Anda di halaman 1dari 8

ISSN.

1978-4724 Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE


TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

OLEH
YULIA SETYARINI
MELVIE PARAMITHA

ABSTRACT
Corporate social responsibility is the company's commitment to provide long-term
voluntary contribution to a particular issue in the community or environment in order to
create a better environment. Companies involved in social responsibility not only increase the
satisfaction of stakeholders, but also have a positive impact on the company's reputation.
This study used the help of SPSS software for windows release 17.0. and to saw the
effect among variables using the multiple regression analysis. Independent variables used are
the determinants of corporate social responsibility that is managerial ownership, institutional
ownership, and size of the board of independent commissioners, whereas dependent variables
of corporate social responsibility.
The results of this study indicated that the managerial ownership, institutional
ownership and the number of independent board partially affect the disclosure of corporate
responsibility.

Keywords: Leverage, Profitability Managerial Ownership, Institutional Ownership, the


number of Commissioners Independent, Disclosure of corporate social
responsibility, Earnings Management.

PENDAHULUAN satu stakeholders memegang peranan yang


Fenomena yang sedang cukup penting dalam sistem ekonomi baik
berkembang dewasa ini menuntut lokal, nasional maupun pada tingkat
perubahan tatanan kehidupan baru dalam global, karena berpotensi dalam hal modal
berbagai bidang politik, ekonomi dan (capital) dan sumber daya manusia.
sosial budaya. Kecenderungan tersebut Partisipasi dunia usaha dalam
terus menjadi agenda perubahan besar pembangunan berkelanjutan (sustainable
masyarakat dan memunculkan berbagai development) adalah dengan
opini dalam sistem sosial kemasyarakatan, mengembangkan program kepedulian
yang mengharapkan dan memberi peluang kepada masyarakat disekitarnya yang
untuk mewujudkan kesejahteraan bersama disebut tanggung jawab sosial perusahaan /
yang berkelanjutan (sustainable Corporate Social Responsibility (CSR).
development). Pemerintah telah menetapkan UU no. 40
Pembangunan berkelanjutan tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(sustainable development) menghendaki dalam ps. 74 bahwa Perseroan wajib
adanya hubungan yang harmonis antara melaksanakan tanggung jawab sosial dan
stakeholders yaitu pemerintah, dunia usaha lingkungan, dan jika perusahaan tidak
dan masyarakat. Dunia usaha sebagai salah melaksanakannya akan diberi sangsi sesuai

