Anda di halaman 1dari 11

WAWANCARA II (RATATOTOK)

Fani Waani : Kepala ruangan, MPP (Manager Pelayanan Pasien) ada dari
lulusan Poltekkes
Ibu Nurseha : Di sini sistem pelayanannya sudah aplikasi untuk MPKP nya?
Fani Waani : MPKP kami belum jalan, karena prawat yang ada di ruangan masih
kurang, karena kan tarang pe perawat kalau dinas satu kali 24 jam, hari ini dia sore
malam besok pagi kemudian lepas dia balik ulang, kalau bulan oktober sudah balik
lagi untuk siff sore malam pagi.
Ibu Nurseha : Berarti untuk tenaga masih sangat kurang ya?
Fani Waani : Masih kurang
Ibu Nurseha : Untuk kebutuhan keperawatannya masih kurang ya. Tapi untuk
planning kedepannya apakah masih menerima dari lulusan D-III atau ada presentasi
untuk penerimaan Ns?
Fani Waani : Kalau rekrutmennya nanti kami lebih focuske D-III fokasi
Ibu Nurseha : Oh D-III fokasi yah?
Fani Waani : Iya, D-III. Karena perawat-perawat disini yang dari D-III sudah
mengembangkan sudah sekolah yah sudah S.Kep Ns itu yang tarong mo
penyesuaian nanti, supaya katu dorang ta isi di posisi-posisi yang professional itu.
Kalau torang somo ambe Ns dorang so ndak mo ta sesuaikan, jadi torang kalau
nanti mau prekrutmen yang D-III.
Ibu Nurseha : Apakah itu masuk di rencana, yang direncanakan maksudnya?
Fani Waani : Iya itu sudah direncanakan, sudah disusun. Ada CPNS Kemenkes
torang di kasih jatah perawat 2 atau 3 D-III.
Pak Jon : tapi kalau usulan dari sini bisa?
Ibu Nurseha : Usulan dari sini yah itu
Fani Waani : Usulan dari sini, permintaan dari sini.
Pak Jon : Kira-kira untuk pertahun itu berapa untuk mencapai target
misalnya disini perlu 50 misalnya, targetnya berapa pertahun
Fani Waani : Kalau torang pe bidang kaji berapa dulu kalau memang AGK 31
torang perlu, cumankan tidak satu kali mo usul 31 palingan mo usul 5 begitu, tapi
yang di kasih palingan cuman 2 atau 3. Kalau ini kalua tidak salah 2 torang akan
kasih PNS, kalau untuk tenaga kontrak torang pe system disini mengganti yang
keluar, jadi torang tidak sembarang Oh karena kurang perawat torang minta jo
perawat mo kontrak, misalkan so pindah tempat kerja atau so lulus PNS. Itu trang
menggantikan posisinya, jadi untuk usulan-usulan itu dari torang dan dibahas di
pusat tidak selalu torang minta itu palingan kurang itu
Ibu Nurseha : Tapi yah ada suatu rencana kebutuhan ke fokasi D-III
Fani Waani : Memang fokasinya D-III memang diminta
Ibu Nurseha : Rs tipe apa katu ini
Fani Waani : Tipe C bu
Ibu Nurseha : Rs pusat ya. Untuk tingkat ketergantungan pasien antara perawat
dengan pasien itu satu perawat melayani berapa pasien. Karena kalau saya melihat
kurang ya disini pasiennya lebih banyak dari tenaga yang ada. Nah skarang skala
ketergantungannya itu berapa? Rasio maksunya
Fani Waani : 1 banding 3
Ibu Nurseha : kalau rawat jalan ugd
Fani Waani : 1 banding 5
Ibu Nurseha : 1 banding 5 ya di ugd. Berarti pasien disini kunjungannya semakin
banyak ya kan
Fani Waani : Semakin hari semakin baik
Ibu Nurseha : Ada perkembangan ya. Ini pasien rujukan dari mana?
Fani Waani : Paling banyak rujukannya dari Boltim, Buyat, Tutuyan
Pak Jon : Kemudian ini evikasinya atau BOR Los nya itu bagimana untuk
RS?
Fani Waani : Kalau untuk BOR untuk semester satu nya ini sebenarnya sudah
dinilai 60% dari 50% tempat tidur
Ibu Nurseha : Dari bidang keperawatan adakah adakah daftar kompetensi atau
capaian dari perawat yang sudah terdokumentasi, maksudnya begini dari sekian 50
perawat ternyata waktu dia akreditasi yang lalu itu perawat-perawat yang kompeten
misalnya sekitar 50% kah kemudian yang tidak kompeten ada keluhan itu ada
sekitar berapa persen. Bisakah diberikan gambaran?
