Abstract
___________________________________________________________________
The postpartum period begins after the placenta is born and ends when the uterus returns as before pregnancy.
Currently the reproductive organs are undergoing recovering after the process of pregnancy and childbirth. The
puerperal mother also undergoes a psychological change that is continuing the achievement of her maternal role
process and attachment to her baby. So the postpartum needs to get good postpartum service quality. The
quality can be seen from the standard time in which postpartum mothers are encouraged to make postpartum
visits at least 3 times. The purpose of this study was to determine the relationship between perceptions of
puerperal mother to quality of postnatal care services to revisit intention postnatal care service at Puskesmas
Halmahera Semarang City. This research is a quantitative study using cross sectional approach. The sample of
this research is 41 people. The results showed that there was a relationship between the perception of reliability
(p = 0.031), perception of responsiveness (p = 0.031), perception of assurance (p = 0.046), perception of
empathy (p = 0.023) and the perception of tangible (p = 0.002) with revisit intention postnatal care services.
Alamat korespondensi:
p ISSN 1475-362846
Gedung F5 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 e ISSN 1475-222656
E-mail: ArinditaR@gmail.com
33
Arindita R. dan Fitri I./Persepsi Ibu Nifas/ HIGEIA 1 (3) (2017)
34
Arindita R. dan Fitri I./Persepsi Ibu Nifas/ HIGEIA 1 (3) (2017)
Puskesmas Halmahera dalam 3 tahun terakhir jasa. Dilihat dari aspek persepsi pelanggan,
belum dapat mencapai target Standar Pelayanan mutu adalah penilaian subjektif pelanggan. Dan
Minimal dan mengalami penurunan pada dilihat dari aspek kebutuhan dan keinginan
cakupan kunjungan nifas ketiga (KF3). Pada pelanggan, mutu adalah apa yang dikehendaki
tahun 2015, cakupan kunjungan nifas pertama dan dibutuhkan oleh pelanggan. Menurut
(KF1) sebesar 90,01%, menurun pada Parasuraman dalam Bustami (2011), dimensi
kunjungan nifas ketiga (KF3) yaitu sebesar mutu terdiri dari lima dimensi yaitu reliabilitas,
82,34%. daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik
Hasil survey pendahuluan yang dilakukan atau bukti langsung. Kehandalan merupakan
peneliti menggunakan metode wawancara kemampuan untuk melakukan layanan yang
terhadap 6 orang ibu nifas, 4 dari 6 orang dijanjikan dan akurat; daya tanggap merupakan
tersebut tidak melakukan kunjungan nifas kesediaan untuk membantu pelanggan dan
lengkap. 50% menyatakan terdapat beberapa memberikan layanan yang cepat; jaminan
bidan yang melayani dengan kurang ramah, merupakan pengetahuan dan kesopanan
75% meyatakan menunggu lama untuk karyawan dan kemampuan mereka untuk
mendapatkan pelayanan, dan 25% menyatakan memberikan kepercayaan dan keyakinan;
fasilitas yang diberikan oleh puskesmas seperti empati merupakan peduli, perhatian individual
ruang tunggu dirasakan kurang memadai karena perusahaan menyediakan fasilitasnya; dan bukti
kurangnya kursi tunggu. langsung merupakan fasilitas fisik, peralatan,
Berdasarkan permasalahan tersebut, dan penampilan dari personil (Parasuraman,
peneliti ingin mengkaji lebih lanjut mengenai 1988).
mutu pelayanan kesehatan postnatal care dan Masa nifas dimulai setelah kelahiran
minat kunjungan ulang postnatal care oleh ibu placenta dan berakhir ketika alat-alat
nifas di wilayah kerja Puskesmas Halmahera kandungan kembali seperti keadaan sebelum
Kota Semarang. hamil. Masa nifas atau puerperium dimulai
Tujuan penelitian ini ada dua yaitu sejak 2 jam setelah lahirnya placenta sampai
tujuan mayor dan tujuan minor. Tujuan mayor dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Sekitar
penelitian ini adalah untuk mengetahui 50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama
hubungan antara persepsi ibu nifas terhadap postpartum sehingga pelayanan pascapersalinan
mutu pelayanan postnatal care terhadap minat yang berkualitas harus terselenggara pada masa
kunjungan ulang layanan postnatal care di itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi
Puskesmas Halmahera Kota Semarang. (Wahyuni, 2014).
