Anda di halaman 1dari 217

Drs,Rusdiyantoro ST, MT

Program Studi Teknik Industri


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
` Menguasai pengetahuan dan menerapkan teknik, ketrampilan
dan tools di bidang industri.
` Memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan
yang dimilikinya dan terbiasa dengan penggunaan prinsip
matematik, fisika, sains, ekonomi teknik dan rekayasa untuk
memecahkan persoalan industri.
` Memiliki kemampuan merancang, menanalisis, memperbaiki,
mengoperasikan dan menginstalasi sistem integral yang
terdiri dari manusia, material, peralatan, informasi dan
sumber daya lain.
` Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, memformulasi,
memecahkan persoalan dan keputusan sistem integral
menggunakan alat-alat analitik, komputasional, dan atau
eksperimental.
` Memiliki kemampuan untuk memahami tanggung jawab
profesi, etika, dan sosial.
` TUJUAN
Memberikan pengetahuan dasar tentang ruang ruang lingkup bidang
garap teknik Industri

` POKOK MATERI
Pengertian Teknlk Industri dan manajemen Industri; Sejarah singkat;
Perkembangan serta profesi Teknik Industri; Analisis dan permodelan
sistem; Teknik-teknik Produksi; Analisisp Pemilihan lokasi
industri pabrik; perencanaan tata letak dan fasilitas produksi, Perancangan
dan pengukuran kerja; Ergonomi dan keselamatan kerja; perencanaan
produksi dan pengendalian persedaan; pengendalian kwalitas; analisa
tekno ekonomi; penyelidikan operasional; Riset operasi dan analisa sistem
skala besar terhadap perkembangan dislplin Teknik Industri ( aliran Modern
);

` Pokok Bahasan
1. Pengantar
2. Perancangan sistem Produksi
3. Perancangan dan Pengawasan Operasi
4. Perencanaan dan Perancangan fasilitas
5. Optimasi
6. Analisis Ekonomi Teknik
7. Pengendalian Kualitas Statistik
NO PERTEMUAN MATERI
1. I Penjelasan tentang GBPP dan kontrak
Belajar
Sejarah perkembangan disiplin teknik
Industri
2. II & III Perancangan Sistem Industri
3. IV & V Perancangan dan Pengawasan Operasi
4. VI & VII Perencanaan & Perancangan Fasilitas
5. VIII UTS
6. IX & X Optimasi
7. XI & XII Analisa Ekonomi Teknik
8. XIII & XIV Pengendalian Kualitas Statistik
9. XV UAS
` .
1. Hilk, Philip E., 1977, Introduction to Industrial
Engineering And Management Science,
Mc Graw-Hill Kogukusha, Tokyo.
2. Hari Purnomo, 2004, Pengantar Teknik Industri,
Graha Ilmu, Yogyakarta.
3. I Nyoman Pujawan, 1995, Ekonomi Teknik, Guna
Widya, Jakarta
4. P. Siagian, 1987, Penelitian Operasional,
Universitas Indonesia Press, Jakarta.
5. Sritomo Wignjosoebroto, 1995, Pengantar Teknik
Industri, Guna Widya, Jakarta.
6. Wayne C. Turner, 1993, Introduction to Industrial
And Systems Engineering, Prentice-Hall, Inc,
New Jersey.
Kompetensi Pokok Bahasan :
ƒ Memahami permasalahan dalam ruang
lingkup teknik industri yang melibatkan
manusia, mesin, energi dan informasi
secara efisien dan efektif.
Sub Pokok bahasan :
1.Definisi
2. Perkembangan teknik industri
3. Peranan disiplin teknik industri
4. Ilmu dasar disiplin teknik industri
Definisi Teknik Industri

Menurut Engineering Council for Professional


Development (ECPD) :
Aktifitas-aktivitas yg dpt dilakukan disiplin Teknil Industri (menurut
American Institute of Industrial Engineering = AIIE) adalah :
1. Perencanaan dan pemilihan metode kerja dalam proses produksi
2. Pemilihan dan perancangan perkakas kerja serta peralatan yang
dibutuhkan dalam proses produksi
3. Desain fasilitas pabrik, termasuk perencanaan tata letak asilitas
produksi, peralatan pemindahan material.
4. Desain dan perbaikan sistem perencanaan dan pengendalian untuk
distribusi barang/jasa, pengendalian persediaan, pengendalian kualitas
5. Pengembangan system pengendalian ongkos produksi (pengendalian
budget, analisa biaya standar produksi, dll).
6. Perancangan dan pengembangan produk.
7. Desain dan pengembangan system pengukuran performans serta
standar kerja.
8. Pengembangan dan penerapan system pengupahan dan pemberian
insentif
9. Perencanaan dan pengembangan organisasi, prosedur kerja
Analisa lokasi dengan mempertimbangkan pemasaran, bahan baku,
suplai TK
10. Aktivitas penyelidikan operasional dengan analisa matematik, analisa
numerik, simulasi, program linier, teori pengambilan keputusan dll
Perkembangan dan Organisasi yang mendukung
berdirinya disiplin Teknik Industri :

a. American Society of Mechanical Engineering (ASME).


Organisasi ini pertama kali mendiskusikan konsep-konsep
teknik industri dan merupakan persemaian dari timbulnya
konsep teknik industri.
b. Pada thn 1912 berdiri organisasi bernama. The Efficiency
Society dan The Society to Promote the Science of
Management yang kemudian pada tahun 1915 keduanya
bergabung menjadi The Taylor Society. Org ini bertujuan
mengembangkan konsep- konsep manajemen umum yang
yang diperkenalkan oleh Frederick Winslow Taylor.
c. Tahun 1917 berdiri Society of Industrial Engineering (SIE) yang
mewadahi para spesialis produksi maupun para manajer sbg
pembanding thd filosofi manajemen umum yang telah dikembangkan
oleh Taylor.

d. Tahun 1917 berdiri Society of Industrial Engineering (SIE) yang


mewadahi para spesialis produksi maupun para manajer sbg
pembanding thd filosofi manajemen umum yang telah
dikembangkan oleh Taylor.
e. Tahun 1932 berdiri The Society of Manufacturing Engineer (SME)
untuk mengembangkan pengetahuan di bidang manufaktur.
f. Tahun 1936 The taylor Society dan The Society of Industrial
Engineering bergabung menjadi The Society for Advancement
Management(SAM).
g. Program studi Teknik Industri pertama kali dibuka pada tahun
1908 di Pennsylvania State University
h. Tahun 1948 berdiri The American Society of Industrial Engineering
dengan didukung sekitar 70 negara AIIE berkembang menjadi
organisasi internasional dengan nama Institute of Industrial
Engineering (IIE).
i. Pendidikan Teknik Industri di Indonesia diperkenalkan oleh Bapak
Matthias Aroef pada tahun 1958 setelah menyelesaikan studi di
Cornell University.
j. Tahun 1960 membuka sub jurusan Teknik Produksi di Jurusan
Teknik Mesin, sebagai embrio berdirinya Teknik Industri.
k.Tahun 1971 berdiri Jurusan Teknik Industri yang terpisah dengan
Teknik Mesin yang kemudian mengawali pendidikan Teknik Industri
di Indonesia.
l. Pada saat ini telah berkembang pendidikan Teknik Industri baik di
PTN maupu PTS.
M. Tahun 1967 berdiri Persatuan Ahli Teknik Industri (Persati),
kemudian pada tahun 1987 berdiri Ikatan Sarjana Teknik Industri
dan Manajemen Industri Indonesia (ISTMI) sampai saat ini.
Ilmu-ilmu operasional yang meliputi :
• Analisis dan perancangan kerja.
• Pengawasan operasi.
• Manajemen operasi

Tiga kriteria yang harus dilakukan agar aplikasi TI dapat


berhasil yaitu :
• Kualitas.
• Waktu.
• Biaya
Ergonomi (Human factor)

Ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan orang


dengan lingkungan kerjanya.
Modul II : Perancangan dan Pengukuran Kerja

Kompetensi Pokok Bahasan :


ƒ Mampu melakukan pengukuran kerja,
prosedur pengukuran kerja dengan beberapa
metode pengukuran kerja (Stop Watch dan
sampling Kerja).
ƒ Mampu melakukan evaluasi dan perbaikan
metode kerja.
ƒ Mampu melaksanakan perancangan fasilitas
dan alat kerja.
ANALISIS PERANCANGAN KERJA
(METHOD ENGINEERING)
Lima langkah penyederhanaan kerja :
1. Memilih kegiatan kerja : yaitu kegiatan yang tdk efisien atau
kegiatan yang penyelesaiannya lambat dan ingin diperbaiki.
2. Pengumpulan dan pencatatan data / fakta Yang berkaitan dengan
metode kerja yang selama ini dilaksanakan : informasi yang
berkaitan dg urutan kegiatan, gerakan-gerakan kerja, layout dll.
3. Analisa terhadap langkah-langkah kerja. Langkah2 yg tdk efisien
dicari sebab-sebabnya.
4. Usulan altrnatif metode kerja yang lebih baik Diusulkan MK yg
dianggap efisien dan efektif, sebelum usulan diputuskan terlebih
dahulu di uji coba.
5. Aplikasi dan evaluasi metode kerja baru.
Mengaplikasikan alternatif MK yang lebih baik untuk
menggantikan metode yang lama, evaluasi.
MACAM PETA KERJA
Peta Proses Operasi
ƒ Peta Proses Operasi
ƒ Diagram Aliran
ƒ Peta Pekerja dan Mesin
ƒ Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan

Peta Proses Operasi


Diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan
dialami bahan baku mengenai urut-urutan operasi dan pemeriksaan.
Kegunan peta aliran proses
1. Mengetahui aliran bahan mulai masuk proses sampai aktivitas
berakhir.
2. Mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan selama proses
berlangsung.
3. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses atau metode kerja
4. Memberikan informasi waktu penyelesaian suatu proses.
Perbedaan Peta Aliran Proses dan Peta Proses
Operasi.
1. Peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitas-
aktivitas dasar termasuk transportasi, menunggu dan
penyimpanan. Sedangkan peta proses operasi
terbatas pada operasi dan pemeriksaan saja.
2. Peta aliran proses menganalisa setiap komponen yang
diproses secara lebih lengkap dibandingkan peta
proses operasi.
3. Peta aliran proses tidak bisa digunakan untuk
menggambarkan proses perakitan secara keseluruhan.
4. Peta aliran proses hanya menggambarkan dan
digunakan untuk menganalisa salah satu komponen
dari produk yang dirakit.
1. Suatu aktivitas untuk menentukan waktu rata-
rata yang dibutuhkan oleh seorang operator (yg
memiliki skill rata-rata dan terlatih) dalam
melaksanakan kegiatan kerja dalam kondisi
dan tempo kerja yang normal.
2. Kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran
waktu (time study), yaitu waktu standar atau
waktu baku.
1. Pengukuran waktu secara langsung :
` Pengukuran dengan stop watch
` Sampling kerja
2. Pengukuran waktu secara tidak langsung
` Data waktu baku
` Data waktu gerakan, dll.
Pengujian
Kecukupan Faktor
data Penyesuaian

Waktu Waktu Siklus Waktu Waktu Standar


Normal
Siklus Rata-rata (Baku)

Pengujian Faktor

keseragaman Kelonggaran
data
ƒ Uji kecukupan data.
Untuk memastikan bahwa data yang telah
dikumpulkantelah cukup secara obyektif.
Pengujian kecukupan data dilakukan dengan
berpedoman pada konsep statistik, yaitu derajat
ketelitian dan tingkat keyakinan/ kepercayaan.
Derajat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah
mencerminkan tingkat kepastian yang diinginkan
oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan
melakukan pengukuran dalam jumlah yang
banyak (populasi).
• Derajat ketelitian (degree of accuracy)
Menunjukkan penyimpangan maksimum
hasil pengukuran dari waktu penyelesaian
sebenarnya.