Fani Waani : Kolaborasi dengan komite itu data-data ada di komite keperawatan
Ibu Nurseha : Tapi kita capai berapa persen untuk Rs Ratatotok perawat yang
ada kompeten?
Fani Waani : Kemarin kita belum tau pasti, itu ada di komite keperawatan
Ibu Nurseha : Karena kami perlu karena salah satu lulus uji kompetensi 12
indikator dari pada perawat. Apakah 12 indikator itu menjadi bagian evaluasi dari
Rs Ratatotok? Dari 12 indikator kami sudah meluluskan kami yakin itu sudah
kompeten ya kan. Kemudian tentunya dia membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk mengaplikasikan ilmunya yang kadang kala dia membutuhkan istirahat 6
bulan kemudian dia memasuki lagi lapangan. Berarti system rektumen untuk
lulusan yang baru itu, itu dilakukan dalam bentuk bagaimana yang keperawatan?
Jadi kan waktu dia lulus, dia lulus institusi pendidikan masuk uji kompetensi yang
sudah 12 indikator setelah dia lulus uji kompetensi dia ambil STR kemudian dia
ikuti ASN dan dia jadi PNS kemudian di tempatkan di Rs Ratatotok kemudian RS
Ratatotok tidak langsung percaya dia itu kompeten atau tidak kompeten. Strategi
apa yang dilakukan di RS untuk mengetahui bahwa perawat yang di tempatkan
disini itu dia kompeten di 12 indikator apa yang dilakukan pak?
Fani Waani : Itu dilakukan assessment kompetensi
Ibu Nurseha : Itu dilakukan di bidang keperawatan atau seksi keperawatan?
Fani Waani : Oh iya seksi keperawatan, kami kerja sama dengan komite tapi
yang melakukannya itu dari torang seksi keperawatan kalau dulu komite sendiri
yang seksi tidak tau apa-apa kalau sekarang usulkan torang pelaksanaannya dari
torang
Ibu Nurseha : Dia menentukan klasifikasi ahli PK1 PK2 PK3
Fani Waani : Kompeten atau tidak kompeten kemudian PK berapa dan itu di
mitra bestari torang itu di kandou
Ibu Nurseha : Rujukannya di kandou berarti sistemnya sama. Setelah lulus
orientasi ruanganyang perawat itu yang lulus ke penentuan assessment kemudian
di orientasi di ruangan atau langsung di tempatkan?
Fani Waani : Ditematkan tapi sebelum ditempatkan kita orientasi dulu pindah-
pindah rolling 1 bulan dinas pagi kemudian setelah itu dimasukkan dlam siff
Ibu Nurseha : Apakah sama dengan semua ruang rawat inap?
Fani Waani : Iya sama semua ruang perawatan.
Pak Jon : Tapi ada program orientasi?
Fani Waani : Prorgam orientasi,,,
Ibu Nurseha : Orientasi tempat?
Pak Jon : Bukan
Fani Waani : Orientasi umum dan khusus. Kalau orientasi umum itu
ditingkatkan Rs atau struktur pengenalan, sedangkan untuk orientasi khusus itu
yang 1 bulan
Ibu Nurseha : Di ruangan dinas pagi terus yah setelah itu baru dimasukkan siff
Fani Waani : Itu kita kerjasama dengan kepegawaian, karena programnya
dengan kepegawaian
Pak Jon : Jai begini, kompetensi ini dia lebih condong ke anak, dia lebih
condong ke dewasa, ini gawat darurat. Apakah memang ditrmpatkan begitu atau
kadang di pindah dari anak ke dewasa?
Fani Waani : Itu diindahkansesuai kebutuhan ruangan lain, karena tidak semua
yang kompeten anak akan diberikan di ruang anak sedangkan dengan kurangnya
seperti yang dibilang tadi
Pak Jon : Jadi sesuai kebutuhan
Fani Waani : Iya sesuai kebutuhan tidak harus kompeten di anak kita kasih di
anak.
Ibu Nurseha : Assesment kompetensinya dilakukan berapa hari?
Fani Waani : Dilakukan 3 hari
Ibu Nurseha : Itu 3 harinya ilmu pengetahuan dengan apa?
Fani Waani : Dengan skill KKNI, jadi kita tinggal kontrak waktu terlebih dahulu
dengan assessment.