Sedangkan tujuan minor penelitian ini adalah Dalam penelitian oleh Mirzaei (2015),
untuk mengetahui hubungan antara persepsi kepuasan ibu nifas terhadap pelayanan nifas
kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati, terlihat dari konsultasi dan pelatihan,
dan bukti langsung ibu nifas terhadap mutu kompetensi tenis bidan, kemampuan
pelayanan postnatal care terhadap minat komunikasi bidan, menyediakan demografi dan
kunjungan ulang layanan postnatal care di sejarah pengiriman, penggunaan suplemen
Puskesmas Halmahera Kota Semarang. makanan dan menyusui, dan melakukan
Mutu adalah perpaduan sifat-sifat dan pemeriksaan fisik (tekanan darah pengukuran
karakteristik produk atau jasa yang dapat dan pemeriksaan scleral). Petugas kesehatan
memenuhi kebutuhan pemakai atau pelanggan yang merawat ibu dan anak baik awal
(Bustami, 2011). Deming dalam Bustami (2011) kehamilan maupun setelah periode
mengemukakan bahwa mutu dapat dilihat dari persalinan memainkan peran penting dalam
aspek konteks, persepsi pelanggan, serta mempertahankan praktik menyusui. Oleh sebab
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dilihat itu konselor menyusui sangat dibutuhkan
dari aspek konteks, mutu adalah suatu dalam mendukung dan melindungi praktik
karakteristik atau atribut dari suatu produk atau menyusui (Normalasari, 2017).
35
Arindita R. dan Fitri I./Persepsi Ibu Nifas/ HIGEIA 1 (3) (2017)
36
Arindita R. dan Fitri I./Persepsi Ibu Nifas/ HIGEIA 1 (3) (2017)
digunakan pada variabel bebas (persepsi sig. 0,272. Sedangkan variabel yang tidak
reliability, persepsi responsiveness, persepsi terdistribusi normal yaitu persepsi daya tanggap
assurance, persepsi empathy, dan persepsi tangible) dengan nilai sig. 0,029.
dan variabel terikat (minat kunjungan ulang). Sebelum kuesioner dibagikan kepada
Metode kuesioner ini digunakan untuk responden penelitian, kuesioner tersebut harus
mengumpulkan data saat penelitian. melalui tahap uji validitas dan reliabilitas.
Penyampaian kuesioner secara langsung kepada Validitas adalah suatu ukuran yang
responden yang disusun secara terstruktur dan menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
jawaban yang disediakan berbentuk pilihan. kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen
Setelah data kuesioner yang diperoleh dikatakan valid apabila dapat mengungkap data
dari penelitian telah dikumpulkan kemudian dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
dilakukan beberapa tahap pengolahan data, rendahnya validitas instrumen menunjukkan
yaitu dengan mengolah dan menganalisis sejauh mana data yang terkumpul tidak
menggunakan komputer dengan aplikasi SPSS menyimpang dari gambaran tentang validitas
16.0. Adapun tahap-tahap pengolahan data yang dimaksud. Mengukur validitas pertanyaan
adalah editing yaitu kegiatan untuk pengecekan dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar
dan perbaikan isian formulir atau kuesioner skor masing-masing pernyataan terhadap skor
(angket). Koding adalah mengubah data total. Suatu pernyataan dikatakan valid apabila
berbentuk kalimat atau huruf menjadi data skor pernyataan tersebut berkorelasi secara
angka atau bilangan. Koding atau pemberian signifikan dengan skor totalnya. Keputusan uji
kode ini sangat berguna dalam memasukkan yakni, bila r hitung masing-masing pernyataan
data (data entry). Memasukkan Data (Data yang didapatkan dari hasil output data lebih
Entry) atau Processing adalah kegiatan besar dari r tabel (df = n-2) maka pernyataan
memasukkan jawaban-jawaban dari masing- tersebut dinyatakan valid. Namun apabila r
masing responden yang dalam bentuk “kode” hitung lebih kecil dari r tabel, maka pernyataan
(angka atau huruf) ke dalam program atau tidak valid. Kesimpulan dari hasil uji validitas
software komputer. Pembersihan Data adalah bila r hasil > r tabel (0,361), maka
(Cleaning) adalah pengecekan kembali untuk pernyataan tersebut valid. Bila r hasil ≤ r tabel
melihat kemungkinan-kemungkinan adanya (0,361), maka pernyatan tersebut tidak valid.
kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, Berdasarkan hasil uji validitas, terdapat 5 item
dan sebagainya, kemudian dilakukan pertanyaan dalam kuesioner yang tidak valid.
pembetulan atau koreksi. Dari data hasil uji validitas tersebut, maka
Normal tidaknya distribusi data pernyataan yang tidak valid sebaiknya
merupakan salah satu pertimbangan yang dihilangkan dan tidak dijadikan sebagai
digunakan dalam pemilihan penyajian analisis instrumen.
deskriptif dan uji hipotesis. Dalam penyajian Reliabilitas menunjuk pada satu
analisis deskriptif, jika data terdistribusi normal pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
digunakan mean sebagai ukuran pemusatan dan dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
standar deviasi sebagai ukuran penyebarannya. pengumpul data karena instrumen tersebut
Sedangkan jika data tidak terdistribusi normal sudah baik. Dalam penelitian reabilitas
digunakan median sebagai ukuran pemusatan kuesioner dilakukan hanya dengan satu kali
dan nilai minimum dan maksimum sebagai pengukuran dan hasilnya dibandingkan dengan
ukuran penyebarannya. Berdasarkan hasil uji pernyataan lain. Pengujian reabilitas dimulai
normalitas data, variabel yang terdistribusi dengan melakukan uji validitas terlebih dahulu.
normal diantaranya persepsi kehandalan dengan Dengan demikian, apabila sebuah pernyataan
nilai sig. 0,169, persepsi jaminan dengan nilai tidak valid, maka pernyataan tersebut tidak
sig. 0,314, persepsi empati dengan nilai sig. digunakan. Pernyataan–pernyataan yang sudah
0,238 dan persepsi bukti langsung dengan nilai valid kemudian diukur reliabilitasnya.
37
Arindita R. dan Fitri I./Persepsi Ibu Nifas/ HIGEIA 1 (3) (2017)
Reliabilitas suatu variabel dapat diketahui Tabel 1. Distribusi Persepsi Ibu Nifas tentang
dengan membandingkan r tabel dengan r hasil Pelayanan Postnatal Care di Puskesmas
(nilai alpha pada output data). Dari hasil uji Halmahera Kota Semarang
reliabilitas, diperoleh hasil bahwa persepsi Frekuensi
Variabel
kehandalan memiliki nilai alpha 0,806, persepsi N %
daya tanggap memiliki nilai alpha 0,640, Persepsi Kehandalan
1. Kurang baik 23 56,1
persepsi jaminan miliki nilai alpha 0,631,
2. Baik 18 43,9
persepsi empati memiliki nilai alpha 0,724 dan Persepsi Daya Tanggap
persepsi bukti langsung memiliki nilai alpha 1. Kurang baik 23 56,1
0,689. Sehingga semua variabel dalam 2. Baik 18 43,9
penelitian ini (kehandalan, daya tanggap, Persepsi Jaminan
1. Kurang baik 19 46,3
jaminan, empati dan bukti langsung) sudah
2. Baik 22 53,7
reliabel. Persepsi Empati
Teknik analisis data yang digunakan 1. Kurang baik 18 43,9
yaitu analisis univariat dan analisis bivariat. 2. Baik 23 56,1
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan Persepsi Bukti Langsung
1. Kurang baik 22 53,7
atau mendeskripsikan karakteristik setiap
2. Baik 19 46,3
variabel penelitian. Analisis univariat pada
penelitian ini dilakukan pada setiap variabel Puskesmas Halmahera Kota Semarang.
penelitian yang meliputi: (1) karakteristik ibu Berdasarkan Tabel 1 didapat hasil
nifas yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan, persepsi kehandalan kurang baik terkait mutu
dan pekerjaan; (2) persepsi mutu pelayanan pelayanan postnatal care, sebanyak 23 orang
postnatal yang terdiri dari persepsi kehandalan (56,1%). Sedangkan, responden dengan persepsi
(reliability), persepsi daya tanggap (responsiveness), kehandalan baik terkait mutu pelayanan
persepsi jaminan (assurance), persepsi empati postnatal care, sebanyak 18 orang (43,9%).
