54 13930 1 SM PDF
54 13930 1 SM PDF
Abstrak
Abstract
This study aims to determine the influence of competence apparatus,
organizational culture, whistleblowing and internal control system against fraud
prevention in the management of village funds in the village government of Buleleng
Regency. This research uses quantitative dekskriptif design. The population in this study
is the village head or village apparatus whose village receives village funds in Buleleng
regency amounting to 129 villages. Sampling method is done by Slovin technique with
the degree of inaccuracy that is used is 10%. Then performed simple random sampling
technique. Based on the results of the calculation, the sample used as respondents in
this study as many as 57 people from the entire population. Data source used is primary
data. Data obtained from the questionnaires distributed to respondents who have been
set as a sample. Technique of data analysis using multiple regression analysis assisted
by program of SPSS version 17. Result of research indicate that: competence of
1
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
2
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
transparan, akuntabel dan partisipatif serta anggota organisasi sebagai pedoman atau
tertib dan disiplin anggaran. acuan dalam organisasi dalam melakukan
Namun sampai saat ini masih aktivitasnya baik yang diperuntukkan bagi
banyaknya terjadi kasus penyelewengan karyawan maupun untuk kepentingan orang
dana desa yang dilakukan oleh aparatur lain. Dihubungkan dengan permasalahan
desa dan bahkan dengan ikut campurnya kecurangan, salah satu faktor yang bisa
pemerintah daerah, maka diperlukan suatu mencegah kecurangan menurut Arens
cara untuk meminimalisir penyelewangan (2008:441) adalah budaya yang jujur dan
dari penggunaan dana desa, disamping etika yang tinggi. Kecurangan dapat
optimalisasi dari partisipasi masyarakat, dicegah dengan meningkatkan budaya
suatu bentuk antisipasi untuk mencegah organisasi yang dapat dilakukan dengan
kasus serupa terjadi sangat diperlukan mengimplementasikan prinsip-prinsip Good
seperti kompetensi aparatur, budaya Corparate Governance. Dengan budaya
organisasi, Whistleblowing, dan sistem organisasi yang baik dalam suatu instansi
pengendalian internal. dipercaya mampu meminimalisir
Faktor pertama yang mungkin dapat kemungkinan fraud untuk terjadi. Hasil
mempengaruhi pencegahan fraud dalam penelitian yang dilakukan oleh Anita dan
pengelolaan dana desa adalah kompetensi Zelmiyanti pada tahun 2015 menunjukkan
aparatur. Dengan adanya kompetensi jika budaya organisasi berpengaruh
aparatur yang memadai dalam pengelolaan signifikan positif terhadap pencegahan
keuangan desa, maka sangat diharapkan kecurangan. Berdasarkan uraian diatas
tujuan ekonomi dan sosial pemerintahan maka hipotesis kedua yang dibangun
desa dapat tercapai. Oleh karena itu, peran adalah:
serta pihak-pihak di luar pemerintahan desa H2: Budaya Organisasi berpengaruh
dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) positif dan signifikan terhadap
seperti tokoh desa, tokoh agama, kaum pencegahan fraud dalam
petani, pengusaha desa, serta perwakilan pengelolaan dana desa.
masyarakat lainnya harus bersinergi dan Faktor ketiga yang mungkin
dilibatkan dalam pengelolaan dana desa. mempengaruhi pecegahan fraud dalam
Prasetyo dan Muis (2015) menyatakan pengelolaan dana desa adalah
bahwa pengawasan terhadap pengelolaan whistleblowing. Salah satu upaya
keuangan desa seharusnya dilakukan whistleblowing yaitu dengan melakukan
secara profesional, ketat, terkontrol dan pelaporan yang dilakukan oleh anggota
berintegritas. Penelitian Fikri, dkk (2015) organisasi (aktif maupun non-aktif)
menyatakan bahwa kompetensi aparatur mengenai pelanggaran, tindakan illegal
dengan pemahaman akuntansi yang kurang atau tindakan tidak bermoral kepada pihak
menyebabkan pengelolaan keuangan tidak di dalam maupun di luar organisasi. Sistem
professional sehingga berpotensi terjadi ini merupakan wadah atau saluran bagi
kecurangan dan kompetensi aparatur harus whistleblower untuk mengungkap dan
bersinergi supaya dapat melakukan melaporkan tindak kecurangan. Upaya ini
pencegahan terjadinya fraud. Berdasarkan dilakukan bertujuan untuk mendeteksi,
uraian diatas maka hipotesis pertama yang meminimalisir dan kemudian
dibangun adalah: menghilangkan kecurangan atau penipuan
H1: Kompetensi Aparatur berpengaruh yang dilakukan pihak internal organisasi.
