Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL CARE (ANC)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi


Departemen Maternitas di Puskesmas Kedungkandang

Oleh:
Kelompok 13

Candra Restu Mentari


NIM. 150070300011070

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
DEFINISI
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008).
Menurut Prawiroharjo (2005), pemeriksaan kehamilan merupakan
pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak
dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post
partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan
atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal
Care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi
ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis
kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin,
2005).
Menurut Henderson (2006), kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah
kontak ibu hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji
kesehatan dan kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh
informasi dan memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan.

TUJUAN ANTENATAL CARE (ANC)


Tujuan Umum
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu
dan bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
Menurut Depkes RI (2004) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah untuk
menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas
dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.

Tujuan Khusus
1. Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini
mungkin.
2. Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak.
3. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga
berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Menurut Wiknjosastro (2005) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah
menyiapkan wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas,
sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya
fisik tetapi juga mental.

Perubahan Fisiologis pada Wanita Hamil


 Sistem Reproduksi
a. Uterus
Ukuran pada kehamilan cukup bulan : 30 x 25 x 20 cm dengan
kapasitas lebih dari 4000 cc. Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30
gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan (40 pekan). Perbesaran
ini disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan
muda terbentuk serabut-serabut otot yang berhubungan, termasuk
jaringan fibroelastik, darah dan saraf. Pertumbuhan jaringan uterus pada
masa awal kehamilan disebabkan oleh hormon esterogen yang
merangsang serabut otot dan menyebabkan dinding rahim menebal.
Pertumbuhan uterus ini disebut pertumbuhan aktif.
Pada masa kehamilan uterus menjadi mudah teraba. Pada minggu
petama, isthmus rahim mengalami hypertrofi dan bertambah panjang,
sehingga bila diraba terasa lebih lunak. Hal ini disebut tanda Hegar’s
pada kehamilan. Pada kehamilan 5 bulan rahim teraba seperti berisi
cairan air ketuban dinding rahim teraba tipis.
Bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim, diikuti oleh makin besarnya aliran darah menuju rahim dari arteri
uterina dan arteri ovarika. Otot rahim mempunyai susunan istimewa yaitu
longitudinal, sirkuler, dan oblika sehingga keseluruhannya membuat
anyaman yang dapat menutup pembuluh darah dengan sempurna.
Meningkatnya pembuluh darah menuju rahim memperngaruhi serviks
yang akan mengalami perlunakan. Serviks hanya memiliki sekitar 10%
jaringan otot. Sebab-sebab perlunakan serviks ialah karena pembuluh
darah dalam servik bertambah dan karena timbulnya oedema dari
serviks dan hiperplasia kelenjar-kelenjar serviks. Pertumbuhan rahim
tidak sama kesemua arah, tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat
didaerah implatasi plasenta, sehingga rahim bentuknya tidak sama yg
disebut Tanda Piskacek.
 Posisi rahim dalam kehamilan
 Pada permulaan kehamilan dalam letak artefleksi atau
retrofleksi.
 Pada 4 bulan kehamilan rahim tetap berada dalam rongga pelvis.
 Setelah itu mulai memasuki rongga perut yang dalam
pembesarannya dapat sampai mencapai batas hati.
 Rahim yang hamil biasanya mobile bisa lebih mengisi rongga
abdomen kanan atau kiri.
b. Serviks uteri
 Serviks bertambah vaskularisasi dan menjadi lunak (soft) disebut
tanda goodell.
 Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan
mukus, karena bertambahnya pembuluh darah dan melebar,
warnanya menjadi livid, ini disebut tanda Chadwick.
c. Vagina dan vulva
Akibat hipervaskularisasi vagina dan vulva kelihatan lebih merah
atau kebiru-biruan. Warna livid pada vagina dan portio serviks disebut
tanda Chadwick. Kekenyalan vagina bertambah, artinya daya regang
bertambah, sebagai persiapan persalinan.
Berkaitan dengan perubahan fisiologi pada vagina, getah dalam
vagina biasanya bertambah dalam kehamilan, reaksinya asam pH 3,5 –
6,0. Reaksi asam ini disebabkan terbentuknya acidum lacticum sebagai
hasil penghancuran glycogen yang berada dalam sel-sel epithel vagina
oleh bacil-bacil Doderlein.
d. Ovarium
Pada masa kehamilan, ovulasi terhenti. Indung telur yang
mengandung kospus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya
sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu
yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan progesteron.
e. Dinding perut (abdominal wall)
Pada kehamilan lanjut pada primi ravida sering timbul garis-garis
memajang atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae
gravidarum. Kadang, garis-garis ini terdapat juga pada buah dada dan
paha.
Perbesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan
robeknya serabut elastik dibawah kulit, sehingga timbul striae
gravidarum. Bila terjadi peregangan hebat, misalnya pada hidramnion
dan kehamilan ganda,dapat terjadi diastasis rekti bahkan hernia. Kulit
perut pada linea albae bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra.
f. Payudara
Salah satu petunjuk pada wanita yang menandakan bahwa
mengalami kehamilan adalah nyeri tekan pada payudara, yang secara
bertahap mengalami perbesaran kerena peningkatan pertumbuhan
jaringan alveolar dan suplai darah. Puting susu menjadi lebih menonjol
dan keras dan pada awal kehamilan keluar cairan kuning yang lengket
yang disebut colostrum. Area berpigmen disekitar puting, areola, tumbuh
lebih gelap dan kelenjar-kelenjar Montogomery menonjol keluar.
Perubahan tersebut disebabkan pengaruh hormonal. Hormon yang
berpengaruh pada proses laktasi : Estrogen, Progesteron,
Somatomamotropin, PIH

 Sistem Endokrin
a. Kelenjar Tiroid
Selama masa kehamilan, basal metabolic rate (BMR) meningkat
hampir 20% dan kelenjar tiroid membersar, tetapi jumlah hormon yang
dihasilkan tetap sama (tiroksin). Ukurannya meningkat karena
pertumbuhan sel-sel acinar, dan meningkatnya matabolic rate
disebabka karena banyak oksigen yang digunakan lebih banyak.
b. Kelenjar Paratiod
Kelenjar paratoid ukurannya menigkat selama masa kehamilan,
terutama selama minggu ke-15 sampai ke-30 ketika kebutuhan
kalsium janin lebih besar. Hormon paratoid penting untuk
mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah, danpa hormon
tersebut metabolisme tulang dan otot akan terganggu.
c. Pankreas
Insulin dihasilkan oleh sekelompok sel-sel kecil yang disebut
pulau Langerhans, yang terjadi diseluruh jaringan pankreas. Selama
masa kehamilan sel-sel ini tumbuh dan menghasilkan lebih banyak
insulin untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat. Walaupun
demikian, karena keterbatasan penyimpanan glikogen, wanita sehat
yang hamil kurang mampu mengatasi jumlah gula yang berlebihan.
d. Kelejar Pituitari
Lobus anterior dari kelenjar pituitaru mengalami sedikit
pembesaran selama kehamilan dan terus menghasilkan semua
hormon tropik, tetapi dengan jumlah yang sedikit berbeda. Follicle-
stimulating hormone (FSH) ditekan oleh chorionic gonadotripon (hCG)
yang dihasilkan dalam plasenta. Hormon pertumbuhan berkurang dan
hormon melanotropik meningkat, menyebabkan peningkatan
pigmentasi puting susu, wajah, dan abdomen. Pembentukan
prolakstin menignkat dan lanjt setelah persalinan selama menyusui.
e. Kelenjar Adrenal
Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama
bagian kortikal yang membentuk kortin. Jumlah ion natriun dan kalium
dalam aliran darah diatur oleh kortin. Bagian medula dari kelenjar
adrenala mensekresi epimephrine, hormon yang sangat penting.
Kehamilan tidak mengubah ukuran atau fungsi kedua medula.