• Tingkat keyakinan (convidence level)


Menunjukkan besarnya keyakinan
pengukur akan ketelitian data waktu yang
telah diamati dan dikumpulkan.
Uji kecukupan data digunakan rumus sbb. :

⎡k / s N X 2 − ( X )
2

∑ ∑
2
⎢ ⎥
N’ = ⎢
⎢⎣ ∑X ⎥
⎥⎦
Dengan :
k = Tingkat keyakinan
k = 99% = 3
k = 95% = 2
s = Derajat ketelitian
N = Jumlah data pengamatan
N’ = Jumlah data teoritis

Jika N’ ≤ N, maka data dianggap cukup, jika N’ > N data


dianggap tidak cukup (kurang) dan perlu dilakukan
penambahan data.
Contoh :
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15
kali dengan menggunakan stop watch. Bila tingkat
keyakinan 95% dan derajat ketelitian 10%, apakah
jumlah pengamatan cukup?
Pengamatan (menit)
Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Data Pengamt. 8 7 7 6 8 6 9 8 9 6 8 5 5 9 6

ΣX = 107
(ΣX)2 = 11449
ΣX2 = 791
k = 95% = 2
s = 10%
⎡ k / s N X 2 − ( X )2 ⎤
2 2
∑ ∑ ⎥ ⎡ 2 / 0,1 15 x 791 − 11449 ⎤
⎢ ⎢ ⎥ = 14 ,53
N’ = ⎢
⎢⎣ ∑X ⎥
⎥⎦ ⎣ 107 ⎦
∑ ( X − X )2
N −1
Contoh:
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan
sebanyak 15 kali dengan menggunakan
stop watch, jika batas kontrol ± 3.
Tentukan apakah data seragam atau
tidak.
Pengamatan (menit)

Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Data Pengamt. 8 7 7 6 8 6 9 8 9 6 8 5 5 9 6

X = 7,13
Σ (X – X)2 = 27,73
σ = 1,4
BKA = 7,13 + 3 (1,4) = 11,33
BKB = 7,13 – 3 (1,4) = 2,93

Semua data masuk dalam range antara BKA dan BKB,


maka data dikatakan seragam
Penyesuaian (Rating Factor)

• Sering terjadi bahwa operator dalam melakukan pekerjaannya tdk


selamanya bekerja dlm kondisi wajar, ketidakwajaran dapat terjadi misalanya
tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena
terjadi kesulitan-kesulitan sehingga menjadi lamban dalam bekerja.
• Bila terjadi demikian maka pengukur harus mengetahui dan menilai
seberapa jauh ketidakwajaran tersebut dan pengukur harus menormalkannya
dengan melakukan penyesuaian.
• Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata
dengan faktor penyesuaian (p).
• Tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu :
- Bila operator bekerja diatas normal (terlalu cepat), maka harga p nya
lebih besar dari satu (p > 1).
- Operator bekerja dibawah normal (terlalu lambat), maka harga p nya lebih
kecil dari satu (p< 1).
- Operator bekerja dengan wajar, maka harga p nya sama dengan satu (p =
1).
1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.
Kegiatan yang termasuk kebutuhan pribadi : minum
untuk menghilangkan rasa haus, pergi ke kamar kecil,
bercakap-cakap dengan sesama pekerja, dll.
2. Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan (fatigue).
Rasa fatigue tercermin antara lain dari menurunnya hasil
produksi, bila rasa fatique ini berlangsung terus maka
akan terjadi fatigue total, yaitu anggota badan tdk dapat
melakukan gerakan kerja sama sekali. Untuk
mengurangi kelelahan si pekerja dapat mengatur
kecepatan kerjanya sedemikian rupa sehingga
lambatnya gerakan-gerakan kerja ditujukan untuk
mengilangkan rasa fatigue tersebut.
¾ Menerima atau meminta petunjuk pada pengawas.
¾ Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti
mengganti alat potong (komponen) yang patah,
memasang kembali komponen yang lepas dll.
¾ Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan khusus
dari gudang.
¾ Mesin berhenti karena aliran listrik mati, dll.
100
100 − ALL
Elemen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ΣX X RF WN
Kegiatan
1 Mengambil 0,06 0,08 0,07 0,05 0,07 0,06 0,08 0,08 0,07 0,06 0,68 0,07 1,1 0,07
Kotak Kardus
2 Memasukkan 0,15 0,17 0,14 0,14 0,16 0,15 0,17 0,15 0,14 0,16 1,53 0,15 0,9 0,13
Barang 100
= 0,61 menit / unit
3 Menutup 0,21 0,23 0,22 0,21 100 − 15 0,24
0,25 0,23 0,26 0,22 0,22 2,29 0,23 1,05 0,24
Kotak Kardus
4 Meletakan 0,08 0,10 0,09 0,12 0,11 100 0,08
0,08 0,11 0,12 0,08 0,97 0,09 0,95 0,08
= 0,61 menit/ unit
Hasil 100 − 15
Waktu Normal = 0,52 menit/unit
Waktu Baku = 0,52 x
` Melakukan pengamatan dengan mengamati apakah
tk dalam kondisi kerja atau menganggur.
` Pengamatan tidak dilakukan secara terus-menerus
melainkan hanya sesaat pada waktu yang telah
ditentukan secara acak/random.
` Melakukan kunjungan ke tk yang akan diukur
waktunya secara acak, yaitu setiap kali kunjungan
dengan selang waktu yang tidak sama dan
didasarkan pada bilangan random yang dikonversi
ke satuan waktu.
` Misal, kunjungan dilakukan sebanyak 100 kali
dengan waktu pengamatan secara acak dan 90 kali
pengamatan tk dalam kondisi kerja/sibuk, maka
prosentase tk dalam kondisi sibuk adalah 90/100 =
0,9. Tk dalam kondisi idle/menganggur adalah
10/100 =0,1
` Kecukupan Data
SP = k
p (1 − p)
n

N’ = k 2 (1 − p )

Dengan : S 2 p

S = Derajat ketelitian
p = Prosentase sibuk/produktif
k = Tingkat keyakinan
N’ = Ukuran sample/data
• Keseragaman Data
Batas kontrol untuk p
BKA p + k p=
(1 − p)

BKB p − k p=
n
(1 − p )

Dengan pengertian
n
sbb:
BKA = Batas kontrol atas
BKB = Batas kontrol bawah
p = Prosentase sibuk/produktif
k = Tingkat keyakinan

Contoh :
Suatu pengamatan sampling kerja dilakukan selama 10
hari kerja dengan waktu pengamatan setiap hari kerja
adalah 6 jam. Ukuran sample adalah 50 setiap hari,
tingkat keyakinan 99% dan derajat ketelitian 5%. Tentukan
kecukupan dan keseragaman data.
Tgl Pengamatan 1/1 2/1 3/1 4/1 5/1 6/1 7/1 8/1 9/1 10/1

Kondisi idle 5 6 8 10 7 3 4 5 6 4

Kondisi kerja 45 46 42 40 43 47 46 45 44 46

Prosentase idle 0,1 0,12 0,16 0,2 0,16 0,06 0,08 0,1 0,12 0,08

Prosentase kerja 0,9 0,88 0,84 0,8 0,86 0,94 0,92 0,9 0,88 0,92

Prosentase idle = 0,116,


prosentase kerja (p) = 1 –0,016 = 0,884
k = 99% = 3 N = 500
S = 0,05 n = 50
3 (1 − 0 , 884 )
2

N’ = ( 0 , 05 ) ( 0 , 884 ) = 472 , 39
2

Karena N’ < N, maka data dianggap cukup


0,884 (1 − 0,664)
BKA = 0,884 + 3
50
= 1,019

0,884 (1 − 0,664)
BKB = 0,884 − 3
50
= 0,748
` Waktu Baku
Penentuan waktu baku dengan sampling kerja
dihitung dengan menggunakan rumus :
Total waktu x Pr osentase sibuk x Rating Factor ( RF )
Waktu Normal = Jumlah produk yang dihasilkan

Waktu Baku = Waktu Normal x


100
100 − Kelonggara n ( All )
Contoh :
Seorang pekerja kantor pos bekerja delapan jam sehari
untuk melakukan penyortiran surat-surat. Dari pengamatan
yang dilakukan ternyata 85% pekerja tersebut dalam kondisi
bekerja dan 15% dalam kondisi menganggur. Apabila
jumlah surat yang disortir sebanyak 2345 surat, maka
tentukan waktu bakunya dengan asumsi rating factor adalah
115% dan kelonggaran 20%.

480 menit x 0 , 85 x 1 ,15


= 0 , 2 menit / surat
2345

100
0 ,2 x = 0 , 25 menit / surat
100 − 20

1 1
= = 4 surat / menit
Wb 0 , 25
Kompetensi Pokok Bahasan :
ƒ Mampu melakukan peramalan produksi
dengan beberapa metode peramalan.
ƒ Mampu melakukan perencanaan produksi
berdasarkan hasil peramalan.
ƒ Mampu melakukan pengawasan dan
perencanaan persediaan dengan beberapa
metode.
` Aktivitas utama dalam system produksi
adalah perencanaan dan pengawasan
operasi.

` Sistem produksi adalah suatu aktivitas


untuk mengatur penggunaan sumber daya
(resources) yang ada dalam proses
pembuatan produk/barang atau jasa yang
bermanfaat dengan melakukan optimasi
terhadap tujuan perusahaan.
Bahan
- TK Proses transformasi Produk/
- Mesin atau perubahan Jasa
- Fasilitas
- Dll.

