Pti PDF
Pti PDF
` POKOK MATERI
Pengertian Teknlk Industri dan manajemen Industri; Sejarah singkat;
Perkembangan serta profesi Teknik Industri; Analisis dan permodelan
sistem; Teknik-teknik Produksi; Analisisp Pemilihan lokasi
industri pabrik; perencanaan tata letak dan fasilitas produksi, Perancangan
dan pengukuran kerja; Ergonomi dan keselamatan kerja; perencanaan
produksi dan pengendalian persedaan; pengendalian kwalitas; analisa
tekno ekonomi; penyelidikan operasional; Riset operasi dan analisa sistem
skala besar terhadap perkembangan dislplin Teknik Industri ( aliran Modern
);
` Pokok Bahasan
1. Pengantar
2. Perancangan sistem Produksi
3. Perancangan dan Pengawasan Operasi
4. Perencanaan dan Perancangan fasilitas
5. Optimasi
6. Analisis Ekonomi Teknik
7. Pengendalian Kualitas Statistik
NO PERTEMUAN MATERI
1. I Penjelasan tentang GBPP dan kontrak
Belajar
Sejarah perkembangan disiplin teknik
Industri
2. II & III Perancangan Sistem Industri
3. IV & V Perancangan dan Pengawasan Operasi
4. VI & VII Perencanaan & Perancangan Fasilitas
5. VIII UTS
6. IX & X Optimasi
7. XI & XII Analisa Ekonomi Teknik
8. XIII & XIV Pengendalian Kualitas Statistik
9. XV UAS
` .
1. Hilk, Philip E., 1977, Introduction to Industrial
Engineering And Management Science,
Mc Graw-Hill Kogukusha, Tokyo.
2. Hari Purnomo, 2004, Pengantar Teknik Industri,
Graha Ilmu, Yogyakarta.
3. I Nyoman Pujawan, 1995, Ekonomi Teknik, Guna
Widya, Jakarta
4. P. Siagian, 1987, Penelitian Operasional,
Universitas Indonesia Press, Jakarta.
5. Sritomo Wignjosoebroto, 1995, Pengantar Teknik
Industri, Guna Widya, Jakarta.
6. Wayne C. Turner, 1993, Introduction to Industrial
And Systems Engineering, Prentice-Hall, Inc,
New Jersey.
Kompetensi Pokok Bahasan :
Memahami permasalahan dalam ruang
lingkup teknik industri yang melibatkan
manusia, mesin, energi dan informasi
secara efisien dan efektif.
Sub Pokok bahasan :
1.Definisi
2. Perkembangan teknik industri
3. Peranan disiplin teknik industri
4. Ilmu dasar disiplin teknik industri
Definisi Teknik Industri
Pengujian Faktor
keseragaman Kelonggaran
data
Uji kecukupan data.
Untuk memastikan bahwa data yang telah
dikumpulkantelah cukup secara obyektif.
Pengujian kecukupan data dilakukan dengan
berpedoman pada konsep statistik, yaitu derajat
ketelitian dan tingkat keyakinan/ kepercayaan.
Derajat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah
mencerminkan tingkat kepastian yang diinginkan
oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan
melakukan pengukuran dalam jumlah yang
banyak (populasi).
• Derajat ketelitian (degree of accuracy)
Menunjukkan penyimpangan maksimum
hasil pengukuran dari waktu penyelesaian
sebenarnya.
⎡k / s N X 2 − ( X )
2
⎤
∑ ∑
2
⎢ ⎥
N’ = ⎢
⎢⎣ ∑X ⎥
⎥⎦
Dengan :
k = Tingkat keyakinan
k = 99% = 3
k = 95% = 2
s = Derajat ketelitian
N = Jumlah data pengamatan
N’ = Jumlah data teoritis
ΣX = 107
(ΣX)2 = 11449
ΣX2 = 791
k = 95% = 2
s = 10%
⎡ k / s N X 2 − ( X )2 ⎤
2 2
∑ ∑ ⎥ ⎡ 2 / 0,1 15 x 791 − 11449 ⎤
⎢ ⎢ ⎥ = 14 ,53
N’ = ⎢
⎢⎣ ∑X ⎥
⎥⎦ ⎣ 107 ⎦
∑ ( X − X )2
N −1
Contoh:
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan
sebanyak 15 kali dengan menggunakan
stop watch, jika batas kontrol ± 3.