 Sistem Kardiovaskuler (Sirkulasi Darah)


Selama kehamilan sirkulasi darah ibu dipengaruhi oleh adanya
sirkulasi ke plasenta, uterus yg membesar dengan pembuluh-pembuluh
darah yang membesar pula, payudara dan alat-alat lain yg berfungsi
berlebihan selama kehamilan.
Pada volume darah, volume darah total dan volume plasma darah
naik pesat sejak akhir timester pertama. Volume darah akan bertambah
banyak, kira-kira 25% dengan puncaknya pada kehamila 32 minggu,
diikuti curah jantung (cardiac output) yang meningkat sebanyak ± 30%.
Akibat hemodilusi yang mulai jelas kelihatan pada kehamilan 4 bulan, ibu
yang menderita penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan
dekompensasi kordis. Kenaikan plasma darah dapat mencapai 40% saat
mendekati cukup bulan. Kemudian gambaran protein dalam serum juga
berubah, jumlah protein, albumin dan gamaglobulin menurun dalam
triwulan pertama dan meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan.
Beta-globulin dan fibrinogen terus meningkat.
Hemodilusi menyebabkan anemia fisiologi dalam kehamilan. Kadar
Hb ibu hamil:
 Hb 11 gr% = tidak anemia
 9 – 10 gr% = anemia ringan
 7 – 8 gr% = anemia sedang
 < 7 gr% = anemia berat
Berkaitan dengan sistem sirkulasi darah, tekanan darah arteri
cenderung menurun terutama selama trimester kedua, dan kemudian
akan naik lagi seperti pada pra-hamil. Tekanan vena dalam batas-batas
normal pada ekstremitas atas dan bawah, cenderung naik setelah akhir
trimester pertama.

 Sistem Muskuloskeletal
Gigi, Tulang, dan Persendian
Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligamen-
ligamen melunak (softlistening). Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang
persendian. Apabila pemberian makanan tidak dapat memenuhi
kebutuhan kalsium janin, kalsium maternal pada tulang-tulang panjang
akan berkurang untuk memenuhi kebutuhan ini. Bila konsumsi kalsium
cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium.
Berkaitan dengan perubahan pada gigi, selama masa kehamilan
wanita membutuhkan kira-kira sepertiga lebih banyak kalsium dan fosfor.
Dengan diit yang seimbang kebutuhan tersebut terpenuhi dengan baik.
Otot
Kram otot-otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum
selama kehamilan, hal tersebut terjadi kemungkinan berhubungan
dengan metabolisme kalsium da fosfor, kurangnya drainase sisa
metabolisme otot, atau postur yang tidak seimbang. Kram biasanya
terjadi setelah berdiri sepanjang hari dan pada malam hari setelah tubuh
istirahat.

 Sistem Pernapasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek napas.
Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat
perbesaran rahim. Sebagai kompensitas terjadinya desakan rahim dan
kebutuhan oksigen meningkat, sorang wanita hamil selalu bernafas lebih
dalam sekitar 20-25% dari biasanya yaitu menggunakan pernapasan
dada.

 Sistem Gastrointestinal (Pencernaan)


Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan
tubuh, meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan kontraks otot
polos. Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak, dan asam
lambung menurun. Perbesaran uterus akan menekan diaframa, lambung
dan intestin.
Pada bulan-bulan awal masa kehamilan, sepertiga dari wanita hamil
mengalami mual (morning sickness) dan muntah (emesis gravidarum).
Sebagaimana kehamilan berlanjut, penurunan asam lambung,
melambatkan pengosongan lambung dan menyebabkan kembung.
Menurunnya gerakan peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi juga
konstipasi, karena lebih banyak feses terdapat dalam usus, lebih banyak
air diserap akan semakin keras jadinya. Konstipasi juga disebabkan oleh
tekanan uterus pada usus bagian bawah pada awal masa kehamilan dan
kembali pada akhir masa kehamilan.

 Sistem Perkemihan
Berkaitan dengan sistem perkemihan, ginjal yang normal mampu
mengatasi kerja tambahan tanpa menyebabkan masalah tekanan karena
pertumbuhan janin menyebabkan stosis urin.
Dibawah keadaan yang normal, peningkatan kegiatan penyaringan
darah bagi ibu dan janin tidak membuat ginjal dan ureter bekerja ekstra.
Keduanya menjadi dilatasi karena peristaltik uretra menurun. Sebagai
akibat, gerakan urin ke kadung kemih lebih lambat. Stasis urin ini
meningkatkan kemungkinan pielonefritis.
Pada awal kehamilan, suplai darah ke kandung kemih meningkat,
dan perbesaran uterus menekan kandung kemih. Faktor ini menyebabkan
meningkatnya berkemih. Mendekati kelahiran janin turun lebih rendah ke
pelvis, lebih menekan lagi kandung kemih dan semakin meningkatkan
berkemih, walaupun gejala ini sangat tidak menyenangkan, hal ini tidak
menyebabkan masalah medis yang berarti.

 Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami
perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk
pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI. Diperkirakan selama
kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg. Sebgaian besar
penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan
isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraselular. Pada
kehamilan normal akan terjadi hipoglikemia puasa yang disebabkan oleh
kenaikan kadar insulin, hiperglikemia postprandial dan hiperinsulinemia.
Manuaba (1998:106) menguraikan perubahan-perubahan fisiologis
yang terjadi pada metabolisme tubuh wanita hamil, yaitu:
 Metabolisme basal meningkat sebesar 15% sampai 20%.
 Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per
liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan
kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
 Kebutuhan protein makin tinggi sekitar ½ gr/kg BB atau sebutir telur
ayam sehari.
 Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
 Kebutuhan zat mineral:
 Kalsium, 1,5 gram/hari, 30 sampai 40 gram untuk
pembentukan tulang janin.
 Fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari.
 Zat besi, 800 mgr atau 30 sampai 50 mgr sehari.
 Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi
retensi air.
 Berat badan akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama
hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar ½ kg/minggu. Janin (3
– 3,5 kg), plasenta (0,5 kg), air ketuban (1 kg), timbunan lemak (1,5
kg), timbunan protein (2 kg), dan retensi air-garam (1,5 kg).