Informasi umpan balik hasil


untuk pengawasan proses
Kegiatan Perencanaan & Pengawasan
Operasi al :
1. Peramalan
Perkiraan atau estimasi tingkat permintaan suatu
produk untuk periode yang akan datang berdasarkan
data penjualan masa lampau yang dianalisis dengan
cara tertentu.

2. Perencanaan Operasi/produksi
• Digunakan untuk mengetahui jumlah barang yang
harus diproduksi dengan didasarkan pada hasil
peramalan dan persediaan yang ada.
• Merupakan pegangan untuk merancang jadual
produksi.
3. Pengawasan dan Perencanaan Persediaan

Persediaan : sumber daya menganggur (idle


resources) yang menunggu proses lebih lanjut,
berupa kegiatan produksi pada system
manufaktur, kegiatan pemasaran pada system
distribusi atau kegiatan konsumsi pada system
rumah tangga.

Persediaan digunakan untuk mempermudah


atau memperlancar jalannya opersi perusahaan
yang dilakukan berturut-turut untuk
memproduksi barang untuk dipasarkan pada
konsumen.
4. Material Requirement Planning
Metode Perencanaan Kebutuhan Material adalah
prosedur logis, aturan keputusan dan teknik pencatatan
terkomputerisasi yang dirancang untuk
menterjemahkan Jadwal Induk Produksi (Master
Production Schedule) menjadi kebutuhan bersih (net
requirement) material untuk semua item komponen
produk.

5. Line Balancing (Keseimbangan Lintasan)


Upaya untuk meminimumkan ketidakseimbangan
diantara mesin-mesin untuk mendapatkan waktu yang
sama di setiap stasiun kerja sesuai dengan kecepatan
produksi yang diinginkan.
6. Konsep Just In Time.
Memproduksi output yang diperlukan, pada waktu
dibutuhkan, dalam jumlah sesuai kebutuhan. Pada
setiap tahap proses dalam system produksi.
Dengan cara yang paling ekonomis dan efisien.
Metode Peramalan
1. Peramalan Subyektif.
Menekankan pada keputusan-keputusan hasil
diskusi, pendapat pribadi dan institusi.
- Metode Delphi.
peramalan yang didasarkan pada keputusan
bersama dari suatu grup yang terdiri dari para
ahli yang berbeda.
- Metode Penelitian Pasar :
metode ini menganalisa fakta secara sistematis
pada bidang yang berhubungan dengan
pemasaran. (teknik survei konsumen : kuisioner).
2.Peramalan Obyektif.
Prosedur peramalan yang mengikuti aturan-
aturan matematis dan statistik.

` Metode Intrinsik
Peramalan yang hanya berdasarkan proyeksi
permintaan histories tanpa mempertimbangkan
faktor-faktor eksternal yang mungkin
mempengaruhi besarnya permintaan.

◦ Untuk peramalan jangka pendek, Analisis deret


waktu (Time Series)

` Metode Ekstrinsik
Memepertimbangkan faktor-faktor eksternal yang
mungkin mempengaruhi besarnya permintaan
dimasa datang.
◦ Peramalan jangka panjang, karena dapat menunjukkan
hubungan sebab-akibat (disebut metode kausal),
Metode Regresi.

Regresi Linier
Dalam metode regresi linear, pola hubungan antara suatu
variabel yang mempengaruhinya dapat dinyatakan dengan
suatu garis lurus.
Persamaan regresi linear dapat dinyatakan sbb:
Y = a + bx

∑ ya −=b∑ x N ∑bxy=− ∑ x ∑ y
N N ∑ x 2 − (∑ x )2
Dengan :
Y = Besarnya nilai yang diramal
a = Nilai trend pada periode dasar
b = Tingkat perkembangan nilai yang diramal
x = Unit tahun yang dihitung dari periode dasar
Penjualan (Y) Periode (X) X2 XY
45 1 1 45
35 2 4 70
30 3 9 90
50 4 16 200
40 5 25 200
60 6 36 360
30 7 49 210
45 8 64 360
55 9 81 494
65 10 100 650
Σ 455 Σ 55 Σ 385 Σ 2680
10⎛⎜⎝ 2680 ⎞⎟⎠ − ⎛⎜⎝ 455 ⎞⎟⎠⎛⎜⎝ 55 ⎞⎟⎠
= 2,15
10⎛⎜⎝ 385 ⎞⎟⎠ − ⎛⎜⎝ 55 ⎞⎟⎠⎛⎜⎝ 55 ⎞⎟⎠
455 − 2 ,15 55 = 33,675
10 10
t


i =1
Xt
t

t +1


i=2
Xt
t

t +2


i =3
Xt
t
Contoh :
Bulan Data Rata-rata bergerak Rata-rata bergerak
Tiga bulanan Lima bulanan
1 386 - -
2 340 - -
3 390 - -
4 368 372 -
5 425 366 -
6 440 394,3 381,8
7 410 411 392,6
8 466 425 406,6
9 330 438,7 421,8
10 350 402 414,2
11 375 382 399,2
12 380 351,7 386,2
PERENCANAAN OPERASI / PRODUKSI
Untuk melakukan perencanaan produksi dapat
dilakukan dengan beberapa strategi :

` Dengan mengendalikan persediaan, (dilakukan


pada saat kapasitas produksi dibawah permintaan
dan digunakan pada saat diatas kapasitas
produksi)
` Dengan mengendaliakan jumlah tenaga kerja
sesuai dengan laju produksi yang diinginkan.
` Mengadakan subkontrak untuk menaikan kapasitas
pada saat perusahaan dalam keadaan sibuk.
` Mempengaruhi permintaan (potongan harga,
pemberian hadiah, layanan-layanan khusus).

Perencanaan Operasi dapat diklasifikasikan


menjadi dua metode yaitu :
Bulan Peramalan Komulatif

1 103 103
2 117 220
3 115 335
4 121 456
5 123 579

6 109 688
7 89 777
8 74 851
9 71 922
10 73 995
11 81 1.076
12 98 1.174
Bln Perama lan Komu latif Rencana Produksi 1 Rencana Produksi 2

Persediaan Produksi Persediaan Persedia an Produksi Persediaan


Awal Akhir Awal Akhir

1 103 103 340 70 307 100 120 117

2 117 220 307 70 260 117 120 120

3 115 335 260 70 215 120 120 125

4 121 456 215 70 164 125 120 124

5 123 579 164 70 111 124 120 121

6 109 688 111 70 72 121 120 132

7 89 777 72 70 53 132 60 103

8 74 851 53 70 49 103 60 89

9 71 922 49 70 48 89 60 78

10 73 995 48 70 45 78 60 65

11 81 1.076 45 70 34 65 60 44

12 98 1.174 34 70 6 44 60 6
Dari dua rencana produksi tersebut akan dipilih salah satu
dari rencana yang ada dengan mempertimbangkan biaya
yang terjadi, yaitu biaya terkecil yang akan digunakan
sebagai rencana produksi.

PENGAWASAN DAN
PERENCANAAN PERSEDIAAN

Fungsi utama persediaan yaitu :


- Sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi
dan distribusi untuk memperoleh efisiensi.
- Sebagai stabilitor harga terhadap fluktuasi permintaan.
Masalah umum persediaan dalam suatu system dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu masalah kuantitatif dan
masalah kualitatif.

2. Masalah kualitatif : Semua hal yang berhubungan dg


system pengoperasian persediaan al:
- Jenis bahan/barang apa yang masih ada
- Dimana barang tersebut ditempatkan
- Berapa banyak barang dalam proses pemesanan
- Siapa saja yang ditunjuk sebagai pemasok, dsb.
Komponen biaya dlm rangka penentuan persediaan

1. Biaya pembelian (Purchasing Cost = c


- Biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang persediaan.
- Besarnya biaya tergantung dari jumlah barang yang dibeli
dari harga satuan.
2. Biaya pengadaan (Procurement Cost)

Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis yaitu :


- Biaya pemesanan (Ordering Cost = k)
Semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan
barang dari luar.
- Biaya penentuan pemasok, administrasi pesanan,
pengiriman pesanan, pengangkutan, penerimaan dsb.
Biaya penyimpanan (Holding Cost = h)
Semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang,
meliputi : - Biaya modal

- Biaya gudang
- Biaya asuransi
- Biaya administrasi
- Biaya kadaluarsa
- Biaya kerusakan dan penyusutan
` Biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan lebih kecil
dari jumlah yang diperlukan.

` Metode Pengendalian Persediaan


◦ Metode Tradisional
◦ Metode perencanaan kebutuhan material (MRP)
◦ Metode Kanban

ƒ Metode Pengendalian Persediaan Tradisional/EOQ


Dalam metode ini pada dasarnya mencari jawaban optimal
dalam menentukan :
- Jumlah ukuran pemesanan ekonomis (EOQ)
- Titik pemesanan kembali (RO)
- Jumlah cadangan pengaman yang diperlukan (SS)
x Hanya satu item barang (produk) yang diperhitungkan
x Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui
x Barang yang dipesan diasumsikan dapat segera tersedia
x Waktu ancang-ancang (lead time) bersifat konstan
x Setiap pesanan dikirim dan langsung digunakan
x Tidak ada pesanan ulang (back order)
x Tidak ada diskon

Tujuan model ini adalah menentukan jumlah ekonomis


setiap kali pemesanan (EOQ) sehingga total biaya
persediaan minimal.
Biaya Total Persediaan = Ordering cost + Holding
cost + Purchasing cost.

