Anda di halaman 1dari 10

Makalah Pendidikan Agama Kristen

“Peran Allah Dalam Kehidupan Keluarga”

Disusun oleh:

Tiofani Erlina

Kelas XII-7

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
Peran Allah Dalam Kehidupan Keluarga ini dengan baik

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka


menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Peran Allah Dalam
Kehidupan Keluarga.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Penulis mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Bogor, September 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................ 1


1.2 RUMUSAN MASALAH ....................................................................... 1
1.3 TUJUAN ................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2

2.1 KELUARGA MENURUT PERSPEKTIF IMAN KRISTEN ................ 2


2.2 FUNGSI KELUARGA MENURUT ALKITAB .................................... 2
2.3 PERAN ALLAH DALAM KEHIDUPAN KELUARGA ...................... 3
2.4 KRISTUS SEBAGAI DASAR PEMBENTUKAN KELUARGA ......... 4

BAB III KESIMPULAN .................................................................................. 5

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 6

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kata ‘keluarga’ bukan lagi istilah asing di telinga kita, bukan? Karena kita
hidup dan berkembang dalam keluarga serta bersama-sama dengan keluarga.
Banyak defenisi yang berbeda tentang keluarga. Meskipun demikian, terdapat
kesamaan dalam rumusan yang berbeda tersebut dan merupakan ciri-ciri pokok,
yakni:

a. Keluarga merupakan kelompok atau persekutuan sosial yang paling kecil.


b. Keluarga terbentuk apabila ada ikatan darah, perkawinan atau adopsi.
c. Keluarga merupakan suatu perse-kutuan yang berawal dari dua orang yang
berbeda jenis kelamin. Dalam masyarakat dapat ditemukan bahwa keluarga
terdiri atas dua bentuk, yaitu keluarga batih dan keluarga besar.
Dalam masyarakat dapat ditemukan bahwa keluarga terdiri atas dua bentuk,
yaitu keluarga batih dan keluarga besar.
a. Keluarga batih (nuclear family, conjugal family, basic family), yaitu
kelompok yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
b. Keluarga besar (extended family, consanguine family), yaitu keluarga
batih ditambah kerabat lain yang memiliki hubungan erat (hubungan darah)
dan senantiasa dipertahankan, misalnya kakek, nenek, paman, bibi, sepupu,
kemenakan, dan sebagainya.
1.2 Masalah
1. Definisi Keluarga menurut perspektif iman Kristen?
2. Apa fungsi keluarga menurut Alkitab?
3. Apa peran Allah dalam kehidupan keluarga?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi keluarga menurut perspektif iman Kristen.
2. Untuk mengetahui fungsi keluarga menurut Alkitab.
3. Mengetahui peran Allah dalam kehidupan keluarga.

1
BAB II

Pembahasan

2.1 Keluarga Menurut Perspektif Iman Kristen

Dalam perjumpaan laki-laki dan perempuan terdapat unsur inisiatif Allah untuk
mempertemukan, menyatukan dan memberkatinya (lihat. Kejadian 2: 21 –25).
Allah sendiri yang membawa perempuan itu kepada manusia. Perjumpaan awal
Adam dengan Hawa, diikuti oleh sebuah ikrar pengakuan, “Inilah dia tulang dari
tulangku, daging dari dagingku”, yang akhirnya menjadi janji pernikahan dan
pengokohan keluarga Kristen. Dari nats di atas jelaslah bagi kita bahwa penggagas
pertama dan utama dalam pembentukan keluarga adalah Allah sendiri, bukanlah
Adam dan Hawa (manusia). Jika terdapat keinginan seorang laki-laki dan
perempuan berkeluarga, ternyata keinginan seperti itu telah Tuhan tanamkan dalam
diri manusia itu sendiri. Dan keinginan manusia untuk menikah dan berkelurga itu
adalah keinginan yang begitu mendalam untuk mewujudkan keinginan dan rencana
Allah dalam dirinya. Dengan demikian dalam kekristenan diakui bahwa yang
menjadi dasar pembentukan keluarga adalah Allah sendiri.

2.2 Fungsi Keluarga menurut Dasar Alkitab

Keluarga adalah tempat tumbuh kembang anak dan Alkitab mewajibkan orang
tua memelihara anak-anaknya. Pemeliharaan itu dalam arti mencukupi kebutuhan
anak, antara lain memberikan makan yang cukup, kesehatan yang cukup,
perlindungan psikologis berupa rasa aman, nyaman, serta menghormati anak
sebagai pribadi utuh yang independen dengan cita-cita, keinginan dan impiannya
sendiri. Selain itu juga mencukupi kehidupan rohani anak, secara khusus ada
penambahan fungsi keluarga sebagaimana yang dipaparkan dalam Alkitab:
1. Sebagai Perwakilan Tuhan dalam Mengelola Alam Semesta
Dunia beserta isinya telah disediakan oleh Tuhan kepada manusia. Manusia hanya
dituntut untuk menjaga dan mengelola alam semesta beserta isinya dengan baik.
Dengan tujuan agar bisa dirasakan oleh keturunan selanjutnya. Sebagai keluarga
Kristiani, sikap menjaga alam semesta harus kita ajarkan kepada anak-anak kita.
Caranya dengan melakukan hal-hal kecil terlebih dahulu, seperti membuang sampah
pada tempatnya. Hal ini terlihat sepele, namun sangat bermanfaat untuk kelestarian alam
semesta. Kejadian 1:28