positif dan signifikan terhadap Menurut Mark Zimbelman (2006: 114),
pencegahan fraud dalam program whistleblowing yang baik dapat
pengelolaan dana desa. menjadi alat yang sangat efektif dalam
Faktor kedua yang mungkin mendeteksi dan mencegah kecurangan.
mempengaruhi pencegahan fraud dalam Hasil penelitian yang di lakukan oleh
pengelolaan dana desa adalah budaya Titaheluw (2011), menunjukkan bahwa
organisasi. Budaya organisasi merupakan sistem whistleblowing merupakan salah
norma-norma, nilai, asumsi, kepercayaan, satu cara yang dapat digunakan untuk
kebiasaan yang dibuat dalam suatu mencegah terjadinya kecurangan (Fraud).
organisasi dan disetujui oleh semua Selain itu, penelitian Naomi (2015)
3
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
4
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
variabel budaya organisasi yang diteliti nilai signifikansi berkisar 0,000 - 0,015,
terhadap nilai rata-rata sebesar 4,145. variabel whistleblowing memiliki nilai
Variabel whistleblowing (X3) memiliki pearson correlation berkisar 0,308 - 0,600
nilai terendah (minimum) sebesar 30, nilai dengan nilai signifikansi berkisar 0,000 -
tertinggi (maximum) sebesar 38, nilai rata- 0,020, variabel sistem pengendalian
rata (mean) sebesar 34,018 dan standar internal memiliki nilai pearson correlation
deviasi sebesar 2,248. Ini berarti bahwa berkisar 0,311 - 0,630 dengan nilai
terjadi perbedaan nilai variabel signifikansi berkisar 0,000 - 0,018 dan
whistleblowing yang diteliti terhadap nilai variabel pencegahan fraud dalam
rata-rata sebesar 2,248. pengelolaan dana desa memiliki nilai
Variabel sistem pengendalian pearson correlation berkisar 0,330 - 0,629
internal (X4) memiliki nilai terendah dengan nilai signifikansi berkisar 0,000 -
(minimum) sebesar 46, nilai tertinggi 0,012. Hasil tersebut menunjukkan nilai
(maximum) sebesar 57, nilai rata-rata koefisien korelasi (pearson correlation)
(mean) sebesar 52,316 dan standar deviasi lebih besar r tabel 0,261 serta nilai
sebesar 2,848. Ini berarti bahwa terjadi signifikansi lebih kecil dari nilai α (0,05),
perbedaan nilai variabel sistem sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengendalian internal yang diteliti terhadap instrumen yang digunakan dalam penelitian
nilai rata-rata sebesar 2,848. ini adalah valid.
