Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Model-model


Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia

Dosen : Neneng Sri Wulan, M.Pd

Oleh:

Sridini Sopiani (1301360)

Fernita Merliyanti (1304880)

Leni septiani (1306309)

Yorandari oci (1304560)

Yanti Puspitasai (1300529)

Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia

Kampus Serang

2016
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang dirancang
untuk mengantisipasi kebutuhan kompetensi abad 21 dalam Setiyorini (2013).
Kurikulum 2013 mempunyai tujuan untuk mendorong peserta didik atau Peserta
didik, mampu lebih baik melakukan observasi, bertanya, menalar dan
mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau mereka
ketahui setelah menerima materi pelajaran. Kurikulum mempersiapkan peserta
didik dalam menghadapi tantangan-tantangan di masa depan melalui pengetahuan,
keterampilan, sikap dan keahlian untuk beradaptasi serta bisa bertahan hidup dalam
lingkungan yang senantiasa berubah.
Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, dan aspek sikap atau perilaku.Dalam kurikulum 2013 pembelajaran
disajikan dalam bentuk tematik, yaitu menggabungkan beberapa mata pelajaran
dalam satu pembelajaran.
Dalam kurikulum 2013 pembelajaran menggunakan pendekatan Scientific
(mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menalar,mencipta)
sehingga pembelajaran berpusat pada siswa (student center), guru berperan sebagai
fasilitator, sehingga guru dituntut untuk kreatif serta inovatif dalam proses
pembelajaran, salah satu alternative adalah menggunakan model (Problem Based
Learning) PBL.
Rumusan masalah yang akan dibahas diantaranya analisis model
pembelajaran (Problem Based Learning) PBL menurut karakteristik Joyce dan
Weil (orientasi model, model mengajar, penerapan, dampak instruksional dan
penyerta.
Tujuan dari analisis ini yaitu untuk mengetahui apakah PBL termasuk
Model Pembelajaran atau bukan.
2. Teori
a. Pengertian Problem Basel Learning
Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang dirancang agar
peserta didik mendapat pengetahuan penting yang membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalah, dan memiliki model belajar sendiri serta memiliki
kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan
pendekatan yang sistematik untuk memecahkan masalah atau menghadapi
tantangan yang nanti diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Barrow (1980, Barret, 2005) mendefinisikan (Problem Based
learning) PBL sebagai“the learning that the result from the process of working
towards the understanding of a resolution of a problem. The problem is
encountered first in the lerning person” sementara ,menurut Cunning et.al (200,
chasman er.al 2003) mendefinisikan (Problem Based Learning) PBL sebagai
“Problem based learning has been defined as a teaching strategy that
“simultaneously develops problem-solving strategies, disciplinary knowledge, and
skill by placing student in the active role as problem-solvers confronted with a
structured problem which mirror real-world problem”.
Dari beberapa definisi (Problem Based Learning) PBL di atas dapat
disimpulkan bahwa Problem Based Learning merupakan suatu model pembelajaran
yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk
belajar. Pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
kontek bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari
materi pelajaran.
Adapun beberapa strategi yang digunakan dalam model pembelajaran
(Problem Based Learning) PBL yaitu, permasalahan sebagai kajian, permasalahan
sebagai penjajakan pemahaman, permasalahan sebagai contoh, permasalahan
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses, permasalahan sebagai stimulus
aktivitas autentik.
Aspek terpenting dalam pembelajaran berbasis masalah adalah bahwa
pembelajaran dimulai dengan permasalahan, dari permasalahan tersebut akan
menentukan arah pembelajaran tersebut pembelajaran alam keompok. Dengan
membuat permasalahan sebagai tumpuan pembelajaran peserta didik didorong
untuk mencari informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.

b. Karakteristik model Problem Based Learning

Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liy (2005)


menjelaskan karakteristik dari PBL, yaitu

(1). Learning is student-centered

Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada


Peserta didik sebagai orang belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga
oleh teori konstruktivisme dimana Peserta didik dodorong untuk dapat
mengembangkan pengetahuannya sendiri.