(empathy), dan persepsi bukti langsung (tangible); Persepsi daya tanggap kurang baik terkait mutu
(3) minat kunjungan ulang ibu nifas. Analisis pelayanan postnatal care, sebanyak 23 orang
bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang (56,1%). Sedangkan, responden dengan persepsi
diduga berhubungan atau berkorelasi yaitu daya tanggap baik terkait mutu pelayanan
variabel bebas (persepsi mutu pelayanan postnatal care, sebanyak 18 orang (43,9%).
postnatal di Puskesmas Halmahera) dengan Diketahui responden dengan persepsi
variabel terikat (minat kunjungan ulang ibu jaminan kurang baik terkait mutu pelayanan
nifas). Tujuan dari analisis ini adalah untuk postnatal care, sebanyak 19 orang (46,3%).
mengetahui apakah ada hubungan yang Sedangkan, responden dengan persepsi jaminan
signifikan antara variabel bebas dengan variabel baik terkait mutu pelayanan postnatal care,
terikat, bagaimana arah hubungannya dan sebanyak 22 orang (53,7%). Kemudian,
seberapa kuat hubungan tersebut. Analisis responden dengan persepsi empati kurang
bivariat dalam penelitian ini menggunakan Uji baik terkait mutu pelayanan postnatal care,
Chi Square karena skala pengukuran yang sebanyak 18 orang (43,9%). Sedangkan,
digunakan adalah skala ordinal untuk variabel responden dengan persepsi empati baik terkait
terikat (termasuk ke dalam skala kategorik). mutu pelayanan postnatal care, sebanyak 23
orang (56,1%). Dan responden dengan persepsi
HASIL DAN PEMBAHASAN bukti langsung kurang baik terkait mutu
pelayanan postnatal care, sebanyak 22 orang
Berikut adalah hasil penelitian hubungan (53,7%). Sedangkan, responden dengan
antara persepsi ibu nifas tentang mutu persepsi bukti langsung baik terkait mutu
pelayanan postnatal care dengan minat pelayanan postnatal care, sebanyak 19 orang
kunjungan ulang layanan postnatal care di (46,3%).
38
Arindita R. dan Fitri I./Persepsi Ibu Nifas/ HIGEIA 1 (3) (2017)
Tabel 2. Uji Statistik antara Persepsi Ibu Nifas pelayanan sesuai dengan waktu dan jadwal
dengan Kunjungan Ulang Pelayanan Postnatal yang telah ditentukan serta bidan melakukan
Care di Puskesmas Halmahera Kota Semarang pendokumentasian pelayanan dan menyimpan
tahun 2015 catatan medis dengan benar.
Kunjungan Setiap selesai melakukan tindakan
Variabel Persepsi
Ulang p value petugas seharusnya mencatat atau
Ibu Nifas
Ya Tidak mendokumentasikan hasil pemeriksaan, hal ini
Kehandalan
sesuai dengan prinsip manajemen kebidanan
1. Kurang baik 23 56,1
0,031 bahwa setiap bidan yang memberikan layanan
2. Baik 18 43,9
Daya Tanggap kesehatan kepada pasien harus
1. Kurang baik 23 56,1 mendokumentasikan kegiatan dan hasilnya
0,031
2. Baik 18 43,9 sebagai bahan pertanggungjawaban tindakan
Jaminan yang dilakukan (Sulikah, 2011).
1. Kurang baik 19 46,3
0,046 Hasil penelitian ini sesuai dengan
2. Baik 22 53,7
Empati penelitian Sulikah (2011) yang menyatakan
1. Kurang baik 18 43,9 bahwa ada hubungan yang bermakna antara
0,023
2. Baik 23 56,1 persepsi mutu reliability ANC dengan minat
Bukti Langsung pemanfaatan ulang layanan ANC di Puskemas
1. Kurang baik 22 53,7
0,002 Sukomoro Kabupaten Magetan (p value =
2. Baik 19 46,3
0,0001). dan juga sesuai dengan penelitian oleh
Berdasarkan tabel 2, pada variabel Ramez (2012) dalam jurnalnya menyatakan
persepsi kehandalan melalui uji chi square bahwa responden memiliki persepsi yang tinggi
diperoleh p value sebesar 0,031 (p value < 0,05) terhadap dimensi kehandalan sehingga
dimana Ha diterima, Ho ditolak yang artinya berpengaruh dengan kualitas pelayanan.
bahwa ada hubungan antara persepsi ibu nifas Dimensi pada kualitas pelayanan tersebut
tentang kehandalan pelayanan postnatal care memiliki hubungan yang positif dan signifikan
dengan minat kunjungan ulang layanan postnatal dengan kepuasan pasien dan niat perilaku
care. pasien.
