Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya
berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terimakasih saya ucapkan kepada dosen mata kuliah ISBD ini , dan terimakasih kepada teman
teman yang telah berbagian dalam pembuatan PPT dan presentasi yang membagikan ilmu ilmu
yang diperoleh sehingga membuat makalah ini bisa disusun dengan baik. Saya berharap semoga
makalah ini bisa menambah pengetahuan kepada pembaca.

Namun terlepas dari itu,saya memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….……….i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………1

A.Latar Belakang………………………………………………………………………….1

B.Rumusan Masalah………………………………………………………………………2

C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………….2

D. Manfaat Penulisan……………………………………………………………………...3

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………….3

A. Perkembangan Budaya Asing Di Era Globalisasi……………………………………...3


B. Perilaku Manusia Terhadap Budaya Asing…………………………………………….5
C. Dampak Positif Dan Negatif Budaya Asing Di Indonesia……………………………..6
D. Upaya Mengatasi Dampak Negatif…………………………………………………….7

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………..8

A.Kesimpulan……………………………………………………………………………..8

B.Saran…………………………………………………………………………………….8

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pada umumnya masuknya budaya asing ke Indonesia sangat cepat perkembangannya. Masuknya
budaya luar bisa melalui banyak cara seperti, sarana multimedia massa elektronik maupun cetak,
serta media dunia maya (internet dan sosial media) sangat mempengaruhi perkembangan budaya
Indonesia. Dampak yang ditimbulkan ada yang bersifat positif dan ada yang negatif. Jika
kebudayaan asing yang bersifat negatif memasuki sendi-sendi kehidupan bangsa, terutama para
generasi muda tanpa diimbangi upaya pelestarian nilai-nilai budaya bangsa dikhawatirkan Bangsa
Indonesia akan kehilangan jati diri sebagai bangsa.
Budaya itu sendiri adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, termasuk sistem agama, politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan,
dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri
manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di
seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk
interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Awal masuknya kebudayaan asing di Indonesia melalui penjajahan yang diakukan oleh
orang asing, mereka tidak hanya mengambil rempah-rempah saja tetapi memasukan kebudayaan
mereka di Indonesia sehingga kebudayaan rakyat Indonesia bercampur dengan kebudayaan asing.
Kebiasaan orang-orang barat yang biasa kita saksikan baik di media elektronik, cetak
maupun secara langsung seperti cara berpakaian dan mode yang telah menjadi
budaya masyarakat kita khususnya kalangan remaja. Pengaruh ini dapat merambat lebih cepat ke
golongan bawah akibat artis-artis di jagad hiburan yang memiliki tingkat moderenisasi yang lebih
tinggi. Dari perilaku dan gayanya itulah di lihat sebagai contoh dan layak di tiru karena di anggap
lebih maju dan modern. Umumnya kalangan remaja Indonesia berperilaku ikut-ikutan tanpa

1
selektif sesuai dengan nilai-nilai agama yang di anut dan adat kebiasaan yang mereka miliki. Para
remaja juga merasa bahwa kebudayaan di negrinya sendiri terkesan jauh dari moderenisasi.
Sehingga para remaja merasa gengsi kalau tidak mengikuti perkembangan zaman meskipun
bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama dan budayanya. Sehingga pada akhirnya para remaja
lebih menyukai kebudayaan barat, dibandingkan dengan kebudayaan kita sendiri. Dan kini nilai-
nilai kebudayaan kita semakin terkikis karena di sebabkan oleh pengaruh budaya Asing yang
masuk ke Negara kita.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral
generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya
dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa
sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan
bangsa.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan ketahanan budaya bangsa, maka Pembangunan Nasional
perlu bertitik-tolak dari upaya-upaya pengembangan kesenian yang mampu melahirkan “nilai-
tambah kultural”. Seni-seni lokal dan nasional perlu tetap dilanggengkan, karena berakar dalam
budaya masyarakat. Melalui sentuhan-sentuhan nilai-nilai dan nafas baru, akan mengundang
apresiasi dan menumbuhkan sikap posesif terhadap pembaharuan dan pengayaan karya-karya
seni. Di sinilah awal dari kesenian menjadi kekayaan budaya dan “modal social - kultural”
masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah perilaku manusia terhadap budaya asing saat ini?
2. Apa dampak positif budaya asing?
3. Apa dampak negatif budaya asing?
4. Bagaimana cara mengatasi dampak negatif dari budaya asing?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini ialah agar setiap masyarakat khususnya indonesia bisa tahu
bagaimana cara mengatasi pengaruh-pengaruh buruk yang sering kali saat ini membuat budaya
sendiri terkikis dan memberikan dampak yang buruk bagi perilaku manusia di lingkungan sosial
dan individu.