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Widya Kartika Surabaya 10


ISSN. 1978-4724 Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

dengan peraturan perundang-undangan. business to society that in the


Perusahaan yang menjalankan CSR yang pursuit of the profit motive, the
dikelola dengan baik, sudah menjalankan basics for its corporat acts and
GCG, akan menjamin tercapainya strategies should include its
maksimalisasi laba, mempertahankan daya component to protecting the
saing perusahaan, dan patuh terhadap environment, upholding the rights
peraturan perundangan-undangan yang of its workers community and
berlaku. society at large”.
Kepmen BUMN 117/2002, Sedangkan menurut Kotler dan Lee
mendefinisikan Tata kelola Perusahaan / (2005):
Good Corporate Governance (GCG) “Corporate social
adalah suatu proses struktur yang Responsibility is a commitment to
digunakan oleh Organ BUMN untuk improve community well being
meningkatkan keberhasilan usaha dan through discretionary business
akuntabilitas perusahaan guna practices and contribution of
mewujudkan nilai pemegang saham dalam corporate resources”.
jangka panjang dengan tetap Di Indonesia, kegiatan
memperhatikan stakeholders lainnya, tanggungjawab sosial perusahaan menjadi
berlandaskan peraturan perundang- suatu kewajiban diatur dalam Undang-
undangan dan nilai-nilai etika. Perubahan undang No. 40/2007 tentang Perseroan
paradigma perusahaan yang tidak lagi Terbatas (UU PT) resmi ditetapkan pada
mengutamakan orientasi laba (profit), 16 Agustus 2007. Dalam pasal 74 UUPT
namun keberadaan perusahaan mampu tersebut secara jelas dipaparkan keharusan
memberikan dampak positif bagi membuat laporan tahunan tentang
kesejahteraan masyarakat sekitar seiring pelaksanaan tanggung jawab sosial dan
dengan maraknya komitmen untuk lingkungan. Bagi perusahaan terbuka atau
melaksanakan tata kelola perusahaan. go public, laporan tanggungjawab sosial
Faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan harus dipublikasikan kepada
CSR diteliti oleh Kokubu et al. (2001), masyarakat luas, Adapun perusahaan yang
Belkaoui dan Karpik (1989), Prior et al., belum go public, laporan tanggungjawab
(2007). Melihat titik penting yang terurai, sosial perusahaan tetap harus dilaporkan
penelitian ini bermaksud menelaah walaupun hanya terbatas pada pihak-pihak
pengaruh mekanisme tata kelola terkait, seperti regulator dan para
perusahaan / Good Corporate Governance pemegang saham. Berdasarkan UU no. 40
(GCG) terhadap Pertanggungjawaban / 2007 mengungkapkan tanggungjawab
Sosial Perusahaan / Corporate Social sosial perusahaan dalam laporan tahunan
Responsibility (CSR). bersifat wajib (mandatory disclosure).
Berdasarkan Bapepam no. 134 / BL / 2006
tanggal 7 Desember 2006 yang
mengharuskan bagi perusahaan-perusahaan
Corporate Social Responsibility (CSR) yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
CSR atau tanggung jawab sosial Indonesia (BEI) untuk mengungkapkan
perusahaan menurut The World Business uraian mengenai aktivitas dan biaya yang
Council for Sustainable Development dikeluarkan berkaitan dengan
(WBCSD, 2005) adalah: tanggungjawab sosial perusahaan terhadap
“... and contributing to the masyarakat dan lingkungan dalam laporan
improvement of the quality of life of tahunan perusahaan.
its CSR must defined as the Pertanggungjawaban sosial
obligations and responsibilities of berhubungan juga dengan social contract

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya 11


ISSN. 1978-4724 Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

theory. Menurut teori ini, diantara bisnis peraturan perundangan dan norma yang
perusahaan dan masyarakat terdapat suatu berlaku.
kontrak sosial yang secara implisit maupun Dari definisi diatas dapat
eksplisit. Dimana dalam kontrak sosial, disimpulkan bahwa Good Corporate
akuntansi sosial digunakan sebagai Governance merupakan:
serangkaian teknik pengumpulan dan 1. Suatu struktur yang mengatur pola
pengungkapan data sehingga hubungan harmonis tentang peran
memungkinkan masyarakat untuk Dewan Komisaris, Direksi, Rapat
mengevaluasi kinerja sosial organisasi Umum Pemegang Saham dan para
dalam memberi penilaian mengenai Stakehoders lainnya.
kelayakan operasi organisasi menurut 2. Suatu proses yang transparan atas
Parker (2002). penentuan tujuan perusahaan,
pencapaian dan pengukuran
Good Corporate Governance (GCG) kinerjanya.
Good Corporate Governance Corporate governance memiliki
dikemukan oleh Organization for berbagai faktor penentu yang gunanya
Economic Coorporation and Development untuk mengendalikan perusahaan untuk
(OECD; 2004) sebagai berikut: mencapai kesinambungan. Faktor penentu
“Corporate Governance is the tersebut telah diteliti sebelumnya. Seperti
system by which business Cornett et al., (2009) yang menggunakan
corporations are directed and sensitiviats CEO dan dewan komisaris
controlled. The corporate independen sebagai faktor penentu
governance structure specifies the corporate governance. Aman dan Pascal
distribution of the right and (2008) menggunakan struktur dewan
responsibilities among different komisaris dan karekteristik kepemilikan.
participants in the corporation, Herawaty (2008) menggunakan
such as the board, managers kepemilikan institusional, kepemilikan
shareholders and others manajerial, komisaris independen dan
stakeholders.” kualitas audit. Ujiyantho dan Pramuka
Menurut Cadbury Committe (2007) menggunakan kepemilikan
(1999), GCG adalah prinsip yang institusional, kepemilikan manajerial,
mengarahkan dan mengendalikan proporsi dewan komisaris dan ukuran
perusahaan agar mencapai keseimbangan dewan komisaris. Nasution dan Doddy
anatar kekuatan serta kewenangan (2007) menggunakan proporsi dewan
perusahaan dalam memberikan komsiaris, ukuran dewan komisaris dan
pertanggungjawaban kepada shareholders komite audit.
khususnya, dan stakeholders pada
umumnya.
Menurut Daniri (2005) GCG di METODOLOGI PENELITIAN
Indonesia didefinisikan sebagai suatu pola Pendekatan Penelitian
hubungan, system, dan proses yang Desain penelitian (research design)
digunakan oleh perusahaan (Direksi, adalah rencana atau strategi yang
Dewan Komisaris, RUPS) guna dirancang pada proses penelitian yang
memberikan nilai tambah kepada akan dilakukan oleh peneliti (Barbie,
pemegang saham secara 1986:71; Nazir, 1983:99). Penelitian ini
berkesinambungan dalam jangka panjang, menggunakan pendekatan penelitian
dengan memperhatikan kepentingan kuantitatif yang terdiri dari penyusunan
stakeholders lainnya berlandaskan hipotesis, unit analisis, desain sampel,
sampel probabilitas dan nonprobabilitas