WAWANCARA III
Ibu Nurseha : Baik dok terkait dengan kebutuhan tenaga keperawatan lulusan
prodi D-III Kep Poltekkes Manado. Bagaimana rencana kedepan kebutuhan tenaga
keperawatan oleh Rs Ratatotok?
Dr : Kalau dari sisi kebutuhan memang melihat situasi Rs apalagi memang
pengembangan-pengembangan pelayanan masih sangat membutuhkan perawat
apalagi masih terhitung dari APK masih kurang dan walaupun memang mekanise
kita untuk penerimaan perawat itu tentu ada 2 mekanisme. Lewat kontrak sesuai
ketersediaan dan alokasi, yang kedua lewat mekanisme PNS penerimaan CNS
sesuai dengan kuota, jadi apalai kita masih unit fertival, sama seperti Poltekkes kita
masih butuh serta kita evaluasi tadi dan ternyata perawat hanya ada 7, jadi terus
terang kalau dari kita yang membawah keperawatan memang sangat membutuhkan
kerena melihat mereka kualivate.
Ibu Nurseha : Dok terkait tadi yang penerimaan PNS, jadi sistemnya berarti
secara umum pusat tetapi yang dikontrak itu bagaimana assessment kompetensi
yang didapat di Rs?
Dr : Mungkin yang pertama, kalau sekarang kita mau terima perawat pertama
STR mereka harus punya terlebih dahulu. Contohnya ada perawat yang dating
satunya tidak ada STR yang satunya lagi mempunyai STR, kita tolak yang tidk
mempunyai STR dan terima yang mempunyai STR tapi kita lihat juga yang lulusan
mana, jadi pertama STR, karenakan STR sudah melewati tahap uji kompetensi,
kemudian biasanya kita sedikit Tanya-tanya tentunya bukan dari sisi kerja tentunya
juga mengarah kepada etika dan etitut. Jadi kalau system penerimaan di prioritaskan
yang dari Poltekkes.
Ibu Nurseha: Oh iya terima kasih Dr. Kira-kira kebutuhan kedepan untuk tenaga
keperawatan khususnya Poltekkes itu secara umum itu berapa harapan dari Rs
Ratatotok untuk bisa menerima setiap tahunnya?
Dr : Kalau lihat perkembangan secara etika itu kebutuhan perawat 31 memang
diharapkan 31 itu ada cuman memang harus bertahap secara penerimaan, walaupun
memang alokasi kemarin mereka sudah beri tahu ada 5 tapi kan kita ada menerima
perawat tahun ini 2 jadi sekarang sementara menghadap Pak Sek Dirjen Dinkes dia
juga mendorang kami untik menambah operasional tenaga kerja baik Dr maupun
tenaga kerja lain. Mungkin kalau pertahun 5 namun kitapun berharap lebih
karenakan disayangkan untuk perawat-perawat ada system kebijakan jaga yang
contonya dikamar beda hanyan 5 orang terpaksa harus jaga 1 orang 1 hari merangka
jadi kepala ruangan, aturannya kan tidak boleh begitu karena kita kekurangan orang
apah boleh buat. Seperti yang saya bilang tadi bukan juga di pekerjakan mereka
unyantugas fungsi tapi merangkap juga jadi panitia akreditasi belum lagi tugasnya
perawat di pengadaan ada juga kita libatkan di bebas korupsi
Ibu Nurseha : Tugas tambahan ya
Dr : Iya
Ibu Jein : Satu lulusan boleh berapa tugas rangkapan dr?
Dr : Satu perawat rata-rata ada 3 tugas tambahan
Ibu Nurseha : Dok setelah mereka yang sudah diterima PNS kemudian yang
dikontrakitu strategi untuk mengetahui kompetensi mereka itu apa yang dilakukan?
Dr : Ada BCP Buku catatan pegawai kemudia kepala seksi biasanya ketika
tugasnya periksa untuk kompetensi biasanya kita lihat dari situ
Ibu Nurseha : Dari hasil assessment yang kompeten dan yang tidak kompeten
Dr : Kalau dari cara yang kompeten semua
Ibu Nurseha : 100% kompeten?
Dr : Iya
Ibu Nurseha : Itu di evaluasi berapa lama mereke aplikasi berapa lama di
evaluasi lagi kompeten atau tidk kompeten
Dr : Satu tahun satu kali
Ibu Nurseha : Kalau misalnya mereka tidak kompeten ditugas wewenang mereka
langka apa yang diambil atau dilakukan?
