Anda di halaman 1dari 24

MIKROBILOGI

PERTUMBUHAN

Disusun Oleh Kelompok 1 :


Bima Satria E : 1813201004
Irvan Fikri : 1813201010
Nurul Annisa : 1813201018
Rizka Adriani : 1813201021

Dosen : dr. Devina Yuristin, MARS

PROGRAM STUDI: S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
2019
KATA PENGANTAR

Dengan ini kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “ PERTUMBUHAN “

Makalah ini penulis susun untuk menambah ilmu serta untuk memenuhi salah satu tugas
dalam mata kuliah “MIKROBIOLOGI”. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca.

Dengan tersusunnya makalah ini semoga bermanfaat, khususnya bagi penulis dan
pembaca pada umumnya. Untuk itu kami sampaikan terima kasih apabila ada kurang
lebihnya penulis minta maaf.

Bangkinang, Oktober 2019

Tim Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah .........................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................

A. Pertumbuhan dan Perkembangan


B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
C. Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan
D. Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Hewan
E. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Manusia
BAB III PENUTUP .................................................................................................

A. Kesimpulan ....................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makhluk hidup mengalami penambahan tinggi, penambahan besar diameter. Begitu
juga manusia juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Bayi yang baru
lahir tentu berbeda dengan orang dewasa. Seiring waktu pertumbuhannya, bukan
hanya ukuran tubuh saja yang menjadi lebih besar namun hal-hal lain juga menjadi
semakin matang. Tidak seperti pada makhluk hidup lainnya, pada manusia
perkembangan bukan hanya menyangkut masalah kemampuan berkembang biak,
namun juga banyak aspek lainnya. Misalnya kemampuan berfikir dan kemampuan
emosional. Pada makalah ini kami menjelaskan bagaimana pertumbuhan dan
perkembangan pada manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pertumbuhan dan perkembangan?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup?
3. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan?
4. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan pada hewan?
5. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan pada manusia?

C. Tujuan
Tujuan di buatnya makalah ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan pada hewan dan tumbuhan, faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup dan
bagaimana proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan dan Perkembangan


1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah suatu proses penambahan jumlah dan volume sel pada
makhluk hidup yang bersifat kuantitatif dan irreversibel.
Perkembangan adalah suatu proses menuju tingkat kedewasaan yang bersifat
kualitatif.

2. Ciri-Ciri Pertumbuhan dan Perkembangan


a) Ciri-Ciri Pertumbuhan
1) Bersifat kuantitatif (dapat dihitung atau dapat dinyatakan dalam suatu
bilangan)
2) Bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula)
3) Terdapat jaringan meristem pada tumbuhan
b) Ciri-Ciri Perkembangan
1) Bersifat Kualitatif (tidak dapat dihitung)
2) Terdapat pada alat perkembangbiakan atau reproduksi

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan


1. Faktor Dalam Tubuh Makhluk Hidup (Internal)
a) Gen
Gen adalah substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk
kepada anakannya. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup,
misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna kulit, warna bunga, warna bulu,
rasa buah, dan sebagainya.
b) Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi
untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh. Meskipun kadarnya
sedikit, hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan
berbagai proses dalam tubuh.
1. Hormon pada tumbuhan
Hormon pada tumbuhan sering disebut fitohormon. Beberapa di antaranya
adalah auksin, sitokinin, giberelin, etilen, dan asam absisat.
a) Auksin, berfungsi untuk memacu perpanjangan sel, merangsang pembentukan
bunga, buah, dan mengaktifkan kambium untuk membentuk sel-sel baru.
b) Sitokinin, memacu pembelahan sel serta mempercepat pembentukan akar dan
tunas.
c) Giberelin, merangsang pembelahan dan pembesaran sel serta merangsang
perkecambahan biji. Pada tumbuhan tertentu, giberelin dapat menyebabkan
munculnya bunga lebih cepat dan tinggi tanaman melebihi tanaman normal.
d) Etilen, berperan untuk menghambat pemanjangan batang, mempercepat
penuaan buah, dan menyebabkan penuaan daun.
e) Asam absisat berperan dalam proses perontokan daun.

