A. Tujuan
Setelah selesai mrngikuti pelajaran siswa dapat :
1. Macam-macam peralatan yang berhubungan denagn SKSO (Sistem Komunikasi
Serat Optik).
2. Teknik penyambungan kabel serat optik dengan menggunakan metode
penyambungan fusi.
3. Menambah wawasan dan pengalaman dalam dunia kerja
B. Uraian Materi.
Dasar Teori
1. Definisi Serat Optik
Serat optik terbuat dari bahan dialektrik yang terdiri dari bahan inti yaitu kaca (glass)
dan lapisan pelindung yaitu plastik. Di dalam serat inilah energi cahaya yang
dibangkitkan oleh sumber cahaya, disalurkan (ditransmisikan) sehingga dapat
diterima diujung unit penerima (receiver).
Pada setiap tabung tube dapat berisi 6, 8 atau 12 serat optik yang berukuran sangat
kecil, dimana serat optik sendiri terdiri dari 3 bagian dasar, yaitu :
1. Inti (core)
2. Jaket (cladding)
3. Mantel (coating)
a. Inti (Core)
Bagian yang paling utama dinamakan bagian inti (core), dimana gelombang
cahaya yang dikirimkan akan merambat dan mempunyai indeks bias lebih besar
dari lapis kedua. Inti (core) terbuat dari bahan kaca (glass) yang berdiameter 2 μm
– 50 μm, dalam hal ini tergantung dari jenis serat optiknya. Ukuran core juga
dapat mempengaruhi karakteristik serat optik tersebut.
b. .Jaket (Cladding)
Cladding berfungsi sebagai cermin yaitu memantulkan cahaya agar dapat
merambat ke ujung lainnya. Dengan adanya cladding ini cahaya dapat merambat
dalam core serat optik. Cladding terbuat dari bahan gelas dengan indeks bias
yang lebih kecil dari core. Cladding merupakan sekubung dari core. Diameter
cladding berkisar antara 5 μm – 250 μm. Hubungan indeks bias antara core dan
cladding akan mempengaruhi perambatan cahaya pada core (mempengaruhi
besarnya sudut kritis).
c. Mantel (Coating)
Coating merupakan bagian terluar dari suatu serat optik yang terbuat dari bahan
plastik yang berfungsi untuk melindungi serat optik dari kerusakan, pada coating
juga terdapat warna yang membedakan urutan core.
a. Tight Buffered
Dengan desain kabel tight buffered materi buffering berkontak langsung dengan
serat, yang artinya serat optik didesain sedemikian rupa hingga terlihat rapat.
Desain ini cocok untuk kabel jumper yang menghubungkan kabel luar ruangan ke
peralatan dalam dan yang menyambungkan aneka alat dalam jaringan bangunan.
Desain tight buffered menyediakan struktur yang kasar untuk melindungi serat
tunggal selama perawatan, penyaluran dan konektorisasi. Benang aramid yang
terdapat di dalam kabel berfungsi untuk menjaga serat agar tidak terpengaruh
kerenggangan beban.
b. Loose Tube
Dalam desain kabel loose tube pembuluh plastik berkode melindungi dan menjadi
tempat bagi serat optik. Serat optik ditempatkan di dalam pipa longgar yang
terbuat dari bahan PBTP (Polybutylene Terepthalete) yang berisi jelly. Pada kabel
loose tube didesain sedemikian rupa hingga serat optiknya terlihat longgar dan
serat optik dililitkan pada stregh member yang terdapat di dalamnya. Fungsi dari
stregh member adalah sebagai elemen anti lengkung atau pengaman serat optik
agar tidak mudah patah. Senyawa gel berfungsi untuk menghalangi masukknya
air.
Inti kabel, yang secara khusus dililiti benang aramid, merupakan bagian pokok
yang berdaya rentang. Kabel loose tube secara khusus digunakan untuk instalasi
luar ruangan dan aplikasi bawah tanah serta saluran udara.
c. Kode Warna
Untuk memudahkan instalasi, coating masing-masing serat diberi warna yang
berbeda. Demikian pula dengan selongsong kabel baik itu jenis loose tube
maupun pada slotted cable
.
(a)
(b)
PEMBAHASAN
1. Teknik Penyambungan Serat Optik Dengan Metode Penyambungan Fusi
(Fusion splicing)
Teknik Penyambungan Serat Optik Dengan Metode Penyambungan Fusi (Fusion
splicing) adalah penyambungan serat optik yang dilakukan dengan cara melakukan
pemanasan pada ujung sambungan dan menggunakan lelehannya sebagai
perekatnya sehingga terbentuk suatu sambungan koninu. Teknik Penyambungan
Serat Optik Dengan Metode Penyambungan Fusi (Fusion splicing) merupakan suatu
teknik penyambungan serat optik untuk menyambung dua fiber secara permanen
dan rugi-rugi penyambungan yang didapat pun kecil karena penyambungan
menggunakan suatu alat yaitu fusion splicer.
Proses ini jauh lebih baik bila dibandingkan dengan menggunakan konektor maupun
teknik mekanik, karena redaman yang dihasilkan bisa sampai 0 dB. Sedangkan bila
menggunakan konektor masih menimbulkan redaman meskipun proses
penyambungannya dilakukan dengan baik. Sedangkan penyambungan teknik
mekanik sifat nya hanya semi permanen dan besar redaman yang dihasilkan bersifat
sedang.