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya 12


ISSN. 1978-4724 Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

dan skala pengukuran, metode 2. Variabel Terikat (dependen)


pengumpulan data, analisis data serta uji Corporate Social Responsibility (CSR)
hipotesis. diperlukan untuk menilai apakah
kegiatan perusahaan telah memenuhi
Populasi dan sampel, Teknik ketentuan, standar, dan peraturan yang
Pengambilan Sampel berlaku terhadap lingkungan dan sosial
Populasi dari penelitian ini adalah (Gray et al., 1995).
perusahaan-perusahaan yang bidang
usahanya terkait dengan sumber daya alam
dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia Metode Analisis Data
(BEI), berdasarkan UU no. 40 / 2007 Analisis diskriptif statistik atas data
bahwa pertanggungjawaban sosial Dalam melakukan analisis data
perusahaan dalam laporan tahunan bersifat dalam penelitian ini digunakan regresi
wajib (mandatory disclosure). Sampel Model penelitian ini dapat digambarkan
perusahaan dipilih dari keseluruhan sebagai berikut:
populasi perusahaan publik di BEI dan Y = α + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + e
berdasarkan ketersediaan data untuk Keterangan :
menghitung variabel-variabel yang Y = Corporate Social
dijelaskan sebelumnya (Herawati, 2007). Responsibility (CSR)
Berdasarkan data dari Bursa Efek X1 = Kepemilikian manajerial
Indonesia perusahaan yang terkait dengan X2 = Kepemilikian institusional
sumber daya alam langsung pada tahun X3 = Jumlah dewan komisaris
2009 sebanyak 174 perusahaan. independen
α = Konstanta
b1,b2,b3 = Koefisien regresi
Klasifikasi variabel dan definisi
operasional variabel
4. HASIL PENELITIAN
Definisi operasional variabel
1. Variabel Bebas (Dependen) 4.1 Pengujian Model Regresi dan
a. Kepemilikan manajerial : Jumlah Koefisien Determinasi
kepemilikan saham yang dimiliki oleh Pengujian Model Regresi dan Koefisien
pihak manajemen dari jumlah saham Determinasi
yang dikelola oleh perusahaan (Gideon,
Gambar 5.1. Hasil Regresi
2005).
b. Kepemilikan institusional : Jumlah
kepemilikan saham yang dimiliki oleh Kepemilikan
Manajerial
pihak institusional dari jumlah saham 0,77