2. Hormon pada hewan


Beberapa hormon pertumbuhan pada hewan adalah sebagai berikut.
a) Tiroksin, mengendalikan pertumbuhan hewan. Pada katak hormon ini
merangsang dimulainya proses metamorfosis.
b) Somatomedin, mempengaruhi pertumbuhan tulang.
c) Ekdison dan juvenil, mempengaruhi perkembangan fase larva dan fase dewasa,
khususnya pada hewan Invertebrata.
3. Hormon pada manusia
Beberapa hormon pertumbuhan pada manusia antara lain sebagai berikut :
a) Hormon tiroksin, dihasilkan oleh kelenjar gondok/tiroid. Hormon ini
memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan metabolisme karbohidrat
dalam tubuh. Kekurangan hormon ini dapat mengakibatkanmixoedema yaitu
kegemukan.
b) Hormon pertumbuhan (Growth hormon - GH), hormon ini dihasilkan oleh
hipofisis bagian depan. Hormon ini disebut juga hormon somatotropin (STH).
Peranannya adalah memengaruhi kecepatan pertumbuhan seseorang. Seorang
anak tidak akan tumbuh dengan normal jika kekurangan hormon pertumbuhan.
Pada masa pertumbuhan, kelebihan hormon ini akan mengakibatkan
pertumbuhan raksasa (gigantisme), sebaliknya jika kekurangan akan
menyebabkan kerdil (kretinisme). Jika kelebihan hormon terjadi setelah
dewasa, akan menyebabkan membesarnya bagian tubuh tertentu, seperti pada
hidung atau telinga. Kelainan ini disebut akromegali.
c) Hormon testosteron, mengatur perkembangan organ reproduksi dan munculnya
tanda-tanda kelamin sekunder pada pria.
d) Hormon estrogen/progresteron, mengatur perkembangan organ reproduksi dan
munculnya tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita.

2. Faktor Luar Tubuh Makhluk Hidup (Eksternal)


Faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup berasal dari faktor lingkungan. Beberapa faktor lingkungan yang
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup adalah sebagai
berikut :
a. Makanan atau Nutrisi
Makanan merupakan bahan baku dan sumber energi yang digunakan untuk
aktivitas, perumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Kualitas dan kuantitas
makanan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
Zat gizi yang diperlukan manusia dan hewan adalah karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan mineral. Sedangkan bagi tumbuhan, nutrisi yang diperlukan berupa
air dan zat hara yang terlarut dalam air maupun yang diperoleh dari udara.
b. Suhu
Semua makhluk hidup membutuhkan suhu yang sesuai untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangannya. Suhu ini disebut suhu optimum, misalnya
suhu tubuh manusia yang normal adalah sekitar 37°C. Jenis bunga mawar yang
tumbuh dan berbunga dengan baik di pegunungan yang sejuk, ketika ditanam di
daerah pantai yang panas pertumbuhannya menjadi lambat dan tidak
menghasilkan bunga yang seindah sebelumnya.
c. Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup. Tumbuhan sangat membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis.
d. Air
Air merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Air
sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup tidak dapat
bertahan hidup. Air merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di
dalam tubuh. Tanpa air, reaksi kimia dalam sel-sel tubuh tidak akan terjadi
sehingga makhluk hidup tersebut akan mati.

C. Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan


Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan terdiri atas pertumbuhan
primer dan pertumbuhan skunder
1. Pertumbuhan Primer
Terbentuknya bunga, dimulai dari alat kelamin betina atau putik yang
mengandung sel telur (ovarium) lalu dibuahi oleh alat kelamin jantan atau
benang sari yang mengandung sel sperma dan akhirnya membentuk lembaga atau
zigot. Sel induk lembaga atau zigot ini mengalami proses perkembangan yang
ditandai dengan adanya periode perlambatan pertumbuhan atau tidak ada sama
sekali pertumbuhan, sehingga bentuk zigot tidak mengalami perubahan atau tidak
mengalami pertambahan ukuran panjang.
Proses perkembangan zigot dimulai dari sel induk yang membelah secara
meiosis menghasilkan empat sel haploid, artinya satu sel besar dan tiga sel kecil
yang melebur/melarut ke dalam sel besar. Selanjutnya sel haploid itu menyusun
atau mengumpulkan energi dari zat-zat makanan untuk melakukan pembelahan
berikutnya secara mitosis.
Pembelahan mitosis sebenarnya adalah awal dimulainya proses
pertumbuhan embrionik yang ditandai dengan adanya periode percepatan
pertumbuhan akibat terjadinya pembelahan sel bertahap secara cepat dan terus
menerus menghasilkan dua sel, empat sel, delapan sel, enam belas sel dan
seterusnya, sehingga terjadi penambahan/pemanjangan ukuran selnya.
Selanjutnya membentuk kumpulan atau kelompok yang tumbuh menjadi embrio
atau jaringan meristem atau jaringan embrional, kemudian jaringan meristem ini
tumbuh dan berkembang menjadi kecambah hingga dewasa.
a) Pertumbuhan pada embrio
Proses pertumbuhan dan perkembangan embrio pada tumbuhan sering disebut
sebagai perkecambahan. Perkecambahan merupakan permulaan atau awal
pertumbuhan embrio didalam biji. Biji yang berkecambah dapat membentuk planula
karena didalamnya mengandung embrio. Embrio atau lembaga mempunyai tiga
bagian, yaitu radikula (akar lembaga), kotiledon (daun lembaga), kaulikalus (batang
lembaga).
Pada perkecambahan ada dua jenis :
1) Perkecambahan epigeal
Hipokotil tumbuh memanjang yang mengakibatkan kotiledon dan plumula
sampai keluar ke permukaan tanah, sehingga kotiledon terdapat diatas tanah.
2) Perkecambahan hipogeal
Terjadinya pertumbuhan memanjang dari epikotil sehingga menyebabkan
plumula dan menembus pada kulit bijinya yang nantinya akan muncul diatas
tanah, sedangkan kotiledonya masih didalam tanah.
b) Pertumbuhan pada ujung akar
Setelah proses perkecambahan, akan terbentuk tanaman muda dan pertumbuhan
selanjutnya akan ditentukan oleh aktivitas dari jaringan meristem yang terdapat
pada titik tumbuh. Jaringan meristem primer ini terdapat pada ujung akar dan ujung
batang yang sangat memungkinkan bertambah tinggi atau panjangnya tanaman.
Pada akar terdapat daerah pembelahan sel, daerah ini terdapat dibagian ujung.
Sel-sel pada daerah ini aktif membelah dan sifatnya tetap meristematik. Dibelakang
daerah pembelahan merupakan daerah yang tiap selnya memiliki aktivitas untuk
membesar dan memanjang, daerah ini dinamakan daerah pemanjangan sel.
Setelah sel-selnya membelah dan memanjang maka sel-selnya akan
terdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang khusus.
Daerah ini disebut sebagai daerah diferensiasi . kemudian sel-sel dibelakang titik
tumbuh akan membentang dan terdiferensiasi menjadi jaringan-jaringan akar yaitu
epidermis, korteks, endodermis dan silinder pusat.

c) Pertumbuhan pada ujung batang


Sama halnya dengan akar, pada ujung batang juga terdapat titik tumbuh. Titik
tumbuh batang dilindungi oleh balutan bakal daunnya. Pertumbuhan dan
perkembangan sama halnya dengan terjadi pada akar, yaitu terdapat daerah
pembelahan (meristematik), daerah pemanjangan dan daerah diferensiasi.
Pada ujung batang di titik tumbuh (meristem apikal) terdapat bakal daun. Pada
bagian atas daun tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan permukaan bawah
daun, sehingga daun yang muda akan melengkung di atas titik tumbuh.
Pada daerah pemanjangan, sel-selnya akan tumbuh membesar dan memanjang
serta jaringan pembuluh sudah mulai tambak. Pada daerah diferensiasi akan
membentuk beberapa jaringan yaitu epidermis, korteks, dan silinder pusat.
D. Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan termasuk manusia dapat
dibedakan menjadi dua fase utama, yaitu pertumbuhan dan perkembangan
embrionik serta pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik.
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrionik
Pertumbuhan dan perkembangan embrionik adalah fase pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan
peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk
betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan
akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage).
Zigot selanjutnya mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui tahap-
tahap yaitu pembelahan, gastrulasi, dan organogenesis.