Berdasarkan hasil tabulasi variabel Berdasarkan tabel 2, pada variabel
persepsi kehandalan dengan minat kunjungan persepsi daya tanggap melalui uji chi square
ulang layanan postnatal care menunjukkan diperoleh p value sebesar 0,031 (p value < 0,05)
bahwa responden berminat yang memiliki dimana Ha diterima, Ho ditolak yang artinya
persepsi kehandalan kurang baik sebanyak 9 bahwa ada hubungan antara persepsi ibu nifas
orang (39,1%) dan yang memiliki persepsi tentang daya tanggap pelayanan postnatal care
kehandalan baik sebanyak 14 orang (50,9%), dengan minat kunjungan ulang layanan postnatal
sedangkan responden tidak berminat yang care. Berdasarkan hasil tabulasi variabel persepsi
memiliki persepsi kehandalan yang kurang baik daya tanggap dengan minat kunjungan ulang
sebanyak 14 orang (77,8%) dan yang memiliki layanan postnatal care menunjukkan bahwa
persepsi kehandalan baik sebanyak 4 orang responden berminat yang memiliki persepsi
(22,2%). Semakin baik persepsi kehandalan daya tanggap kurang baik sebanyak 9 orang
responden terhadap mutu pelayanan postnatal (39,1%) dan yang memiliki persepsi daya
care, maka minat kunjungan ulang layanan tanggap baik sebanyak 14 orang (50,9%),
postnatal care cenderung lebih banyak dan sedangkan responden tidak berminat yang
sebaliknya. Kehandalan pada penelitian ini memiliki persepsi daya tanggap yang kurang
dapat ditunjukkan dengan bidan memberikan baik sebanyak 14 orang (77,8%) dan yang
pelayanan yang sesuai, bidan memeriksa ibu memiliki persepsi daya tanggap baik sebanyak 4
nifas dengan teliti, bidan mendiagnosa masalah orang (22,2%). Semakin baik persepsi daya
pada ibu nifas secara akurat, memberikan tanggap responden terhadap mutu pelayanan
39
Arindita R. dan Fitri I./Persepsi Ibu Nifas/ HIGEIA 1 (3) (2017)
postnatal care, maka minat kunjungan ulang berminat yang memiliki persepsi jaminan
layanan postnatal care cenderung lebih banyak kurang baik sebanyak 7 orang (30,4%) dan yang
dan sebaliknya. memiliki persepsi jaminan baik sebanyak 16
Daya tanggap dalam penelitian ini dapat orang (69,9%), sedangkan responden tidak
ditunjukkan dengan bidan memberitahu kapan berminat yang memiliki persepsi jaminan yang
pelayanan nifas dilaksanakan, tidak perlu kurang baik sebanyak 12 orang (66,7%) dan
menunggu waktu yang lama untuk yang memiliki persepsi jaminan baik sebanyak 6
mendapatkan pelayanan nifas, bidan bersedia orang (33,3%). Semakin baik persepsi jaminan
mendengarkan keluhan ibu nifas dengan baik, responden terhadap mutu pelayanan postnatal
serta permintaan segera direspons oleh bidan. care, maka minat kunjungan ulang layanan
Sebagaimana tertera dalam standar postnatal care cenderung lebih banyak dan
pelayanan petugas dalam memberikan sebaliknya.