Tentukan apakah data seragam atau
tidak.
Pengamatan (menit)
Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Data Pengamt. 8 7 7 6 8 6 9 8 9 6 8 5 5 9 6
X = 7,13
Σ (X – X)2 = 27,73
σ = 1,4
BKA = 7,13 + 3 (1,4) = 11,33
BKB = 7,13 – 3 (1,4) = 2,93
N’ = k 2 (1 − p )
Dengan : S 2 p
S = Derajat ketelitian
p = Prosentase sibuk/produktif
k = Tingkat keyakinan
N’ = Ukuran sample/data
• Keseragaman Data
Batas kontrol untuk p
BKA p + k p=
(1 − p)
BKB p − k p=
n
(1 − p )
Dengan pengertian
n
sbb:
BKA = Batas kontrol atas
BKB = Batas kontrol bawah
p = Prosentase sibuk/produktif
k = Tingkat keyakinan
Contoh :
Suatu pengamatan sampling kerja dilakukan selama 10
hari kerja dengan waktu pengamatan setiap hari kerja
adalah 6 jam. Ukuran sample adalah 50 setiap hari,
tingkat keyakinan 99% dan derajat ketelitian 5%. Tentukan
kecukupan dan keseragaman data.
Tgl Pengamatan 1/1 2/1 3/1 4/1 5/1 6/1 7/1 8/1 9/1 10/1
Kondisi idle 5 6 8 10 7 3 4 5 6 4
Kondisi kerja 45 46 42 40 43 47 46 45 44 46
Prosentase idle 0,1 0,12 0,16 0,2 0,16 0,06 0,08 0,1 0,12 0,08
Prosentase kerja 0,9 0,88 0,84 0,8 0,86 0,94 0,92 0,9 0,88 0,92
N’ = ( 0 , 05 ) ( 0 , 884 ) = 472 , 39
2
0,884 (1 − 0,664)
BKB = 0,884 − 3
50
= 0,748
` Waktu Baku
Penentuan waktu baku dengan sampling kerja
dihitung dengan menggunakan rumus :
Total waktu x Pr osentase sibuk x Rating Factor ( RF )
Waktu Normal = Jumlah produk yang dihasilkan
100
0 ,2 x = 0 , 25 menit / surat
100 − 20
1 1
= = 4 surat / menit
Wb 0 , 25
Kompetensi Pokok Bahasan :
Mampu melakukan peramalan produksi
dengan beberapa metode peramalan.
Mampu melakukan perencanaan produksi
berdasarkan hasil peramalan.
Mampu melakukan pengawasan dan
perencanaan persediaan dengan beberapa
metode.
` Aktivitas utama dalam system produksi
adalah perencanaan dan pengawasan
operasi.
2. Perencanaan Operasi/produksi
• Digunakan untuk mengetahui jumlah barang yang
harus diproduksi dengan didasarkan pada hasil
peramalan dan persediaan yang ada.
• Merupakan pegangan untuk merancang jadual
produksi.
3. Pengawasan dan Perencanaan Persediaan
` Metode Intrinsik
Peramalan yang hanya berdasarkan proyeksi
permintaan histories tanpa mempertimbangkan
faktor-faktor eksternal yang mungkin
mempengaruhi besarnya permintaan.
` Metode Ekstrinsik
Memepertimbangkan faktor-faktor eksternal yang
mungkin mempengaruhi besarnya permintaan
dimasa datang.
◦ Peramalan jangka panjang, karena dapat menunjukkan
hubungan sebab-akibat (disebut metode kausal),
Metode Regresi.
Regresi Linier
Dalam metode regresi linear, pola hubungan antara suatu
variabel yang mempengaruhinya dapat dinyatakan dengan
suatu garis lurus.