a. Pembelahan (cleavage) dan Blastulasi


1) Pembelahan
Zigot akan mengalami pembelahan secara mitosis, yaitu dari satu sel
menjadi dua sel, dua sel menjadi empat sel, empat sel menjadi delapan sel,
dan seterusnya. Pembelahan sel tersebut berlangsung cepat dan akan
menghasilkan sel-sel anak yang tetap terkumpul menjadi satu kesatuan
yang menyerupai buah anggur yang disebut morula. Dalam pertumbuhan
selanjutnya, morula akan menjadi blastula yang memiliki suatu rongga.
Proses pembentukan morula menjadi blastula disebut blastulasi.
Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat
pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain
adalah rapat. Morula memiliki dua kutub, yaitu:
 Kutub hewan (animal pole),
 Kutub tumbuhan (vegetal pole), yang berfungsi sebagai tempat cadangan
makanan.
2) Blastulasi
Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula. Blastula adalah bentukan
lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula
ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan
pelekukan yang tidak beraturan dan membentuk rongga (blastosol), dan
didalam blastosol tersebut terdapat cairan sel.

b. Gasrtulasi
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya
sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta
rongga tubuh. Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat
rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding
tubuh embrionya.diantaranya yaitu:
1) Triploblastik
Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh
embrio, berupa ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh
hewan tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca, Arthropoda,
Echinodermata dan semua Vertebrata.
Triploblastik di bedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
 Triploblastik aselomata : tak memiliki rongga tubuh
 Triploblastik pseudoselomata : memiliki rongga tubuh yang semu
 Triploblastik selomata: memiliki rongga tubuh yang sesungguhnya,
yaitu basil pelipatan mesoderm

2) Diploblastik
Diploblatik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh
embrio, berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat
rendah seperti Porifera dan Coelenterata. Gastrulasi yaitu proses
pembentukan gastrula.
Gastrulasi. Dalam perkembangan selanjutnya, blastula akan menjadi
gastrula. Proses pembentukan gastrula disebut gastrulasi. Pada bentuk
gastrula ini, embrio telah terbentuk menjadi tiga lapisan embrionik, yaitu
lapisan bagian luar (ektoderm), lapisan bagian tengah (mesoderm), dan
lapisan bagian dalam (endoderm). Jadi gastrulasi merupakan proses
pembentukan tiga lapisan embrionik. Dalam perkembangan selanjutnya
lapisan embrionik akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan
menghasilkan berbagai organ tubuh.

c. Organogenesis
Organogenesis merupakan proses pembentukan alat-alat tubuh atau organ
seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, hati, dan sebagainya. Proses
ortganogenesis ini memiliki tiga bagian, yaitu:
1) Ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi kulit, rambut, sistem saraf,
dan alat-alat indera.
2) Mesoderm akan mengalami diferensiasi menjadi otot, rangka, alat
reproduksi (seperti testis dan ovarium), alat peredaran darah. Dan alat
ekskresi.
3) Endoderm akan mengalami diferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar
yang berhubungan dengan pencernaan, dan alat-alat pernapasan.
Organogenesis merupakan proses yang sangat kompleks.

Pada mammalia, embrionya memiliki selaput embrio, yaitu amnion, korion,


sakus vitelinus, dan alantois. Selaput embrio berfungsi melindungi embrio
terhadap kekeringan, goncangan, membantu pernapasan, ekskresi, serta fungsi
penting lainnya selama berada di dalam rahim induknya.
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Pasca Embrionik
Pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik adalah pertumbuhan dan
perkembangan setelah masa embrio. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan
yang terjadi terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi (alat-alat kelamin), dan
biasanya pula hanya terjadi peningkatan ukuran bagian-bagian tubuh saja.
Pada golongan hewan tertentu sebelum tumbuh menjadi hewan dewasa,
membentuk tahap larva terlebih dahulu. Pada golongan hewan tersebut
pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik merupakan tahap pembentukan
larva sebelum tumbuh dan berkembang menjadi hewan dewasa. Pertumbuhan dan
perkembangan pasca embrionik yang melalui tahap larva ini dikenal dengan
metamorfosis.
Contoh hewan yang mengalami metamorfosis adalah serangga dan katak.
a. Metamorfosis
Metamorfosis adalah perubahan bentuk tubuh yang dialami oleh hewan dari
tahap larva hingga mencapai bentuk dewasa.
1) Metamorfosis pada Serangga
Pada beberapa serangga seperti kupu-kupu, lalat, nyamuk, lebah, dan
kumbang, bentuk larva dan dewasa sering hampir tidak ada kemiripan.
Sedangkan pada beberapa serangga lainnya seperti belalang, lipas
(kecoa), dan jangkrik, bentuk larva (nimfa) mirip bentuk dewasa. Pada
proses metamorfosis terjadi proses fisik, yaitu pergantian kulit yang disebut
molting. Serangga biasanya mengalami empat kali molting. Pada proses ini
terjadi pembentukan kulit baru dan membentuk alat-alat tubuh yang
diperlukan menjelang dewasa. Pada bentuk dewasa (imago) telah terjadi
perkembangan organ reproduksi sehingga sudah mampu untuk bereproduksi.
Berdasarkan kemiripan bentuk larva dan dewasa, metamorfosis pada
serangga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu metamorfosis sempurna dan
metamorfosis tidak sempurna.
 Metamorfosis Sempurna (Holometabola)
Pada metamorfosis sempurna, serangga dalam daur hidupnya
mengalami perubahan-perubahan yang mencolok pada bentuk luar dan
organ tubuh dari berbagai stadiumnya. Metamorfosis sempurna
perubahannya adalah sebagai berikut :
Telur larva pupa (kepompong) imago (dewasa).
Telur menetas menjadi larva. Larva umumnya mengalami molting
empat kali sehingga terbentuk larva stadium satu hingga larva stadium
empat. Contoh serangga yang mengalami metamorfosis sempurna antara
lain : kupu-kupu, lalat, nyamuk, lebah dan kumbang