Perubahan Psikologis pada Wanita Hamil


Trimester I
 Pada trimester I atau bulan-bulan pertama ibu akan merasa tidak berdaya
dan merasa minder karena ibu merasakan perubahan pada dirinya.
 Segera setalah konsepsi kadar hormon estrogen dan progesteron
meningkat, menyebabkan mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan
pembesaran payudara
 Mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil
 Hasrat untuk melakukan hubungan seks pada trimester pertama berbeda-
beda, kebanyakan wanita hamil mengalami penurunan pada periode ini.
Trimester II
 Pada trimester II ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh yang
semakin membesar sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan merasa
suami tidak memperhatikan lagi,
 ibu merasakan lebih tenang dibandingkan dengan timester I karena nafsu
makan sudah mulai timbul dan tidak mengalami mual muntah sehingga ibu
lebih bersemangat,
 Pada TM II biasanya ibu lebih bisa menyesuaikan diri dengan kehamilan
selama trisemester ini dan ibu mulai merasakan gerakan janinnya pertama
kali.
Trimester III
 Trimester III seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada
saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
 Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-
waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya
tanda dan gejala akan terjadinya persalinan.
 Rasa tidak nyaman timbul karena ibu merasa dirinya aneh dan jelek.
Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dengan bayinya
dan kehilangan perhatian yang khusus diterima selama hamil. Pada
trimester inilah ibu membutuhkan kesenangan dari suami dan keluarga.
 Pada TM III ibu merasa tidak nyaman dan depresi karena janin membesar
dan perut ibu juga, melahirkan, sebagian besar wanita mengalami klimaks
kegembiraan emosi karena kelahiran bayi.

Perkembangan Janin dan Perubahan Maternal


Pertumbuhan Janin Perubahan Maternal
Minggu 0 -
Sperma membuahi ovum, yang
kemudian membagi dan masuk ke
dalam uterus menempel sekitar hari
ke-11

Minggu ke-4/bulan ke-1 Ibu terlambat menstruasi, payudara


Dari diskus embrionik, bagian tubuh menjadi nyeri dan membesar.
pertama muncul yang kemudian akan Kelelahan yang kronis (menetap) dan
menjadi tulang belakang, otak dan sering kencing mulai terjadi dan
saraf tulang belakang. Jantung, berlangsung selama tiga bulan
sirkulasi darah, dan saluran berikutnya. HCG ada di dalam urine
percernaan terbentuk. Embrio kurang dan serum 9 hari setelah konsepsi.
dari 0,64 cm.

Minggu ke-8/ bulan ke-2 Mual dan muntah/”Morning sickness”


Perkembangan cepat. Jantung mulai mungkin terjadi sampai usia kehamilan
darah, anggota badan terbentuk 12 minggu. Uterus berubah dari bentuk
dengan baik. Raut muka dan bagian pear menjadi globular. Tanda-tanda
utama otak dapat dilihat. Telinga Hegar dan Goodell muncul. Serviks
terbentuk dari lipatan kulit. Tulang dan fleksi. Leucorrhoea meningkat. Ibu
otot yang kecil terbentuk di bawah kulit mungkin terkejut atau senang dengan
yang tipis. kehamilannya. Penambahan berat
badan belum terlihat nyata.

Minggu ke-12/Bulan ke-3 Chadwick muncul. Uterus naik diatas


Embrio menjadi janin. Denyut jantung simpisis pubis. Konstraksi Braxton
dapat terlihat dengan ultrasound. Hicks mulai dan mungkin terus
Diperkirakan lebih berbentuk manusia berlangsung selama kehamilan.
karena tubuh berkembang. Gerakan Potensial untuk menderita infeksi
pertam dimulai selama minggu ke-12. saluran kencing meningkat dan ada
Jenis kelamin dapat diketahui. Ginjal selama kehamilan. Kenaikan berat
memproduksi urine. badan sekitar 1-2 kg selama trimester
pertama. Plasenta sekarang berfungsi
penuh dan memproduksi hormon.

Minggu ke-16/Bulan ke-4 Fundus berada di tengah antara


Sistem Musculoskeletal sudah matang; simpisis dan pusat. Berat ibu
sistem saraf mulai melaksanakan bertambah 0,4-0,5 kg per minggu
kontrol. Pembuluhdarah berkembang selama sisa kehamilan. Mungkin
dengan cepat. Tangan janin dapat mempunyai lebih banyak energi.
menggenggam. Kaki menendang Diameter biparietal dapat diukur
dengan aktif. Semua organ mulai dengan ultrasound. Sekresi vagina
matang dan tumbuh. Berat janin meningkat (tetapi normal jika tidak
sekitar 0,2 kg. Denyut jantung janin gatal, iritasi atau berbau busuk).
dapat didengar dengan Doppler. Pakaian-pakaian ibu menjadi ketat.
Pankreas memproduksi insulin. Tekanan pada kandung kemih dan
sering kencing berkurang.

Minggu ke-20/ Bulan ke-5 Fundus mencapai pusat. Payudara


Verniks melindungi tubuh. Lanugo memulai sekresi kolostrum. Kantung
menutupi tubuh dan menjaga minyak ketuban menampung 400 ml cairan.
pada kulit. Alis, bulu mata terbentuk. Rasa akan pingsan dan pusing
Janin mengembangkan jadwal yang mungkin terjadi, terutama jika posisi
teratur untuk tidur, menelan dan berubah secara mendadak. Varises
menendang. pembuluh darah mungkin mulai terjadi.
Ibu merasakan gerakan janin. Areola
bertambah gelap. Hidung tersumbat
mungkin terjadi. Kram pada kaki
mungkin ada. Konstipasi mungkin
dialami.

Minggu ke-24/ Bulan ke-6 Fundus diatas pusat. Sakit punggung


Kerangka berkembang dengan cepat dan kram di kaki mungkin mulai terjadi.
karena sel pembentukan tulang Perubanhan kulit bisa berupa striae
meningkat aktivitasnya. gravidarium, chloasma, linea nigra,
Perkembangan pernafasan dimulai. dan jerawat. Mimisan dapat terjadi.
Berat janin 0,7-0,8 kg. Mungkin mengalami gatal-gatal pada
abdomen karena uterus membesar
dan kulit meregang.

