Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN GASTROENTERITIS

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman : 1/3

PUSKESMAS Agustina Wanimbo,AMK


BHINTUKA NIP. 19790302 200003 2 002

Gastroenteritis akut (GE) adalah peradangan mukosa lambung


dan usus halus yang ditandai degan diare, yaitu BAB lembek
atau cair, dapat bercampur darah atau lendir, dengan frekuensi
1. Pengertian
3 kali atau lebih dalm 24 jam, dan disertai dengan muntah,
demam, rasa tidak enak di perut dan menurunnya nafsu
makan . apabila diare lebih dari 30 hari disebut kronis.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar dapat
2. Tujuan melakukan penatalaksanaan penyakit gastroenteritis secara
tepat
SK Kepala Puskesmas Bhintuka No.
3. Kebijakan tentang Kebijakan Pelayanan Klinis di Puskesmas Bhintuka
Permenkes No 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik klinis
4. Referensi Bagi Dokter di fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
1. Petugas menerima pasien dengan baik.
2. Petugas melakukan identifikasi pasien
3. Petugas melakukan kajian awal meliputi :
a. Petugas melakukan anamnesis,
b. Pasien datang karena BAB lembek atau cair
dapat bercampur darah atau lendir, dengan
frekuensi 3 kali atau lebih dalam 24 jam. Dapat
disertai rasa tidak nyaman diperut(nyeri atau
kembung), mual dan muntah serta setiap kali
diare, BAB dapat menghasilkan volume yang
5. Prosedur /
besar (asal dari usus kecil) atau volume yang
Langkah -
kecil (asal dari usus besar) bila diare disertai
Langkah
demam maka diduga erat terjadi infeksi.
c. Petugas melakukan pemeriksaan fisik :
pemeriksaan terpenting adalah menentukan
tingkat atau derajat dehidrasi akibat diare. Tanda
tanda dehidrasi yang perlu diperhatikan adalah
turgor kulit perut menurun, akral dingin,
penurunan tekanan darah, peningkatan denyut
nadi, tangan keriput, mata cekung tidak,
penurunan kesadaran(syok hiporolemik), nyeri
tekan abdomen, kualitas bising usus
hiperperistaltik. Pada anak kecil cekung ubun
ubun kepala. Pada tanda vital lain dapat
ditemukan suhu tubuh yang tinggi(hiperpireksi),
nadi dan pernafasan cepat.
d. Pemeriksaan penunjang : pada kondisi pasien
yang telah stabil (dipastikan hipovolemik telah
teratasi) dapat dilakukan pemerikssaan darah
rutin (leukosit) untuk memastikan adanya infeksi
feses lengkap ( termasuk analisa mikroniologi)
untuk menemukan penyebab.
4. Petugas melakukan penegakan diagnosis.
5. Penatalaksanaan :pada umumnya diare akut bersifat
ringan dan cepat sembuh dengan sendirinya melalui
rehidrasi dan obat anti diare, sehingga jarang diperlukan
evaluasi lebih lanjut.
6. Terapi dapat diberikan : memberikan cairan dan diet
adekuat. Pasien tidak dipuasakan dan diberi cairan
yang adekuat untuk rehidrasi.Hindari susu sapi karena
terdapat defisiensi laktase transien. Hindari juga
minuman yang mengandung alkohol dan kafein,karena
dapat meningkatkan motilitas dan sekresi usus.
Makanan yang dikonsumsi sebaiknya yang tidak
mengandung gas dan mudah dicerna. Pasien diare
yang belum dehidrasi dapat diberikan obat anti diare
untuk mengurangi gejala dan antimikroba untuk terapi
definitif. Pemberian terapi antimikroba empirik
diindikasikan pada pasien yang diduga mengalami
infeksi bakteri invasif, traveler’s di arrhea dan
imunosupresi. Antimikroba: pada GE akibat infeksi
diberikan antibiotik atau antiparasit, atau anti jamur
tergantung penyebabanya.
7. Pemberian obat anti diare : turunan opioid: loperamid
(obat ini sebaiknya tidak diberikan kepada pasien
dengan disentri yang disertai demam, dan penggunaan
harus dihentikan apabila diare semakin berat
walaupun diberikan terapi). Obat yang mengeraskan
tinga : attapulgit 4x2 tab perhari diberikan tiap BAB
encer sampai diare berhenti.
8. Pemberian antimikroba : golongan Kuinolon :
siprofloxacin2x500 mg/hari selama 5-7 hari, atau
trimetropim/ sulfamethoxazole 160/800 2x1 tablet/hari.
Apabila diare diduga disebabkan oleh giardia
metroniolazole dapat digunakan dengan dosis 3x500
mg/hari selama 7 hari. Bila diketahui etilogi dari diare
akut, terapi disesuaikan dengan etiologi.Terapi probiotik
dapat mempercepat penyembuhan dari diare akut.
9. Menentukan pemberian cairan : menentukan jenis
cairan yang akan digunakan. Pada diare akut awal yang
ringan, tersedia cairan oralit yang hipotonik dengan
komposisi 29 g glukosa; 3,5 g NaCl; 2,5 g natrium
bikarbonat, dan 1,5 KCl setiap liter.Cairan ini diberikan
secara oral atau melalui selang nasogastrik.Cairan lain
adalah cairan Ringer Laktat dan NaCl 0,9% yang
diberikan secara intravena
10. Menentukan jumlah cairan yang diberikan: prinsip
dalam menentukan jumlah cairan inisial yang
dibutuhkan adalah BJ plasma dengan rumus :
Defisit cairan = BJ plasma-1,025xBBx4mL
0,001
Kebutuhan cairan= skor x 10% x kg BB x 1Liter
15
11. Konseling dan edukasi :pada kondisi yang
ringan,diberikan edukasi pada keluarga untuk
membantu asupan cairan. Edukasi juga diberikan untuk
mencegah terjadinya GE dan mencegah penularannya.
12. Kriteria rujukan : terjadi penurunan kesadaran,nyeri
perut yang signifikan.
13. Melakukan dokumentasi ke dalam rekam medis.
1. Diagram Alir -
Semua ruangan terkait
2. Unit Terkait

3. Rekaman
Histori No Yang diubah Isi Tanggal mulai diubah
Perubahan perubahan

Anda mungkin juga menyukai