Anc
Anc
Oleh:
Kelompok 13
Tujuan Khusus
1. Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini
mungkin.
2. Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak.
3. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga
berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Menurut Wiknjosastro (2005) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah
menyiapkan wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas,
sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya
fisik tetapi juga mental.
Sistem Endokrin
a. Kelenjar Tiroid
Selama masa kehamilan, basal metabolic rate (BMR) meningkat
hampir 20% dan kelenjar tiroid membersar, tetapi jumlah hormon yang
dihasilkan tetap sama (tiroksin). Ukurannya meningkat karena
pertumbuhan sel-sel acinar, dan meningkatnya matabolic rate
disebabka karena banyak oksigen yang digunakan lebih banyak.
b. Kelenjar Paratiod
Kelenjar paratoid ukurannya menigkat selama masa kehamilan,
terutama selama minggu ke-15 sampai ke-30 ketika kebutuhan
kalsium janin lebih besar. Hormon paratoid penting untuk
mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah, danpa hormon
tersebut metabolisme tulang dan otot akan terganggu.
c. Pankreas
Insulin dihasilkan oleh sekelompok sel-sel kecil yang disebut
pulau Langerhans, yang terjadi diseluruh jaringan pankreas. Selama
masa kehamilan sel-sel ini tumbuh dan menghasilkan lebih banyak
insulin untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat. Walaupun
demikian, karena keterbatasan penyimpanan glikogen, wanita sehat
yang hamil kurang mampu mengatasi jumlah gula yang berlebihan.
d. Kelejar Pituitari
Lobus anterior dari kelenjar pituitaru mengalami sedikit
pembesaran selama kehamilan dan terus menghasilkan semua
hormon tropik, tetapi dengan jumlah yang sedikit berbeda. Follicle-
stimulating hormone (FSH) ditekan oleh chorionic gonadotripon (hCG)
yang dihasilkan dalam plasenta. Hormon pertumbuhan berkurang dan
hormon melanotropik meningkat, menyebabkan peningkatan
pigmentasi puting susu, wajah, dan abdomen. Pembentukan
prolakstin menignkat dan lanjt setelah persalinan selama menyusui.
e. Kelenjar Adrenal
Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama
bagian kortikal yang membentuk kortin. Jumlah ion natriun dan kalium
dalam aliran darah diatur oleh kortin. Bagian medula dari kelenjar
adrenala mensekresi epimephrine, hormon yang sangat penting.
Kehamilan tidak mengubah ukuran atau fungsi kedua medula.
Sistem Muskuloskeletal
Gigi, Tulang, dan Persendian
Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligamen-
ligamen melunak (softlistening). Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang
persendian. Apabila pemberian makanan tidak dapat memenuhi
kebutuhan kalsium janin, kalsium maternal pada tulang-tulang panjang
akan berkurang untuk memenuhi kebutuhan ini. Bila konsumsi kalsium
cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium.
Berkaitan dengan perubahan pada gigi, selama masa kehamilan
wanita membutuhkan kira-kira sepertiga lebih banyak kalsium dan fosfor.
Dengan diit yang seimbang kebutuhan tersebut terpenuhi dengan baik.
Otot
Kram otot-otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum
selama kehamilan, hal tersebut terjadi kemungkinan berhubungan
dengan metabolisme kalsium da fosfor, kurangnya drainase sisa
metabolisme otot, atau postur yang tidak seimbang. Kram biasanya
terjadi setelah berdiri sepanjang hari dan pada malam hari setelah tubuh
istirahat.
Sistem Pernapasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek napas.
Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat
perbesaran rahim. Sebagai kompensitas terjadinya desakan rahim dan
kebutuhan oksigen meningkat, sorang wanita hamil selalu bernafas lebih
dalam sekitar 20-25% dari biasanya yaitu menggunakan pernapasan
dada.
Sistem Perkemihan
Berkaitan dengan sistem perkemihan, ginjal yang normal mampu
mengatasi kerja tambahan tanpa menyebabkan masalah tekanan karena
pertumbuhan janin menyebabkan stosis urin.
Dibawah keadaan yang normal, peningkatan kegiatan penyaringan
darah bagi ibu dan janin tidak membuat ginjal dan ureter bekerja ekstra.
Keduanya menjadi dilatasi karena peristaltik uretra menurun. Sebagai
akibat, gerakan urin ke kadung kemih lebih lambat. Stasis urin ini
meningkatkan kemungkinan pielonefritis.
Pada awal kehamilan, suplai darah ke kandung kemih meningkat,
dan perbesaran uterus menekan kandung kemih. Faktor ini menyebabkan
meningkatnya berkemih. Mendekati kelahiran janin turun lebih rendah ke
pelvis, lebih menekan lagi kandung kemih dan semakin meningkatkan
berkemih, walaupun gejala ini sangat tidak menyenangkan, hal ini tidak
menyebabkan masalah medis yang berarti.
Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami
perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk
pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI. Diperkirakan selama
kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg. Sebgaian besar
penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan
isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraselular. Pada
kehamilan normal akan terjadi hipoglikemia puasa yang disebabkan oleh
kenaikan kadar insulin, hiperglikemia postprandial dan hiperinsulinemia.
Manuaba (1998:106) menguraikan perubahan-perubahan fisiologis
yang terjadi pada metabolisme tubuh wanita hamil, yaitu:
Metabolisme basal meningkat sebesar 15% sampai 20%.
Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per
liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan
kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
Kebutuhan protein makin tinggi sekitar ½ gr/kg BB atau sebutir telur
ayam sehari.
Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
Kebutuhan zat mineral:
Kalsium, 1,5 gram/hari, 30 sampai 40 gram untuk
pembentukan tulang janin.
Fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari.
Zat besi, 800 mgr atau 30 sampai 50 mgr sehari.
Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi
retensi air.
Berat badan akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama
hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar ½ kg/minggu. Janin (3
– 3,5 kg), plasenta (0,5 kg), air ketuban (1 kg), timbunan lemak (1,5
kg), timbunan protein (2 kg), dan retensi air-garam (1,5 kg).
10) Imunisasi
Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
untuk mencegah bayi mengalami tetanus neonatorum.
11) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain booster)
Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan, ibu
hamil dianjurkan untuk memberikan stimulasi auditori dan pemenuhan
nutrisi pengungkit otak (brain booster) secara bersamaan pada periode
kehamilan.
JENIS PELAYANAN
Pelayanan antenatal terpadu diberikan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Pelayanan antenatal terpadu terdiri dari :
a. Anamnesa
1) Identitas Pasien
Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan dan tingkat
pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-30 tahun.
Pada kehamilan usia remaja, apalagi kehamilan di luar nikah,
kemungkinan ada unsur penolakan psikologis yang tinggi. Usia muda
juga faktor kehamilan risiko tinggi untuk kemungkinan adanya komplikasi
obstetri seperti preeklampsia, ketuban pecah dini, persalinan preterm,
abortus.
2) Keluhan utama
Sadar/tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin periksa
hamil, atau ada keluhan/ masalah lain yang dirasakan.
3) Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang
Ada/tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada amenorea, kapan hari
pertama haid terakhir (HPHT), siklus haid biasanya berapa hari. Hal ini
penting untuk memperkirakan usia kehamilan dan memperkirakan saat
persalinan. Ditanyakan apakah sudah pernah periksa kehamilan ini
sebelumnya atau belum (jika sudah, berarti ini bukan kunjungan antenatal
pertama, namun tetap penting untuk data dasar inisial pemeriksaan kita).
Apakah ada keluhan / masalah dari sistem orga lain, baik yang
berhubungan dengan perubahan
fisiologis kehamilan maupun tidak.
4) Usia kehamilan
1. Tafsiran Persalinan menurut
Rumus Naegele :
Hari Pertama Haid Terakhir(HPHT)
Hari Bulan Tahun
+7 –3 +1
2. Rumus McDonal’s :
Tinggi fundus (cm) x 2/7 = usia kehamilan dalam bulan
Tinggi fundus (cm) x 8/7 = usia kehamilan dalam minggu
3. Gerakan janin (Quickening) pada minggu ke 17 – 19
4. Tinggi fundus uteri (McLennan and Sandberg)
Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
16 minggu 3-4 jari atas symphysis pubis
20 minggu 2-3 jari bawah umbilicus
24 minggu Sejajar umbilicus
28 minggu 3 jari atas umbilicus
32 minggu 3 jari bawah xiphoid
36 minggu 2 jari bawah xiphoid
40 minggu 2 jari bawah xiphoid
5. USG
6. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin mempengaruhi atau
diperberat oleh kehamilan (penyakit jantung, paru, ginjal, hati,
diabetes mellitus), riwayat alergi makanan/ obat tertentu dan
sebagainya. Ada/tidaknya riwayat operasi umum / lainnya maupun
operasi kandungan (miomektomi, sectio cesarea dan sebagainya).
7. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawaan, dan sebagainya.
