Makalah Sindrom Nefrotik 5
Makalah Sindrom Nefrotik 5
OLEH :
NIM : 17.993
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Salam
serta salawat tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan alam nabi besar
Muhammad SAW, seorang nabi yang telah membawa kita dari jaman kegelapan
menuju jaman yang terang benderang seperti yang kita rasakan sepertti saat-saat
sekarang ini. Saya menyadari dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan, hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan pengetahuan dan
pengalaman yang saya miliki, namun demikian banyak pula pihak yang telah
membantu saya dengan menyediakan sumber informasi, memberikan masukan
pemikiran, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan
dan kesempurnaan makalah ini diwaktu yang akan datang, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi saya dan orang banyak supaya mengetahui apa-apa yang
ada dalam pelajaran tentang SINDROM NEFROTIK.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... 1
A. Kesimpulan .................................................................................................. 17
B. Saran ............................................................................................................. 18
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sindroma nefrotik (SN) adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh
peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap protein plasma yang ditandai
dengan edema anasarka, proteinuria masif, hipoalbuminemia,
hiperkolesterolemia, dan lipiduria (Prodjosudjadi, 2007). Penyebab primer
sindrom nefrotik biasanya digambarkan oleh histologi, yaitu sindroma nefrotik
kelainan minimal (SNKM) yang merupakan penyebab paling umum dari
sindrom nefrotik pada anak dengan umur rata-rata 2,5 tahun. Meskipun
sindrom nefrotik dapat menyerang siapa saja namun penyakit ini banyak
ditemukan pada anak- anak usia 1 sampai 5 tahun. Selain itu kecenderungan
penyakit ini menyerang anak laki-laki dua kali lebih besar dibandingkan anak
perempuan. (Gunawan, 2006) Angka kejadian pada anak tidak diketaui
pasti,namun laporan dari luar negeri diperkirakan pada anak usia dibawah 16
tahun berkisar antara 2 sampai 7 kasus per tahun pada setiap 100.000 anak
(Pardede, 2002).
Menurut Raja Syeh angka kejadian kasus sindroma nefrotik di Asia
tercatat 2 kasus setiap 10.000 penduduk (Republika, 2005). Sedangkan
kejadian di Indonesia pada sindroma nefrotik mencapai 6 kasus pertahun dari
100.000 anak berusia kurang dari 14 tahun (Alatas, 2002). Untuk kejadiandi
Jawa Tengah sendiri mencapai 4 kasus terhitung mulai dari tahun 2006. (Israr,
2008)
4
B. Tujuan Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Nurarif & Kusuma (2013), Penyebab Sindrom nefrotik yang pasti
belum diketahui. Akhir-akhir ini dianggap sebagai suatu penyakit autoimun, yaitu
suatu reaksi antigen antibody. Umumnya etiologi dibagi menjadi:
1.Sindrom nefrotik bawaan
Diturunkan sebagai resesif autosom atau karena reaksi maternofetal.
Resisten terhadap suatu pengobatan. Gejala edema pada masa neonatus. Pernah
dicoba pencangkokan ginjal pada neonatus tetapi tidak berhasil. Prognosis buruk
dan biasanya pasien meninggal pada bulan-bulan pertama kehidupannya.
6
2.Sindrom nefrotik sekunder
Disebabkan oleh :
a.Malaria quartana atau parasit lainnya
b.Penyakit kolagen seperti SLE, purpura anafilaktoid
c.Glomerulonefritis akut atau glomerulonefritis kronis, trombosis vena renalis
d.Bahan kimia seperti trimetadion, paradion, penisilamin, garam emas, sengatan
lebah, racun otak, air raksa.
e.Amiloidosis, penyakit sel sabit, hiperprolinemia, nefritis membraneproliferatif
hipokomplementemik.
3.Sindrom nefrotik idiopatik Adalah Sindrom nefrotik yang tidak
diketahui penyebabnya atau juga disebut sindrom nefrotik primer. Berdasarkan
histopatologis yang tampak pada biopsy ginjal dengan pemeriksaan mikroskopi
biasa dan mikroskopi electron, Churg dkk membagi dalam 4 golongan yaitu
kelainan minimal, nefropati membranosa, glomerulonefritis proliferatif,
glomerulosklerosis fokal segmen
7
4. Patofiologi sindrom nefrotik
8
meningkat, edema periorbital, edema fasial, asites, distensi abdomen, penurunan
jumlah urine, urine tampak berbusa dan gelap, hematuria, nafsu makan menurun,
dan kepucatan
9
7. Pentatalaksanaa medik sindrom nefrotik
Menurut Wong (2008), Penatalaksanaan medis untuk Sindrom nefrotik
mencakup :
1.Pemberian kortikosteroid (prednison atau prednisolon) untuk menginduksi
remisi. Dosis akan diturunkan setelah 4 sampai 8 minggu terapi. Kekambuhan
diatasi dengan kortikosteroid dosis tinggi untuk beberapa hari.
2.Penggantian protein (albumin dari makanan atau intravena)
3.Pengurangan edema
a.Terapi diuretik (diuretik hendaknya digunakaan secara cermat untuk
mencegah terjadinya penurunan volume intravaskular, pembentukan
trombus, dan atau ketidakseimbangan elektrolit)
b.Pembatasan natrium (mengurangi edema)
4.Mempertahankan keseimbangan elektrolit
5.Pengobatan nyeri (untuk mengatasi ketidaknyamanan yang berhubungan dengan
edema dan terapi invasif)
6.Pemberian antibiotik (penisilin oral profilaktik atau agens lain)
7.Terapi imunosupresif (siklofosfamid, klorambusil, atau siklosporin) untuk anak
yang gagal berespons terhadap steroid.