Persamaan regresi linear dapat dinyatakan sbb:
Y = a + bx
∑ ya −=b∑ x N ∑bxy=− ∑ x ∑ y
N N ∑ x 2 − (∑ x )2
Dengan :
Y = Besarnya nilai yang diramal
a = Nilai trend pada periode dasar
b = Tingkat perkembangan nilai yang diramal
x = Unit tahun yang dihitung dari periode dasar
Penjualan (Y) Periode (X) X2 XY
45 1 1 45
35 2 4 70
30 3 9 90
50 4 16 200
40 5 25 200
60 6 36 360
30 7 49 210
45 8 64 360
55 9 81 494
65 10 100 650
Σ 455 Σ 55 Σ 385 Σ 2680
10⎛⎜⎝ 2680 ⎞⎟⎠ − ⎛⎜⎝ 455 ⎞⎟⎠⎛⎜⎝ 55 ⎞⎟⎠
= 2,15
10⎛⎜⎝ 385 ⎞⎟⎠ − ⎛⎜⎝ 55 ⎞⎟⎠⎛⎜⎝ 55 ⎞⎟⎠
455 − 2 ,15 55 = 33,675
10 10
t
∑
i =1
Xt
t
t +1
∑
i=2
Xt
t
t +2
∑
i =3
Xt
t
Contoh :
Bulan Data Rata-rata bergerak Rata-rata bergerak
Tiga bulanan Lima bulanan
1 386 - -
2 340 - -
3 390 - -
4 368 372 -
5 425 366 -
6 440 394,3 381,8
7 410 411 392,6
8 466 425 406,6
9 330 438,7 421,8
10 350 402 414,2
11 375 382 399,2
12 380 351,7 386,2
PERENCANAAN OPERASI / PRODUKSI
Untuk melakukan perencanaan produksi dapat
dilakukan dengan beberapa strategi :
1 103 103
2 117 220
3 115 335
4 121 456
5 123 579
6 109 688
7 89 777
8 74 851
9 71 922
10 73 995
11 81 1.076
12 98 1.174
Bln Perama lan Komu latif Rencana Produksi 1 Rencana Produksi 2
8 74 851 53 70 49 103 60 89
9 71 922 49 70 48 89 60 78
10 73 995 48 70 45 78 60 65
11 81 1.076 45 70 34 65 60 44
12 98 1.174 34 70 6 44 60 6
Dari dua rencana produksi tersebut akan dipilih salah satu
dari rencana yang ada dengan mempertimbangkan biaya
yang terjadi, yaitu biaya terkecil yang akan digunakan
sebagai rencana produksi.
PENGAWASAN DAN
PERENCANAAN PERSEDIAAN
- Biaya gudang
- Biaya asuransi
- Biaya administrasi
- Biaya kadaluarsa
- Biaya kerusakan dan penyusutan
` Biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan lebih kecil
dari jumlah yang diperlukan.
t = Q/D Waktu ( t )
Q (EOQ) =
2 Dk
h
EOQ
D
2 Dk 2 x100 x100
= = 1000 unit
h 0,02
EOQ 1000
= = 10 hari
D 100
Kompetensi Pokok Bahasan :
Memahami aspek-aspek yang berkaitan
dengan penetapan lokasi fasilitas/pabrik
Memahami teknik dan mampu melakukan
perancangan tata letak fasilitas produksi
Memahami permasalahan yang berkaitan
dengan pemindahan bahan (material
handling).
Memahami macam/type tata letak fasilitas
produksi.
Perencenaan & Perancangan Tata Letak Fasilitas
Semarang 18 20 25 15 650
Bandung 40 45 30 42 600
Surabaya 55 50 60 55 400
60
50
55
30
45
40
18 Jogja Solo P Kerto Mg-lang
Semarang 18 20 25 15
650
100 100 450
Bandung 40 45 30 30
600
300 300
Surabaya 50 50 60 55
400
400
Demand
(ton/mgg) 400 500 300 450 1650
From To Shipment Cost/profit Oport.
Cost
Semarang Jogja 100 18 0
Semarang Solo 100 20 0
Semarang P Kerto 0 25 17
Semarang Magelang 450 15 0
Bandung Jogja 300 40 0
Bandung Solo 0 45 3
Bandung P Kerto 300 30 0
Bandung Magelang 0 42 5
Surabaya Jogja 0 55 7
Surabaya Solo 400 50 0
Surabaya P Kerto 0 60 22
Surabaya Magelang 0 55 10
Minimized OBJ = 51.550
Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas
(ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang
58
40
18
18 20 25 15
Semarang 650
40 45 30 42
Bandung 600
58 55 62 60
Malang 400
Demand
(ton/mgg) 400 500 300 450 1650
Daerah Pemasaran Kapasitas
Lokasi 58
45
40
18 (ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang
Semarang 18 20 25 15
650
200 450
Bandung 40 45 30 42
600
200 100 300
Malang 58 55 62 60
400
400
Demand
(ton/mgg) 400 500 300 450 1650
From To Shipment Cost/profit Oport.