Meinggu ke-28/ bulan ke-7 Fundus berada di pertengahan antara


Janin dapat bernafas, menelan dan pusat dan xiphoid. Hemorrhoids
mengatur suhu. “Surfactant” terbentuk mungkin terjadi. Pernapasan dada
didalam paru-paru. Mata mulai menggantikan pernapasan perut. Garis
membuka dan menutup. Ukuran janin bentuk janin dapat dipalpasi. Mungkin
2/3 ukuran pada saat lahir. telah menjalani kehamilan, dan ingin
sekali menjadi ibu. Rasa panas dalam
perut mungkin mulai terasa.

Minggu ke-32/Bulan ke-8 Fundus mencapai prosesus xiphoid;


Simpanan lemak coklat berkembang payudara penuh dan nyeri tekan.
dibawah kulit untuk persiapan Sering kencing mungkin kembali
pemisahan bayi setelah lahir. Bayi terjadi. Kaki bengkak dan sulit tidur
sudah tumbuh 38-43 cm. mulai mungkin terjadi. Mungkin juga
menyimpan zat besi, kalsium, dan mengalami dyspnea.
fosfor.

Minggu ke-38/Bulan ke-9 Penurunan bayi ke dalam


Seluruh uterus terisi oleh bayi pelvic/panggul ibu (lightening).
sehingga ia tidak bisa Plasenta setebal hampir 4 kali waktu
bergerak/berputar banyak. Antibodi ibu usia kehamilan 18 minggu dan
ditransfer ke bayi. Hal ini akan beratnya 0,5-0,6 kg. ibu ingin sekali
memberikan kekebalan untuk 6 bulan melahirkan bayi; mungkin memiliki
pertama sampai system kekebalan energy final yang meluap. Sakit
bayi bekerja sendiri. punggung dan sering kencing
meningkat.
Braxton Hick meningkat karena serviks
dan segmen bawah rahim disiapkan
untuk persalinan.

Jadwal Pemeriksaan Kehamilan


Menurut kebijakan dari pemerintah kunjungan antenatal sebaiknya
dilakukan paling sedikit 4 kali selama hamil. Dengan ketentuan minimal satu kali
pada trimester pertama, minimal satu kali pada trimester kedua, minimal dua kali
pada trimester ketiga
1. Kunjungan pertama (K1)
K1/ kunjungan baru ibu hamil yaitu kunjungan ibu hamil yang
pertama kali pada masa kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang ideal
adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat sekurang - kurangnya satu
bulan. K1 dibedakan menjadi 2 yaitu K1 murni (kunjungan pertama kali
dilakukan pada waktu trimester satu kehamilan ) dan K1 akses ( kunjungan
pertama kali diluar trimester satu selama masa kehamilan, dilakukan di
trimester II maupun di trimester III).
Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada perawatan antenatal
adalah sebagai berikut:
1) Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan.
2) Mengenali dan menangani penyulit - penyulit yang mungkin dijumpai
dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
3) Mengenali dan mengobati penyakit - penyakit yang mungkin diderita
sedini mungkin.
4) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
5) Memberikan nasehat - nasehat tentang cara hidup sehari – hari dan
keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Pada kunjungan pertama adalah kesempatan untuk mengenali faktor
risiko ibu dan janin. Ibu diberitahu tentang kehamilannya, perencanaan
tempat persalinan, juga perawatan bayi dan menyusui. Informasi yang
diberikan sebagai berikut :
1) Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.
2) Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena
selama kehamilan terjadi peningkatan secret vagina.
3) Pemilihan makan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi.
4) Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga kesehatan.
5) Wanita perokok atau peminum harus menghentikan kebiasaannya.

2. Kunjungan 2 ( Trimester II)


Pada periode ini pemeriksaan dilakukan minimal 1 kali. Hendrawan
(2008) menuturkan mengingat manifestasi klinik kasus kegawatdaruratan
obstetric yang berbeda - beda dalam rentang yang cukup luas, maka perlu
dilakukan kunjungan ANC yang teratur. Pada trimester II, ibu hamil diajurkan
periksa kehamilan 1 bulan sekali sampai umur kehamilan 28 minggu. Adapun
tujuan pemeriksaan kehamilan di trimester II menurut Saifuddin (2002) ialah
sebagai berikut:
1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
2) Penapisan preeklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan.
3) Mengulang perencanaan persalinan.

3. Kunjungan 3 dan 4 (Trimester III)


Pada periode ini pemeriksaan dilakukan setiap 2 minggu jika klien
tidak mengalami keluhan yang membahayakan dirinya dan atau
kandungannya sehingga membutu hkan tindakan segera. Rancangan
pemeriksaan meliputi anamnesa terhadap keadaan normal dan keluhan ibu
hamil trimester III, pemeriksaan fisik (umum, khusus, dan tambahan pada
bulan ke - 9 dilakukan pemeriksaan setiap minggu). Kelahiran dapat terjadi
setiap waktu oleh karena itu perlu diberikan petunjuk kapan harus datang ke
rumah sakit. Menurut wignjosastro (2002), jadwal kunjungan ulang selama
hamil trimester III adalah setiap dua minggu dan sesudah 36 minggu setiap
satu minggu. Menurut Saifuddin (2002) menuturkan tujuan kunjungan
pemeriksaan kehamilan trimester III yaitu :
a. Sama seperti kunjungan 2.
b. Mengenali adanya kelainan letak.
c. Memantapkan rencana persalinan.
d. Mengenali tanda - tanda persalinan.

Ketepatan kunjungan pertama menentukan kepatuhan ibu untuk


kunjungan selanjutnya. Saifuddin (2006) mengemukakan bahwa penilaian klinik
merupakan proses berkelanjutan yang dimulai pada kontak pertama antara
petugas kesehatan dengan ibu hamil dan secara optimal berakhir pada
pemeriksaan 6 minggu setelah persalinan. Pada setiap kunjungan antenatal,
petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intra
uterin, dan ada tidaknya masalah atau komplikasi, serta kunjungan berikutnya
agar proses persalinan dapat dilalui tanpa komplikasi. Untuk itulah ketepatan
kunjungan ANC memegang peranan penting dalam persiapan persalinan untuk
mencapai kelancaran persalinan.

PENANGANAN KOMPLIKASI (PK)


PK adalah penanganan komplikasi kebidanan, penyakit menular maupun
tidak menular serta masalah gizi yang terjadi pada waktu hamil, bersalin dan
nifas. Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi.
Komplikasi kebidanan, penyakit dan masalah gizi yang sering terjadi adalah:
perdarahan, preeklampsia/eklampsia, persalinan macet, infeksi, abortus, Malaria,
HIV/AIDS, Sifilis, TB, Hipertensi, Diabetes Meliitus, anemia gizi besi (AGB) dan
kurang energi kronis (KEK).

STANDAR PELAYANAN ANC


a. Timbang berat badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Kenaikan berat
badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua
Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan
atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan
pertumbuhan janin.

b. Ukur lingkar lengan atas (LiLA).


Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu
hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energy kronis disini
maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah
berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm.
Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
c. Ukur tekanan darah.
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah 140/90 mmHg) pada
kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau
tungkai bawah; dan atau proteinuria)
d. Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur
kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan,
kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran
menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu.
e. Hitung denyut jantung janin (DJJ)
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali
kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih
dari 160/menit menunjukkan adanya gawat janin.
f. Tentukan presentasi janin
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan
untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III bagian bawah janin
bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada
kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain.
g. Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat
imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi
TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai dengan status
imunisasi ibu saat ini.
h. Beri tablet tambah darah (tablet besi),
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat
besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama.
i. Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi:
1) Pemeriksaan golongan darah,
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk
mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk
mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan
apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
2) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali
pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini
ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau
tidak selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi
proses tumbuh kembang janin dalam kandungan.
3) Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester
kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk
mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan
salah satu indikator terjadinya preeclampsia pada ibu hamil.
4) Pemeriksaan kadar gula darah.
Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus dilakukan
pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada
trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada trimester
ketiga (terutama pada akhir trimester ketiga).
5) Pemeriksaan darah Malaria
Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria dilakukan pemeriksaan
darah Malaria dalam rangka skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di
daerah non endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria
apabila ada indikasi.
6) Pemeriksaan tes Sifilis
Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu
hamil yang diduga Sifilis. Pemeriksaaan Sifilis sebaiknya dilakukan sedini
mungkin pada kehamilan.
7) Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV
dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani
konseling kemudian diberi kesempatan untuk menetapkan sendiri
keputusannya untuk menjalani tes HIV.
8) Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita
Tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi Tuberkulosis tidak
mempengaruhi kesehatan janin. Selain pemeriksaaan tersebut diatas,
apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya di
fasilitas rujukan.
j. Tatalaksana/penanganan Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani
sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus
yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
k. KIE Efektif
KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi:
1) Kesehatan ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara
rutin ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat
yang cukup selama kehamilannya (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak
bekerja berat.
2) Perilaku hidup bersih dan sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama
kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari
dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan
sebelum tidur serta melakukan olah raga ringan.
3) Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama
suami dalam kehamilannya. Suami, keluarga atau masyarakat perlu
menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan dan
calon donor darah. Hal ini penting apabila terjadi komplikasi kehamilan,
persalinan, dan nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
4) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan
menghadapi komplikasi
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik
selama kehamilan, persalinan, dan nifas misalnya perdarahan pada hamil
muda maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir saat nifas,
dsb. Mengenal tanda-tanda bahaya ini penting agar ibu hamil segera
mencari pertolongan ke tenaga kesehtan kesehatan.
5) Asupan gizi seimbang
Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang
cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk
proses tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu
hamil disarankan minum tablet tambah darah secara rutin untuk
mencegah anemia pada kehamilannya.
6) Gejala penyakit menular dan tidak menular
Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit menular
(misalnya penyakit IMS,Tuberkulosis) dan penyakit tidak menular
(misalnya hipertensi) karena dapat mempengaruhi pada kesehatan ibu
dan janinnya.
7) Penawaran untuk melakukan konseling dan testing HIV di daerah tertentu
(risiko tinggi)
Konseling HIV menjadi salah satu komponen standar dari pelayanan
kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil diberikan penjelasan tentang risiko
penularan HIV dari ibu ke janinnya, dan kesempatan untuk menetapkan
sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV atau tidak. Apabila ibu
hamil tersebut HIV positif maka dicegah agar tidak terjadi penularan HIV
dari ibu ke janin, namun sebaliknya apabila ibu hamil tersebut HIV negatif
maka diberikan bimbingan untuk tetap HIV negatif selama kehamilannya,
menyusui dan seterusnya.
8) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya
segera setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh
yang penting untuk kesehatan bayi. Pemberian ASI dilanjutkan sampai
bayi berusia 6 bulan.
9) KB paska persalinan
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB setelah
persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya waktu
merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan keluarga.

10) Imunisasi
Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
untuk mencegah bayi mengalami tetanus neonatorum.
11) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain booster)
Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan, ibu
hamil dianjurkan untuk memberikan stimulasi auditori dan pemenuhan
nutrisi pengungkit otak (brain booster) secara bersamaan pada periode
kehamilan.

JENIS PELAYANAN
Pelayanan antenatal terpadu diberikan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Pelayanan antenatal terpadu terdiri dari :
a. Anamnesa
1) Identitas Pasien
Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan dan tingkat
pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-30 tahun.
Pada kehamilan usia remaja, apalagi kehamilan di luar nikah,
kemungkinan ada unsur penolakan psikologis yang tinggi. Usia muda
juga faktor kehamilan risiko tinggi untuk kemungkinan adanya komplikasi
obstetri seperti preeklampsia, ketuban pecah dini, persalinan preterm,
abortus.
2) Keluhan utama
Sadar/tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin periksa
hamil, atau ada keluhan/ masalah lain yang dirasakan.
3) Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang
Ada/tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada amenorea, kapan hari
pertama haid terakhir (HPHT), siklus haid biasanya berapa hari. Hal ini
penting untuk memperkirakan usia kehamilan dan memperkirakan saat
persalinan. Ditanyakan apakah sudah pernah periksa kehamilan ini
sebelumnya atau belum (jika sudah, berarti ini bukan kunjungan antenatal
pertama, namun tetap penting untuk data dasar inisial pemeriksaan kita).
Apakah ada keluhan / masalah dari sistem orga lain, baik yang
berhubungan dengan perubahan
fisiologis kehamilan maupun tidak.
4) Usia kehamilan
1. Tafsiran Persalinan menurut
Rumus Naegele :
Hari Pertama Haid Terakhir(HPHT)
Hari Bulan Tahun
+7 –3 +1
2. Rumus McDonal’s :
Tinggi fundus (cm) x 2/7 = usia kehamilan dalam bulan
Tinggi fundus (cm) x 8/7 = usia kehamilan dalam minggu
3. Gerakan janin (Quickening) pada minggu ke 17 – 19
4. Tinggi fundus uteri (McLennan and Sandberg)
Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
16 minggu 3-4 jari atas symphysis pubis
20 minggu 2-3 jari bawah umbilicus
24 minggu Sejajar umbilicus
28 minggu 3 jari atas umbilicus
32 minggu 3 jari bawah xiphoid
36 minggu 2 jari bawah xiphoid
40 minggu 2 jari bawah xiphoid