Parameter yang dipakai adalah :


D : jumlah kebutuhan barang selama satu periode
k : ordering cost sekali pesan
h : holding cost persatuan nilai persediaan
persatuan waktu
c : purchasing cost persatuan nilai persediaan
t : waktu antara satu pesanan ke pesanan
berikutnya
Model Persediaan EOQ
Titik saat pemesanan diterima (order point)

Rata-rata persediaan = Q/2

t = Q/D Waktu ( t )

Biaya Total Persediaan = Ordering cost + Holding cost +


Purchasing cost.
a). Biaya pesan = ⎡D ⎤
k⎢ ⎥
⎣ Q ⎦
k : biaya pesan setiap kali pesan
D : permintaan per periode
Q : jumlah pemesanan optimal

b). Biaya simpan =


⎡ D ⎤
k ⎢ ⎥ per periode
h : biaya simpan per
⎣ Qunit

Q : jumlah pemesanan optimal

c). Biaya pembelian = c


Rumus persediaan model Q (EOQ) adalah sbb :

Q (EOQ) =

2 Dk
h
EOQ
D
2 Dk 2 x100 x100
= = 1000 unit
h 0,02

EOQ 1000
= = 10 hari
D 100
Kompetensi Pokok Bahasan :
ƒ Memahami aspek-aspek yang berkaitan
dengan penetapan lokasi fasilitas/pabrik
ƒ Memahami teknik dan mampu melakukan
perancangan tata letak fasilitas produksi
ƒ Memahami permasalahan yang berkaitan
dengan pemindahan bahan (material
handling).
ƒ Memahami macam/type tata letak fasilitas
produksi.
Perencenaan & Perancangan Tata Letak Fasilitas

Penentuan Lokasi Pabrik/Fasilitas :


Lokasi pabrik yang ideal adalah terletak pada tempat yang akan mampu
memberikan total biaya dari proses produksi dan distribusi yang rendah
serta harga dan volume penjualan produk yang mampu memberikan
keuntungan yang maksimal.
Soal Latihan :

Sebuah perusahaan Elektronik bermaksud


mendirikan pabrik baru, berdasarkan hasil studi
kelayakan diperoleh alternatif dan jarak koordinat
lokasi (dalam satuan puluhan kilometer) sebagai
berikut :

` Alternatif lokasi P (-10, 7)


` Alternatif lokasi Q (5, -30)
` Alternatif lokasi R (10, 0)

Daerah pemasaran yang harus dipenuhi


kebutuhannya terletak di 5 (lima) kota dengan
koordinat dan kebutuhan masing-masing (dalam
satuan ton) sebagai berikut :
Aplikasi metode transportasi digunakan untuk
menentukan pola distribusi yang terbaik dari
lokasi pabrik ke daerah pemasaran tertentu.
Keputusan yang dipilih didasarkan pada lokasi
yang memberikan total biaya terkecil.

Dalam menyelesaikan masalah trensportasi


ada beberapa cara/metode yang dapat
digunakan yaitu : cara/metode heuristics,
vogel dan north west corner.
Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas
(ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang
Semarang 18 20 25 15 650
Bandung 40 45 30 42 600
Surabaya 55 50 60 55 tak terbatas
Malang 58 55 62 60 tak terbatas

Demand 400 500 300 450 1650


(ton/mgg)
Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas
(ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang

Semarang 18 20 25 15 650

Bandung 40 45 30 42 600

Surabaya 55 50 60 55 400

Demand 400 500 300 450 1650


(ton/mgg)
Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas
Jogja Solo P Kerto Mg-lang (ton/mgg)
Semarang 18 20 25 15
650
200 450
Bandung 40 45 30 42
600
200 100 300
Surabaya 55 50 60 55
400
400
Demand
(ton/mgg) 400 500 300 450 1650
From To Shipment Cost/profit Oport.
Cost
Semarang Jogja 200 18 0
Semarang Solo 0 20 -3
Semarang P Kerto 0 25 17
Semarang Magelang 450 15 0
Bandung Jogja 200 40 0
Bandung Solo 100 45 0
Bandung P Kerto 300 30 0
Bandung Magelang 0 42 5
Surabaya Jogja 0 55 10
Surabaya Solo 400 50 0
Surabaya P Kerto 0 60 25
Surabaya Magelang 0 55 13
Minimized OBJ = 51.850
Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas
(ton/mgg)

60
50
55
30
45
40
18 Jogja Solo P Kerto Mg-lang

Semarang 18 20 25 15
650
100 100 450
Bandung 40 45 30 30
600
300 300
Surabaya 50 50 60 55
400
400
Demand
(ton/mgg) 400 500 300 450 1650
From To Shipment Cost/profit Oport.
Cost
Semarang Jogja 100 18 0
Semarang Solo 100 20 0
Semarang P Kerto 0 25 17
Semarang Magelang 450 15 0
Bandung Jogja 300 40 0
Bandung Solo 0 45 3
Bandung P Kerto 300 30 0
Bandung Magelang 0 42 5
Surabaya Jogja 0 55 7
Surabaya Solo 400 50 0
Surabaya P Kerto 0 60 22
Surabaya Magelang 0 55 10
Minimized OBJ = 51.550
Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas
(ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang
58
40
18

18 20 25 15
Semarang 650

40 45 30 42
Bandung 600

58 55 62 60
Malang 400

Demand
(ton/mgg) 400 500 300 450 1650
Daerah Pemasaran Kapasitas
Lokasi 58
45
40
18 (ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang

Semarang 18 20 25 15
650
200 450
Bandung 40 45 30 42
600
200 100 300
Malang 58 55 62 60
400
400
Demand
(ton/mgg) 400 500 300 450 1650
From To Shipment Cost/profit Oport.
Cost
Semarang Jogja 200 18 0
Semarang Solo 0 20 -3
Semarang P Kerto 0 25 17
Semarang Magelang 450 15 0
Bandung Jogja 200 40 0
Bandung Solo 100 45 0
Bandung P Kerto 300 30 0
Bandung Magelang 0 42 3
Malang Jogja 0 58 8
Malang Solo 400 55 0
Malang P Kerto 0 62 19
Malang Magelang 0 60 13
Minimized OBJ = 53.850
Daerah Pemasaran Kapasitas
Lokasi (ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang

Semarang 18 20 25 15
650
100 100 450
Bandung 40 45 30 42
600
300 300
Malang 58 55 62 60
400
400
Demand
(ton/mgg) 400 500 300 450 1650
From To Shipment Cost/profit Oport.
Cost
Semarang Jogja 100 18 0
Semarang Solo 100 20 0
Semarang P Kerto 0 25 17
Semarang Magelang 450 15 0
Bandung Jogja 300 40 0
Bandung Solo 0 45 3
Bandung P Kerto 300 30 0
Bandung Magelang 0 42 5
Malang Jogja 0 58 5
Malang Solo 400 55 0
Malang P Kerto 0 62 19
Malang Magelang 0 60 10
Minimized OBJ = 53.550
Macam Tipe Tata Letak Fasilitas

` Tata Letak Produk


(Product Lay Out = Aliran produk).
` Tata Letak Proses
(Process Lay Out = Aliran proses).
` Tata Letak Posisi Tetap
(Fixed Position Lay Out).
` Tata Letak Kelompok Produk
(Product Famili/Group Teknologi)
` Semua fasilitas produksi diatur/ditempatkan
dalam satu departemen khusus.
` Diaplikasikan untuk industri skala besar dan
proses produksinya berlangsung secara kontinyu.
` Industri Gula, semen, kertas, perakitan (mobil,
elektronik).

Pertimbangan atas dasar Tata Letak Produk :


1. Produk yang dibuat hanya satu atau beberapa
produk standar.
2. Produk dibuat dalam jumlah/volume besar untuk
jangka waktu relatif lama.
3. Keseimbangan lintasan produksi lebih baik.
4. Satu mesin hanya digunakan unt satu macam
proses kerja.
5. Aktivitas inspeksi selama proses produksi relatif
sedikit.
6. Aktivitas MH dari satu SK ke SK yang lain dapat
dilaksanakan secara mekanis.
Bahan Gudang Gudang Produk
Baku Bahan SK-1 SK-2 SK-3 SK-4 Produk Jadi
Baku Jadi

1 3
2 4
A Press
Penge-
Bubut Drill pakan A
1

B 2
1 4
2 3
Penge- B
Gerinda Frais Bubut pakan

Tata Letak Aliran Produk


Keuntungan :
1. MHC rendah sebagai akibat Lay Out disusun
berdasarkan urutan operasi, shg jarak
perpindahan bahan minimum.
2. Total waktu yang dipergunakan untuk produksi
relatif singkat.
3. Work In Procces jarang terjadi karena lintasan
produksi sudah seimbang. Output satu proses
langsung dipergunakan sebagai input proses
berikutnya.
4. Tiap unit produksi atau SK memerlukan luas area
yang minimal karena tidak diperlukan WIP
Storege.
Kerugian :
1. Breakdown dari satu mesin menyebabkan terhentinya
seluruh aliran produksi.
2. Jika terjadi perubahan terhadap desain produk, maka akan
merubah aliran produk dan lay out.
3. Kelancaran proses produksi akan ditentukan oleh proses
mesin yang paling lambat.
4. Memerlukan investasi mesin tinggi (Special Purpose
Machine).
Tata Letak Proses :
` Denaturant dan penempatan mesin/fasilitas produksi yang
semacam dalam satu departemen.
` Semua fasilitas produksi yang memiliki ciri/fungsi kerja
yang sama diletakan dalam satu departemen.
` Diaplikasikan pada industri berskala kecil.
` Faktor manufaktur dan jasa pelayanan.
1. Produk yang dibuat berbagai macam model/type
dan tiap model dibuat dalam jumlah kecil serta
jangka waktu yang relatif singkat.
2. Aktivitas berubah-ubah sehingga studi waktu dan
gerak untuk menentukan metode dan waktu
standar sulit dilakukan.
3. Sulit mengatur line balanchng antar operator dan
mesin.
4. Memerlukan pengawasan yang ekstra selama
proses operasi.
5. Satu jenis mesin dapat melakukan bebagai
macam produk (General Purpose).
6. Banyak menggunakan peralatan berat untuk
kegiatan MH.
Bahan Gudang Bahan Gudang Produk
Baku Baku SK-1 SK-2 SK-3 SK-4 Produk Jadi Jadi
A

Press Bubut Drill Gerinda

3 4

A 1 2 2 4 A
1 2
4
B 1 B
3
Penge- 4
Frais
coran

Pengepakan

Tata Letak Aliran Proses


1. Investasi mesin dan fasilitas produksi rendah, karena mesin
yang digunakan mesin-mesin type umum (General
Purpose).
2. Jika terjadi breakdown mesin mudah diatasi, yaitu dengan
memindahkan ke mesin lain.
3. Karena ada spesialisasi kerja, aktivitas supervisi lebih baik
dan efisien.
Kerugian :
1. Karenna lintasan produksi lebih panjang, MHC lebih mahal.
2. Total waktu produksi lebih lama, WIP lebih banyak dijumpai
karena waktu operasi sulit diseimbangkan.
3. Karena diversifikasi produk adalah job order, maka
diperlukan operator skill tinggi.
x Material dan komponen dari produk utama akan
ditempatkan pada posisi tetap, sedangkan fasilitas
produksi seperti tools, mesin, manusia serta
komponen-komponen kecil akan bergerak menuju
lokasi material atau komponen produk utama.
x Diaplikasikan pada industri yang menghasilkan
produk-produk skala ukuran besar : Industri pesawat,
kapal dll.