Cost
Semarang Jogja 200 18 0
Semarang Solo 0 20 -3
Semarang P Kerto 0 25 17
Semarang Magelang 450 15 0
Bandung Jogja 200 40 0
Bandung Solo 100 45 0
Bandung P Kerto 300 30 0
Bandung Magelang 0 42 3
Malang Jogja 0 58 8
Malang Solo 400 55 0
Malang P Kerto 0 62 19
Malang Magelang 0 60 13
Minimized OBJ = 53.850
Daerah Pemasaran Kapasitas
Lokasi (ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang
Semarang 18 20 25 15
650
100 100 450
Bandung 40 45 30 42
600
300 300
Malang 58 55 62 60
400
400
Demand
(ton/mgg) 400 500 300 450 1650
From To Shipment Cost/profit Oport.
Cost
Semarang Jogja 100 18 0
Semarang Solo 100 20 0
Semarang P Kerto 0 25 17
Semarang Magelang 450 15 0
Bandung Jogja 300 40 0
Bandung Solo 0 45 3
Bandung P Kerto 300 30 0
Bandung Magelang 0 42 5
Malang Jogja 0 58 5
Malang Solo 400 55 0
Malang P Kerto 0 62 19
Malang Magelang 0 60 10
Minimized OBJ = 53.550
Macam Tipe Tata Letak Fasilitas
1 3
2 4
A Press
Penge-
Bubut Drill pakan A
1
B 2
1 4
2 3
Penge- B
Gerinda Frais Bubut pakan
3 4
A 1 2 2 4 A
1 2
4
B 1 B
3
Penge- 4
Frais
coran
Pengepakan
Mesin-2
Kerugian :
1. Adanya peningkatan frekuensi pemindahan fasilitas
produksi atau operato pada saat proses operasi.
2. Memerlukan operator dengan skill tinggi.
3. Membutuhkan space area yang luas untuk peralatan
kerja dan WIP.
4. Memerlukan pengawasan dan koordinasi kerja yang
ketat.
Product Family (Group Tecnology) :
Didasarkan pada pengelompokan produk atau
komponen yang akan dibuat.
Pada dasarnya merupakan kombinasi dari product lay
out dan procces lay out.
Produk-produk yang tidak identik dikelompokan
berdasarkan langkah pemrosesan, bentuk, mesin atau
peralatan.
Keuntungan :
` Dengan pengelompokan produk sesuai dengan proses
pembuatannya, maka pendayagunaan mesin akan
diperoleh secara maksimal.
` Jarak perpindahan material lebih pendek sehingga
lintasan aliran lebih lancar.
` Memiliki keuntungan yang bisa diperoleh dari produk lay
out dan proses lay out.
` Umumnya menggunakan mesin-mesin general purpose
sehingga investasinya juga lebih rendah.
A Bubut Bor Gerinda Perakitan
dipengaruhi
7 Stage 5
3
F 9 E 7 D
5 Stage 4
10
8 12
A B C
Stage 3
Stage 1 Stage 2
State Keputusan Keputusan Waktu tercepat
I Optimum ke I (menit)
H 10 I 10
D 11 I 11
Tahap 3 :
` Dari tahap 3, terdapat tiga route submasalah, yaitu
dari state G, E, C. Route manakah yang tercepat
apabila tujuannya ke I.
` Untuk mencapai ke I harus terlebih dahulu
melewati D atau H. Berarti hanya tersedia dua
keputusan. Jika keputusannya adalah route G-H
waktu yang ditempuh adalah 8 menit. Dengan
demikian total waktu yang ditempuh adalah 18
menit (tercepat).
` Jika route yang ditempuh adalah E-H, maka waktu
yang dempuh untuk mencapai I adalah 7 menit
ditambah jarak dari H ke I (10 menit), sehingga
total waktu yang ditempuh adalah 17 menit.
` Jika route yang ditempuh adalah E-D, maka waktu
yang ditempuh 7 menit ditambah 11 menit,
sehingga total 18 menit.