yang dikelola oleh perusahaan (Cornett Kepemilikan Pengungkapan


tanggungjawab sosial
et al. 2006). Institusional 0,550 perusahaan

c. Jumlah Dewan Komisaris Independen : 0,25

Skala rasio digunakan dalam variabel Junmlah


Dewan
ini dan jumlah dewan komisaris Komisaris
Independen
independen diukur dengan
menggunakan indikator persentase Sumber: Penulis

anggota dewan komisaris yang berasal


dari luar perusahaan dari seluruh ukuran Berdasarkan Gambar 5.1 diperoleh
anggota dewan komisaris perusahaan persamaan regresi sebagai berikut :
(Chtourou et al., 2001). 1. Y = 0,77X1 +0,55X2 + 0,25X3

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya 13


ISSN. 1978-4724 Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

(R2 = 0,5678) shareholders dengan kepemilikan saham


yang besar, memiliki insentif untuk
Berdasarkan persamaan diatas memantau pengambilan keputusan
menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar perusahaan. Tingkat kepemilikan
0,5678. Hal ini berarti bahwa persamaan institusional yang tinggi akan
regresi untuk kepemilikan manajerial, menimbulkan usaha pengawasan yang
kepemilikan institusional dan jumlah lebih besar oleh pihak investor
dewan komisaris independen mampu institusional sehingga dapat menghalangi
menjelaskan variabilitas CSR sebesar perilaku opportunistic manajer. Hal ini
56,78%. karena Perusahaan dengan kepemilikan
institusional yang besar mengindikasikan
Pengujian Hipotesis dan Pembahasan kemampuannya untuk memonitor
Hasil Penelitian manajemen.

Hipotesis Pertama Hipotesis Ketiga


Pada lampiran terlihat bahwa ukuran Jumlah dewan komisaris
perusahaan berpengaruh terhadap luas independen berpengaruh terhadap
pengungkapan yang ditunjukkan oleh p- pengungkapan pertanggungjawaban
value sebesar 0,000 (p < 0,05) dan arah perusahaan dengan nilai signifikan p-value
pengaruhnya positif yakni 0.77. Hasil ini sebesar 0,000 < 0,05. Penelitian ini sesuai
mendukung hipotesis penelitian pertama dengan pernyataan dari Andayani (2008)
yang menyatakan bahwa variabel menyatakan bahwa jumlah dewan
kepemilikan manajerial berpengaruh komisaris independen berpengaruh positif
terhadap CSR. terhadap pengungkapan
Jensen & Meckling (1976) pertanggungjawaban perusahaan karena
menyatakan bahwa konflik kepentingan dapat meningkatkan rating CSR. Oleh
manajer dengan pemilik menjadi semakin karena itu, dewan komisaris independen
besar ketika kepemilikan manajer terhadap dapat meningkatkan Rating CSR.
perusahaan semakin kecil, begitu pun Argumen ini didasarkan pada manajemen
sebaliknya jika semakin besar yang baik dari perusahaan dapat
kepemilikan manajer di dalam sebuah meningkatkan rating CSR.
perusahaan, maka akan semakin produktif
tindakan manajer dalam memaksimalkan Hipotesis 4
nilai perusahaan. Gray et al., (1988) Berdasarkan hasil uji ANOVA
menyatakan bahwa manajer perusahaan pada lampiran 1. atas uji F dapat
akan mengungkapkan informasi sosial disimpulkan bahwa model regresi
dalam rangka untuk meningkatkan image berganda dalam penelitian ini dapat
perusahaan, meskipun ia harus digunakan untuk menguji pengaruh
mengorbankan sumber daya untuk kepemilikan manajerial, kepemilikan
aktivitas tersebut. institusional dan jumlah dewan komisaris
Hipotesis Kedua independen berpengaruh terhadap CSR Hal
Pada lampiran terlihat bahwa ini dibuktikan dari nilai F sebesar 0.0167
tingkat kepemilikan institusional pada tingkat signifikansi lebih kecil dari
perusahaan berpengaruh terhadap CSR 5% (p<0,05). Hasil uji F ini juga
yang ditunjukkan oleh p-value sebesar menunjukkan bahwa secara simultan
0,000 (p < 0,05). Penelitian ini mendukung semua variabel-variabel bebas
penelitian dari Shleifer and Vishny (1986) (kepemilikan manajerial, kepemilikan
dalam Barnae dan Rubin (2005) yang institusional dan jumlah dewan komisaris
menyatakan bahwa institutional independen) berpengaruh terhadap CSR.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya 14


ISSN. 1978-4724 Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

Belkaoui, A. and Karpik, P.G. 1989.