2. Hal – Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Proses Penyambungan
a. Sebelum melakukan splicing usahakan semua peralatan dan tangan kita
sebersih mungkin sebab adanya kotoran pada serat optik dapat menyebabkan
redaman pada serat.
b. Jangan menginjak tube karena dapat merusak core yang ada didalamnya
sehingga bisa menyebabkan core pecah atau retak.
c. Jangan menggulung core dengan ukuran diameter yang kecil karena bisa
membuat core patah.
d. Setelah melakukan pemotongan, hasil pemotongan langsung dimasukan
kedalam wadah khusus agar core tidak masuk kedalam kulit yang dikhawatirkan
mengganggu kesehatan.
e. Selalu perhatikan perlindungan pada kaset agar air tidak bisa masuk kedalam
kaset yang dapat merusak serat optik.
f. Ikuti prosedur dan langkah-langkah yang ada.
Perangkat umum :
a. Pemotong kabel, gergaji
b. Besi penyangga kabel tambahan (closure)
c. Meteran
d. Gunting
e. Obeng
f. Tang
g. Palu
h. Kain majun
i. Minyak pembersih gel
j. Tali pengikat kabel
k. Kabel serat optik
l. PVC tape
m. Spidol
Peralatan khusus : SEICOR closure tool kit untuk membuat lubang sesuai dengan
diameter kabel yang akan disambung, material yang digunakan untuk
penyambungan kabel serat optik adalah sebagai berikut :
a. Lupsheat Cutter berfungsi untuk mengupas tube
b. Rotary pip berfungsi mengupas kulit terluar kabel (polyethelene)
c. Fiber Stripper berfungsi mengupas jaket (coating)
d. Separator berfungsi sebagai alat pemotong atau pemisah kabel dengan
penyangga yang ada pada kabel udara.
a. Persiapan Kabel
1) Langkah pertama yang harus dilakuakn adalah mengukur panjang kabel yang
akan kita kupas untuk proses penyambungan, 120 cm untuk kabel udara dan
180 cm untuk kabel tanah maupun kabel duct. Untuk kabel udara, sebelum
dilakuakan pengupasan kulit kabel, kabel dipisahkan terlebih dahulu antara
kabel dengan penyangga kabel (metalic messenger) sepanjang 200 cm. Alat
yang digunakan untuk memisahkan antara kabel dengan penggantung kita
gunakan separat
Gambar 15.11
Pemisahan Kawat Penggantung dan Kabel Serat Optik pada Kabel Udara
3) Urai susunan kabel agar lebih mudah dalam proses pengupasan dan
bersihkan tube dari jell menggunakan kain majun yang dibasahi dengan
alkohol.
4) Potong central stregh member sisakan 10 cm, lalu kupas kulit central stregh
member 5cm.
5) Buka lapisan tube dengan menggunakan alat pengupas lupsheat cutter.
Pengupasan sebaiknya dilakukan sedikit demi sedikit sepanjang ± 25 cm
dengan cara memutar lupsheat cutter searah jarum jam sebanyak 2-3 kali lalu
patahkan dan jangan lebih dari 30° agar serat optik tidak ikut patah, lalu tarik
tube sehingga yang terlihat hanya serat optik saja yang dilindungi oleh jelly.
Lakukan berulang-ulang sampai panjang kulit pengelupasan yaitu ± 120 cm
dari ujung tube. Setelah itu akan muncul core yang masih dilapisi cladding
dan jelly, kita bersihkan jelly dengan menggunakan kain majun yang telah
dibasahi alkohol dan untuk mempermudah memisahkan core yang ada. Di
dalam tube ini terdapat 12 macam warna core yang masih dilapisi oleh
coating.
7) Pasang kabel serat optik pada join closure yang sebelumnya telah dilapisi
oleh plastik elastis pada pangkal nya.
8) Hal yang sama dilakukan untuk kabel ke dua.
5) Setelah itu masukan ke dalam fusion splicer yang akan menyambung core
dengan teknik fusion. Penyambungan fiber optik sesuai dengan nomor core,
artinya core nomor 1 harus disambung dengan core nomor 1 pula.
6) Kemudian tekan tombol berwarna hijau yang berarti start maka splicer akan
meleburkan kedua core dan menyambugnya secara otomatis. Tunggu sampai
layar menunjukan bahwa proses penyambungan telah selesai dan layar akan
memunculkan estimasi redaman saluran yang dihasilkan dari kabel.
7) Keluarkan core yang telah tersambung tadi kemudian geser slip protection
kearah core yang tidak tertutup oleh coating dan masukan kebagian heater
yang berfungsi untuk memanaskan slip protection agar mampat, kemudian
tekan heat dan tunggu sampai proses selesai dan mengeluarkan bunyi.
3) Fusion Splicing dilaksanakan satu persatu serat optik, suatu serat optik
selesai disambung, lalu tempatkan di kaset, baru melakukan penyambungan
serat optik selanjutnya.
4) setelah semua serat optik selesai disambung dan ditempatkan pada kaset,
tutup kaset dengan penutup yang telah disediakan lalu disekrup agar rapat.
5) Pasang ring penutup pada alur yang tersedia, dimana sebelumnya ring
dilapisi dengan selatip hitam.
6) Pasang tutup joint clusure sampai rapat.