5. USG
6. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin mempengaruhi atau
diperberat oleh kehamilan (penyakit jantung, paru, ginjal, hati,
diabetes mellitus), riwayat alergi makanan/ obat tertentu dan
sebagainya. Ada/tidaknya riwayat operasi umum / lainnya maupun
operasi kandungan (miomektomi, sectio cesarea dan sebagainya).
7. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawaan, dan sebagainya.
8. Riwayat khusus obstetri ginekologi
Adakah riwayat kehamilan/persalinan/abortus sebelumnya(dinyatakan
dengan kode GxPxAx, gravida/para/abortus), berapa jumlah anak
hidup. Ada/ tidaknya masalah – masalah pada kehamilan/ persalinan
sebelumnya seperti prematuritas, cacat bawaan, kematian janin,
perdarahan dan sebagainya. Penolong persalinan terdahulu, cara
persalinan, penyembuhan luka persalinan, keadaan bayi saat baru
lahir, berat badan lahir jika masih ingat.
9. Riwayat menarche, siklus haid, ada/tidak nyeri haid atau gangguan
haid lainnya, riwayat penyakit kandungan lainnya.
10. Riwayat kontrasepsi, lama pemakaian, ada masalah/tidak.
11. Riwayat sosial / ekonomi
Pekerjaan, kebiasaan, kehidupan sehari-hari

5) Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah


kehamilan dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil:
- Muntah berlebihan
Rasa mual dan muntah bisa muncul pada kehamilan muda terutama
pada pagi hari namun kondisi ini biasanya hilang setelah kehamilan
berumur 3 bulan. Keadaan ini tidak perlu dikhawatirkan, kecuali kalau
memang cukup berat, hingga tidak dapat makan dan berat badan
menurun terus.
- Pusing
Pusing biasa muncul pada kehamilan muda. Apabila pusing sampai
mengganggu aktivitas sehari-hari maka perlu diwaspadai.
- Sakit kepala
Sakit kepala yang hebat yang timbul pada ibu hamil mungkin dapat
membahayakan kesehatan ibu dan janin.
- Perdarahan
Perdarahan waktu hamil, walaupun hanya sedikit sudah merupakan
tanda bahaya sehingga ibu hamil harus waspada.
- Sakit perut hebat
Nyeri perut yang hebat dapat membahayakan kesehatan ibu dan
janinnya.
- Demam
Demam tinggi lebih dari 2 hari atau keluarnya cairan berlebihan dari
liang rahim dan kadang-kadang berbau merupakan salah satu tanda
bahaya pada kehamilan.
- Batuk lama
Batuk lama Lebih dari 2 minggu, perlu ada pemeriksaan lanjut. Dapat
dicurigai ibu menderita TBC.
- Berdebar-debar
Jantung berdebar-debar pada ibu hamil merupakan salah satu
masalah pada kehamilan yang harus diwaspadai.
- Cepat lelah
Dalam dua atau tiga bulan pertama kehamilan, biasanya timbul rasa
lelah, mengantuk yang berlebihan dan pusing, yang biasanya terjadi
pada sore hari. Kemungkinan ibu menderta kurang darah.
- Sesak nafas atau sukar bernafas
Pada akhir bulan ke delapan ibu hamil sering merasa sedikit sesak
bila bernafas karena bayi menekan paru-paru ibu. Namun apabila hal
ini terjadi berlebihan maka perlu diwaspadai.
- Keputihan yang berbau
Keputihan yang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada
ibu hamil.
- Gerakan janin
Gerakan bayi mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir bulan ke
empat. Apabila gerakan janin belum muncul pada usia kehamilan ini,
gerakan yang semakin berkurang atau tidak ada gerakan maka ibu
hamil harus waspada.
- Perilaku berubah selama hamil, seperti gaduh gelisah, menarik diri,
bicara sendiri, tidak mandi, dsb. Selama kehamilan, ibu bisa
mengalami perubahan perilaku. Hal ini disebabkan karena
perubahan hormonal. Pada kondisi yang mengganggu kesehatan ibu
dan janinnya maka akan dikonsulkan ke psikiater.
- Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP) selama kehamilan
Informasi mengenai kekerasan terhadap perempuan terutama ibu
hamil seringkali sulit untuk digali. Korban kekerasan tidak selalu mau
berterus terang pada kunjungan pertama, yang mungkin disebabkan
oleh rasa takut atau belum mampu mengemukakan masalahnya
kepada orang lain, termasuk petugas kesehatan. Dalam keadaan ini,
petugas kesehatan diharapkan dapat mengenali korban dan
memberikan dukungan agar mau membuka diri.
6) Menanyakan status kunjungan (baru atau lama), riwayat kehamilan yang
sekarang, riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya dan riwayat
penyakit yang diderita ibu.
7) Menanyakan status imunisasi Tetanus Toksoid.
8) Menanyakan jumlah tablet Fe yang dikonsumsi.
9) Menanyakan obat-obat yang dikonsumsi seperti: antihipertensi, diuretika,
anti vomitus, antipiretika, antibiotika, obat TB, dan sebagainya.
10) Di daerah endemis Malaria, tanyakan gejala Malaria dan riwayat
pemakaian obat Malaria.
11) Di daerah risiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan riwayat penyakit
pada pasangannya. Informasi ini penting untuk langkahlangkah
penanggulangan penyakit menular seksual.
12) Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang meliputi jumlah,
frekuensi dan kualitas asupan makanan terkait dengan kandungan
gizinya.
13) Menanyakan kesiapan menghadapi persalinan dan menyikapi
kemungkinan terjadinya komplikasi dalam kehamilan, antara lain:
- Siapa yang akan menolong persalinan?
Setiap ibu hamil harus bersalin ditolong tenaga kesehatan.
- Dimana akan bersalin?
Ibu hamil dapat bersalin di Poskesdes, Puskesmas atau di rumah
sakit?
- Siapa yang mendampingi ibu saat bersalin?
Pada saat bersalin, ibu sebaiknya didampingi suami atau keluarga
terdekat. Masyarakat/organisasi masyarakat, kader, dukun dan bidan
dilibatkan untuk kesiapan dan kewaspadaan dalam menghadapi
persalinan dan kegawatdaruratan obstetric dan neonatal
- Siapa yang akan menjadi pendonor darah apabila terjadi
pendarahan?
Suami, keluarga dan masyarakat menyiapkan calon donor darah
yang sewaktu-waktu dapat menyumbangkan darahnya untuk
keselamatan ibu melahirkan.
- Transportasi apa yang akan digunakan jika suatu saat harus dirujuk?
Alat transportasi bisa berasal dari masyarakat sesuai dengan
kesepakatan bersama yang dapat dipergunakan untuk mengantar
calon ibu bersalin ke tempat persalinan termasuk tempat rujukan.
Alat transportasi tersebut dapat berupa mobil, ojek, becak, sepeda,
tandu, perahu, dsb.
- Apakah sudah disiapkan biaya untuk persalinan?
Suami diharapkan dapat menyiapkan dana untuk persalinan ibu
kelak. Biaya persalinan ini dapat pula berupa tabulin (tabungan ibu
bersalin) atau dasolin (dana sosial ibu bersalin) yang dapat
dipergunakan untuk membantu pembiayaan mulai antenatal,
persalinan dan kegawatdaruratan. Informasi anamnesa bisa
diperoleh dari ibu sendiri, suami, keluarga, kader ataupun sumber
informasi lainnya yang dapat dipercaya. Setiap ibu hamil, pada
kunjungan pertama perlu diinformasikan bahwa pelayanan antenatal
selama kehamilan minimal 4 kali dan minimal 1 kali kunjungan
diantar suami.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Status generalis / pemeriksaan umum
- Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi/kooperasi.
- Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi/berat
badan.
- Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145 cm, berat
badan < 45 kg atau > 75 kg.
- Batas hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90 mmHg (nilai diastolik
lebih bermakna untuk prediksi sirkulasi plasenta).
- Ada tidaknya nyeri kepala
- Mata : konjungtivita pucat/ tidak, sklera ikterik/ tidak
- Mulut/ THT : ada tidakny aradang, lendir, perdarahan gusi, gigi – geligi
- Paru/ jantung/ abdomen : Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi
- Ekstremitas : periksa ada tidaknya edema, sianosis, pucat, varises,
simetri (kecurigaan polio, mungkin terdapat kelainan bentuk panggul).
- Jika ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus dimasukkan
menjadi masalah dan direncanakan penatalaksanaannya.
2) Status obstetricus / pemeriksaan khusus obstetrik
Pemeriksaan fisik obstetri pada kunjungan pertama :
 Tinggi fundus Uteri (menggunakan pita ukur bila usia kehamilan >20
minggu)
 Vulva/perineum untuk memeriksa adanya varises, kondiloma,
edema, hemoroid, atau kelainan lainnya.
 Pemeriksaan dalam untuk menilai: serviks*, uterus*, adneksa*,
kelenjar bartholin, kelenjar skene , dan uretra (*bila usia kehamilan
<12 minggu)
 Pemeriksaan inspekulo untuk menilai: serviks, tanda-tanda infeksi,
dan cairan dari ostium uteri
Pemeriksaan fisik obstetri pada setiap kunjungan berikutnya:
 Pantau tumbuh kembang janin dengan mengukur tinggi fundus uteri.
Abdomen
- Inspeksi : membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran
abdomen mungkin belum nyata).
- Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan
dengan palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus -
pada kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat diukur dengan pita
ukuran sentimeter, jarak antara fundus uteri dengantepi atas simfisis
os pubis).
Palpasi menggunakan maneuver Leopold I – IV :
 Leopold I : menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin
yang terletak di fundus uteri (dilakukan sejak awal trimester I)
 Leopold II : menentukan bagian janin pada sisi kiri dan kanan
ibu(dilakukan mulai akhir trimester II)
 Leopold III : menentukan bagian janin yang terletak di bagian
bawah uterus (dilakukan mulai akhir trimester II)
 Leopold IV : menentukan berapa jauh masuknya janin ke pintu
atas panggul (dilakukan bila usia kehamilan >36 minggu)
- Auskultasi denyut jantung janin menggunakan funandoskop atau
Doppler (jika usia kehamilan > 16 minggu)

