Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Kampus Serang
2016
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang dirancang
untuk mengantisipasi kebutuhan kompetensi abad 21 dalam Setiyorini (2013).
Kurikulum 2013 mempunyai tujuan untuk mendorong peserta didik atau Peserta
didik, mampu lebih baik melakukan observasi, bertanya, menalar dan
mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau mereka
ketahui setelah menerima materi pelajaran. Kurikulum mempersiapkan peserta
didik dalam menghadapi tantangan-tantangan di masa depan melalui pengetahuan,
keterampilan, sikap dan keahlian untuk beradaptasi serta bisa bertahan hidup dalam
lingkungan yang senantiasa berubah.
Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, dan aspek sikap atau perilaku.Dalam kurikulum 2013 pembelajaran
disajikan dalam bentuk tematik, yaitu menggabungkan beberapa mata pelajaran
dalam satu pembelajaran.
Dalam kurikulum 2013 pembelajaran menggunakan pendekatan Scientific
(mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menalar,mencipta)
sehingga pembelajaran berpusat pada siswa (student center), guru berperan sebagai
fasilitator, sehingga guru dituntut untuk kreatif serta inovatif dalam proses
pembelajaran, salah satu alternative adalah menggunakan model (Problem Based
Learning) PBL.
Rumusan masalah yang akan dibahas diantaranya analisis model
pembelajaran (Problem Based Learning) PBL menurut karakteristik Joyce dan
Weil (orientasi model, model mengajar, penerapan, dampak instruksional dan
penyerta.
Tujuan dari analisis ini yaitu untuk mengetahui apakah PBL termasuk
Model Pembelajaran atau bukan.
2. Teori
a. Pengertian Problem Basel Learning
Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang dirancang agar
peserta didik mendapat pengetahuan penting yang membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki
kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan
pendekatan yang sistematik untuk memecahkan masalah atau menghadapi
tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Barrow (1980, Barret, 2005) mendefinisikan (Problem Based
learning) PBL sebagai“the learning that the result from the process of working
towards the understanding of a resolution of a problem. The problem is
encountered first in the lerning person” sementara ,menurut Cunning et.al (200,
chasman er.al 2003) mendefinisikan (Problem Based Learning) PBL sebagai
“Problem based learning has been defined as a teaching strategy that
“simultaneously develops problem-solving strategies, disciplinary knowledge, and
skill by placing student in the active role as problem-solvers confronted with a
structured problem which mirror real-world problem”.
Dari beberapa definisi (Problem Based Learning) PBL di atas dapat
disimpulkan bahwa Problem Based Learning merupakan suatu model pembelajaran
yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk
belajar. Pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
kontek bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari
materi pelajaran.
Adapun beberapa strategi yang digunakan dalam model pembelajaran
(Problem Based Learning) PBL yaitu, permasalahan sebagai kajian, permasalahan
sebagai penjajakan pemahaman, permasalahan sebagai contoh, permasalahan
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses, permasalahan sebagai stimulus
aktivitas autentik.
Aspek terpenting dalam pembelajaran berbasis masalah adalah bahwa
pembelajaran dimulai dengan permasalahan, dari permasalahan tersebut akan
menentukan arah pembelajaran tersebut pembelajaran alam keompok. Dengan
membuat permasalahan sebagai tumpuan pembelajaran peserta didik didorong
untuk mencari informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
2) Pendefinisian masalah
4) Pembelajaran mandiri
6) Penilaian (assesment)
3. Metode Penelitian
B. ISI
2. The social system adalah unsur dari model mengajar , yang berarti
suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran, artinya
adanya hubungan yang harus terjalin antara guru dan peserta didik,
dan macam norma (prinsip) yang harus dianut dan dikembangkan
untuk kepentingan pelaksanaan model mengajar yang dipilih.
a. Orientasi Model
1). Sintak
c. Penerapan
Model Problem Based Learning ini bisa diterapkan pada materi pelajaran
yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah.
Bukan hanya pada matematika , sains, social tetapi juga bisa diterapkan pada mata
pelajaran bahasa indonesia. PBL bermuatan karakter yang dapat disesuaikan
dengan materi pelajaran.
Identitas
Pembelajaran : 3 (Tiga)
Tujuan pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran
-Tes tulis
Kesimpulan.
Saran