pelayanan seharusnya menggunakan waktu Jaminan dalam penelitian ini dapat
sebaik-baiknya yaitu tidak terlalu lama dan ditunjukkan dengan keyakinan terhadap
tidak terlalu cepat. Pemeriksaan atau pelayanan pelayanan nifas oleh bidan, memberikan
yang terlalu lama cenderung mengakibatkan jaminan akan keselamatan dan keamanan ibu
pasien atau pelanggan yang dilayani bosan / dan bayi, kerahasiaan ibu terjaga dengan aman
jenuh dan menganggap bahwa petugas tidak selama pemeriksaan, pemeriksaan dilakukan
profesional (terkesan lambat). Sementara dengan sopan, bidan memiliki kemampuan
petugas yang memberikan pelayanan terlalu yang baik, dan pertanyaan dari ibu dapat
cepat akan memberi kesan tidak teliti, asal- dijawab dengan baik oleh bidan.
asalan, terburu-buru dan tidak profesional Hasil penelitian ini sesuai dengan
(Sulikah, 2011). penelitian Sulikah (2011) yang menyatakan
Hasil penelitian ini sesuai dengan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
penelitian Sulikah (2011) yang menyatakan persepsi mutu assurance ANC dengan minat
bahwa ada hubungan yang bermakna antara pemanfaatan ulang layanan ANC di Puskemas
persepsi mutu responsiveness ANC dengan minat Sukomoro Kabupaten Magetan (p value =
pemanfaatan ulang layanan ANC di Puskemas 0,001) dan juga sesuai dengan penelitian oleh
Sukomoro Kabupaten Magetan (p value = Ramez (2012) dalam jurnalnya menyatakan
0,0001) dan juga sesuai dengan penelitian oleh bahwa responden memiliki persepsi rendah
Ramez (2012) dalam jurnalnya menyatakan terhadap dimensi assurance namun tetap
bahwa responden memiliki persepsi yang tinggi berpengaruh dengan kualitas pelayanan.
terhadap dimensi responsiveness sehingga Dimensi pada kualitas pelayanan tersebut
berpengaruh dengan kualitas pelayanan. memiliki hubungan yang positif dan signifikan
Dimensi pada kualitas pelayanan tersebut dengan kepuasan pasien dan niat perilaku
memiliki hubungan yang positif dan signifikan pasien.
dengan kepuasan pasien dan niat perilaku Berdasarkan tabel 2, pada variabel
pasien. persepsi empati melalui uji chi square diperoleh
Berdasarkan tabel 2, pada variabel p value sebesar 0,023 (p value < 0,05) dimana Ha
persepsi jaminan melalui uji chi square diterima, Ho ditolak yang artinya bahwa ada
diperoleh p value sebesar 0,046 (p value < 0,05) hubungan antara persepsi ibu nifas tentang
dimana Ha diterima, Ho ditolak yang artinya empati pelayanan postnatal care dengan minat
bahwa ada hubungan antara persepsi ibu nifas kunjungan ulang layanan postnatal care.
tentang jaminan pelayanan postnatal care dengan Berdasarkan hasil tabulasi variabel persepsi
minat kunjungan ulang layanan postnatal care. empati dengan minat kunjungan ulang layanan
Berdasarkan hasil tabulasi variabel persepsi postnatal care menunjukkan bahwa responden
jaminan dengan minat kunjungan ulang layanan berminat yang memiliki persepsi empati kurang
postnatal care menunjukkan bahwa responden baik sebanyak 6 orang (26,1%) dan yang
40
Arindita R. dan Fitri I./Persepsi Ibu Nifas/ HIGEIA 1 (3) (2017)
memiliki persepsi empati baik sebanyak 17 dimana Ha diterima, Ho ditolak yang artinya
orang (73,9%), sedangkan responden tidak bahwa ada hubungan antara persepsi ibu nifas
berminat yang memiliki persepsi empati yang tentang bukti langsung pelayanan postnatal care
kurang baik sebanyak 12 orang (66,7%) dan dengan minat kunjungan ulang layanan postnatal
yang memiliki persepsi empati baik sebanyak 6 care. Berdasarkan hasil tabulasi variabel persepsi
orang (33,3%). Semakin baik persepsi empati bukti langsung dengan minat kunjungan ulang
responden terhadap mutu pelayanan postnatal layanan postnatal care menunjukkan bahwa
care, maka minat kunjungan ulang layanan responden berminat yang memiliki persepsi
postnatal care cenderung lebih banyak dan bukti langsung kurang baik sebanyak 7 orang
sebaliknya. (30,4%) dan yang memiliki persepsi bukti
Empati dalam penelitian ini dapat langsung baik sebanyak 16 orang (69,6%),
ditunjukkan dengan bidan simpatik terhadap sedangkan responden tidak berminat yang
keluhan ibu, bersikap sabar dalam memberikan memiliki persepsi bukti langsung yang kurang
penjelesan, memberikan perhatian khusus baik sebanyak 15 orang (83,3%) dan yang
kepada ibu nifas, bidan lebih mementingkan memiliki persepsi bukti langsung baik sebanyak
kepentingan ibu nifas, serta waktu untuk 3 orang (16,7%). Semakin baik persepsi bukti
konsultasi dapat terpenuhi. langsung responden terhadap mutu pelayanan
Menurut Muklas dalam Sulikah (2011) postnatal care, maka minat kunjungan ulang
pelayanan yang dapat menarik minat pasien layanan postnatal care cenderung lebih banyak
untuk memanfaatkan kembali layanan adalah dan sebaliknya.