2
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini ialah sebagai berikut:
1. Sebagai refrensi bagi masyarakat untuk tau cara mengantisipasi ketika mengahadapi
budaya asing yang buruk
2. Sebagai refrensi bagi masyarakat untuk bisa lebih mencintai budaya sendiri.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Budaya Asing Di Era Globalisasi

Seiring dengan masuknya era globalisasi saat ini, turut mengiringi budaya-budaya asing yang
masuk ke Indonesia. Di zaman yang serba canggih ini, perkembangan kemutahiran tekhnologi
tidak dibarengi dengan budaya-budaya asing positif yang masuk. Budaya asing masuk ke negeri
kita secara bebas tanpa ada filterisasi. Perkembangan pesat era globalisasi saat ini semakin
menekan proses akulturasi budaya terutatama pengaruh budaya Barat. Dengan kemajuan teknologi
modern mempercepat akses pengetahuan tentang budaya lain. Membawa perubahan sampai ke
tigkat dasar kehidupan manusia di Indonesia. Pengaruh interaksi dengan budaya Barat mewarnai
kehidupan masyarakat Indonesia.
Pada umumnya masyarakat Indonesia terbuka dengan inovasi-inovasi yang hadir dalam
kehidupannya, tetapi mereka belum bisa memilah mana yang sesuai dengan aturan dan norma
yang berlaku dan mana yang tidak sesuai dengan aturan serta norma yang berlaku di negara
Republik Indonesia, sebagai contoh yaitu: cara berpakaian anak-anak remaja Indonesia yang sudah
jauh melenceng dari aturan-aturan agama dan norma yang ada. Mereka menggunakan pakaian
yang minim bahan sehingga ada bagian tubuh yang seharusnya tidak diperlihatkan malah
diperlihatkan. Masuknya budaya asing diindonesia bisa melalui banyak cara salah satunya adalah
melalui social media. Kaum remaja biasa melihat fashion orang asing. Mulai dari cara berpakaian
hingga gaya rambut sehingga mereka dengan mudah terpengaruh dengan fashion orang barat, jujur

3
saya sendiri juga mengikuti perkembangan fashion budaya barat. Dari yang ingin hanya melihat
saja disosial media menjadi ingin mencoba fashion orang asing yang saat ini sedang tren. Padahal
cara berpakaian mereka dengan cara berpakaian yang diajarkan oleh orang tua kita sangat jauh
berbeda. Orang Indonesia cenderung ingin mencoba gaya yang mereka anggap baik dan bagus
untung di pakai sehingga kaum remaja seperti kita ini dengan mudah terpengaruh. Kebiasaan dan
pola hidup orang barat seakan menjadi cermin moderen. Hal ini jelas mengikis perilaku dan
tindakan seseorang.
Hembusan pengaruh Barat, di anggap sebagai ciri khas kemajuan dalam ekspresi
kebudayaan kekinian. Padahal belum tentu sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi
masyarakat sendiri. Keadaan ini terus mengikis budaya dan kearifan lokal yang menjadi warisan
terjadi kebudayaan masyarakat nusantara. Dari sinilah juga nilai tradisional secara perlahan
mengalami kepunahan karena tidak mampu bersaing dengan budaya moderen dalam bentuk
pergaulan masyarakat.
Dalam era globalisasi ini, jati diri bangsa Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap
warga negara Indonesia. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh
pengaruh dan budaya asing yang jelas-jelas tidak sesuai dan (bahkan) tidak cocok dengan bahasa
dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh dari luar atau pengaruh asing ini sangat besar
kemungkinannya terjadi pada era globalisasi ini. Batas antarnegara yang sudah tidak jelas dan
tidak ada lagi, serta pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi dengan
mempertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia. Sudah barang
tentu, hal ini semua menyangkut tentang kedisiplinan berbahasa nasional, yaitu pematuhan aturan-
aturan yang berlaku dalam bahasa Indonesia dengan memperhatikan siatuasi dan kondisi
pemakaiannya. Dengan kata lain, pemakai bahasa Indonesia yang berdisiplin adalah pemakai
bahasa Indonesia yang patuh terhadap semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia yang
sesuai dengan situasi dan kondisinya.
Pada awalnya pintu masuk kebudayaan Asing di Indonesia adalah melalui kegiatan penjajahan
para orang Asing di Indonesia. Tidak hanya mengambil hasil rempah-rempah dan menjajah pada
umunya, tetapi mereka juga menanamkan budaya mereka untuk mencampuri kebudayaan
Indonesia. Berbeda dengan masa penjajahan, pada zaman sekarang pintu masuk kebudayaan Asing
itu melalui kemajuan teknologi dan informasi. Dizaman dahulu salah satu contoh masuknya
budaya asing, yaitu: gaya arsitektur keraton Yogyakarta yang mengarah ala-ala Japanese.