Variabel pencegahan fraud dalam Uji kualitas data yang selanjutnya
pengelolaan dana desa (Y) memiliki nilai dilakukan adalah uji reliabilitas. Pengujian
terendah (minimum) sebesar 64, nilai reliabilitas dimaksudkan untuk menguji
tertinggi (maximum) sebesar 79, nilai rata- konsistensi kuesioner dalam mengukur
rata (mean) sebesar 72,877 dan standar suatu konstruk yang sama atau stabilitas
deviasi sebesar 4,158. Ini berarti bahwa kuesioner jika digunakan dari waktu ke
terjadi perbedaan nilai variabel pencegahan waktu (Ghozali, 2009). Uji reliabilitas
fraud dalam pengelolaan dana desa yang dilakukan dengan metode internal
diteliti terhadap nilai rata-rata sebesar consistency. Kriteria yang digunakan dalam
4,158. uji ini jika nilai koefisien alpha (cronbach
Selain uji statistik deskriptif juga alpha) lebih besar dari 0,60 maka
dilakukan uji validitas. Pengujian validitas disimpulkan bahwa intrumen penelitian
digunakan untuk menunjukkan sejauh tersebut handal atau reliabel (Nunnaly
mana alat ukur tersebut dapat digunakan dalam Ghozali, 2009). Hasil uji reliabilitas
untuk mengukur apa yang seharusnya instrumen penelitian menunjukkan bahwa
diukur. Pengujian validitas dilaksanakan variabel kompetensi aparatur memiliki nilai
dengan menghitung korelasi antara skor cronbach's alpha sebesar 0,706, variabel
masing-masing butir pertanyaan dengan budaya organisasi memiliki nilai cronbach's
total skor, sehingga didapatkan nilai alpha sebesar 0,713, variabel
pearson correlation. Dalam penelitian ini whistleblowing memiliki nilai Cronbach's
menggunakan jumlah sampel (n) sebanyak Alpha sebesar 0,695, variabel sistem
57 sampel dengan α 0,05 sehingga r tabel pengendalian internal memiliki nilai
sebesar 0,261. Suatu instrumen dikatakan cronbach's alpha sebesar 0,695, dan
valid apabila r pearson correlation terhadap variabel pencegahan fraud dalam
skor total lebih besar dari r tabel. Selain itu, pengelolaan dana desa memiliki nilai
bila nilai signifikansinya lebih kecil sama cronbach's alpha sebesar 0,712.
dengan α (0,05) maka butir instrumen juga Berdasarkan hasil uji reliabilitas masing-
dinyatakan valid (Suliyanto, 2015 dalam masing variabel tersebut menunjukkan nilai
Sunjoyo, 2013). Berdasarkan hasil uji cronbach's alpha lebih besar dari 0,60
validitas diperoleh variabel kompetensi sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
aparatur memiliki nilai pearson correlation instrumen yang digunakan dalam penelitian
berkisar 0,334 - 0,621 dengan nilai ini adalah reliabel.
signifikansi berkisar 0,000 - 0,011, variabel Setelah uji kualitas data terpenuhi
budaya organisasi memiliki nilai pearson dilanjutkan dengan uji asumsi klasik. Uji
correlation berkisar 0,320 - 0,621 dengan asumsi klasik yang pertama adalah uji
5
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
6
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
ada, yaitu untuk melihat pengaruh diantara penelitian ini adalah untuk menguji variabel
dua variabel atau lebih. Perhitungan Kompetensi aparatur (KA), Budaya
statistik disebut signifikan bila nilai uji organisasi (BO), Whistleblowing (WB) dan
statistiknya berada dalam daerah kritis Sistem pengendalian internal (SPI)
(daerah dimana H0 ditolak) dan sebaliknya terhadap Pencegahan fraud dalam
disebut tidak signifikan bila uji statistiknya pengelolaan dana desa (PFDPDS). Berikut
berada dalam daerah H0 diterima hasil uji regresi linier berganda pada Tabel
(Sugiyono, 2010). Model regresi dalam 1 berikut.
7
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
Berdasarkan data pada Tabel 2 signifikansi lebih kecil dari 0,05. Variabel
dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R Square kompetensi aparatur mempunyai nilai thitung
sebesar 0,7opU17 hal ini mengandung arti sebesar 2,045 dan nilai signifikansi sebesar
bahwa 71,7% variasi pencegahan fraud 0,046, variabel budaya organisasi
dalam pengelolaan dana desa dipengaruhi mempunyai nilai thitung sebesar 2,517 dan
oleh variasi kompetensi aparatur, budaya nilai signifikansi sebesar 0,015, variabel
organisasi, whistleblowing, dan sistem whistleblowing mempunyai nilai thitung
pengendalian internal, sedangkan sisanya sebesar 2,360 dan nilai signifikansi sebesar
28,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang 0,022, dan variabel sistem pengendalian
tidak dimasukan pada penelitian ini. internal mempunyai nilai thitung sebesar
Selanjutnya dilakukan uji statistik t 2,606 dan nilai signifikansi sebesar 0,012.