 Metamorfosis Tidak Sempurna (Hemimetabola)


Metamorfosis Tidak Sempurna (hemimetabola). Pada
metamorfosis tidak sempurna, serangga mengalami perubahan bentuk
dari telur hingga dewasa yang tidak mencolok dalam daur hidupnya.
·Tidak mengalami Metamorfosis (Ametabola)
Tidak semua hewan dapat melakukan metamorfosis. Contohnya
sapi, kijang, dll.

b. Regenerasi
Regenerasi adalah kemampuann memperbaiki sel, jaringan, atau bagian tubuh
yang rusak, hilang, atau mati. Regenasi pada hewan ada dua macam yaitu:
1) Regenerasi untuk memperbaiki bagiak tubuh yang rusak. Contohnya pada
ekor cecak
2) Regenerasi untuk membentuk individu yang baru. Contohnya pada cacing
pipih.

3. Metagenesis Pada Hewan


Metagenesis pada hewan pada dasarnya sama dengan metagenesis pada
tumbuhan. Hewan mengalami pergiliran generasi, yaitu fase generatif (seksual) dan
fase vegetatif (aseksual) secara bergantian. Hewan yang mengalami metagenesis
misalnya golongan Cnidaria. Contoh hewannya yaitu Hydra dan Ubur-ubur.
Perhatikan Gambar di bawah ini. Ubur-ubur memiliki dua fase dalam daur
hidupnya, yaitu medusa dan polip. Medusa merupakan fase seksual (generatif) dan
polip merupakan fase aseksual (vegetatif).

E. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Manusia


Manusia mengalami dua tahap pertumbuhan dan perkembangan, yaitu
prakelahiran dan pascakelahiran. Berikut ini adalah uraian tentang tahapan
pertumbuhan prakelahiran dan pascakelahiran pada manusia.
1. Pertumbuhan Prakelahiran
Proses pertumbuhan dan perkembangan pada manusia dimulai sejak
terjadinya fertilisasi (pembuahan ovum oleh sperma) yang membentuk zigot.
Zigot terus membelah membentuk embrio. Berikut ini adalah pertumbuhan dan
perkembangan prakelahiran pada manusia.
a. Fertilisasi (Pembuahan)
Pada proses ini terjadi pembuahan antara sel telur dan sel sperma yang
menghasilkan zigot, secara genetik bisa laki-laki atau perempuan. Dari satu
sel tumbuh menjadi dua sel, empat sel, dan seterusnya. Sel-sel ini akan
membentuk tubuh embrio dan organ internal, organ luar, sakus amnio, dan
chorion.
b. Hari ke-6 s.d 9
Pada fase ini, embrio akan menanamkan diri atau menempel pada rahim
ibunya.
c. Minggu ke-2
Di sini terjadi pertumbuhan pertama sel-sel otak embrio. Tubuh embrio
terbentuk menjadi 3 lapisan. Lapisan luar (eksoderm) akan berkembang
menjadi lapisan luar kulit dan sistem saraf. Lapisan tengah (mesoderm) akan
berkembang menjadi pembuluh darah, tulang, kartilago, dan otot. Lapisan
dalam (endoderm) akan berkembang menjadi organ-organ dalam dan
kelenjar-kelenjar.
d. Minggu ke-3
Jantung embrio mulai berdenyut, semula hanya memiliki 1 ruang. Organ
ini masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan sampai seluruhnya
dapat berfungsi sepenuhnya. Otak dan tulang belakang terpisah. Otak terbagi
menjadi tiga segmen, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.
Plasenta dan anggota badan, seperti lengan dan kaki mulai terbentuk.
e. Minggu ke-4
Sirkulasi dari dan ke plasenta dimulai. Plasenta adalah organ sistem
sirkulasi antara ibu dan embrio. Melalui plasenta ini, ibu memberi nutriens
dan oksigen ke embrio. Tumbuh jari-jari pada tangan, memiliki kaki, paha,
dan alat organ dalam mulai tumbuh, seperti: lidah, esofagus, dan lambung.
Selain itu, ginjal, hati, kantung empedu, dan pankreas berkembang untuk
beberapa hari. Paru-paru mulai berkembang, kelenjar tiroid, dan lainnya
terbentuk. Muka, organ indera, dan organ reproduksi mulai terbentuk.
f. Minggu ke-5
Bagian-bagian otak mengalami spesialisasi fungsi. 40 hari gelombang
otak bisa dideteksi. Telah terbentuk palate (lapisan dalam antara mulut
dengan lidah), lengkap dengan ujung gigi. Wajah sudah menyerupai bentuk
wajah manusia. Pada minggu ini, embrio mulai bergerak. Pergerakan awal
ini penting untuk perkembangan kesehatan otot.
g. Minggu ke-6
Aktivitas sistem saraf bisa dicatat. Embrio terlihat seperti bayi miniatur
dan kepala terlihat lebih besar karena pertumbuhan otak cukup cepat. Jari-
jari embrio sudah jelas.
Wajah dan bibir-bibir sensitif terhadap sentuhan. Beberapa sistem
organ, seperti jantung dan sistem saraf (otak) siap berfungsi. Jari kaki sudah
jelas.
h. Minggu ke-8
Embrio telah menjadi fetus karena telah selesai proses organogenesis
(perkembangan dan pembentukan organ). Alat genital fetus sensitif terhadap
sentuhan. Penutup mata mulai terbentuk (pelupuk mata).
i. Minggu ke-10
Fetus telah sanggup mempertahankan kedudukan wajahnya dan posisi
menghisap ibu jari, membuat gerakan bernapas dan gerakan menelan.
Telapak tangan dan telapak kaki fetus sensitif terhadap sentuhan. Indera
penciuman mulai berkembang. Gerakan fetus biasanya konstan, dapat
melangkah, menendang, jungkir balik, meregangkan badan, dan
menggerakkan lengan.
j. Minggu ke-11 s.d 13
Sumsum tulang mulai memproduksi sel darah putih. Organ reproduksi
luar tampak. Minggu ke 11, penis dan klitoris tampak sama. Bagian dalam
telinga terbentuk, kemungkinan fetus bisa mendengar. Tulang mulai
mengalami proses osifikasi, menjadi keras seperti tulang orang dewasa,
namun fetus masih memiliki tulang yang lunak. Indera pengecap
berkembang.
k. Minggu ke-14
Fetus bereaksi terhadap suara dan ada reaksi bila mendengar. Fetus bisa
merasakan emosi ibu saat senang dan sedih. Ibu bisa merasakan tendangan
fetus yang kuat.
l. Minggu ke-15 s.d 16
Sidik jari fetus telah ada, saraf telah dilapisi myelin, dan seluruh tubuh
fetus sensitif terhadap sentuhan.
m. Minggu ke-19
Bayi masih berumur muda. Bila lahir pada saat ini, rentan terhadap
infeksi, sistem imun (kekebalan tubuh) belum sempurna, dan kemungkinan
ada masalah dalam pernapasan.
n. Minggu ke-24
Pada umur ini, bila bayi lahir kemungkinan bisa bertahan hidup di luar
rahim.
o. Minggu ke-38
Biasanya bayi lahir pada umur ini. Paru-paru bayi telah berfungsi
sepenuhnya dan sistem imun siap untuk menghadapi dunia luar.