` Jika dimulai route C-D, maka waktu yang ditempuh
adalah 9 menit ditambah 11 menit, sehingga total
waktu yang ditempu adalah 20 menit.
State Keputusan Keputusan Waktu tercepat
H D Optimum ke I (menit)
G 18 - H 18
E 17 18 H 17
C - 20 D 20
F 21 26 - G 21
B - 22 32 E 22
State Keputusan Keputusan Waktu tercepat
Optimum ke I (menit)
F B
A 31 30 B 30
11
7
3
9 7 D
F E
10 9
5
8 12
A B C
` Pelanggan menunggu pelayanan didepan kasir.
` Mahasiswa menunggu untuk regristrasi dan
pembayaran uang kuliah.
` Para penumpang Kereta Api menunggu pelayanan
loket penjualan karcis.
` Para pengendara kendaraan menunggu untuk men-
dapatkan pelayanan pengisian bahan bakar.
` Beberapa peralatan menunggu untuk disservice. dll.
Struktur Sistem Antrian
Fasilitas pelayanan
Langkah-langkah dalam analisa antrian
1. Tentukan sistem antrian apa yang harus dipelajari.
2. Tentukan model antrian yg cocok dlm
menggambakan sistem.
3. Gunakan formulasi matematik atau metode
simulasi untuk menganalisa model antrian.
Antrian
2. Pn = P n (1 − P )
P λ
L= =
3. 1− P μ − λ
λ2 P2
4. Lq = =
μ (μ − λ ) 1 − P
1
W =
5. μ −λ
λ
6. Wq =
μ (μ − λ )
Kompetensi Pokok Bahasan :
Memahami konsep nilai uang terhadap
perubahan waktu
Memahami konsep bunga dan mampu
menghitung bunga dengan metode-
metode perhitungan bunga.
Memahami berbagai teknik ekivalensi
untuk berbagai pola cash flow.
Memahami dan mampu mengitung
depresiasi.
Difinisi Ekonomi Teknik :
Adalah ilmu yang mempelajari tentang analisis ekonomi
untuk pekerjaan teknik dengan kriteria efisiensi ekonomi
agar diperoleh suatu keputusan yang baik secara ekonomi.
$1 $ 1 + bunga
0 1 2 N-1 n
` Tahun sekarang, harga suatu barang x rp, lima thn
yang akan datang menjadi y rp (nilai uang berubah
turun dengan berjalannya waktu) “Inflasi”
` lima thn yang lalu, investasi uang, x rp, saat ini akan
dating menjadi [x + i(bunga)] rp (uang x rp pada lima
thn yang lalu scr finansial sama dengan (x + I) pada
saat ini.
` Kesamaan nilai finansial “Ekivalensi”
I 0 - - - 10.000.000
1 2.000.000 12.000.000 2.000.000 10.000.000
2 2.000.000 12.000.000 2.000.000 10.000.000
3 2.000.000 12.000.000 2.000.000 10.000.000
4 2.000.000 12.000.000 12.000.000 0
II 0 - - - 10.000.000
1 2.000.000 12.000.000 4.500.000 7.500.000
2 1.500.000 9.000.000 4.000.000 5.000.000
3 1.000.000 6.000.000 3.500.000 2.500.000
4 500.000 3.000.000 3.000.000 0
III 0 - - = 10.000.000
1 2.000.000 12.000.000 3.862.891 8.137.109
2 1.627.422 9.764.531 3.862.891 5.901.640
3 1.180.327 7.081.967 3.862.891 3.219.076
4 643.815 3.862.891 3.862.891 0
IV 0 - - - 10.000.000
1 2.000.000 12.000.000 0 12.000.000
2 2.400.000 14.400.000 0 14.400.000
3 2.880.000 17.280.000 0 17.280.000
4 3.456.000 20.736.000 20.736.000 0
` Suku bunga nominal dan efektif dipertimbangkan
apabila periode pembungaan kurang dari satu
tahun.
` Misal suku bunga 24% per tahun, jika dibayarkan
setiap bulan menjadi 24% : 12 = 2% per bulan.
Suku bunga yang bernilai 2% per bulan disebut
“suku bunga nominal “.