pelayanan yang memiliki perhatian yang tinggi, Bukti langsung dalam penelitian ini dapat
yaitu kemampuan petugas dalam berkomunikasi ditunjukkan dengan memiliki ruang tunggu
dengan pasien, kemampuan petugas memahami yang mencukupi dan bersih, tersedia kamar
keinginan / kebutuhan pasien, dan kemampuan mandi yang bersih, memiliki alat medis yang
petugas membantu pasien mengatasi keluhan, modern dan berfungsi dengan baik, ruangan
kemampuan petugas bersikap sabar. Sebagai periksa dalam keadaan bersih, rapi dan nyaman,
pelanggan dengan senang hati akan kembali tempat tidur periksa dalam keadaan bersih dan
kepada Puskesmas yang dengan tulus mau rapi, bahan habis pakai selalu diperbaharui, dan
menolong pelanggan, serta benar-benar penampilan bidan selalu bersih dan rapi.
memperjuangkan kepentingan pelanggan Hasil penelitian ini sesuai dengan
(Sulikah, 2011). penelitian Sulikah (2011) yang menyatakan
Hasil penelitian ini sesuai dengan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
penelitian Sulikah (2011) yang menyatakan persepsi mutu tangibles ANC dengan minat
bahwa ada hubungan yang bermakna antara pemanfaatan ulang layanan ANC di Puskemas
persepsi mutu empathy ANC dengan minat Sukomoro Kabupaten Magetan (p value = 0,001)
pemanfaatan ulang layanan ANC di Puskemas dan juga sesuai dengan penelitian Ramez (2012)
Sukomoro Kabupaten Magetan (p value = dalam jurnalnya menyatakan bahwa responden
0,0001) dan juga sesuai dengan penelitian memiliki persepsi yang tinggi terhadap dimensi
Ramez (2012) dalam jurnalnya menyatakan bukti langsung sehingga berpengaruh dengan
bahwa responden memiliki persepsi yang tinggi kualitas pelayanan. Dimensi pada kualitas
terhadap dimensi empati sehingga berpengaruh pelayanan tersebut memiliki hubungan yang
dengan kualitas pelayanan. Dimensi pada positif dan signifikan dengan kepuasan pasien
kualitas pelayanan tersebut memiliki hubungan dan niat perilaku pasien.