(2). Autentic problems form the organizing focus for learning

Masalah yang disajikan kepada Peserta didik adalah masalah yang


autentik sehingga Peserta didik mampu dengan mudah memahami masalah
tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.

(3). New information is acquired through self directed learning

Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja peserta didik belum


mengetahui dan memahami semua pengetahuan prasyaratnya, sehingga
peserta didik berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari
buku atau informasi lainnya.

(4). Learning occurs in small groups

Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha


membangun pengetahuan secara kolaboratif, maka Problem Based Lerning
dilaksanakan dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut
pembagia tugas yang jelas dan penetapan tujuan yang jelas.
(5). Teachers act as fasilitators

Pada pelaksanaan (Problem Based Learning) PBL, guru hanya


berperan sebagai fasilitator. Namun, walaupun begitu guru harus selalu
memantau perkembangan aktivitas Peserta didik dan mendorong Peserta
didik agar mencapai target yang hendak dicapai.

Berdasarkan Karakteristik diatas, Orientasi Model (Problem Based


Learning) PBL mengacu pada hal-hal sebagai berikut :

a. Kurikulum; (Problem Based Learning) PBL tidak seperti pada kurikulum


tradisional, karena memerlukan suatu strategi sasaran dimana proyek
sebagai pusat dimana peserta didik difasilitasi dengan pedoman yang
memampukan Peserta didik berani dan dan bisa memecahkan masalah.
b. Responsibility;(Problem Based Learning) PBL menekankan
responsibility dan answerability para peserta didik agar terbiasa berpikir
kritis dan kreatif, karena dengan rasa tanggung jawab yang tinggi dapat
meningkatkan daya berfikir inovatif.
c. Realisme; kegiatan peserta didik difokuskan pada pekerjaan yang serupa
dengan situasi yang sebenarnya. Artinya menyambungkan informasi yang
dimiliki peserta didik sesuai dengan kehidupan yang mereka hadapi.
d. Active-learning ; menumbuhkan issue yang berujung pada pertanyaan
dan keinginan peserta didik untuk menemukan jawaban yang relevan,
sehingga dengan demikian telah terjadi proses pembelajaran mandiri.
Artinya merangsang rasa keingintahuanp peserta didik dengan aktif
berpartisipasi dalam pembelajaran.
e. Umpan balik; diskusi, persentasi, dan evaluasi terhadap para peserta didik
menghasilkan umpan balik yang berharga. Ini mendoroong kearah
pembelajaran berdasarkan pengalaman sehingga pengetahuan yang
diperoleh peserta didik lebih bermakna
f. Keterampilan umum; (Problem Based Learning) PBL dikembangkan
tidak hanya pada keterampilan pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga
mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang mendasar seperti
pemecahan masalah, kerja kelompok, dan self managemen.
g. Driving question ; (Problem Based Learning) PBL difokuskan pada
permasalahan yang memicu peserta didik berbuat menyelesaikan
permasalahan dengan konsep prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai.
h. Constructive investigation; sebagai titik pusat, proses pembelajaran harus
sesuai dengan pengetahuan dan karakteristik peserta didik
i. Autonomy ;partisipasi aktif dan mandiri oleh peserta didik dalam kegiatan
proses belajar mengajar.

c. Prinsip-prinsip Problem Based Learning

1) Konsep dasar(basic concept)

Pada pembelajaran ini fasilitator atau guru dapat memberikan


konsep dasar atau garis besarnya saja, agar peserta didik lebih cepat paham
kearah mana tujuan pembelajaran tersebut sehingga peserta didik dapat
mengembngkan secara mandiri.

2) Pendefinisian masalah

Pada langkah ini fasilitator menyampaikan scenario atau


permasalahan dan dalam kelompoknya peserta didik melakukan berbagai
kegiatan. Pertama, brainstorming dengan cara semu anggota kelompok
mengungkapkan pendapat, ide dan tanggapan terhadap sekenario secara
bebas. Kedua, melakukan seleksi untuk memilih pendapat yang lebih
focus.Ketiga, menentukan permasalahan dan melakukan pembagian tugas
dalam kelompok muntuk mencari referensi penyelesaian dan isu
permasalahan yang didapat.