` “Suku bunga efektif” yaitu suku bunga yang
diterima sebenarnya yang besarnya lebih besar dari
suku bunga per tahun.
` Misal uang Rp 25.000 ditabung di sebuah bank
dengan tingkat suku bunga 12% per tahun. Berapa
uang yang diterima satu tahun kemudian?
F = P ( 1 + i )n
= Rp 100.000,- ( 1 + 0.12 )1 = Rp 112.000,-
Jika suku bunga tersebut dibayarkan setiap 6 bulan
sekali, maka suku bunga menjadi 12% : 2 = 6% per
bulan, maka nilai uang satu tahun (12 bulan)
kemudian menjadi :
F = P ( 1 + i )n
= Rp 100.000,- ( 1 + 0.06 )2 = Rp 112.360,-
Jadi suku bunga efektif = 12,360
- Dari perhitungan diatas dapat diketahui hubungan
antara tingkat suku bunga nominal dan efektif
sebagai berikut :
( 1 + i ) = ( 1 + r/t ) t
i = ( 1 + r/t ) t – 1
Dimana : i = suku bunga efektif
r = suku bunga nominal
t = jumlah periode pembungaan
F
P
A. Pembayaran Tunggal
Single payment, yaitu pembayaran dan penerimaan
uang masing-masing dibayarkan sekaligus pada awal
atau akhir dari suatu periode.
/ /
O 1 2 3 .... n-2 n-1 n
P
Rumus : F = P(1+i) n
atau F = P ( F/P, i, n )
Contoh :
Seseorang menginvestasikan uang di sebuah Bank
sebesar Rp 20.000.000,00 dengan tingkat bunga 6% per
tahun. Berapa jumlah uang setelah diinvestasikan
selama 5 tahun ?.
Contoh :
Seseorang memperhitungkan bahwa 15 tahun yang akan
datang anaknya yang sulung akan masuk perguruan tinggi,
untuk itu diperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp
35.000.000,00. Bila tingkat bunga adalah 5 %, maka berapa
ia harus menabungkan uangnya sekarang ?
Penyelesaian :
F = Rp 35.000.000,00 ; i = 5% ; n = 15
P = (Rp 35.000.000,00) (P/F, 5 , 15)
= (Rp 35.000.000,00) (0,4810)
= Rp 16.835.000,00
B. Deret Seragam (Uniform Series )
1. Sinking Factor (Mencari A bila diketahui F)
Agar pada akhir periode n dapat diperoleh
uang sejumlah F rupiah, maka berapa A
rupiah yg harus dibayarkan pada setiap
akhir periode dengan tingkat bunga i% ?
F
•0 1 2 3 4 n-2 n-1 n
/ /
A A A A A A A
Rumus : A = F i/(1+i)n -1
atau A = F ( A/F, i, n )
Contoh :
Tuan Sastro ingin mengumpulkan uang untuk
membeli rumah setelah dia pensiun. Diperkirakan 10
tahun lagi dia pensiun. Jumlah uang yang diperlukan
Rp 225.000.000,00. Tingkat bunga 12 % setahun.
Berapa jumlah yang harus ditabung setiap tahunnya ?
Penyelesaian :
F = Rp 225.000.000,00 ; i = 12% ; n = 10
A = (Rp 225.000.000,00)(A/F, 12% , 10)
= (Rp 225.000.000,00)( 0,0570)
= Rp 12.825.000,00.
Rumus: F = A { (1 + i) n - 1} / i
atau F = A ( F/A, i , n )
Contoh :
Bila setiap tahun ditabung uang sebesar Rp 12.000.000,00
selama 8 tahun dengan tingkat bunga 6%. Berapa besar
uang yang akan terkumpul setelah akhir periode tersebut ?.