Kesimpulan “Determinants Of The Corporate
Berdasarkan hasil penelitian yang Decision To Disclose Social
dilakukan, maka dapat disimpulkan Information”, Accounting, Auditing
beberapa hal sebagai berikut: & Accountability Journal, Vol. 2
1. Kepemilikan manajerial, No. 1, pp. 36-51.
kepemilikan institusional dan
jumlah dewan komisaris Chtourou, S.M.,J. Bedard, and L.
independen berpengaruh terhadap Courteau. 2001. “Corporate
CSR secara parsial maupun secara Governance and Earning
simultan. Hal ini sesuai dengan Management”. http:/www.ssrn.com
penelitian Cornett et al. (2009),
Herawaty (2008), Ujiyantho dan Cornett, M. M., McNutt, J. J., Tehranian,
Pramuka (2007). H., 2009. “Corporate Governance
Pertanggungjawaban sosial and earnings Management at Large
berhubungan juga dengan social US Bank Holding Companies”,
contract theory. Menurut teori ini, Journal of Corporate finance Vol.
diantara bisnis perusahaan dan 15,
masyarakat terdapat suatu kontrak
sosial yang secara implisit maupun Daniri, Mas Achmad. 2005. “Good
eksplisit. Dalam kontrak sosial, Corporate Governance Konsep dan
akuntansi sosial digunakan sebagai Penerapannya dalam konteks
serangkaian teknik pengumpulan Indonesia”. Penerbit PT. RAY
dan pengungkapan data sehingga Indonesia.
memungkinkan masyarakat untuk
mengevaluasi kinerja sosial Darwin, Ali. 2004. “Penerapan
organisasi dalam memberi Sustainability Reporting di
penilaian mengenai kelayakan Indonesia”. Konvensi Nasional
operasi organisasi menurut Parker Akuntansi V, Program Profesi
(2002). Lanjutan. Yogyakarta, 13-15
Desember.
DAFTAR PUSTAKA
DeFond, M., Park, C., 1997
“Smoothing earnings in
Ambador, Jackie. 2008. “CSR dalam anticipation of future
praktek di Indonesia”. Penerbit PT. earnings”, Journal of
Elex Media Komputindo. Accounting and Economics,
Vol. 23, 1997, pp. 115-139.
Andayani, Wuryan., Atmini, Sari., dan
MWangi, James Kamau. Donovan, Gary and Kathy Gibson, 2000.
2008.”Corporate social Environmental Disclosure in the
responsibility, good corporate Corporate Annual Report: A
governance and the intellectual Longitudinal Australian Study.
property: an external strategy of Paper for Presentation in the 6th
the management to increase the Interdisciplinary Environmental
company’s value”. National Association Conference, Montreal,
Conference on Management Canada.
Research.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya 15


ISSN. 1978-4724 Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

FCGI, 2001. Corporate Governance: Tata Pengungkapan Sukarela dalam


Kelola Perusahaan. Edisi Ketiga, Laporan Tahunan Perusahaan-
Jakarta. Perusahaan di Indonesia”

Gray, R, Kouhy, R. and Lavers, S. 1995. Kokubu, Katsuhiko, Akihiro Noda,


“Corporate Social And Yasushi Onishi, dan Tomomi
Environmental Reporting: A Shinabe . 2001. “Determinants of
Review Of The Literature And A Environmental Report Publication
Longitudinal Study Of Uk in Japanese Companies”. The third
Disclosure”, Accounting, Auditing Asia Pacific Interdisciplinary
& Accountability Journal, Vol. 8 Research in Accounting
No. 2, pp. 47-77. Conference: Adelaide Australia