8. Riwayat khusus obstetri ginekologi
Adakah riwayat kehamilan/persalinan/abortus sebelumnya(dinyatakan
dengan kode GxPxAx, gravida/para/abortus), berapa jumlah anak
hidup. Ada/ tidaknya masalah – masalah pada kehamilan/ persalinan
sebelumnya seperti prematuritas, cacat bawaan, kematian janin,
perdarahan dan sebagainya. Penolong persalinan terdahulu, cara
persalinan, penyembuhan luka persalinan, keadaan bayi saat baru
lahir, berat badan lahir jika masih ingat.
9. Riwayat menarche, siklus haid, ada/tidak nyeri haid atau gangguan
haid lainnya, riwayat penyakit kandungan lainnya.
10. Riwayat kontrasepsi, lama pemakaian, ada masalah/tidak.
11. Riwayat sosial / ekonomi
Pekerjaan, kebiasaan, kehidupan sehari-hari
Keterangan :
*(10/11 jika sebagian besar masukk PAP, 12 jika sebagian kecil masuk
PAP, 13 jika belum msk PAP)
- Auskultasi : dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler atau
funandoscope yang ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung
frekuensi selama satu menit. Frekuensi denyut jantung janin normal
adalah 120-160 x /menit.
Pelvimetri
- Distansia Spinarum (± 24 – 26 cm)
Jarak antara kedua spina iliaca anterior superior sinistra dan dextra
- Distansia Cristarum (± 28 – 30 cm)
Jarak terpanjang antara dua tempat yang simetris pada crista iliaca
sinistra dan dextra
- Conjugata Eksterna (Boudeloque) ± 18 cm
Jarak antara bagian atas symphisis ke prosessus spinosus lumbal 5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang untuk ibu hamil meliputi pemeriksaan laboratorium (rutin
maupun sesuai indikasi) dan pemeriksaan ultrasonografi. Lakukan pemeriksaan
laboratorium rutin (untuk semua ibu hamil) pada kunjungan pertama:
Kadar hemoglobin
Golongan darah ABO dan rhesus
Tes HIV: ditawarkan pada ibu hamil di daerah epidemi meluas dan
terkonsentrasi, sedangkan di daerah epidemi rendah tes HIV ditawarkan
pada ibu hamil dengan IMS dan TB.
Rapid test atau apusan darah tebal dan tipis untuk malaria: untuk ibu yang
tinggal di atau memiliki riwayat bepergian kedaerah endemic malaria
dalam 2 minggu terakhir
Lakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi:
Urinalisis (terutama protein urin pada trimester kedua dan ketiga) jika
terdapat hipertensi
Kadar hemoglobin pada trimester ketiga terutama jika dicurigai anemia
Pemeriksaan sputum bakteri tahan asam (BTA): untuk ibu dengan riwayat
defisiensi imun, batuk > 2 minggu atau LILA < 23,5 cm
Tes sifilis
Gula darah puasa
Lakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Pemeriksaan USG direkomendasikan:
a. Pada awal kehamilan (idealnya sebelum usia kehamilan 15 minggu)
untuk menentukan usia gestasi, viabilitas janin, letak dan jumlah janin,
serta deteksi abnormalitas janin yang berat
b. Pada usia kehamilan sekitar 20 minggu untuk deteksi anomaly janin
c. Pada trimester ketiga untuk perencanaan persalinan
Lakukan rujukan untuk pemeriksaan USG jika alat atau tenaga kesehatan
tidak tersedia
Pemberian vaksin TT untuk ibu yang belum pernah imunisasi (DPT/TT/Td) atau tidak tahu
status imunisasinya
Pemberian Selang Waktu Pemberian
TT1 Saat kunjungan pertama (sedini mungkin
pada kehamilan)
TT2 4 minggu setelah TT1 (pada kehamilan)
TT3 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan, jika
selang waktu minimal terpenuhi)
TT4 1 tahun setelah TT3
TT5 1 tahun setelah TT4
Jangan lupa untuk ingatkan ibu untuk melengkapi imunisasinya hingga TT5
sesuai jadwal (tidak perlu menunggu sampai kehamilan berikutnya)
Dosis booster mungkin diperlukan pada ibu yang sudah pernah diimunisasi.
Pemberian dosis booster 0,5 ml IM disesuaikan dengan jumlah vaksinasi
yang pernah diterima sebelumnya seperti pada table berikut:
Pemberian Pemberian dan Selang Waktu Minimal
1 kali TT2, 4 minggu setelah TT1 (pada
kehamilan)
2 kali TT3, 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan,
jika selang waktu
minimal terpenuhi)
3 kali TT4, 1 tahun setelah TT3
4 kali TT5, 1 tahun setelah TT4
5 kali Tidak perlu lagi