yang menunjukkan pengaruh antara Sehingga semua variabel independen
variabel independen terhadap variabel mempunyai pengaruh positif dan signifikan
dependen, dengan asumsi bahwa variabel terhadap pencegahan fraud dalam
lain dianggap konstan (Sugiyono, 2010). pengelolaan dana desa (variabel
Untuk mencari t tabel dengan df = N-k-1 = dependen).
57-4-1, taraf nyata 5% dapat dengan
menggunakan tabel statistik. Nilai t tabel Pembahasan
dapat dilihat dengan menggunakan t tabel. Pengaruh Kompetensi Aparatur
Dasar pengambilan keputusan adalah jika t terhadap Pencegahan Fraud dalam
hitung < t tabel, maka H1 ditolak dan H0 Pengelolaan Dana Desa
diterima serta begitu juga sebaliknya. Berdasarkan hasil uji statistik t,
Keputusan statistik hitung dan menunjukan bahwa variabel kompetensi
statistik tabel dapat juga diambil keputusan aparatur (X1) dengan nilai signifikansi 0,046
berdasarkan probabilitas, dengan dasar < 0,05 dan mempunyai thitung adalah 2,045 >
pengambilan keputusan jika probabilitas > nilai ttabel 1,67469, maka dapat disimpulkan
tingkat signifikan (0,05), maka H1 diterima bahwa variabel X1 memiliki kontribusi
dan H0 ditolak serta begitu juga sebaliknya. terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan
Berdasarkan data pada tabel 7 bahwa variabel X1 mempunyai hubungan
dapat dilihat bahwa keempat variabel yang searah dengan Y. Jadi dapat
independen mempunyai nilai thitung lebih disimpulkan bahwa H1 diterima sehingga
besar dari ttabel (1,67469) dan nilai kompetensi aparatur memiliki pengaruh
8
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
positif dan signifikan terhadap pencegahan Hasil penelitian ini sesuai dengan
fraud dalam pengelolaan dana desa di hasil penelitian oleh Rahmawaty (2015)
Kabupaten Buleleng. menyatakan bahwa kompetensi aparatur
Hubungan antara kompetensi berpengaruh signifikan terhadap
aparatur terhadap pencegahan fraud dalam pencegahan fraud. Senada dengan hasil
pengelolaan dana desa adalah semakin penelitian dari Bassirudin (2014)
tinggi kompetensi aparatur yang dimiliki menyatakan bahwa kemampuan atau
maka akan berdampak pada meningkatnya kompetensi SDM aparatur desa yang dalam
pencegahan fraud dalam pengelolaan dana hal ini dilihat dari segi pendidikan yang
desa di Kabupaten Buleleng. Hal ini tentu masih rendah menjadi hambatan dalam
mendukung teori-teori dari literatur yang pengelolaan keuangan desa sehingga
telah dipaparkan sebelumnya. Kompetensi berpotensi terjadi fraud.