yang positif dan signifikan dengan kepuasan Kepuasan adalah tingkat perasaan
pasien dan niat perilaku pasien. seseorang (pelanggan) setelah membandingkan
Berdasarkan tabel 2, pada variabel antara kinerja atau hasil yang dirasakan
persepsi bukti langsung melalui uji chi square (pelayanan yang diterima dan dirasakan)
diperoleh p value sebesar 0,002 (p value < 0,05) dengan yang diharapkannya. Kepuasan
41
Arindita R. dan Fitri I./Persepsi Ibu Nifas/ HIGEIA 1 (3) (2017)
pelanggan merupakan promosi terbaik, dimana Dinas Kesehatan Kota Semarang. 2015. Laporan KF
pelanggan yang puas akan mudah memberikan Propinsi 2012-2015. Semarang: Dinas
referensi terhadap orang lain tentang apa yang Kesehatan Kota Semarang
Hasanah, S. M. 2014. Hubungan Pengetahuan Ibu
telah didapatkannya. Hal tersebut dapat
Nifas dengan Kepatuhan Kunjungan Masa
menjadi pengaruh yang baik untuk terjadinya
Nifas di BPM Ny. Subiyanah, SST Desa
kunjungan kembali Nwaeze (2013) dalam Parengan Kecamatan Maduran Kabupaten
jurnalnya yang berjudul Persepsi dan Kepuasan Lamongan. Jurnal Kesehatan, 2(18): 1-8
dengan Kualitas Pelayanan Pemeriksaan Mirzaei, K., Somayyeh O. G., Mojtaba M. B. dan
Kehamilan Antara Ibu Hamil di Rumah Sakit Malihe Z. 2015. Mother’s Satisfaction of
Universitas Perguruan Tinggi, Ibadan, Nigeria Postpartum Care and Its Relatioship with
menjelaskan bahwa pada wanita hamil yang Midwifery Care at Urban Health Centers,
menerima perawatan pada klinik Antenatal, Mashhad, Iran. JMRH, 4(3): 679-688
Normalasari, E dan Mardiana. 2017. Evaluasi
UCH, Ibadan dengan tingkat kepuasan yang
Program Konseling Menyusui di Puskesmas
tinggi dan sebagian besar responden bersedia
Klikiran Kabupaten Brebes. HIGEIA, 1(1): 52-
untuk merekomendasikan perawatan antenatal 58
dan memberikan informasi lebih lanjut apa yang Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan.
mereka pikirkan tentang layanan perawatan Jakarta: Rineka Cipta
antenatal dan perubahan yang mereka harapkan Nwaeze, I.L, O.O. Enabor, T.A.O. Oluwasola, dan
di fasilitas tersebut untuk kerabat dan teman- C.O. Aimakhu. 2013. Perception and
teman. Satisfaction with Quality of Antenatal Care
Service Among Pregnant Women at the
University College Hospital, Ibadan, Nigeria.
PENUTUP
Annals of Ibadan Postgraduate medicine, 11 (1):
22-28
Berdasarkan penelitian yang telah Parasuraman A., Valarie A. Z, dan Leonard L. B.
dilakukan di Puskesmas Halmahera Kota 1988. SERVQUAL: A Multiple-Item Scale for
Semarang, disimpulkan bahwa ada variabel Measuring Consumer Perceptions of Service
yang berhubungan dengan minat kunjungan Quality. Journal of Retailing, 64(1): 12-40
ulang layanan postnatal care yaitu persepsi Prastiwi, E. N dan Dian Ayubi. 2008. Hubungan
kehandalan, persepsi daya tanggap, persepsi Kepuasan Pasien Bayar dengan Minat
jaminan, persepsi empati, dan persepsi bukti Kunjungan Ulang di Puskesmas Wisma Jaya
Kota Bekasi Tahun 2007. Jurnal Kesehatan,
langsung.
12(1): 42-46
Bagi instansi terkait disarankan untuk
Ramez, Wathek S. 2012. Patients’ Perception of
meningkatkan mutu pelayanan pada bidang Health Care Quality, Satisfaction and
kehandalan (reliability), daya tanggap Behavioral Intention: An Empirical Study in
(responseiveness), jaminan (assurance), empati Bahrain. Journal of Business and Social Science,
(empathy), dan bukti langsung (tangible) 3(18): 131-141
terutama pada pelayanan nifas postnatal care. Sulikah dan Atik M. 2011. Pengaruh Persepsi Ibu
Saran bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk Hamil Tentang Mutu Layanan ANC
menambahkan variabel mutu pelayanan di luar Terhadap Minat Pemanfaatan Ulang Layanan
ANC (di Puskesmas Sukomoro Kabupaten
dari dimensi mutu SERVQUAL (Service
Magetan). Jurnal Penelitian Kesehatan Suara
Quality).
Forikes, 2: 9-17
Wahyuni, S., Sri A. dan Atik M. 2014. Analisis
DAFTAR PUSTAKA masukan dan Proses Asuhan Pelayanan Nifas
Oleh Bidan Pelaksana di Wilayah Dinas
Bustami. 2011. Penjamin Mutu Pelayanan Kesehatan Kesehatan Kota Semarang Tahun 2014. Jurnal
dan Akseptabilitasnya. Jakarta: Erlangga Kebidanan, 3(6): 57-68
42