Mesin-2

Mesin-2 Produk Mesin-2


Utama

Tata Letak Fixed Position


1. Karena posisi material dan komponen produk
utama tetap, maka MH dapat dikurangi.
2. Fleksibilitas kerja tinggi, karena fasilitas produksi
dapat diakomodasikan untuk mengantisipasi
perubahan dalam rancangan produk.

Kerugian :
1. Adanya peningkatan frekuensi pemindahan fasilitas
produksi atau operato pada saat proses operasi.
2. Memerlukan operator dengan skill tinggi.
3. Membutuhkan space area yang luas untuk peralatan
kerja dan WIP.
4. Memerlukan pengawasan dan koordinasi kerja yang
ketat.
Product Family (Group Tecnology) :
ƒ Didasarkan pada pengelompokan produk atau
komponen yang akan dibuat.
ƒ Pada dasarnya merupakan kombinasi dari product lay
out dan procces lay out.
ƒ Produk-produk yang tidak identik dikelompokan
berdasarkan langkah pemrosesan, bentuk, mesin atau
peralatan.
Keuntungan :
` Dengan pengelompokan produk sesuai dengan proses
pembuatannya, maka pendayagunaan mesin akan
diperoleh secara maksimal.
` Jarak perpindahan material lebih pendek sehingga
lintasan aliran lebih lancar.
` Memiliki keuntungan yang bisa diperoleh dari produk lay
out dan proses lay out.
` Umumnya menggunakan mesin-mesin general purpose
sehingga investasinya juga lebih rendah.
A Bubut Bor Gerinda Perakitan

Milling Perakitan Bor Finising

B Press Bubut Bor Press Perakitan


C

Gerinda Bor Perakitan Bor Gerinda

Tata Letak Group Teknologi


Kerugian :
1. Diperlukan TK dengan skill tinggi.
2. Kelancaran kerja sangat tergantung pada kegiatan
pengendalian produksi terutama aliran kerja.
3. Jika keseimbangan aliran sulit dicapai maka
diperlukan WIP Storage.
4. Beberapa kerugian dari product dan procces lay
out juga akan dijumpai.
5. Kesempatan untuk mengaplikasikan faslitas
produksi tipe special purpose sulit dilakukan.
Kompetensi Pokok Bahasan :
ƒ Mampu melakukan penilaian/evaluasi,
membandingkan dan menjaring berbagai
pilihan jawaban, sehingga dapat
mengambil keputusan yang terbaik.
ƒ Mampu menyelesaikan persoalan-
persoalan dengan pertimbangan criteria-
criteria dan pembatas-pembatas tertentu
dengan tujuan mengoptimalkan hasil yang
ingin dicapai.
` Program Dinamis
Suatu teknik optimasi untuk menyelesaikan
masalah yang melibatkan sekumpulan
pengambilan keputusan yang saling berhubungan,
dengan tujuan agar secara keseluruhan mencapai
keefektifan.

` Prinsip Optimasi Bellman :


Menyatakan bahwa suatu kebijakan menyeluruh
yang optimal harus dibentuk oleh sub-sub
kebijakan yang optimal pula.
Dalam program dinamis keputusan mendatang
ditentukan berdasarkan keputusan saat ini,
keputusan saat ini ditentukan berdasarkan
keputusan kemarin dan keduanya saling
mempengaruhi.
Keputusan mendatang Keputuam saat ini

dipengaruhi

Keputusan saat ini Keputusan kemarin

Penggunaan Program Dinamis :


1. Pemilihan route/jalur terpendek.
- Seseorang yang akan pergi kesuatu tujuan.
- Pembuatan jaringan pipa/listrik dll.
2. Permasalah Produksi.
- Pemesanan persediaan.
- Perencanaan produksi.
- Penjadwalan perbaikan mesin dll.
G H
I
3 10

7 Stage 5
3

F 9 E 7 D

5 Stage 4
10

8 12
A B C
Stage 3
Stage 1 Stage 2
State Keputusan Keputusan Waktu tercepat
I Optimum ke I (menit)

H 10 I 10
D 11 I 11
Tahap 3 :
` Dari tahap 3, terdapat tiga route submasalah, yaitu
dari state G, E, C. Route manakah yang tercepat
apabila tujuannya ke I.
` Untuk mencapai ke I harus terlebih dahulu
melewati D atau H. Berarti hanya tersedia dua
keputusan. Jika keputusannya adalah route G-H
waktu yang ditempuh adalah 8 menit. Dengan
demikian total waktu yang ditempuh adalah 18
menit (tercepat).
` Jika route yang ditempuh adalah E-H, maka waktu
yang dempuh untuk mencapai I adalah 7 menit
ditambah jarak dari H ke I (10 menit), sehingga
total waktu yang ditempuh adalah 17 menit.
` Jika route yang ditempuh adalah E-D, maka waktu
yang ditempuh 7 menit ditambah 11 menit,
sehingga total 18 menit.
` Jika dimulai route C-D, maka waktu yang ditempuh
adalah 9 menit ditambah 11 menit, sehingga total
waktu yang ditempu adalah 20 menit.
State Keputusan Keputusan Waktu tercepat
H D Optimum ke I (menit)

G 18 - H 18
E 17 18 H 17
C - 20 D 20

State Keputusan Keputusan Waktu tercepat


Optimum ke I (menit)
G E C

F 21 26 - G 21

B - 22 32 E 22
State Keputusan Keputusan Waktu tercepat
Optimum ke I (menit)
F B

A 31 30 B 30

Dari tabel tahap 1, dapat disimpulkan bahwa apabila kita


mengambil route A-F, maka waktu yang harus ditempuh
menuju ke I adalah 31 menit.
Apabila kita mengambil route A-B, maka waktu yang harus
ditempuh untuk menuju ke I adalah 30 menit.
Jadi route yang memiliki waktu tempuh tercepat dari A ke I
adalah route A – B – E - H – I, dengan total waktu tempuh
30 menit.
G H I
8 10

11
7
3

9 7 D
F E

10 9
5

8 12
A B C
` Pelanggan menunggu pelayanan didepan kasir.
` Mahasiswa menunggu untuk regristrasi dan
pembayaran uang kuliah.
` Para penumpang Kereta Api menunggu pelayanan
loket penjualan karcis.
` Para pengendara kendaraan menunggu untuk men-
dapatkan pelayanan pengisian bahan bakar.
` Beberapa peralatan menunggu untuk disservice. dll.
Struktur Sistem Antrian

Model antrian memiliki dua komponen utama


yaitu :
◦ Garis tunggu atau antrian (queue).
◦ Fasilitas pelayanan (service facility)

Pelanggan atau konsumen menunggu untuk


mendapat-kan pelayanan : menunggu giliran
memasuki fasilitas pelayanan, menerima
pelayanan, dan akhirnya keluar dari sistem
pelayanan.
1

Pelanggan masuk Garis tunggu


ke dalam sistem Pelanggan keluar
atau antrian dari sistem
antrian

Fasilitas pelayanan
Langkah-langkah dalam analisa antrian
1. Tentukan sistem antrian apa yang harus dipelajari.
2. Tentukan model antrian yg cocok dlm
menggambakan sistem.
3. Gunakan formulasi matematik atau metode
simulasi untuk menganalisa model antrian.

Sistem Antrian memiliki beberapa komponen sbb:


` Populasi masukan (input population) ~ banyaknya
pelanggan potensial yang dapat memasuki system
antrian.
` Distribusi kedatangan (arrival distribution) ~
Menggambarkan bagaimana distribusi pelanggan
memasuki system.
` Para pelanggan datang setiap lima menit (constan
arrival distribution) atau datang secara acak (arrival
patern random).
` Disiplin pelayanan ~ menunjukkan pelanggan yang
mana yang akan dilayani lebih dulu.
` FCFS (first come, first served) atau LCFS (last come,
first served).
` Fasilitas pelayanan ~ mengelompokan fasilitas
pelayanan menurut jumlah yang tersedia.
Sistem single channel = satu saluran untuk
memasuki sistem pelayanan dengan satu fasilitas
pelayanan.

Kedatangan Fasilitas pelayanan Keberangkatan

Antrian

Multiple channel = mempunyai beberapa saluran.


1

Pelanggan Pelanggan keluar


masuk dalam 3 dari sistem
sistem antrian
Konsumen antri
dalam garis tunggu Fasilitas
pelayanan

• Distribusi pelayanan ~ (1) Berapa banyak pelanggan


yang dapat dilayani per satuan waktu, atau (2) Berapa
lama setiap pelanggan dapat dilayani.
` Kapasitas sistem pelayanan ~ memaksimumkan
jumlah pelanggan yang diperbolehkan masuk
dalam sistem.
` Notasi dalam Sistem Antrian
N = Jumlah pelanggan dalam sistem.
Pn = Probabilitas kepastian n pelanggan dalam
sistem.
= Jumlah rata-rata pelanggan yg datang per
satuan waktu.
µ = Jumlah rata-rata pelanggan yang dilayani per
satuan waktu.
Po = Probabilitas tdk ada pelanggan dalam
system.
P = Tingkat intensitas fasilitas pelayanan.
L = Jumlah rata-rata pelanggan yang diharapkan
dalam sistem.
Lq = Jumlah pelanggan yang diharapkan
menunggu dalam antrian.
W = Waktu yang diharapkan oleh pelanggan
selama dalam sistem.
Wq = Waktu yang diharapkan oleh pelanggan
selama menunggu dalam antrian.
1/µ = Waktu rata-rata pelayanan.
1/ = Waktu rata-rata antar kedatangan.
S = Jumlah fasilitas pelayanan.