2. Pertumbuhan Pascakelahiran
Setelah bayi lahir, tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan manusia adalah
masa balita dan anak-anak, masa remaja, masa dewasa, dan masa tua (manula).
a. Masa Balita dan Anak-Anak
Kelahiran merupakan perubahan lingkungan. Pertumbuhan dan
perkembangan yang terjadi setelah kelahiran merupakan suatu proses
kelanjutan dari proses perubahan dari embrio dan janin. Bayi sangat
membutuhkan ASI (Air Susu Ibu) untuk pertumbuhannya.Setelah bayi lahir,
penyesuaian yang pertama kali adalah pernapasan karena setelah lahir
persediaan O2 dari ibu terputus. Saat bayi lahir, perubahan mendadak antara
udara yang hangat di dalam rahim dengan udara luar yang dingin menyebabkan
bayi menangis sehingga menarik udara masuk paru-paru dan pernapasan pun
dimulai.
Pada saat bayi lahir, gigi susu serta gigi seri telah ada pada gusi. Namun,
gigi susu biasanya tumbuh pada usia enam bulan atau tujuh bulan. Gigi bawah
tumbuh lebih dulu daripada gigi atas. Geraham pertama muncul antara umur 12
dan 16 bulan, kemudian gigi taring menyusul.
Pada usia 1 bulan, bayi mulai membalikkan kepala, belajar memfokuskan
mata, serta mengkoordinasikan mata dengan mengikuti benda bergerak. Usia 2
bulan mulai tersenyum. Selanjutnya, bayi mengkoordinasikan tangan untuk
memegang benda.
Umur 3 bulan, bayi sudah mulai belajar bersuara. Umur 6 bulan bayi sudah
mulai dapat membedakan antara orang yang dikenalnya dan orang asing.
Memasuki umur 7 bulan, bayi mulai berputar, duduk, kemudian merangkak,
belajar berdiri sambil berpegangan. Selanjutnya, berdiri tanpa berpegangan di
akhir tahun pertama. Selain itu, mulai belajar meniru bermacam-macam bunyi
yang memiliki arti tertentu.
Tahun kedua, telah mengetahui hubungan dirinya dengan keluarga, dan
ingin mengetahui semuanya. Perhatian mudah teralihkan. Antara umur 1 - 3
tahun, bayi belajar memusatkan perhatian dan minat pada benda-benda, belajar
untuk tidak tergantung pada orang lain. Perasaan cemas dan takut mulai ada.
Belajar lebih cepat, dapat berjalan, mulai berceloteh hingga bercakap-cakap,
menyelidiki rumah dan sekitarnya, serta belajar makan sendiri.
Antara umur 3 - 6 tahun, sifat keingintahuan sangat menonjol. Banyak
bertanya, kemampuan pengamatan bertambah dengan teratur sehingga mulai
mampu memecahkan teka-teki sederhana. Angan-angan anak berkembang
pesat, penuh imajinasi, misalnya teman main pura-pura, ayah khayalan, dan
meniru orang tua.