4) Pembelajaran mandiri

Setelah mengetahui tugasnya, masing-masing peserta didik mencari


berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang di investigasi misalnya
artikel tertulis yang ada di perpustakaan.

5) Pertukaran pengetahuan (exchange knowledge)

Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi


secara mandiri, pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam
kelompoknya dapat dibantu guru untuk mengklarifikasi capaiannya dan
merumuskan solusi dari permasalahan kelompok.Langkah selanjutnya
presentasi hasil dalam kelas dengan mengakomodasi masukan dari pleno,
menentukan kesimpulan akhir, dan dokumentasi akhir.Untuk memastikan
setiap peserta didik mengikuti langkah ini maka dilakukan dengan
mengikuti petunjuk.

6) Penilaian (assesment)

Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (


knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian ( assesment)
adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik. pada Standar Nasional Pendidikan,
penilaian penddikan merupakan salah satu standar yang bertujuan untuk
menjamin : perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian ; pelaksanaan
penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien,
dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan pelaporan hasil penilaian
peserta didik secara objektif, akuntabel dan informatif.

d. Manfaat model Problem Based Learning

Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru


memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada peserta didik. Pembeljaran
berdasarkan masalah dikembangkan untuk membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan berpikir, memecahkan masalah, dan keterampilan
intelektual; belajar berbagia peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam
pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri
(ibrahimdan nur, 2000;7)

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis konten


(content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap
isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Analisis ini biasanya
digunakan pada penelitian kualitatif. Dimana penelitian kualitatif adalah Penelitian
kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
kepercayaan, pesepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.

Jenis penelitian yang penulis ambil adalah jenis penelitian kepustakaan


(library research), yaitu penelitian yang kajiannya dilakukan dengan menelusuridan
menelaah literature atau penelitian yang diinfokan pada bahan-bahan pustaka.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan


data tertulis, yaitu mengumpulkan data dari buku-buku, artikel, jurnal yang
dipandang ada relevansinya dengan model yang dianalisis.

B. ISI

1. Anlisis karakteristik Model

Berdasarkan pemaparan mengenai rumusan model pembelajaran menurut


Bruce Joyce dan Marsha Weil (1980:3) model pembelajaran ialah “a pattern or
plan which can be used to shaped a curriculum or course to select instructional
material, and to guide a teacher action. Menurut Joyce dan Weil(1980:3)
karakteristik model harus memiliki beberapa unsur pada setiap model mengajar
yaitu,

a. orientation to the model (orientasi model),

b. the model of teaching (model mengajar), yang terdiri dari;

1. Sintax (langkah-langkah) yaitu langkah-langkah operasional


pembelajaran.

2. The social system adalah unsur dari model mengajar , yang berarti
suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran, artinya
adanya hubungan yang harus terjalin antara guru dan peserta didik,
dan macam norma (prinsip) yang harus dianut dan dikembangkan
untuk kepentingan pelaksanaan model mengajar yang dipilih.

3. Principles of reaction, menggambarkan bagaimana seharusnya


guru memandang dan memperlakukan dan merespon Peserta didik
4. Support sistem, segala sarana bahan alat atau lingkungan belajar
yang mendukung pembelajaran.

c. application (penerapan), dan

d. instructional and nurturant effect (dampak insstruksional dan penyerta

a. Orientasi Model

Model pembelajaran PBL berorientasi pada suatu masalah. Dimana masalah


dalam model problem based learning ini mengintegrasikan komponen-komponen
konteks permasalahan, resprentasi atau simulasi masalah, dan manipulansi ruang
permasalahan. Masalah yang diberikan kepada peserta didik dikemas dalam bentuk
ill-defined.
b. Model Mengajar

1). Sintak

(a). Penyajian Masalah.

Pertama-tama Peserta didik disajikan suatu masalah.Selain itu


dalam kegiatan ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
logistik yang diperlukan, dan memotivasi Peserta didik terlibat pada
aktivitas pemecahan masalah.Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih
cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan peta yang
akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran.