Tinggi fundus uteri yang normal untuk usia kehamilan


20-36 minggu dapat diperkirakan dengan rumus :
(usia kehamilan dalam minggu + 2) cm

Cara Melakukan Palpasi Abdomen dengan Manuver Leopold I-IV


- Pada kehamilan aterm, perkiraan berat janin dapat menggunakan
rumus cara Johnson-Tossec yaitu :

Tinggi fundus (cm) - (10/11/12/13)* x 155 gram

Keterangan :
*(10/11 jika sebagian besar masukk PAP, 12 jika sebagian kecil masuk
PAP, 13 jika belum msk PAP)
- Auskultasi : dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler atau
funandoscope yang ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung
frekuensi selama satu menit. Frekuensi denyut jantung janin normal
adalah 120-160 x /menit.

Pelvimetri
- Distansia Spinarum (± 24 – 26 cm)
Jarak antara kedua spina iliaca anterior superior sinistra dan dextra
- Distansia Cristarum (± 28 – 30 cm)
Jarak terpanjang antara dua tempat yang simetris pada crista iliaca
sinistra dan dextra
- Conjugata Eksterna (Boudeloque) ± 18 cm
Jarak antara bagian atas symphisis ke prosessus spinosus lumbal 5

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang untuk ibu hamil meliputi pemeriksaan laboratorium (rutin
maupun sesuai indikasi) dan pemeriksaan ultrasonografi. Lakukan pemeriksaan
laboratorium rutin (untuk semua ibu hamil) pada kunjungan pertama:
 Kadar hemoglobin
 Golongan darah ABO dan rhesus
 Tes HIV: ditawarkan pada ibu hamil di daerah epidemi meluas dan
terkonsentrasi, sedangkan di daerah epidemi rendah tes HIV ditawarkan
pada ibu hamil dengan IMS dan TB.
 Rapid test atau apusan darah tebal dan tipis untuk malaria: untuk ibu yang
tinggal di atau memiliki riwayat bepergian kedaerah endemic malaria
dalam 2 minggu terakhir
 Lakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi:
 Urinalisis (terutama protein urin pada trimester kedua dan ketiga) jika
terdapat hipertensi
 Kadar hemoglobin pada trimester ketiga terutama jika dicurigai anemia
 Pemeriksaan sputum bakteri tahan asam (BTA): untuk ibu dengan riwayat
defisiensi imun, batuk > 2 minggu atau LILA < 23,5 cm
 Tes sifilis
 Gula darah puasa
 Lakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG).
 Pemeriksaan USG direkomendasikan:
a. Pada awal kehamilan (idealnya sebelum usia kehamilan 15 minggu)
untuk menentukan usia gestasi, viabilitas janin, letak dan jumlah janin,
serta deteksi abnormalitas janin yang berat
b. Pada usia kehamilan sekitar 20 minggu untuk deteksi anomaly janin
c. Pada trimester ketiga untuk perencanaan persalinan
 Lakukan rujukan untuk pemeriksaan USG jika alat atau tenaga kesehatan
tidak tersedia