Salah satu model antrian yang paling sederhana


adalah model saluran tunggal (single channel
model) yang ditulis dengan notasi “sistem M/M/1 “
Komponen dari sistem ini adalah sbb :
` Populasi input tak terbatas yaitu jumlah
kedatangan pelanggan tak terbatas.
` Distribusi pelanggan potensial mengikuti distribusi
poison. Rata-rata jumlah kedatangan pelanggan
per satuan waktu adalah variable random. Dalam
notasi “ M/M/1” M pertama menunjukkan rata-rata
kedatangan yang mengikuti distribusi probabilitas
poison. M yang kedua menunjukkan tingkat
pelayanan yang mengikuti distribusi probabilitas
poison. Angka 1 (satu) menunjukkan jumlah
fasilitas pelayanan dalam sistem atau saluran (one
channel).
` Disiplin pelayanan mengikuti pedoman FCFS.
` Fasilitas terdiri dari saluran tunggal.
` Jumlah rata-rata kedatangan pelanggan per satuan
waktu lebih kecil dari rata-rata jumlah pelanggan
yang dilayani per satuan waktu (< µ).
` Kapasitas system diasumsikan tak terbatas.
` Tidak ada penolakan maupun pengingkaran.
Persamaan yang digunakan dalam system (M/M/1) :
1. λ
P =
μ

2. Pn = P n (1 − P )

P λ
L= =
3. 1− P μ − λ

λ2 P2
4. Lq = =
μ (μ − λ ) 1 − P

1
W =
5. μ −λ

λ
6. Wq =
μ (μ − λ )
Kompetensi Pokok Bahasan :
ƒ Memahami konsep nilai uang terhadap
perubahan waktu
ƒ Memahami konsep bunga dan mampu
menghitung bunga dengan metode-
metode perhitungan bunga.
ƒ Memahami berbagai teknik ekivalensi
untuk berbagai pola cash flow.
ƒ Memahami dan mampu mengitung
depresiasi.
Difinisi Ekonomi Teknik :
Adalah ilmu yang mempelajari tentang analisis ekonomi
untuk pekerjaan teknik dengan kriteria efisiensi ekonomi
agar diperoleh suatu keputusan yang baik secara ekonomi.

` Tujuan mempelajari ekonomi teknik secara garis besar


adalah untuk memberikan dasar-dasar pemikiran
tentang pengambilan keputusan dalam investasi yang
dilakukan dengan kriteria efisiensi ekonomi.

` Dua investasi : investasi finansial dan investasi nyata.

` Dua faktor yang terlibat dalam investasi yaitu factor


waktu dan resiko.
` Proses pengambilan keputusan pada Ekonomi Teknik
terjadi karena (1) setiap investasi/proyek bias
dikerjakan lebih dari satu cara, shg harus ada proses
pemilihan, (2) karena sd yang tersedia untuk melakukan
investasi selalu terbatas, shg tidak semua alternatif bias
dikerjakan, namun harus dipilih yang paling
menguntungkan.

` Ada tiga sudut pandang yang berbeda dalam kaitannya


pengambilan keputusan pada ekonomi teknik, yaitu
sudut pandang seorang akuntan dan sudut pandang
seorang ahli ekonomi teknik serta manajer teknik.
Konsep Nilai Uang dari Waktu

Kesempatan untuk mendapatkan bunga

$1 $ 1 + bunga

0 1 2 N-1 n
` Tahun sekarang, harga suatu barang x rp, lima thn
yang akan datang menjadi y rp (nilai uang berubah
turun dengan berjalannya waktu) “Inflasi”
` lima thn yang lalu, investasi uang, x rp, saat ini akan
dating menjadi [x + i(bunga)] rp (uang x rp pada lima
thn yang lalu scr finansial sama dengan (x + I) pada
saat ini.
` Kesamaan nilai finansial “Ekivalensi”

Bunga (interest) dapat didifinisikan sebagai :


` Sejumlah uang yang diterima sebagai hasil dari
menanam modal. Bunga dalam hal ini disebut sebagai
keuntungan (profit).
` Sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kewajiban
karena meminjam modal. Bunga dalam hal ini disebut
sebagai biaya (cost).
Tingkat suku bunga (interest rate)
` Perbandingan antara keuntungan yang diperoleh dari
penanaman modal dengan modal yang ditanam dalam
periode waktu tertentu
Atau perbandingan antara jumlah uang yang jarus
dibayarkan untuk penggunaan modal dengan
modal yang digunakan tersebut. Bunga 20 %,
berarti tingkat suku bunga 20 % per tahun.
Cara Pembayaran Hutang
` Hutang dapat dibayar kembali dalam berbagai cara,
sesuai dengan perjanjian antara yang berhutang
dan yang berpiutang.
` Seperti diketahui bahwa nilai uang sangat
dipengaruhi oleh waktu, dengan demikian jumlah
bunga yang harus dibayar dalam berhutang juga
sangat dipengaruhi oleh lamanya/ waktu
peminjaman. Oleh karena itu perlu dipahami
pengertian bunga sederhana (simple interest) dan
bunga majemuk (compound interest).
Bunga Sederhana
Adalah bunga yang harus dibayar untuk sejumlah
hutang yang besarnya sebanding dengan jangka
waktu peminjaman uang tersebut.
Terdapat beberapa cara pembayaran hutang yang
umum dilakukan :
Misal P = 10.000.000 ; n = 4 tahun ; i = 20 %

Cara I : Bunga dibayar setiap tahun, tetapi modal/


hutang pokok dibayar pada periode terakhir.
Cara II : Dalam setiap akhir periode , selain dibayar
bunga hutang pokok diangsur secara
sistematis dengan jumlah yang sama.
Cara III: Dalam setiap akhir periode besarnya
angsuran dibuat seragam. Pembayaran
bunga ditambah angsuran hutang pokok
pada setiap periode besarnya sama.
Cara IV:Hutang pokok dan bunga dibayar serentak
pada periode yang paling akhir.
Cara Thn. Bunga pada Jumlah hutang se- Pembayaran Jumlah hutang se-
awal tahun. belum pembayaran akhir tahun. telah pembayaran
akhir tahun. (Rp) akhir tahun.
(Rp) (Rp) (Rp)

I 0 - - - 10.000.000
1 2.000.000 12.000.000 2.000.000 10.000.000
2 2.000.000 12.000.000 2.000.000 10.000.000
3 2.000.000 12.000.000 2.000.000 10.000.000
4 2.000.000 12.000.000 12.000.000 0

II 0 - - - 10.000.000
1 2.000.000 12.000.000 4.500.000 7.500.000
2 1.500.000 9.000.000 4.000.000 5.000.000
3 1.000.000 6.000.000 3.500.000 2.500.000
4 500.000 3.000.000 3.000.000 0

III 0 - - = 10.000.000
1 2.000.000 12.000.000 3.862.891 8.137.109
2 1.627.422 9.764.531 3.862.891 5.901.640
3 1.180.327 7.081.967 3.862.891 3.219.076
4 643.815 3.862.891 3.862.891 0

IV 0 - - - 10.000.000
1 2.000.000 12.000.000 0 12.000.000
2 2.400.000 14.400.000 0 14.400.000
3 2.880.000 17.280.000 0 17.280.000
4 3.456.000 20.736.000 20.736.000 0
` Suku bunga nominal dan efektif dipertimbangkan
apabila periode pembungaan kurang dari satu
tahun.
` Misal suku bunga 24% per tahun, jika dibayarkan
setiap bulan menjadi 24% : 12 = 2% per bulan.
Suku bunga yang bernilai 2% per bulan disebut
“suku bunga nominal “.
` “Suku bunga efektif” yaitu suku bunga yang
diterima sebenarnya yang besarnya lebih besar dari
suku bunga per tahun.
` Misal uang Rp 25.000 ditabung di sebuah bank
dengan tingkat suku bunga 12% per tahun. Berapa
uang yang diterima satu tahun kemudian?
F = P ( 1 + i )n
= Rp 100.000,- ( 1 + 0.12 )1 = Rp 112.000,-
Jika suku bunga tersebut dibayarkan setiap 6 bulan
sekali, maka suku bunga menjadi 12% : 2 = 6% per
bulan, maka nilai uang satu tahun (12 bulan)
kemudian menjadi :
F = P ( 1 + i )n
= Rp 100.000,- ( 1 + 0.06 )2 = Rp 112.360,-
Jadi suku bunga efektif = 12,360
- Dari perhitungan diatas dapat diketahui hubungan
antara tingkat suku bunga nominal dan efektif
sebagai berikut :
( 1 + i ) = ( 1 + r/t ) t
i = ( 1 + r/t ) t – 1
Dimana : i = suku bunga efektif
r = suku bunga nominal
t = jumlah periode pembungaan
F
P

•0 1 2 3 n-2 n-1 n •0 1 2 3 n-2 n-1 n


F
A P A

•0 1 2 3 n-2 n-1 n •0 1 2 3 n-2 n-1 n


P : Selalu terjadi pada awal tahun pertama (titik 0).
A : Selalu terjadi pada setiap akhir tahun, mulai tahun
ke-1 sampai tahun ke-n, dengan besar yang
sama.
F : Selalu terjadi pada akhir tahun terakhir yg ditinjau
(titik n).

Berdasarkan cara pembayarannya, rumus-rumus bunga


majemuk dapat dikelompokkan menjadi :

A.Pembayaran Tunggal (Single Payment)


1. Compoun Amount Factor (Mencari F bila
diketahui P)
2. Present Wort Factor (Mencari P bila diketahui F)
B. Deret Seragam (Uniform Series )
1. Sinking Fund Factor (Mencari A bila diketahui F)
2. Compound Amount Factor (Mencari F bila
diketahui A)
3. Capital Recovery Factor (Mencari A bila diketahui P)
4. Present Wort Factor (Mencari P bila diketahui A)

A. Pembayaran Tunggal
Single payment, yaitu pembayaran dan penerimaan
uang masing-masing dibayarkan sekaligus pada awal
atau akhir dari suatu periode.

1. Mencari F bila diketahui P


Bila modal sebesar P rupiah diinvestasikan sekarang
(t = 0) dengan tingkat bunga i% , dibayar per periode
selama n periode, berapa jumlah uang yang akan
diperoleh pada peroide terakhir ?
Cash flow diagram
F

/ /
O 1 2 3 .... n-2 n-1 n
P

Rumus : F = P(1+i) n

atau F = P ( F/P, i, n )

Contoh :
Seseorang menginvestasikan uang di sebuah Bank
sebesar Rp 20.000.000,00 dengan tingkat bunga 6% per
tahun. Berapa jumlah uang setelah diinvestasikan
selama 5 tahun ?.
Contoh :
Seseorang memperhitungkan bahwa 15 tahun yang akan
datang anaknya yang sulung akan masuk perguruan tinggi,
untuk itu diperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp
35.000.000,00. Bila tingkat bunga adalah 5 %, maka berapa
ia harus menabungkan uangnya sekarang ?

Penyelesaian :
F = Rp 35.000.000,00 ; i = 5% ; n = 15
P = (Rp 35.000.000,00) (P/F, 5 , 15)
= (Rp 35.000.000,00) (0,4810)
= Rp 16.835.000,00
B. Deret Seragam (Uniform Series )
1. Sinking Factor (Mencari A bila diketahui F)
Agar pada akhir periode n dapat diperoleh
uang sejumlah F rupiah, maka berapa A
rupiah yg harus dibayarkan pada setiap
akhir periode dengan tingkat bunga i% ?
F
•0 1 2 3 4 n-2 n-1 n
/ /

A A A A A A A

Rumus : A = F i/(1+i)n -1
atau A = F ( A/F, i, n )

Contoh :
Tuan Sastro ingin mengumpulkan uang untuk
membeli rumah setelah dia pensiun. Diperkirakan 10
tahun lagi dia pensiun. Jumlah uang yang diperlukan
Rp 225.000.000,00. Tingkat bunga 12 % setahun.
Berapa jumlah yang harus ditabung setiap tahunnya ?