Gray, R., Javad, M., Power, David M., and Komite Nasional Kebijakan Governance
Sinclair C. Donald., 2001. “Social (KNKG), 2006, Pedoman Umum
And Environmental Disclosure, Good Corporate Governance
And Corporate Characteristic: A Indonesia, Jakarta.
Research Note And Extension”.
Journal of Business Finance and Lee, and Sunghoon Kim. 2005. “From
Accounting, Vol 28 No. 3 Cost to Resources: The
transformation and disfussion of
Gujarati, Damodar. 2009. “Basic Corporate Social Responsibility”,
Econometrics”. 5th. ed. CSES Working Paper Series no. 25,
International Edition. McGraw- Cornell University Departement of
Hill. Sociology.

Hackston, David and Milne, Marcus J., Lev, Baruch. 1989."On the Usefulness of
(1996). “ Some Determinants Of Earnings and Earnings Research:
Social And Environmental Lessons and Directions from Two
Disclosures In New Zaeland Decades of Empirical Research,"
Companies”, Accounting, Auditing Journal of Accounting Research:
and Accountability Journal, Vol. 9, Supplement,
No. 1, pp. 77-108
MAKK. 2004. Report on a survey of
Healy, P.M. and Wahlen, J.M. 1999. “A corporate social responsibility of
Review of the Earnings the largest listed companies in
Management Literature and Its hungary. Hungarian environmental
Implications for Standard Setting”. economics center
Accounting Horizons, 13, 365-383
Midiastuty, Pratana P., dan Mas’ud
John J. Wild, K.R. Subramanyam, and Machfoedz. 2003. “Analisis
Robert F. Halsey. 2004. “Financial Hubungan Mekanisme Corporate
Statement Analysis. 8th Edition. Governance dan Indikasi
McGraw-Hill/Irwin, New York, Manajemen Lab”a. Simposium
NY Nasional Akuntansi VI Surabaya
tanggal 16-17 Oktober 2003
Kasmadi, dan Susanto, Djoko. 2006
”Analisis Faktor-Faktor yang Prior et al., 2007. “Earning Management
Mempengaruhi Luas and Corporate Social

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya 16


ISSN. 1978-4724 Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011

Responsibility” Working paper Watts, R, Zimmerman, J. 1990 “Positive


Business Economics series 06 Accounting Theory: A Ten Year
Perspective”, The Accounting
Scott, William R. 2006. “Financial Review, Vol. 65, No. 1, pp. 131-
Accounting Theory”. 4th Ed., USA 156.
: Prentice Hall

Sekaran, Uma. 2000. Research Methods


for Business: A Skill-Building
Approach, Third Edition, New
York: John Wiley & Sons, Inc.

Sembiring, Eddy Rismanda. 2005,


“Karakteristik Perusahaan dan
Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial : Study Empiris Pada
Perusahaan yang Tercatat di Bursa
Efek Jakarta”, Simposium
Nasional Akuntansi VIII

Shleifer, A., Vishny, R., 1986


“Greenmail, white knights, and
shareholders' interest”, RAND
Journal of Economics, Vol. 17,
Issue 3, Autumn86, pp. 293-310

Solihin, Ismail. 2008. “Corporate Social


Responsibility from charity to
sustainability” Penerbit Salemba
Empat

SWA No. 26/XXVI/9 – 19 Desember 2010


Susanto,AB. 2007. “A Strategic
Management Approach Corporate
Social Responsibility”. The Jakarta
Consulting Group.

Ujiyantho, M. Arief dan Pramuka,


Bambang Agus. 2007. “Mekanisme
Corporate Governance, Manajemen
Laba dan Kinerja Keuangan (Studi
pada perusahaan go public sector
manufaktur)”. Simposium Nasional
Akuntansi X

UU no. 40 tahun 2007 tentang Perseroan


Terbatas

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Univesitas Widya Kartka Surabaya 17

Anda mungkin juga menyukai