Memberikan Suplemen dan Pencegahan Penyakit


 Beri ibu 60 mg zat besi elemental segera setelah mual/muntah berkurang,
dan 400 μg asam folat 1x/hari sesegera mungkin selama kehamilan.
 Catatan: 60 mg besi elemental setara 320 mg sulfas ferosus.
 Efek samping yang umum dari zat besi adalah gangguan saluran
cerna (mual, muntah, diare, konstipasi).
 Tablet zat besi sebaiknya tidak diminum bersama dengan teh atau kopi
karena mengganggu penyerapan.
 Jika memungkinkan, idealnya asam folat sudah mulai diberikan sejak 2
bulan sebelum hamil (saat perencanaan kehamilan).
 Di area dengan asupan kalsium rendah, suplementasi kalsium 1,5-2 g/hari
dianjurkan untuk pencegahan preeklampsia bagi semua ibu hamil, terutama
yang memiliki risiko tinggi (riwayat preeklampsia di kehamilan sebelumnya,
diabetes, hipertensi kronik, penyakit ginjal, penyakit autoimun, atau
kehamilan ganda)
 Pemberian 75 mg aspirin tiap hari dianjurkan untuk pencegahan
preeklampsia bagi ibu dengan risiko tinggi, dimulai dari usia kehamilan 20
minggu
 Beri ibu vaksin tetanus toksoid (TT) sesuai status imunisasinya. Pemberian
imunisasi pada wanita usia subur atau ibu hamil harus didahului dengan
skrining untuk mengetahui jumlah dosis (dan status) imunisasi tetanus
toksoid (TT) yang telah diperoleh selama hidupnya.
Pemberian imunisasi TT tidak mempunyai interval (selang waktu) maksimal,
hanya terdapat interval minimal antar dosis TT.
 Jika ibu belum pernah imunisasi atau status imunisasinya tidak
diketahui, berikan dosis vaksin (0,5 ml IM di lengan atas) sesuai tabel
berikut :

Pemberian vaksin TT untuk ibu yang belum pernah imunisasi (DPT/TT/Td) atau tidak tahu
status imunisasinya
Pemberian Selang Waktu Pemberian
TT1 Saat kunjungan pertama (sedini mungkin
pada kehamilan)
TT2 4 minggu setelah TT1 (pada kehamilan)
TT3 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan, jika
selang waktu minimal terpenuhi)
TT4 1 tahun setelah TT3
TT5 1 tahun setelah TT4

Jangan lupa untuk ingatkan ibu untuk melengkapi imunisasinya hingga TT5
sesuai jadwal (tidak perlu menunggu sampai kehamilan berikutnya)

 Dosis booster mungkin diperlukan pada ibu yang sudah pernah diimunisasi.
Pemberian dosis booster 0,5 ml IM disesuaikan dengan jumlah vaksinasi
yang pernah diterima sebelumnya seperti pada table berikut:
Pemberian Pemberian dan Selang Waktu Minimal
1 kali TT2, 4 minggu setelah TT1 (pada
kehamilan)
2 kali TT3, 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan,
jika selang waktu
minimal terpenuhi)
3 kali TT4, 1 tahun setelah TT3
4 kali TT5, 1 tahun setelah TT4
5 kali Tidak perlu lagi

Vaksin TT adalah vaksin yang aman dan tidak mempunyai kontraindikasi


dalam pemberiannya. Meskipun demikian imunisasi TT jangan diberikan pada
ibu dengan riwayat reaksi berat terhadap imunisasi TT pada masa lalunya
(contoh: kejang, koma, demam >400C, nyeri/bengkak ekstensif di lokasi bekas
suntikan). Ibu dengan panas tinggi dan sakit berat dapat diimunisasi segera
setelah sembuh.
Selalu sedia KIPI Kit (ADS 1ml, epinefrin 1:1000 dan infus set (NaCl 0.9% jarum
infus, jarum suntik 23 G)

PENANGANAN DAN TINDAK LANJUT KASUS


Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium/ penunjang lainnya, dokter menegakkan diagnosa kerja atau
diagnosa banding, sedangkan bidan/perawat dapat mengenali keadaan normal
dan keadaan bermasalah/tidak normal pada ibu hamil. Berikut ini adalah
penanganan dan tindak lanjut kasus pada pelayanan antenatal terpadu.
Pada setiap kunjungan antenatal, semua pelayanan yang meliputi
anamnesa, pemeriksaan dan penanganan yang diberikan serta rencana tindak -
lanjutnya harus diinformasikan kepada ibu hamil dan suaminya. Jelaskan tanda -
tanda bahaya dimana ibu hamil harus segera datang untuk mendapat
pertolongan dari tenaga kesehatan. Apabila ditemukan kelainan atau keadaan
tidak normal pada kunjungan antenatal, informasikan rencana tindak lanjut
termasuk perlunya rujukan untuk penanganan kasus, pemeriksaan
laboratorium/penunjang, USG, konsultasi atau perawatan, dan juga jadwal
kontrol berikutnya, apabila diharuskan datang lebih cepat.

Memberikan materi konseling, informasi, dan edukasi (KIE)


Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) wajib dimiliki oleh setiap ibu hamil,
karena materi konseling dan edukasi yang perlu diberikan tercantum di buku
tersebut. Pastikan bahwa ibu memahami hal-hal berikut:

 Persiapan persalinan, termasuk:


 Siapa yang akan menolong persalinan
 Siapa yang akan membantu dan menemani dalam persalinan
 Kemungkinan kesiapan donor darah bila timbul permasalahan
 Metode transportasi bila diperlukan rujukan
 Dukungan biaya
 Pentingnya peran suami atau pasangan dan keluarga selama kehamilan dan
persalinan.
 Tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai:
 Sakit kepala lebih dari biasa
 Perdarahan per vaginam
 Pembengkakan pada wajah/tangan
 Nyeri abdomen (epigastrium)
 Mual dan muntah berlebihan
 Demam
 Pemberian makanan bayi, air susu ibu (ASI) eksklusif, dan inisiasi menyusu
dini (IMD).
Catatan: Konseling pemberian makanan bayi sebaiknya dimulai sejak usia
kehamilan 12 minggu dan dimantapkan sebelum kehamilan 34 minggu.
 Penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin misalnya
hipertensi, TBC, HIV, serta infeksi menular seksual lainnya.
 Perlunya menghentikan kebiasaan yang berisiko bagi kesehatan, seperti
merokok dan minum alkohol.
 Program KB terutama penggunaan kontrasepsi pascasalin
 Informasi terkait kekerasan terhadap perempuan
 Kesehatan ibu termasuk kebersihan, aktivitas, dan nutrisi
 Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi teratur dua kali sehari,
mengganti pakaian dalam yang bersih dan kering, dan membasuh vagina
 Minum cukup cairan
 Peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori/hari dari menu seimbang.
Contoh: nasi tim dari 4 sendok makan beras, ½ pasang hati ayam, 1 potong
tahu, wortel parut, bayam, 1 sendok the minyak goreng, dan 400 ml air.
 Latihan fisik normal tidak berlebihan, istirahat jika lelah.
 Hubungan suami-istri boleh dilanjutkan selama kehamilan (dianjurkan
memakai kondom).
REFERENSI
Kemenkes. 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Online,
(http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/wp
content/uploads/downloads/2013/12/Pedoman-ANC-Terpadu.pdf) Diakses
tanggal 19 Desember 2016
Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung: Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran Bandung.
Mocthar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Obstetri Fisiologis Obstetri Patologi
Jilid I. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas (Basic
Maternity Nursing). Jakarta: Penerbit Buku EGC..
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai