
Ordo Caudata disebut juga dengan Urodela. Istilah Caudata berasal dari bahasa
Latin, cauda yang artinya ekor. Hal ini menunjukkan bahwa spesies di bawah kategori
ini memiliki ekor. Ekor Caudata hampir sama dengan panjang tubuh. Ordo ini
mempunyai ciri bentuk tubuh memanjang. Beberapa spesies mempunyai insang dan
yang lainnya bernafas dengan paru-paru. Spesies dari Ordo Caudata memiliki empat
kaki yang digunakan untuk berjalan, dengan pengecualian Sirenidae sp. yang tidak
memiliki kaki belakang. Ordo ini berbeda dengan Ordo Anura. Spesies pada ordo ini
tidak dapat melompat, melainkan hanya dapat berjalan. Contoh hewan yang termasuk
ke dalam Ordo Anura yaitu Salamander, kadal air, waterdog, dan mudpuppy (Djuhanda,
1982).
Ordo Gymnophiona mempunyai anggota yang ciri umumnya adalah tidak
mempunyai kaki sehingga disebut Apoda. Hewan ini memiliki bentuk tubuh yang
menyerupai cacing (gilig), bersegmen, tidak bertungkai, dan ekor mereduksi. Ordo
Gymnophiona hidup di bawah tanah dan di air, serta memiliki tengkorak kuat yang
memungkinkan mereka menggali jauh ke dalam tanah. Hal tersebut menyebabkan
spesies dari Ordo Gymnophiona jarang terlihat. Hewan ini memiliki mata yang hampir
tidak berfungsi dan hanya seperti titik pada kepala. Contoh anggota Ordo Gymnophiona
adalah sesilia (Brotowidjoyo, 1985).
Classis Reptilia termasuk ke dalam Kingdom Animalia, Phylum Chordata, dan
Subphylum Vertebrata. Classis Reptilia dapat diklasifikasikan menjadi empat ordo,
yaitu Ordo Testudinata, Ordo Sphenodontida, Ordo Squamata, dan Ordo Crocodilia.
Ordo Testudinata memiliki bentuk tubuh seperti kotak yang dinamakan theca. Theca
dibedakan atas dua bagian, yaitu karapaks (bagian dorsal) dan plastron (bagian ventral).
Karapaks menempel menutupi punggung kura-kura dan plastron yang menutupi perut
kura-kura. Perisai ini terdiri dari sisik yang merupakan lapisan epidermis yang
termodifikasi. Contoh hewan dari ordo ini adalah kura-kura dan penyu (Sukiya, 2001).
Ordo Sphenodontida merupakan ordo yang memiliki tipe tengkorak diapsid.
Anggota ordo ini semuanya karnivora dan mencari makan di malam hari. Habitat
hidupnya di air atau di daratan. Ordo ini bereproduksi secara ovipar dengan fertilisasi
internal. Celah kloakanya melintang, di atap kepala terdapat mata parietal dengan lensa
dan retina. Contohnya yaitu ular dan kadal (Brotowidjoyo, 1985).
Ordo Squamata sebagian besar memiliki habitat teresterial. Akan tetapi ada juga
yang hidup di liang, di air tawar atau air asin, bahkan di atas pohon. Bentuk hewan ini
umumnya memanjang tidak berkaki, tidak memiliki lubang telinga, tetapi mempunyai
perasa yang sangat sensitif dan memiliki reseptor kimia. Ordo Squamata memiliki tubuh
yang tertutup oleh sisik-sisik atau perisai dari bahan tanduk. Sisik-sisiknya ada yang
halus maupun kasar. Contohnya yaitu iguana dan kadal (Pujiyanto, 2008).
Ordo Crocodilia meliputi hewan Reptilia yang besar dan kuat. Panjang tubuhnya
dapat mencapai 9 meter, kulit tebal, kepala kuat dan keras dilengkapi dengan gigi-gigi
yang tajam dan kuat. Kulitnya mengandung sisik dari bahan tanduk. Hewan dari ordo
ini merupakan hewan poikilotermik sehingga kebanyakan berjemur di siang hari untuk
menjaga suhu tubuhnya. Spesies pada ordo ini memiliki kaki berjari lima dan tidak
berselaput. Contoh anggota Ordo Crocodilia yaitu buaya (Sukiya, 2001).
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan pada praktikum acara Amphibia dan Reptilia adalah
bak preparat, pinset, kaca pembesar, mikroskop cahaya, mikroskop stereo, sarung
tangan karet (gloves), masker, dan alat tulis.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum acara Amphibia dan Reptilia
adalah beberapa spesimen hewan Classis Amphibia dan Reptilia.

B. Metode

Metode yang digunakan pada acara praktikum acara Amphibia dan Reptilia
antara lain :
1. Praktikan mengamati, menggambar dan mendeskripsikan karakter pada spesimen
yang diamati berdasarkan ciri-ciri morfologi.
2. Praktikan mengidentifikasi spesimen dengan kunci identifikasi.
3. Praktikan membuat kunci identifikasi sederhana berdasarkan karakter spesimen
yang diamati.
4. Praktikan membuat laporan sementara dari hasil praktikum.
DAFTAR REFERENSI

Brotowidjoyo, M. J., 1985. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.


Carr, A., 1977. The Reptile Life. Alexandria: Time Books Inc.
Djuhanda, T., 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata I. Bandung: CV
Armico.
Firdaus, A. S., Rahmawati, A. N., Wardani, E. E., Putri, M. M. & Yanuwiyadi, B.,
2016. Dirversitas, Pemetaan, dan Persepsi Masyarakat terhadap Herpetofauna
Diurnal di Wana Wisata Rowo Bayu, Kabupataen Banyuwangi. Jurnal
Biotropika, 4(2), pp.56-61.
Permana, A., 2008. Buku Olimpiade Biologi. Bandung: Tim Olimpiade Biologi.
Poinar, G. & Wake, D. B., 2015. Palaeoplethodon Hispaniolae Gen. n., sp. n.
(Amphibia: Caudata), a Fossil Salamander from the Caribbean. Palaeodiversity,
8(1), pp.21-29.
Pujiyanto, S. 2008. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Schweiger, S., Naumann, B., Larson, J. G., Mockel, L. & Muller, H., 2017. Direct
Development In African Squeaker Frogs (Anura: Arthroleptidae: Arthroleptis)
Reveals A Mosaic Of Derived And Plesiomorphic Characters. Org Divers Evol,
17, pp.693–707.
Sukiya, 2001. Biologi Invertebrata. Yogyakarta: Fakultas MIPA UNY.
Tkachenko, O. V., 2017. Eight Species Of Anuran Amphibians (Amphibia, Abura)
Found In Ukraine: Comparative Morphology and Classification of Larval
Development Stages. Vestnik Zoologi, 51(4), pp.343-348.
Yudha, D. S., Eprilurahman, R., Jayanto, H. & Wiryawan, I. F., 2016. Keanekaragaman
Jenis Kadal dan Ular (Squamata: Reptilia) di Sepanjang Sungai Code, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Biota, 1(1), pp.31-38.

Anda mungkin juga menyukai