Penyelesaian :
F = Rp 225.000.000,00 ; i = 12% ; n = 10
A = (Rp 225.000.000,00)(A/F, 12% , 10)
= (Rp 225.000.000,00)( 0,0570)
= Rp 12.825.000,00.
Rumus: F = A { (1 + i) n - 1} / i

atau F = A ( F/A, i , n )

Contoh :
Bila setiap tahun ditabung uang sebesar Rp 12.000.000,00
selama 8 tahun dengan tingkat bunga 6%. Berapa besar
uang yang akan terkumpul setelah akhir periode tersebut ?.
ƒ Rumus : P = A { ( 1 + i ) n – 1} / { i ( 1 + i ) n }

atau P = A ( P/A, i , n )
A+(n-1)G

A1+(n-2)G
A1+2G

A1+G

A1

/ /
•0 1 2 3 n-1 n

Rumus : A = A1 + A2
A2 = G [ 1/i - n/(1 + i)n – 1]
= G (A/G, i , n)

Keterangan :
A = pembayaran per periode dengan
jumlah yang sama
Keterangan : A = pembayaran per periode dengan
jumlah yang sama
A1 = pembayaran pada akhir peroide
pertama
G = “gradient”, perubahan per periode
n = jumlah periode
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

10 jt
10.2

10.4
10.6
10.8
11
11.2

11.4
11.6
11.8
0 1 2 3 4 5

Rp 3.000
Rp 8.000
Rp 6.000

Rp 10.000
Rp 12.000

Untuk memperoleh nilai P dari keseluruhan diagram, maka


dilakukan konversi pada setiap ada aliran kas ke nilai
sekarang/awal (pada titik/tahun 0), sehingga :
3.
$ 3.000 $ 2.000 $ 4.000 $ 2.000
(+)

0 1 2 3 4 5 6 7 8

(-)
$ 3.000

4. Berapa nilai cash flow diatas pada akhir periode ke 8 ?

5. Pada awal tahun 2000, seorang investor menyimpan


uang sebesar 50 juta, dan sebesar 30 juta pada awal
tahun 2004. Mulai tahun 2000 s/d 2005 setiap akhir
tahun dia selalu meminjam dari Bank yang sama
masing-masing Rp 10 juta /tahun.
7. Seorang investor menyimpan uang di Bank sebesar Rp 40
juta pada awal tahun 2000. Kemudian dari tahun 2002
s/d 2006 dia meminjam uang dari Bank yang sama yang
besarnya adalah sebagai berikut :

Akhir tahun Pinjaman


2002 10 juta
2002 10 juta
2003 30 juta
2004 20 juta
2006 20 juta
Investor tersebut bermaksud melihat apakah masih ada sisa
atau bahkan berhutang pada bank yang sama pada akhir
tahun 2008. Berapakah sisa uang atau hutang tersebut
pada akhir tahun 2008? Suku bunga bank yang berlaku 10
%/tahun.
Karena depresiasi merupakan penurunan nilai,
maka perrlu didefinisikan arti nilai yang
sebenarnya. Nilai merupakan suatu pengertian
komersial dari semua pendapatan yang diterima
sebagai akibat adanya kegiatan usaha ditinjau
dari waktu sekarang.
Jenis depresiasi :
1. Depresiasi Fisis :
Sebagai akibat dari penggunaan/operasi yang
mengakibatkan menurunnya kemampuan secara
fisis yang berarti kemampuan operasional dari
suatu barang/peralatan menurun. Salah satu
cara untuk mengurangi kecepatan menurunnya
kemampuan fisis suatu barang/peralatan adalah
dengan melakukan perawatan yang baik.
2. Depresiasi Fungsional :
Permintaan suatu produk yang meningkat
dan tidak simbang dengan kapasitas
produksinya, sehingga perusahaan tidak dapat
lagi sepenuhnya melakukan fungsi pemilikan
atas permintaan.

3. Depresiasi Teknologi :
Adanya penemuan baru mengakibatkan
peralatan yang
sudah ada menjadi tidak ekonomis lagi yang
disebabkan oleh kemajuan teknologi.
Metode-metode Depresiasi

Banyak metode yang bisa digunakan untuk


menentukan beban depresiasi tahunan dari suatu
aset. Diantara metode tersebut yang sering
digunakan adalah :
1. Metode garis lurus (straight line = SL).
2. Metode jumlah anka tahun (sum of year
digit = SOYD).
3. Metode keseimbangan menurun
(declining balance = DB).
4. Metode dana sinking (sinking found = SF).
5. Metode unit produksi (production unit =
UP).
1. Metode garis lurus (SL)
Metode ini merupakan metode yang paling
sederhan dan paling mudah dimengerti. Dalam
metode ini ongkos depresiasi merupakan harga
yang konstan (tetap), sehingga nilai buku (book
value) besarnya berkurang secara linier akibat
adanya depresiasi .
Besarnya depresiasi per tahun dihitung dengan
rumus :
P - SV
Dt =
n
BVt = P - t Dt
d = 1/n

Keterangan :
Dt = nilai depresiasi tahunan
t = tahun (t = 1,2,3 ........,n)
P = investasi awal/first cost
n = periode pendapatan (umur depresiasi
yg diharapkan)
Bvt = book value
d = tingkat depresiasi
Akhir tahun ke-t Besarnya penyusutan pada Nilai buku pada akhir tahun ke-t
tahun ke-t
0 - $ 50.000
1 $ 8.000 42.000
2 8.000 34.000
3 8.000 26.000
4 8.000 18.000
5 8.000 10.000 (salveVa lue)
n n (n + 1)
S = ∑j =
j=1 2

t (n - t/2 + 0.5)
Bvt = P - (P - SV)
S

n-t+1
dt =
S
36
Kompetensi Pokok Bahasan :
ƒ Memahami definisi kualitas serta
peranannya sebagai salah satu strategi
manajemen.
ƒ Memahami konsep pengendalian kualitas
statistik.
ƒ Memahami pengendalian proses statistik
ƒ (aplikasi peta kendali variabel dan atribut)
Kualitas / Mutu :
Ukuran tingkat kesesuaian barang/ jasa dg
standar/spesifikasi yang telah ditentukan/
ditetapkan.

Pengendalian Kualitas Statistik (PKS) :


Ilmu yang mempelajari tentang teknik /metode
pengendalian kualitas berda-sarkan prinsip/
konsep statistik.
Cara menggambarkan ukuran kualitas

Variabel : karakteristik kualitas suatu produk


dinyatakan dengan besaran yang dapat diukur
(besaran kontinue). Seperti : panjang, berat,
temperatur, dll.

Attribut : karakteristik kualitas suatu produk


dinyatakan dengan apakah produk tersebut
memenuhi kondisi/persyaratan tertentu, bersifat
dikotomi, jadi hanya ada dua kemungkinan baik
dan buruk. Seperti produk cacat atau produk
baik, dll.
Tujuan :
ƒ Memperoleh jaminan kualitas (quality Assuran-ce)
dapat dilakukan dengan Aceceptance sampling
Plans.
ƒ Menjaga konsistensi Kualitas, dilaksanakan dengan
Control Chart.

Keuntungan :
ƒ Untuk mempertinggi kualitas atau mengurangi
biaya.
ƒ Menjaga kualitas lebih uniform.
ƒ Penggunaan alat produksi lebih efisien.
ƒ Mengurangi rework dan pembuangan.
ƒ Inspeksi yang lebih baik.
ƒ Memperbaiki hubungan produsen-
konsumen.
ƒ Spesifikasi lebih baik.
Teknik Pengendalian Kualitas Statistik

Ada 4 metode Statistik yang dapat digunakan :


1. Distribusi Frekuensi
Suatu tabulasi atau cacah (tally) yang
menyatakan banyaknya suatu ciri kualitas
muncul dalam sampel yang diamati.

Untuk melihat kualitas sampel dpt digunakan :


a. Kualitas rata-rata
b. Penyebaran kualitas
c. Perbandingan kualitas dengan spesifikasi
yang diinginkan.
2. Peta kontrol/kendali (control chart)
Grafik yang menyajikan keadaan produksi secara
kronologi (jam per jam atau hari per hari).

Tiga macam control chart :


a. Control Chart Shewart
Peta ini disebut peta untuk variabel atau peta untuk x dan
R (mean dan range) dan peta untuk x dan σ (mean dan
deviasi standard).
b. Peta kontrol untuk proporsi atau perbandingan antara
banyaknya produk yang cacat dengan seluruh produksi,
disebut peta-p (p-chart).
c. Peta kontrol untuk jumlah cacat per unit, disebut peta-c
(c-chart).
3. Tabel sampling
Tabel yang terdiri dari jadual pengamatan
kualitas, biasanya dalam bentuk presentase.

4. Metode Khusus
Metode ini digunakan untuk pengendalian
kualitas dalam industri, al : korelasi, analisis
variansi, analisis toleransi, dll.
PETA KENDALI (CONTROL CHART)
Metode Statistik untuk menggambarkan adanya
variasi atau penyimpangan dari mutu (kualitas)
hasil produksi yang diinginkan.

Dengan Peta kendali :


ƒ Dapat dibuat batas-batas dimana hasil produksi
menyimpang dari ketentuan.
ƒ Dapat diawasi dengan mudah apakah proses
dalam kondisi stabil atau tidak.
ƒ Bila terjadi banyak variasi atau penyimpangan
suatu produk dapat segera menentukan
keputusan apa yang harus diambil.
Macam Variasi :
ƒ Variasi dalam objek
Mis : kehalusan dari salah satu sisi daru suatu
produk tidak sama dengan sisi yang lain, lebar
bagian atas suatu produk tidak sama dengan
lebar bagian bawah, dll.

ƒ Variasi antar objek


Mis : sautu produk yang diproduksi pada saat
yang hampir sama mempunyai kualitas yang
berbeda/ bervariasi.
ƒ Variasi yg ditimbulkan oleh perbedaan waktu
produksi
Mis : produksi pagi hari berbeda hasil produksi
siang hari.

Penyebab Timbulnya Variasi


ƒ Penyebab Khusus (Special Causes of
Variation)
Man, tool, mat, ling, metode, dll.
(berada di luar batas kendali)
ƒ Penyebab Umum (Common Causes of
Variation)
Melekat pada sistem.
(berada di dalam batas kendali)
Jenis Peta Kendali

ƒ Peta Kendali Variabel (Shewart)


Peta kendali untuk data variabel :
- Peta X dan R, Peta X dan S, dll.