4
Para kaum remaja di Indonesia sudah jarang sekali mempelajari kebudayaan – kebudayaan lokal,
tetapi anak anak lebih suka bermain play station dan bermain ke time zone. Sangat jarang saat ini
saya melihat anak anak bermain kuda lumping, dakon, gobak sodor dll. Tetapi saat ini ada stasiun
TV negeri secara konsisten menayangkan acara budaya - budaya Indonesia. Selain itu banyak
Negara Negara tetangga yang mengklaim kebudayaan – kebudayaan kita, seperti contoh:
1. Tari reog ponorogo dari jawa timur oleh pemerintah Malaysia.
2. Alat music gamelan dari jawa oleh pemerintah Malaysia.
3. Kain ulos dari Sumatra utara oleh Malaysia
4. Alat music angklung oleh Malaysia dan masih banyak lagi.
Seharusnya kita sebagai bangsa Indonesia bangga memiliki warisan budaya tersebut dan
memberikan apresiasi dengan cara menjaga budaya kita agar tidak diklaim oleh Negara asing.

B. Perilaku Manusia Terhadap Budaya Asing

Perilaku atau respon masyarakat Indonesia terhadap masuknya budaya asing sebagian ada yang
menerima sebagian ada yang tidak menerima budaya asing masuk di Indonesia. Tapi tentunya
sebagian besar rakyat Indonesia menerima kebudayaan asing masuk ke Indonesia.
Contoh respon masyarakat yang tidak menerima kebudayaam asing, seperti:
1. Perilaku masyarakat yang bersifat tertutup atau kurang membuka diri untuk berhubungan
dengan masyarakat lain.
2. Masih memegang teguh tradisi yang sudah ada.
3. Berpegang terhadap ideologinya dan beranggapan sesuatu yang baru bertentangan dengan
idiologi masyarakat yang sudah ada.
Contoh respon masyarakat yang menerima kebudayaan asing, seperti:
1. Mengikuti trend yang ada
2. Bersikap terbuka terhadap budaya asing.

5
C. Dampak Positif Dan Negatif Budaya Asing Di Indonesia

 Dampak Positif:
Dengan adanya Kemajuan dalam bidang teknologi dan elektronik, masyarakat pada saat
ini dapat bekerja secara cepat dan efisien karena adanya peralatan yang mendukungnya sehingga
dapat mengembangkan usahanya dengan lebih baik lagi.
 Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi
 Terjadinya industrialisasi
 Dapat mempelajari kebiasaan, pola pikir dan perilaku bangsa2 yg maju sehingga mampu
mendorong kita untuk lebih baik lagi dan maju seperti mereka
 Produktifitas dunia industri semakin meningkat
 Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan
pengetahuan yang dimiliki
 Adanya kemudahan untuk memperlihatkan dan memperkenalkan kebudayaan negeri kita
sendiri ke luar negeri
 Terjadinya akulturasi budaya yg mungkin bisa menciptakan kebudayaan baru yg unik
 Dampak Negatif:
Dengan adanya Kemajuan dalam bidang teknologi dan elektronik, masyarakat pada saat
ini dapat bekerja secara cepat dan efisien karena adanya peralatan yang mendukungnya sehingga
dapat mengembangkan usahanya dengan lebih baik lagi.
 Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi
 Terjadinya industrialisasi
 Dapat mempelajari kebiasaan, pola pikir dan perilaku bangsa2 yg maju sehingga mampu
mendorong kita untuk lebih baik lagi dan maju seperti mereka
 Produktifitas dunia industri semakin meningkat
 Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan
pengetahuan yang dimiliki
 Adanya kemudahan untuk memperlihatkan dan memperkenalkan kebudayaan negeri kita
sendiri ke luar negeri
 Terjadinya akulturasi budaya yg mungkin bisa menciptakan kebudayaan baru yg unik
Contoh dampak negatif:

6
jika dalam penggunaan teknologi tidak dapat digunakan dengan benar dan sebaik-baiknya
maka tentunya akan menjadi sangat berbahaya bahkan bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.
Sebagai contoh yaitu, penipuan, perjudian, kejahatan dunia maya dan lain sebagainya. Oleh karena
itu kita sebagai manusia haruslah selektif dalam memilih hal yang baik dan jangan merugikan diri
sendiri serta orang lain.