2
2. Sebagai Lembaga untuk Berekspresi
Ekspresi yang bisa ditunjukkan oleh keluarga sangatlah beranekaragam. Mulai dari cinta,
kasih, harapan, kesetiaan, dan sikap saling menghormati. Kelimanya harus bisa
ditunjukkan keluarga kepada anggota keluarga yang lainnya. Ekspresi tersebut bisa
diwujudnyatakan dengan cara berbagi dan saling mengasihi. Karena Yesus
menghendaki kita untuk berbagi dan tidak rakus atas harta duniawi.

Yohanes 13:34-35 “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu
saling mengasihi; sama seperti aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus
saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-
murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”

3. Sebagai Sarana Pendidikan yang Pertama dan Terutama


Fungsi lain dari keluarga sebagai iman Kristen ialah sebagai sarana pendidikan, terutama
bagi anak-anaknya. Anak yang tak pernah dididik untuk disiplin akan tumbuh menjadi
anak yang egois dan congkak. Ia tidak akan mendengarkan perkataan orang lain. Anak
cenderung melakukan sesuatu hal sesuai yang dikehendakinya dan mengabaikan
perintah dari orang tua.

Saat anak melawan, orang tua tidak boleh langsung menghakimi anak. Melainkan diberi
peringatan terlebih dahulu. Peringatan ini terdiri dari tiga sesi, yaitu peringatan ringan,
sedang, dan berat. Jika anak melanggar ketiganya, maka orang tua boleh memberikan
hukuman. Hukuman yang diberikan harus disesuaikan dengan tindakan yang dilakukan
anak.

Selain hukuman, Anda juga perlu memberikan pujian kepada si anak. Apalagi ketika ia
melakukan perbuatan baik dan taat pada aturan. Dengan demikian, si anak akan merasa
nyaman, dihargai, dan lebih tahu untuk menempatkan diri. Amsal 22:6 “Didiklah orang
muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan
menyimpang dari pada jalan itu.”

4. Sebagai Tempat untuk Menciptakan Suasana Sorga


Sorga bukanlah tempat yang diisi oleh barang-barang mewah. Melainkan sebuah tempat
yang sederhana, namun indah. Keindahannya tampak nyata dari kasih dan sukacita.
Disini, orang tua sebagai tempat utama untuk menyebarkan kasih dan sukacita tersebut.
Caranya sangatlah mudah yaitu menebarkan tawa dan senyum kepada anggota
keluarga. Jika orang tua jarang tersenyum kepada anaknya, otomatis akan berpengaruh
terhadap sikap dan mental si anak.

Suasana sorga dalam keluarga dapat terwujud jika Allah juga diundang hadir
didalamnya. Caranya dengan rajin berdoa, agar keluarga dipenuhi dan dilimpahi oleh
kepenuhan Allah sendiri. Efesus 3:17-18 “Sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam
hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu
bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebar dan
panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus.”

5. Sebagai Dasar Iman Sumber Keselamatan


Jika salah satu anggota keluarga hidup di dalam Kristus, maka ia akan senantiasa
menjadi terang dalam keluarga tersebut. Terang tersebut nantinya akan menjadi
kesaksian hidup yang dapat dijadikan sebagai teladan dalam menjalankan hidup.
Sehingga anggota keluarga juga datang dan diselamatkan oleh Yesus Kristus. Kisah

3
Para Rasul 16:31 “Jawab mereka: Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau
akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.”

Untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai keluarga dengan baik, maka


diperlukan adanya kualitas waktu bertemu antar anggota keluarga. Dengan
demikian keluarga dapat menjadi wadah untuk mengekspresikan kasih, kesetiaan,
rasa nyaman, aman dan sebagainya.

2.3 Peran Allah dalam Kehidupan Keluarga

Tuhan adalah Oknum pembentuk sebuah keluarga. Tuhan menciptakan manusia


sepasang yakni laki-laki dan perempuan (Kejadian 2:21-25). Manusia diciptakan
berbeda tetapi satu kesatuan. Artinya, manusia diciptakan dalam dua jenis kelamin.
Dalam perbedaan itu manusia menjadi satu persekutuan yang luar biasa karena
saling membutuhkan, saling mendukung, saling melengkapi. Tuhan memberikan
daya tarik yang luar biasa dalam diri sebagai laki-laki dan perempuan sehingga
mempunyai rasa suka yang membuat mereka bertemu dan mengikat diri. Itulah
cikal bakal manusia membangun keluarga.Terdapat tiga landasan dalam
membangun keluarga Kristen atau pernikahan Kristen menurut firman Allah yang
terdapat dalam Kejadian 2:24.

Tuhan Yesus secara pribadi sangat mengasihi keluarga dan menyatakan diri sebagai
Juruselamat pada pernikahan di Kana (Yohanes 2:1-11). Tuhan Yesus juga akan
menolong keluarga Kristen pada masa kini termasuk keluarga kamu di dalam segala
kesukaran, masalah,kekurangan dan dosa-dosa. Hal ini merupakan rahasia ajaib
bagi keluarga Kristen, yaitu bahwa kehidupan keluarga Kristen akan selalu
tertolong oleh suatu kesetiaan yang luar biasa, dan oleh suatu anugerah yang tidak
dapat kita pahami. Rasul Paulus menyebutkan bahwa keluarga Kristen harus hidup
dengan menjadikan Kristus sebagai kepala keluarga (1 Korintus 11:3). Apa artinya?
Menjadikan Kristus sebagai kepala keluarga artinya menjadikan Kristus sebagai
pedoman kehidupan dan menjadikan seluruh ajaran Tuhan Yesus sebagai acuan dan
teladan hidup berkeluarga.

Jika Tuhan diutamakan, maka sukacita, kekuatan, kemenangan dan


penghiburan akan tinggal diam dalam keluarga. Kita perlu belajar dari kehidupan

4
keluarga Kristiani jemaat perdana yang setiap hari sangat tekun dalam doa dan
usaha untuk mempertautkan diri dengan Tuhan Yesus dalam Kisah para Rasul 2:46-
47. Mereka selalu berkumpul bersama untuk berdoa dan merayakan perjamuan.
Nilai dan ajaran kristiani yang ditanam dalam kehidupan keluarga akan terpancar
keluar sehingga merangkul keluarga yang lain untuk tumbuh bersama, dikuatkan
serta diteguhkan oleh Tuhan untuk berani ‘tampil beda’ dan siap menjadi saksi
Kristus di tengah masyarakat dimana kita hidup.

2.4 Kristus sebagai dasar pembentukan keluarga


Rasul Paulus menyebutkan bahwa keluarga Kristen harus hidup dengan Kristus
sebagai kepala (1 Korintus 11:3). Dalam membangun keluarga Kristen, Yesus
Kristus haruslah menjadi dasarnya. Mengapa? Karena Dia adalah Tuhan yang
sangat mencintai keluarga (contoh Perkawinan di Kana). Dia juga pribadi yang
telah mengorbankan diriNya untuk orang lain. Menjadikan Kristus sebagai kepala
keluarga artinya menjadikan seluruh ajaran Yesus sebagai acuan hidup berkeluarga.
Misalnya; kasih, sifat rela berkorban, saling setia, saling menghormati dll. Sehingga
ketika keluarga Kristen menjadikan Yesus Kristus sebagai dasar keluarga maka
nilai-nilai kekristenannya akan terpancar dalam gaya hidupnya sehari -hari.
Pembentukan keluarga itu ibarat seseorang yang ingin membangun sebuah rumah.
Sebelum membangun, tentunya ia harus memperhatikan dulu kontruksi tanahnya
apakah lembek atau keras, di atas karang atau pasir (seperti yang Alkitab
gambarkan, Matius 7: 24 -27). Selain itu ia juga harus memperhatikan campuran
bahan,- bahan material yang harus dipergunakan. Dan jika standart ini, sudah
terpenuhi, niscaya bangunan itu akan kokoh berdiri. Demikianlah juga yang terjadi
dalam keluarga.

5
BAB III

KESIMPULAN

Keluarga adalah sebuah komunitas yang menciptakan struktur yang


memaksa kita untuk berjuang menghadapi setiap masalah dan ujian untuk mencapai
titik yang lebih baik.Penggagas pertama dan utama dalam pembentukan keluarga
adalah Allah sendiri, bukanlah Adam dan Hawa (manusia).Pemeliharaan itu dalam
arti mencukupi kebutuhan anak Menjadikan Kristus sebagai kepala keluarga artinya
menjadikan seluruh ajaran Yesus sebagai acuan hidup berkeluarga.
Keluarga Kristen merupakan keluarga yang mencerminkan kehidupan yang
dilandasi oleh kasih dan sikap takut akan Tuhan. Keluarga berperan sebagai pusat
pembentukan kepribadian anggota keluarga secara holistik (fisik, mental/psikis,
spiritual dan sosial), serta menjadi perpanjangan tangan Tuhan dalam menjaga alam
semesta. Keluarga Kristen yang menjadikan Kristus sebagai pedoman dan sebagai
Kepala keluarga berarti menjadikan seluruh ajaran Tuhan Yesus sebagai acuan
hidup berkeluarga yang akan membawa kesaksian bagi masyarakat

6
DAFTAR PUSTAKA

 https://mgmppakboyolali.wordpress.com/2017/03/30/peran-allah-dalam-
keluarga-kristen/
 https://mustafatope.files.wordpress.com/2014/10/bs-kristen-xi.pdf
 https://mgmppakboyolali.wordpress.com/2017/03/30/peran-allah-dalam-
keluarga-kristen/
 https://summaryohsummary.files.wordpress.com/2014/09/pak-kelas-xi-
pertemuan-2.ppt
 https://sinodegmit.or.id/pendidikan-agama-kristen-dalam-keluarga/

Anda mungkin juga menyukai