Rumus : P = A { ( 1 + i ) n – 1} / { i ( 1 + i ) n }
atau P = A ( P/A, i , n )
A+(n-1)G
A1+(n-2)G
A1+2G
A1+G
A1
/ /
•0 1 2 3 n-1 n
Rumus : A = A1 + A2
A2 = G [ 1/i - n/(1 + i)n – 1]
= G (A/G, i , n)
Keterangan :
A = pembayaran per periode dengan
jumlah yang sama
Keterangan : A = pembayaran per periode dengan
jumlah yang sama
A1 = pembayaran pada akhir peroide
pertama
G = “gradient”, perubahan per periode
n = jumlah periode
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
10 jt
10.2
10.4
10.6
10.8
11
11.2
11.4
11.6
11.8
0 1 2 3 4 5
Rp 3.000
Rp 8.000
Rp 6.000
Rp 10.000
Rp 12.000
0 1 2 3 4 5 6 7 8
(-)
$ 3.000
3. Depresiasi Teknologi :
Adanya penemuan baru mengakibatkan
peralatan yang
sudah ada menjadi tidak ekonomis lagi yang
disebabkan oleh kemajuan teknologi.
Metode-metode Depresiasi
Keterangan :
Dt = nilai depresiasi tahunan
t = tahun (t = 1,2,3 ........,n)
P = investasi awal/first cost
n = periode pendapatan (umur depresiasi
yg diharapkan)
Bvt = book value
d = tingkat depresiasi
Akhir tahun ke-t Besarnya penyusutan pada Nilai buku pada akhir tahun ke-t
tahun ke-t
0 - $ 50.000
1 $ 8.000 42.000
2 8.000 34.000
3 8.000 26.000
4 8.000 18.000
5 8.000 10.000 (salveVa lue)
n n (n + 1)
S = ∑j =
j=1 2
t (n - t/2 + 0.5)
Bvt = P - (P - SV)
S
n-t+1
dt =
S
36
Kompetensi Pokok Bahasan :
Memahami definisi kualitas serta
peranannya sebagai salah satu strategi
manajemen.
Memahami konsep pengendalian kualitas
statistik.
Memahami pengendalian proses statistik
(aplikasi peta kendali variabel dan atribut)
Kualitas / Mutu :
Ukuran tingkat kesesuaian barang/ jasa dg
standar/spesifikasi yang telah ditentukan/
ditetapkan.
Keuntungan :
Untuk mempertinggi kualitas atau mengurangi
biaya.
Menjaga kualitas lebih uniform.
Penggunaan alat produksi lebih efisien.
Mengurangi rework dan pembuangan.
Inspeksi yang lebih baik.
Memperbaiki hubungan produsen-
konsumen.
Spesifikasi lebih baik.
Teknik Pengendalian Kualitas Statistik
4. Metode Khusus
Metode ini digunakan untuk pengendalian
kualitas dalam industri, al : korelasi, analisis
variansi, analisis toleransi, dll.
PETA KENDALI (CONTROL CHART)
Metode Statistik untuk menggambarkan adanya
variasi atau penyimpangan dari mutu (kualitas)
hasil produksi yang diinginkan.
Peta kendali R :
9 Memantau perubahan dalam hal spread-nya
(penyebarannya).
9 Memantau tingkat keakurasian/ketepatan proses yang
diukur dengan mencari range dari sampel yang diambil.
Langkah dalam pembuatan Peta X dan R
atau S = R/d2
N (N − 1)
Kriteria penilaian :
Jika Cp > 1,33 , maka kapabilitas proses sangat
baik
Jika 1,00 ≤ Cp ≤ 1,33, maka kapabilitas proses
baik
Jika Cp < 1,00, maka kapabilitas proses rendah
Hitung Indeks Cpk :
Cpk = Minimum { CPU ; CPL }
Dimana :
USL − X
CPU = dan CPL =
3S
Kriteria penilaian : X − LSL
S = N (N − 1)
Peta kendali – p
Perbandingan antara banyaknya cacat dengan
semua pengamatan, yaitu setiap produk yang
diklasifikasikan sebagai “diterima” atau “ditolak”
(yang diperhatikan banyaknya produk cacat).
Langkah-langkah pembuatan peta kendali - p :
1. Tentukan ukuran contoh/subgrup yang cukup
besar (n > 30),
2. Kumpulkan banyaknya subgrup (k) sedikitnya
20–25 sub-grup,
3. Hitung untuk setiap subgrup nilai proporsi unit
yang cacat, yaitu :
p = jumlah unit cacat/ukuran subgrup
4. Hitung nilai rata-rata dari p, yaitu p dapat
dihitung dengan :
p = total cacat/total inspeksi.
5. Hitung batas kendali dari peta kendali p :
p(1 − p )
UCL = p + 3
n
p(1 − p )
LCL = p – 3
n