Dr : eh,, wlaupun memang sebenarnya belum dapat yang tidak kompeten.
Strategi kami disini bina ke ruangan lain atau Tarik ke administrasi itu pernah
terjadi tapi tidak lulusan poltekkes.
Ibu Nurseha : Pembinaan ruangan lain ya?
Dr : Ruangan lain atau ditarik dibagian administrasi
Ibu Nurseha : Jadi kemudian untuk penentuan yang kompeten perkembangan
tugas tambahan tadi itu dilihat dari aspek pendidikan atau pengalaman apa do?
Dr : Biasanya kalau kita sih lebih utama melihat integritas baru kinerja,
performanya itu terlihat dari situ dan dari insting juga sih
Ibu Nurseha : Selanjutnya setelah lulus mereka diorientasi diruangan?
Dr : Iya kalau kita disini sudah pakai mekanisme kementerian bahwa pegawai
yang baru atau yang kontrak harus ada orientasi dan secara akreditasi juga di KKS
Kompetensi Kewenangan Staff jadi akreditasi tuntun, kementerian juga tuntun
apsen harus ada juga foto, biasanya 2 minggu diorientasi
Ibu Nurseha : Orientasi sesuai dengan kompeten 12 indikator itu?
Dr : Orientasi ada 2 pertama orientasi umum kedua orientasi khusus, orientasi
umum dia harus mengenal lingkungan Rs, Visi Misi, Tanggung jawab Rs, struktur
Rs kemudian setelah itu hanya 3 hari kemudian selebihnya dalam 1-2 minggu dia
akan ditempatkan di ruangan-ruangan itupun nanti kalau perawat 3 hari misalnya
di rawat inap besok diputar ke poli sesuai jumlah mereka itu bisa dibilang orientasi
khusus.
Ibu Nurseha : Manajemen ruangan ya
Dr : Bagaimana penyimpanan. Penyimpanan itu ada dimana perlakukan
oksigen, berapa pasien yang dirawat, jenis, terima pasien, perlakuannya seperti apa
misalnya pasien masuk IGD perlakuannya bagaimana supaya kalau so penempatan
torang bisa melihat dia lebih cocok dimana
Ibu Nurseha : Daris setelah orientasi mereka aplikasikan terus mereka diberi
reword?
Dr : Kalau di sini diberikan pelatihan
Ibu Jein : Oh reword dalam bentuk pelatihan yah
Ibu Nurseha : Pembinaan motivasi karyawan untuk tenaga keperawatan berapa
kali dalam setahun?
Dr : Satu tahun satu kali kita adakan rapat semua bidang pelayanan dan itu
sudah termasuk pembinaan kinerja
Ibu Nurseha : Kinerja dan motivasi kerja ya
Dr : Iya kinerja dan motivasi kerja, disiplin, dan budaya anti korupsi itu salah
satu dan setiap minggu pembinaan keruangan kepala seksikemudia 2 bulan sekali
kepala ruangan dan kepala instalasi kita kumpul untuk rapat
Ibu Nurseha : Oh mungkin cuman itu dok, terima kasih atas masukannya dan
kami mengharapkan apa yang diberikan bisa memberikan penguatan untuk
kurikulum kedepan dan semoga lulusan kami bisa di terima di semua RS.
WAWANCARA IV Dr Merky Rundengan
Ibu Nurseha : Rs begitu maju mengukuti teknologi pembangunan kesehatan
sehingga mungkin ada gep tenaga kesehatan dengan pelayanan. Kami ingin melihat
langsung dan interview ilmu yang dia dapat dan kemudia diaplikasikan di tatanan
pelayanan. Apakah tugas yang diberikan kepada mereka itu sesuai dengan tugas
dan fungsi wewenang dari yang kami luluskan jagang-jangan kami sudah
meluluskan dengan hasil yang kami harapkan ternyata di lapangan itu cuman 50%
yang bisa dia aplikasikan sehingga kami ingin terjun langsung untuk mensurvei
langsung untuk melihat perilaku kinerja, tugas terkait dengan asuhan
keperawatannya sehingga system menejemen keperawatan yang diaplikasikan di
RS sesuai dengan rancangan kurikulum kira-kira karakter yang lulusan bagaimana
yang diharapkan oleh Rs pusat?
Dr : Kami mau melihat system itu di tatanan seperti kedinasan pagi perannya
lebih condong pada apa, siang malamsupaya kita juga bisa menyampaikan ke
mahasiswa tentunya hasilnya akan dipresentasikan
Ibu Nurseha : Bagaimana dia mengevaluasi kinerja system yang dikerjakan,
rencana harian yang dia lakukan?