(b). Diskusi Masalah.

Peserta didik mendiskusikan masalah dalam sebuah kelompok


kecil.Mereka mengklarifikasi fakta-fakta suatu kasus kemudian
mendefinisikan sebuah masalah. Mereka membrainstorming gagasan-
gagasannya dengan berpijak pada pengetahuan sebelumnya. Kemudian,
mereka mengidentifikasi apa yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan
masalah serta apa yang mereka tidak ketahui. Mereka menelaah masalah
tersebut.Mereka jug mendesain suatu rencana tindakan untuk menggarap
masalah. Guru dalam hal ini hanya memfasilitasi kegiatan tersebut,
sehingga berjalan dengan lancar.

(c). Penyajian Solusi dari Masalah.

Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan


penyajian solusi dari masalah, dan membantu mereka untuk berbagi tugas
dengan temannya.

(d). Me-review atau menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan


masalah .

Peserta didik bersama-sama dengan guru melakukan mereview


terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.

2). Sistem Sosial

System social dari model PBL ini bersifat Kooperatif. Artinya


peserta didik bekerja sama dengan teman dalam sebuah tim atau kelompok
untuk mendiskusikan masalah yang di berikan pada saat pembelajaran.
Mereka dapat membrainstorming gagasan-gagasannya adanya pemikiran
kritis dan kreatif dari masing-masing peserta didik sebagai interaksi dalam
memecahkan masalah. Guru dalam hal ini berupaya dengan cara memilih
proses kegiatan yang memungkinkan guru dan peserta didik berkolaborasi.
Suasana cenderung demokratis. Guru dan peserta didik memiliki peranan
yang sama yaitu memecahkan masalah, dan interakksi kelas dilandasi
dengan kesepakatan kelas.

3). Prinsip-prinsip reaksi

Prinsip reaksi yang berkembang dalam model pembelajaran ini guru


lebih berperan sebagai fasilitator dalam proses peserta didik melakukan
aktivitas pemecahan masalah.

4). Sistem Penunjang

System penunjang dalam hal ini adalah masalah-masalah actual dan


upayakan yang bersifat ill-defined yang mampu menciptakan suasana
konfrontatif dan dapat membangktkan proses metakognisi, berpikir kritis,
dan stategi pemecahan masalah yang bersifat divergen. Artinya Penunjang
yang secara optimal dapat berdampak positif pada model pembelajran ini
adalah pada pemilihan masalah yang hangat dan menarik untuk dibahas
yang sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar dan bermanfaat bagi
kehidupan siswa. Kemudian pemilihan sumber belajar harus variatif.

c. Penerapan

Model Problem Based Learning ini bisa diterapkan pada materi pelajaran
yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah.
Bukan hanya pada matematika , sains, social tetapi juga bisa diterapkan pada mata
pelajaran bahasa indonesia. PBL bermuatan karakter yang dapat disesuaikan
dengan materi pelajaran.

d. Dampak Instruksional dan Penyerta

Salah satu keberhasilan proses pembelajaran adalah peserta didik merasa


senang dimana guru memampukan diri untuk memfasilitasi pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik peserta didik. Dalam model pembelajaran Problem
based Learning ini, pemahaman, transfer pengetahuan, keterampilan berpikir kritis,
kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan komunikasi ini merupakan
dampak langsung pembelajaran.

Dampak penyerta peluang peserta didik memperoleh pengetahuan,


meningkatkan keterampilan memecahkan masalah, meningkatkan kemampuan
untuk memperoleh pengetahuan yangrelevan, membangun pengetahuannya sendiri,
menumbuhkan motivasi dalam belajar,meningkatkan keterampilan peserta didik
dalam berpikir, meningkatkan komunikasi dan bekerja sama dalam kelompoknya.
Contoh Rancangan Pembelajaran

Skenario Pembelajaran Tematik

Problem Based Learning

Identitas

Satuan pendidikan : Sekolah Dasar (SD)

Kelas/ semester : V/ 1 (Satu)

Tema/ topik : II / Peristiwa dalam Kehidupan

Subtema : I (Macam-macam peristiwa dalam kehidupan)

Pembelajaran : 3 (Tiga)

Mata pelajaran : Tematik : IPA, Matematika, Bahasa Indonesia, PKN.