b. Masa Remaja dan Masa Pubertas


Menjelang usia 6 - 11 tahun, mula-mula pertumbuhan badan terjadi secara
cepat, kemudian melambat. Anak mulai tidak tergantung orang tua, mulai
berkembang akal pengendalian diri. Membentuk kelompok dan kumpulan
tersendiri. Mulai berminat pada perilaku yang baik, dan teratur. Kecerdasan dan
pengertian berkembang, menyadari pentingnya belajar, mulai mengembangkan
cara-cara baru dalam membaca dan belajar.
Pada masa remaja terjadi perubahan dalam pertumbuhan fisik yang
meliputi pertumbuhan dan kematangan kepribadian. Masa ini merupakan tahap
manusia menuju kedewasaan sering disebut dengan masa pubertas.
Dalam masa pubertas ini, pertumbuhan badan terjadi sangat cepat, masa ini
adalah masa pematangan, baik pada laki-laki maupun perempuan. Saat masa
pubertas inilah laki-laki dan perempuan telah mampu menghasilkan sperma dan
ovum (sel telur) yang ditandai dengan ciri-ciri seks sekunder.
Masa pubertas pada perempuan biasanya terjadi pada usia 9 - 13 tahun.
Perempuan akan bertambah tinggi dan badan yang gemuk menjadi ramping
dengan cepat.
Ciri-ciri seks sekunder pada perempuan yang dapat dilihat, misalnya
payudara membesar, panggul membesar, rambut tumbuh di sekitar alat kelamin
dan ketiak, kadang timbul jerawat. Selain itu, kematangan organ reproduksi
ditandai dengan mendapatkan haid (menstruasi) yang pertama. Hal ini
menandai adanya pelepasan pertama ovum dari indung telur. Pertambahan
tinggi badan melambat.
Masa pubertas pada laki-laki terjadi antara umur 10 - 14 tahun. Pada masa
ini kematangan organ reproduksi ditandai dengan terbentuknya sperma dan
terjadi pengeluaran sperma pada saat tidur (mimpi basah).
Ciri-ciri seks sekunder pada laki-laki, misalnya tumbuh rambut di sekitar
alat kelamin, ketiak, tumbuh kumis, jenggot, tumbuh jakun, suara menjadi
besar, otot-otot membesar, dan dada menjadi bidang. Setelah usia 14 tahun,
pertambahan tinggi akan berkurang atau melambat. Pada masa pubertas
kecerdasan berkembang cepat, kecepatan dan ketepatan keterampilan motorik
menonjol, dan perkembangan mental terbentuk.

c. Masa Dewasa
Pada masa dewasa, pertumbuhan tinggi badan pada manusia berhenti.
Secara psikologis, manusia sudah matang dalam pemikiran mulai sadar akan
tanggung jawabnya. Memikirkan pentingnya pekerjaan dan pendidikan demi
masa depan, juga rencana untuk berkeluarga.

d. Manula
Manusia tidak selamanya berada dalam puncak kekuatan. Menjadi tua
adalah proses yang biasa dialami semua makhluk hidup, termasuk manusia.
Manusia lanjut usia sering disebut manula.
Pada masa usia lanjut ini, kekuatan tumbuh tulang berkurang. Jika cedera
susah sembuh. Keadaan keseimbangan metabolisme tubuh berkurang,
penyembuhan luka berkurang kecepatannya, kerja organ-organ tubuh menurun,
berkurangnya elastisitas kulit, dan rambut memutih. Pada wanita (umur 48-50)
mengalami menopause, yaitu berakhirnya kemampuan organ reproduksi
menghasilkan ovum. Pada laki-laki kemampuan seksual kemungkinan
menurun.
Penurunan yang teratur dalam hal penciuman, pendengaran, penglihatan,
dan ingatan. Pada masa usia lanjut sering terjadi gangguan kesehatan. Hal ini
tergantung pada manusia, bagaimana memelihara dan menjaga kesehatan
tubuhnya. Masa ini, tanggung jawab manusia biasanya sudah berkurang.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan makhluk hidup itu tak lebas dari Pertumbuhan sedangkan
pertumbuhan itu sendiri adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume,
bobot, dan jumlah sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal).
Sedangkan, perkembangan adalah perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan
yang lebih dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang sangat
penting bagi makhluk hidup.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan sangat di pengaruhi oleh
faktor genetik dan hormon, air dan nutrisi, cahaya, oksigen, suhu, kelembapan, dan
pH. Pertumbuhan pada hewan sering disebut juga perkembangan, yaitu
perkembangan dari zigot sampai dewasa. Pertumbuhan dimulai dengan peleburan
ovum (sel telur) dengan spermatozoa (sel sperma), dan dihasilkan zigot. Zigot akan
bermitosis terus-menerus. Sedangkan pada Manusia itu mengalami dua tahap
pertumbuhan dan perkembangan, yaitu prakelahiran dan pascakelahiran.

B. Saran
Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari banyak kesalahan yang
terdapat di dalamnya. Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

http://rhasavirha.blogspot.co.id/2013/12/makalah-pertumbuhan-dan-
perkembangan.html
http://teguhbudi9944.blogspot.co.id/2013/11/pertumbuhan-dan-perkembangan-
makhluk.html
http://mediabelajaronline.blogspot.co.id/2011/07/pertumbuhan-dan-
perkembangan-makhluk.html
http://ajiezaenulamry.blogspot.co.id/2015/09/makalah-tentang-pertumbuhan-
dan.html

Anda mungkin juga menyukai