10
kesulitan nafas (efusi pleura), pucat pada kulit, mudah lelah, perubahan pada
urine (peningkatan volume, urine berbusa).
d.Pengkajian diagnostik meliputi analisa urin untuk protein, dan sel darah
merah, analisa darah untuk serum protein (total albumin/globulin ratio,
kolesterol) jumlah darah, serum sodium.
GLOMELURUNEFRITIS
PROTEINURIA
PENURUNAN HIPOALBUMINEMIA
RESPON IMUN
KELEBIHAN
RETENSI AIR DAN NATRIUM VOLUME
CAIRAN
11
EDEMA
KULIT TIPIS
RESIKO KEKURANGAN
DAN RAPUH
NAFSU MAKAN MENURUN VOLUME CAIRAN
KELELAHAN
INTOLERANSI AKTIVITAS
12
4. Itervensi keperawatan sindrom nefrotik
Diagnosa Keperawatan 1
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme regulator ginjal
dengan retensi air dan natrium (Tucker, 1998, hal 578)
Kreteria hasil :
a. Menunjukkan keluaran urine tepat dengan hasil lab mendekati normal
b. BB stabil, TTV dalam batas normal, tidak ada edema
c. Keseimbangan masukan dan pengeluaran
Intervensi
1. Pantau keluaran urine, catat jumlah dan warna. Rasional : keluaran urine
mungkin sedikit dan pekat karena penurunan perfusi.
2. Pantau ke seimbangan pemasukan dan pengeluaran cairan selama 24 jam.
Rasional : terapi deuretik dapat di akibatkan oleh kehilangan cairan tiba-
tiba berlebihan meskipun edema masaih ada.
3. Ubah posisi dengan sering, tinggikan kaki bila duduk. Rasional :
pembentukan edema, nutrisi melambat, gangguan pemasukan nutrisi dan
imobilsasi lama merupakan stressor yang mempengaruhi integritas kulit.
4. Kaji TTV terutama tekanan darah. Rasional : hipertensi menunjukkan
kelbihan natrium, serta dapat menunjukkan terjadinya kongesti paru-paru,
gagal jantung.
5. Pertahankan asupan cairan, pembatasan asupan natrium sesuai indikasi.
Rasional : asupan natrium yang terlalu tinggi memperberat kondisi edema.
Diagnosa Keperawatan 2
Kriteria hasil
13
Intervensi
1. Tingkatkan cuci tangan yang baik pada pasien dan perawat. Rasional :
menurunkan resiko kontaminasi silang.
2. Lakukan perawatan kateter dan infus. Rasional : meningkatkan rasa
nyaman klien serta mencegah kontaminasi bakteri ke tubuh.
3. Kaji integritas kulit. Rasional : ekskorisi akibat gesekan dapat menjadi
infeksi sekunder.
4. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi. Rasional : membantu
pemilihan pengobatan infeksi paling efektif.
Diagnosa Keperawatan 3
Kreteria hasil
Intervensi
14
Diagnosa Keperawatan 4
Kreteria hasil
Intervensi
Diagnosa Keperawatan 5
Kreteria hasil
15
c. Membran mukosa lembab
Intervensi
Diagnosa Keperawatan 6
Kreteria hasil
Intervensi
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah ini dapat di simpulkan
1. Pengertian dari sindrom nefrotik adalah Sindrom nefrotik adalah
keadaan klinis yang disebabkan oleh kerusakan glomerulus karena ada
peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap protein plasma
menimbulkan proteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia dan edema
(Betz & Sowden, 2009).
2. Etiologi dari sindrom nefrotik dibagi jadi 3 yaitu sindrom nefrotik
bawaan, sindrom nefrotik idiopatik, dan sindrom nefrotik sekunder
3. Inseiden dari sindrom nefrotik biasanya digambarkan oleh histologi,
yaitu sindroma nefrotik kelainan minimal (SNKM) yang merupakan
penyebab paling umum dari sindrom nefrotik pada anak dengan umur
rata-rata 2,5 tahun. Meskipun sindrom nefrotik dapat menyerang siapa
saja namun penyakit ini banyak ditemukan pada anak- anak usia 1
sampai 5 tahun. Selain itu kecenderungan penyakit ini menyerang anak
laki-laki dua kali lebih besar dibandingkan anak perempuan.
(Gunawan, 2006)
4. Patofiologi dari sindrom nefrotik Pada individu yang sehat, dinding
kapiler glomerolus berfungsi sebagai sawar untuk menyingkirkan
protein agar tidak memasuki ruangan urinarius melalui diskriminasi
ukuran dan muatan listrik (Tisher, 1997, hal 37).
5. Manifetasi klinik sindrom nefrotik terdapat adanya proteinuria, retensi
cairan, edema, berat badan meningkat, edema periorbital, edema fasial,
asites, distensi abdomen, penurunan jumlah urine, urine tampak
berbusa dan gelap, hematuria, nafsu makan menurun, dan kepucatan
6. Test dalam sindrom nefrotik yaitu tes urine, dan test darah
7. Penatalaksannan medik sindrom nefrotik
17
8. Pengkajian keperawatan sindrom nefrotik
9. Penyimpangan KDM sindrom nefrotik
10. Diagnosa keperawatan sindrom nefrotik
11. Intervensi keperwatan sindrom nefrotik
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
19