D. Upaya Mengatasi Dampak Negatif

Untuk mengatasi pengaruh kebudayaan Asing terhadap kebudayaan Indonesia, khususnya untuk
membentengi kalangan remaja dari pengaruh negatif diperlukan pelibatan semua pihak terutama
pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat seperti, para ulama budayawan serta keterlibatan orang
tua di rumah.
 Peranan Pemerintah
Pemerintah hendaknya dapat mengambil kebijakan strategis melalui penataan ulang sistem
pendidikan terutama mengenai pengaturan kurikulum. Umumnya di setiap sekolah menerapkan
sistem pengajaran pengetahuan mengenai ilmu keagamaan kepada para remaja sekolah dengan
waktu yang berjalan selama dua jam dalam se-minggu saja. Tentu saja ini kurang memadai
waktunya untuk mengharapkan sebuah perubahan prilaku siswa sehingga memerluikan
penambahan jam pelajaran atau kreatifitas guru bidang study tersebut dalam bentuk kegiatan
keagamaan di lingkungan sekolah seperti kegiatan pengajian atau kajian-kajian tematik menurut
pandangan agama. Sebaiknya pemerintah menata ulang sistem pendidikan dan mendorong
kreatifitas guru bidang study. Mengenai pelajaran dan pemahaman keagamaan sesungguhnya tidak
hanya terpaku pada bidang study agama yang dinilai waktunya kurang memadai tersebut tetap
setiap guru mata pelajaran umum juga dapat memasukkan nilai-nilai agama ketika mengajar di
hadapan siswanya. Misalnya, mata pelajaran geografi, guru dapat menjelaskan kekuasaan Tuhan
menciptakan langit dan bumi, sejarah perjuangan nasional yang dipelopori atau dimpin oleh ulama
atau pejuang Islam seperti Pengeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin dan lainnya. Tokoh-
tokoh pejuang tersebut sekaligus merupakan bentuk perlawan terhadap penjajahan negara asing
yang inin menguasai wilayah dan sumber daya ekonomi Indonesia juga sekaligus menyebarkan
kebuadyaannya..
 Peranan orang tua dan keluarga

7
Keluarga merupakan lingkungan anak yang paling banyak waktunya. Orang tua adalah
figur utama dalam keluarga yang paling bertanggujawab terhadap masa depan anak-anak dan
anggota keluarga lainnya. Oleh karena itu, lingkungan keluarga sangat berkontribusi terhadap
kualitas prilaku atau akhlak anggota keluarga terutama anak-anaknya. Lingkungan keluarga dan
lingkungan sosial harus tetap beriklim positif dalam artian orang-orang yang ada dalam sekitar
kita harus orang-orang yang “tidak membawa kita kedalam kesesatan”.Orangtua harus bisa
mengambil porsi lebih banyak diantara porsi yang lainnya.
Peran orang tua sangat amat dibutuhkan, selain mengawasi anak-anak dan dengan siapa
dia bergaul, tetapi sesekali orang tua harus turun langsung mengawasi anak-anaknya agar jangan
sampai anak-anaknya bisa salah gaul. Pada masyarakat modern, seorang remaja sangat tergantung
pada cara orang tua atau keluarga mendidiknya. Melalu interaksi dalam keluarga, remaja akan
mempelajari pola perilaku, sikap, keyakinan dan cita-cita dan nilai dalam keluarga dan masyarakat.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengaruh dan perkembangan
kebudayaan asing turut dalam perkembangan budaya Indonesia khususnya terhadap kehidupan,
kebudayaan dan alam fikiran di kalangan remaja yang dapat merusak ekosistem generasi muda ke
depannya.

B. SARAN
Sebagai generasi muda hendaknya dapat berperilaku yang selektif terhadap pengaruh globalisasi
sesuai dengan nilai-nilai agama yang di anut dan adat kebiasaan di negrinya dan dapat memilah
kebudayaan asing yang patut dicontoh dan yang ditidak patut dicontoh. Serta menanamkan nilai-
nilai pancasila dan melaksanakan ajaran Agama dengan sebaik-baiknya. Dan jangan lupa memiliki
semangat nasionalisme yang tangguh, seperti mencintai produk dalam negri.

8
DAFTAR PUSTAKA

Listyarti Retno, Dra. (2006): Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Erlangga


Cohen,Bruce J. (1992). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: Rinek Cipta.
Sidi Gazalba, Perubahan Sosialbudaya. Jakarta : Pustaka AlHusna, 1983.
http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html
http://gatotbukankaca.weebly.com/makalah-ilmu-budaya-dasar.html
http://sosbud.kompasiana.com/2011/08/09/dampak-masuknya-budaya-asing-barat-terhadap-
budaya-bangsa-indonesia/
www.artikelsiana.com/2014/09/repons-masyarakat-perubahan-sosial-budaya.html?m=1#_

Anda mungkin juga menyukai