Dr : Kalau dari kami perawat itu dibidang pelayanan mungkin kalau berbicara
tentang kebutuhan kalau RS sekarang ada 3 hal yang pertama akreditasi bicara
tentang standar yang melibatkan Dr, perawat, dan tenaga medis lain, diakreditasi
ada 15 pokja 5 bab punya keperawatan dan itu betul-betul memerlukan peran dari
seorang perawat. Yang kedua tentang digitalisasi karena semua serba input jadi
perawat harus lebih belajar tentang teknologi kemudian yang terakhir masalah
bagaimana tentang florens memperjuangkan perawat yang ada di dunia ini, mulai
dari etika, eticut terhadap pasien, karena ibu flerens mengajarkan untuk merawat
tapi sekarang banyak yang tidak sesuai
Ibu Nurseha : Bagaimana dia memenuhi kebutuhan dasar apakah nanti disuruh
atau?
Dr : Ada yang melakukan tapi belum semua. Tapi dalam menjalankan
assessment intrapersonal jadi jadikan perawat itu sebagai mitra kerja bukan
pembantu Dr karena yang saya dapatkan di lapangan masih ada yang menunggu
instruksi dr yang sebenarnya perawat sudah tahu itu yang harus dilakukan tapi
hanya menunggu instruksi yang diberikan.
Sek Keperawatan : Terima kasih kami dari seksi keperawatan evaluasi terkait
keperawatan yang menjadi evaluasi terkait etika, eticut, harus diperkuat bagaimana
dia berkomunikasi kepada perawat, pasien, keluarga, askep kami jalan namun
belum sesuai dengan SDKI. Selanjutnya yang kami evaluasi tentang perawatan
kolaboratif. Juga perawatan mandiri sering diabaikan dan selanjutnya terkat
deengan pengisian pendokumentasian keperawatan yang kurang mantap mungkin
itu yang menjadi bahan evaluasi kami
Ibu Nurseha : Untuk dibidang keperawatan SOP perawat melaksanakan tugas
sesuai system yang ditugaskan apakah itu berdasarkan kebijakan RS untuk
penugasan perawat pelaksana, perawat kepala ruangan, perawat supervise, apakah
itu berdasarkan kebijakan RS atau melihat latar belakang pendidikan atau
pengalaman kerja sehingga SOP sistemnya bisa berjalan diruangan RS system yang
rutin kemudian kearah yang kompleks karena pembagian tugasnya dilihat dari
aspek pengalaman kerjanya biasanya dia lebih tahu SOP dan faktor-faktor yang
menghambat takal SOP diaplikasikan baik dari saran tetapi kadangkala manusia
tidak mempu mengukiti system yang ada. Nah apakah pengelolaannya sudah
spesifikasi untuk menyentuh tugas dari peran kualifikasinya meraka kalau memang
sudah jalan berarti kita thu bahwa tugas perawat pelaksana dia sudah memenuhi
kebutuhan dari pasien baik makan, memandikan, berpakaian dan seterunya. Karena
perawat membuat catatan harian. Rangkaian dengan itu barangkali yang ingin kami
ingat kabid keperawatan itu berapa kira-kira barangkali memang kurang ya.
Kurangnya itu berapa banyak mungkin % secara etis belum memenuhi harapan dari
pada pimpinan secara etis tetapi mungkin dari keterampilan mereka psikomotornya
barangkali secara keseluruhan perawatannya itu juga bisa melaksanakannya. Iya
kan. Katanya tadi kurang kami berharap supaya mendapatkan gambaran ini bukan
hanya untuk masukkan untyk pendidikan tetapi institusi sectoral.
Lanjutan
Ibu Nurseha : Dok selanjutnya bahwa perkembangan pendidikan di Poltekkes
akan mengarah kepada bagaimana interprofesional kolaborasi didalam pelayanan
kesehatan termasuk interprofesional untuk edukasi. Bagaimana penerapan dr di
RS terkait dengan pengembangan kompetensi keperawatan?