Alokasi waktu : 2 x 35 menit

Model Pembelajaran : Problem Based Learning

Tujuan pembelajaran

a. Siswa mempu mengidentifikasi apa yang menyebabkan terjadinya demam


berdarah
b. Siswa dapat menumbuhkan keterampilan kerjasama dan tanggung jawab
dengan berdiskusi
c. Siswa mampu mengembangkan keterampilan menulis laporan
d. Siswa mampu menentukan bilangan yang tidak diketahui dalam
persamaan yang melibatkan perkalian dan pembagian.

Langkah-langkah Pembelajaran

1. Guru mengajukan fenomena tentang isu terjadi saat ini untik


memunculkan masalah kemudian memotivasi siswa untuk terlibat dalam
pemecahan masalah yang dipilih. (fenomena demam berdarah yang
mewabah di Indonesia )
2. Siswa dibentuk kelompok kecil
3. Siswa mencari informasi dari permasalahan yang telah dimunculkan
berdasarkan cerita yang disampaikan oleh guru.
4. Guru mendorong pertukaran ide gagasan secara bebas dalam kelompok.
5. Siswa membuat laporan hasil diskusi bersama kelompoknya mengenai
penyebab terjadinya penyakit demam berdarah dan menghitung presentasi
kenaikan demam berdarah dari tahun ke tahun berdasarkan cerita yang
disampaikan guru.
6. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi dan proses proses yang
mereka gunakan.

Evaluasi pembelajaran atau penilaian pembelajaran :

-Tes tulis

- Rrubric laporan hasil diskusi


C. Penutup

Kesimpulan.

Problem Based Learning merupakan suatu model pembelajaran yang


menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk
belajar. Pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
kontek bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan
konsep esensial dari materi pelajaran. Berdasarkan analisis karakteristik model
Pembelajaran menurut (Joyce dan Weil), dapat disimpulkan bahwa PBL
termasuk kedalam sebuah model pembelajaran. Model PBL baik diterapkan
dalam pembelajaran karena model PBL ini mendorong siswa lebih aktif dan
kreatif dalam memecahkan sebuah permasalahan yang diberikan oleh guru.

Saran

Sebuah proses pembelajaran seharusnya dapat membekali siswa dengan


kemampuankemampuan yang memungkinkan mereka dapat mengadapi dan
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupannya nanti. Jadi guru dalam hal
ini dituntut untuk lebih kreatif dalam merancang sebuah proses pembelajaran.
Daftar Pustaka

Kementrian pendidikan dan Kebudayaan.(2014) Materi pelatihan Guru


Implementasi Kurikulum 2013. Badan pengembangan sumber daya manusia
pendidikan dan kebudayaan dan penjaminan mutu pendidikan,kementrian
pendidikan kebudayaan .

Al-Tabany, T. I (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovasi Progresif dan


Kontekstual. Jakarta:Prenada Media Group.

Sudarman. (2007). Problem Based Learning : Suatu Model Pembelajaran untuk


Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan masalah. Dalam
Jurnal Pendidikan Inovatif [online], Vol 2 (2), 6 halaman. Tersedia : http:// [20-02-
2016]

Barret, Terry (2005). Understanding Problem Based Learning. [online].Tersedia :


http:// [20 – 02 -2016]

Burhanudin A.2014 .Pembelajaran inovatif pada pembelajaran bahasa inggris.


[online].tersedia :http:// (28-02-2016)

Nachamma Sockalingam Republic dan Henk G. Schmidt. (2011).Characteristics of


Problems for Problem-Based Learning: The Students’ Perspective. Dalam jurnal
The Interdisciplinary Journal of Problem-Based Learning • volume 5, no. 1 (Spring
2011) 6–33. [online] tersedia: http://dx.doi.org/10.7771/1541-5015.1135

Anda mungkin juga menyukai