ƒ Peta Kendali Attribut


Peta kendali untuk data atribut :
- Peta-P, Peta-C dan peta-U, dll.
Peta X dan R
Peta kendal X :
9 Memantau perubahan suatu sebaran atau
distribusi suatu variabel asal dalam hal
lokasinya (pemusatannya).
9 Apakah proses masih berada dalam batas-
batas pengendalian atau tidak.
9 Apakah rata-rata produk yang dihasilkan
sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

Peta kendali R :
9 Memantau perubahan dalam hal spread-nya
(penyebarannya).
9 Memantau tingkat keakurasian/ketepatan proses yang
diukur dengan mencari range dari sampel yang diambil.
Langkah dalam pembuatan Peta X dan R

1. Tentukan ukuran subgrup (n = 3, 4, 5, ……).


2. Tentukan banyaknya subgrup (k) sedikitnya 20
subgrup.
3. Hitung nilai rata-rata dari setiap subgrup, yaitu
X.
4. Hitung nilai rata-rata seluruh X, yaitu X, yang
merupakan center line dari peta kendali X.
5. Hitung nilai selisih data terbesar dengan data
terkecil dari setiap subgrup, yaitu Range ( R ).
6. Hitung nilai rata-rata dari seluruh R, yaitu R yang
merupakan center line dari peta kendali R.
7. Hitung batas kendali dari peta kendali X :
3
UCL = X + (A2 . R) … A2 =
d2 n
LCL = X – (A2 . R)
8. Hitung batas kendali untuk peta kendali R
UCL = D4 . R
LCL = D3 . R
9. Plot data X dan R pada peta kendali X dan R
serta amati apakah data tersebut berada dalam
pengendalian atau tidak.
Hitung Indeks Kapabilitas Proses (Cp)
USL − LSL
Cp =
6S
Dimana :
S =
(N ∑ X ) − (∑ X )
i
2
i
2

atau S = R/d2
N (N − 1)

Kriteria penilaian :
Jika Cp > 1,33 , maka kapabilitas proses sangat
baik
Jika 1,00 ≤ Cp ≤ 1,33, maka kapabilitas proses
baik
Jika Cp < 1,00, maka kapabilitas proses rendah
Hitung Indeks Cpk :
Cpk = Minimum { CPU ; CPL }

Dimana :
USL − X
CPU = dan CPL =
3S
Kriteria penilaian : X − LSL

Jika Cpk = Cp, maka proses terjadi ditengah


3S

Jika Cpk = 1, maka proses menghasilan produk


yang sesuai dengan spesifikasi
Jika Cpk < 1, maka proses menghasilkan produk
yang tidak sesuai dengan spesifikasi
Kondisi Ideal : Cp > 1,33 dan Cp = Cpk
Contoh Kasus

PT XYZ adalah suatu perusahaan pembuatan


suatu produk industri. Ditetapkan spesifikasi
adalah : 2.40 ± 0,05 mm. Untuk mengetahui
kemampuan proses dan mengendalikan proses
itu bagian pengendalian PT XYZ telah
melakukan pengukuran terhadap 20 sampel.
Masing-masing berukuran 5 unit (n=5).
Hasil Pengukuran
Sampel X1 X2 X3 X4 X5
1 2,38 2,45 2,40 2,35 2,42
2 2,39 2,40 2,43 2,34 2,40
3 2,40 2,37 2,36 2,36 2,35
4 2,39 2,35 2,37 2,39 2,38
5 2,38 2,42 2,39 2,35 2,41
6 2,41 2,38 2,37 2,42 2,42
7 2,36 2,38 2,35 2,38 2,37
8 2,39 2,39 2,36 2,41 2,36
9 2,35 2,38 2,37 2,37 2,39
10 2,43 2,39 2,36 2,42 2,37
11 2,39 2,36 2,42 2,39 2,36
12 2,38 2,35 2,35 2,35 2,39
13 2,42 2,37 2,40 2,43 2,41
14 2,36 2,38 2,38 2,36 2,36
15 2,45 2,43 2,41 2,45 2,45
16 2,36 2,42 2,42 2,43 2,37
17 2,38 2,43 2,37 2,39 2,38
18 2,40 2,35 2,39 2,35 2,35
19 2,39 2,45 2,44 2,38 2,37
20 2,35 2,41 2,45 2,47 2,35
Perhitungan
Sampel Rata-rata Range
1 2,40 0,10
2 2,39 0,09
3 2,37 0,05
4 2,38 0,04
5 2,39 0,07
6 2,40 0,05
7 2,37 0,03
8 2,38 0,05
9 2,37 0,04
10 2,39 0,07
11 2,38 0,06
12 2,36 0,04
13 2,41 0,06
14 2,37 0,02
15 2,44 0,04
16 2,40 0,07
17 2,39 0,06
18 2,37 0,05
19 2,41 0,08
20 2,41 0,12
Jumlah 47,38 1,19
Rata-rata dari jumlah 2,39 0,06
X = (Σ X)/k = 47.78 / 20 = 2.39
R = (Σ R)/k = 1.19 / 20 = 0.06
Peta Kendali X :
CL = X = 2.39
UCL = X + (A2 * R) = 2.39 + (0.577*0.06) = 2.42
LCL = X - (A2 * R) = 2.39 – (0.577*0.06) = 2.36
Peta Kendali R
CL = R = 0.06
UCL = D4 * R = 2.114 * 0.06 = 0.12
LCL = D3 * R = 0 * 0.06 = 0
Pada Peta X ada data yang out of control, maka
data pada sampel tersebut dibuang
Data setelah perbaikan
Perhitungan
Sampel Rata-rata Range
1 2,40 0,10
2 2,39 0,09
3 2,37 0,05
4 2,38 0,04
5 2,39 0,07
6 2,40 0,05
7 2,37 0,03
8 2,38 0,05
9 2,37 0,04
10 2,39 0,07
11 2,38 0,06
12 2,36 0,04
13 2,41 0,06
14 2,37 0,02
16 2,40 0,07
17 2,39 0,06
18 2,37 0,05
19 2,41 0,08
20 2,41 0,12
Jumlah 45,34 1,15
Rata-rata dari jumlah 2,386 0,0605
X = (Σ X)/k = 45.34 / 19 = 2.386
R = (Σ R)/k = 1.15 / 19 = 0.0605
Peta Kendali X :
CL = X = 2.386
UCL = X + (A2 * R) = 2.386 + (0.577*0.0605) = 2.4209
LCL = X - (A2 * R) = 2.386 – (0.577*0.0605) = 2.3511
Peta Kendali R
CL = R = 0.0605
UCL = D4 * R = 2.114 * 0.0605 = 0.1280
LCL = D3 * R = 0 * 0.06 = 0
Karena sudah tdk ada data yang out of control, maka
langkah selanjutnya adalah menghitung kapabilitas
proses.
Perhitungan Kapabilitas Proses :
(N ∑ X ) − (∑ X )
i
2
i
2

S = N (N − 1)

atau S = R/d2 = 0.0605/2.326 = 0.026


USL − LSL 2 ,54 − 2 ,35
Cp = = 6 ( 0 , 06 ) = 0 , 6410
6S
USL − X 2 , 45 − 2 ,386
CPU = = = 0 ,8205
3S 3 ( 0 ,06 )
X − LSL 2 ,386 − 2 ,35
CPL = 3S = = 0 ,4615
3 ( 0 ,06 )

Cpk = Minimum { CPU ; CPL } = 0.4615


Kesimpulan :
Nilai Cpk sebesar 0.4615 yang diambil dari nilai
CPL menunjukkan bahwa proses cenderung
mendekati batas spesifikasi bawah.

Nilai Cp sebesar 0.6410 ternyata kurang dari 1,


hal ini menunjukkan kapabilitas proses untuk
memenuhi spesifikasi yang ditentukan rendah.
Peta Kontrol Untuk Atribut
1. Peta Kendali - p : untuk proporsi cacat
Dan peta kendali np untuk proporsi unit
cacatnya relaitif kecil.
2. Peta Kendali – c : untuk cacat (defective)
3. Peta Kendali – u : untuk cacat per unit.

Peta kendali – p
Perbandingan antara banyaknya cacat dengan
semua pengamatan, yaitu setiap produk yang
diklasifikasikan sebagai “diterima” atau “ditolak”
(yang diperhatikan banyaknya produk cacat).
Langkah-langkah pembuatan peta kendali - p :
1. Tentukan ukuran contoh/subgrup yang cukup
besar (n > 30),
2. Kumpulkan banyaknya subgrup (k) sedikitnya
20–25 sub-grup,
3. Hitung untuk setiap subgrup nilai proporsi unit
yang cacat, yaitu :
p = jumlah unit cacat/ukuran subgrup
4. Hitung nilai rata-rata dari p, yaitu p dapat
dihitung dengan :
p = total cacat/total inspeksi.
5. Hitung batas kendali dari peta kendali p :

p(1 − p )
UCL = p + 3
n
p(1 − p )
LCL = p – 3
n

6. Plot data proporsi (persentase) unit cacat serta


amati apakah data tersebut berada dalam
pengendalian atau diluar pengendalian.
Contoh :

Sebuah perusahaan ingin membuat peta kendali


untuk periode mendatang dengan mengadakan
inspeksi terhadap proses produksi pada bulan ini.
Perusahaan melakukan 20 kali observasi dengan
mengambil 50 buah sample untuk setiap kali
observasi. Hasil selengkapnya adalah :
Observasi Ukuran Banyaknya Proporsi
Sampel Produk Cacat Cacat
1 50 4 0,08
2 50 2 0,04
3 50 5 0,10
4 50 3 0,06
5 50 2 0,04
6 50 1 0,02
7 50 3 0,06
8 50 2 0,04
9 50 5 0,10
10 50 4 0,08
11 50 3 0,06
12 50 5 0,10
13 50 5 0,10
14 50 2 0,04
15 50 3 0,06
16 50 2 0,04
17 50 4 0,08
18 50 5 0,10
19 50 4 0,08
20 50 4 0,08
Jumlah 1000 68 1,30
p = (∑pi)/k = 1,30/20 = 0,065
p(1 − p )
UCL = p + 3 n
0,065(1 − 0,065)
= 0,065 + 3
50
= 0,17
p(1 − p )
LCL = p – 3 n

= 0,065 – 3 0,065(1 − 0,065)


50
= - 0,039

Anda mungkin juga menyukai