Dr : Terima kasih. Memang katu sudah harus dari awal memenuhi untuk
calon perawat calon lulusan dan nantinya sudah jadi perawat bagaimana mereka
itu sudah mempu menjadi mitra kerjanya dr. Nah tentu kalau jadi mitra mereka
harus ada pengembangan inofasi, pengetahuan. Jadi jangan hanya istilah terima
menta apa yang dr bilang mereka juga harus mempu memberikan masukkan
apalagi dunia akreditasi dengana danya CPPT Catatan Perkembangan Pasien
Terpadu, CPPT itu harus terintegrasi jadi bukan itu semata-mata bukan hanya dr
ada didalamnya tetapi perawat juga seudah menulis. Jadi terintegrasi pasien itu
kolaborasinya dengan berbagai disiplin ilmu bukan hanya keperawatan jadi harus
disiplin ilmu kompetensi belajar. Jadi kita lihat lulusan sekarang sudah berarti
atau apa yah berani mencari pelatihan lewat hp. Torang juga harus
mengembangkan itu yang penting dia melaksanakan itu terverifikasi direktur acc
jadi perawat itu kemitraannya harus bagus. Juga mungkin yang kedua dalam
rangka kemitraan juga kolaborasi bagaimana juga perawat juga sekarang banyak
sudah menjadi pemimpin, inikan salah satu lulusan jadi kepala ruangan malahan
kepala seksi jadi perawat juga harus siap menjadi pemimpin dan juga dari awal
dorang juga sudah punya jiwa mental anti korupsi sekecil apapun itu.
Ibu Nurseha : Dok satu lagi kalau misalnya kita mau bentuk mitranya dari
awalberarti perawat dengan dr harus diprogramkan sama-sama praktek menangani
satu kasus
Dr : Iya. Jadi begini bu dalam konsep akreditasi ada video yang kami
tunjukan dan sekarang pada saat visite satu pasien itu dokternya, perawatnya, ada
farmasinya, ada orang labnya, ada gizinya jadi waktu dr misalnya ada satu pasien
hipertensi jadi perawat sudah mengemukakan kami menemukan ini, orang gizi
akan bilang dia punya diet apa, orang lab dia bilang torang harus priksa apa.
Ibu Nurseha : Itu roll modelnya yang bagus
Dr : Iya roll modelnya harus begitu. Jadi bukan semata mata dirinya yang
berbicara. Dokterkan akan berbicara dari patofisiologinya penyakit terdiagnosa
tetapi harus ada diagnose keperawatan juga. Nah itu yang torang tuntut
Ibu Nurseha : Dalam bentuk pendokumentasian dengan pasien apakah itu
terintegrasi?
Dr : Iya terintegrasi. Dokter, perawat maupun penunjang.
Ibu Nurseha : Jadi maksudnya informasi menjawab dokter dibaca oleh perawar
dan perawat menjawab apa yang dikomunukasikan dokter di status?
Dr : Iya, iya perawat juga membuat
Ibu Nurseha : Iya perawat membuat respons sesuai begitu juga farmasi. Berarti
dia melihat kreatifitas dari perawat?
Dr : Iya
Ibu Nurseha : Kreatifitasnya dia tidak hanya melakukan itu poksi tetapi ada
nilai tambah yang dia berikan. Selain itu poksi yang mengarah ke positif dibuat
dari pada pasien proaktif
Dr : Iya betul. Karena ada istilah PCC Pasien Center Care semuanya berfokus
pada pasien. Apapun pasien psasien bukan hanya melihat dirinya yang lebih,
perawar tetapi semua harus focus pada pasien lakukan untuk penyembuhan pasien.
Ibu Nurseha : Kalau didalam perencanaan harian perawat itu, apakah dievaluasi
atau menejer jadi dia punya rencana harian jangan-jangan karena kurangnya
tenaga sehingga itu poksinya dia harus dia yang emalkukan justru dia lebih tetarik
kerja tambahan
Dr : Disini torang berusaha kalau rapatpun jam 10 karena mereka harus
kerjakan itu poksi dulu dan kalaupun ada pasien yang mendesak harus dioperasi
harus ditangani biasanya torang harus dahulukan itu. Kalau disini torang tidak ikut
apel saya cek dan jika tidak ikut say suruh menghadap contohnya ada perawat yang
tidak ikut apel dan pas saya mau suru menghadap ada pasien di HC yang harus
ditangani dan saya bilang dia harus layani terlebih dahulu pasien walaupun memeng
dia memiliki urusan dengan saya. Karena semua harus mengutamakan pusat
pelayanan pasien.
Ibu Nurseha : Berarti dia punya focus lokar centernaya pasien?
Dr : Iya
Ibu Nurseha : Iya m ungkin cukup terima kasih banyak dokter untuk semua
masukkan yang telah diberikan

Anda mungkin juga menyukai