seseorang dapat dilihat dari tingkat
kreativitas yang dimilikinya serta inovasi- Pengaruh Budaya Organisasi terhadap
inovasi yang diciptakan dan Pencegahan Fraud dalam Pengelolaan
kemampuannya dalam menyelesaikan Dana Desa
suatu masalah. Kompetensi pada umumnya Berdasarkan hasil uji statistik t,
diartikan sebagai bentuk keterampilan, menunjukan bahwa variabel budaya
pengetahuan, kemampuan serta perilaku organisasi (X2) dengan nilai signifikansi
dari seorang pegawai/karyawan dalam 0,015 < 0,05 dan mempunyai thitung adalah
pelaksanaan tugas. Hal ini, seperti yang 2,517 > nilai ttabel 1,67469, maka dapat
diungkapkan oleh Gibson (2004) dari disimpulkan bahwa variabel X2 memiliki
berbagai sumber, antara lain bahwa kontribusi terhadap Y. Nilai t positif
kompetensi adalah kombinasi dari motif, menunjukkan bahwa variabel X2
sifat, keterampilan, aspek citra diri mempunyai hubungan yang searah dengan
seseorang atau peran sosial, atau suatu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa H2
bagian dari pengetahuan yang relevan. diterima sehingga kompetensi memiliki
Dengan kata lain, kompetensi adalah setiap pengaruh positif dan signifikan terhadap
karakteristik individu yang mungkin terkait pencegahan fraud dalam pengelolaan dana
dengan kesuksesan kinerja (Boyatzis, desa di Kabupaten Buleleng.
1982, dalam Gibson, 2004). Hubungan antara budaya organisasi
Definisi lain menyatakan terhadap pencegahan fraud dalam
kompetensi sebagai pengetahuan, pengelolaan dana desa adalah semakin
keterampilan, sikap dan perilaku yang tinggi budaya organisasi yang dimiliki maka
menjadi karakteristik dari performance yang akan berdampak pada meningkatnya
berhasil dalam konteks yang spesifik pencegahan fraud dalam pengelolaan dana
(Kumorotomo, 2005). Peraturan Kepala desa di Kabupaten Buleleng. Hal ini tentu
Badan Kepegawaian Negara Nomor 8 mendukung teori-teori dari literatur yang
Tahun 2013 tentang Perumusan Standar telah dipaparkan sebelumnya. Menurut teori
Kompetensi Teknis Pegawai Negeri Sipil, yang dikemukakan oleh Arens (2008), salah
menyebutkan bahwa kompetensi teknis satu faktur yang bisa mencegah
adalah kemampuan kerja setiap pegawai kecurangan adalah budaya yang jujur dan
negeri sipil yang mencakup aspek etika yang tinggi. Teori tersebut diperkuat
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja oleh Tunggal (2010) yang menyatakan
yang mutlak diperlukan dalam bahwa kecurangan dapat dicegah dengan
melaksanakan tugas-tugas jabatannya. meningkatkan budaya organisasi yang
Sehingga seorang aparatur yang memiliki dilakukan dengan mengimplementasikan
kompetensi dibidang pengelolaan dana prinsip-prinsip good corporate governance.
desa maka akan lebih berpotensi Budaya organisasi merupakan sistem
melakukan pencegahan fraud dalam penyebaran kepercayaan dan nilai–nilai
pengelolaan dana desa di Kabupaten yang berkembang dalam suatu organisasi
Buleleng supaya tidak merugikan dan mengarahkan perilaku anggota-
masyarakat. anggotanya. Jadi apabila suatu instansi,
dalam hal ini pemerintahan desa, memiliki
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
budaya organisasi yang baik, serta budaya bagi whistleblower untuk mengungkap dan
organisasi tersebut dijadikan pedoman melaporkan tindak kecurangan. Upaya ini
dalam melakukan organisasi atau dilakukan bertujuan untuk mendeteksi,
melakukan pengelolaan dana desa, maka meminimalisir dan kemudian
pencegahan terjadinya fraud dalam menghilangkan kecurangan atau penipuan
pengelolaan keuangan desa akan semakin yang dilakukan pihak internal organisasi.
tinggi dan kemungkinan untuk terjadinya Menurut Mark Zimbelman (2006: 114),
kecurangan (fraud) akan semakin rendah. program whistleblowing yang baik dapat
Berlandaskan budaya organisasi yang baik menjadi alat yang sangat efektif dalam
tersebut, suatu pemerintahan desa dalam mendeteksi dan mencegah kecurangan.
pengelolaan dana desa dipercaya mampu Upaya whistleblowing dipercaya mampu
meminimalisir kemungkinan fraud untuk meningkatkan upaya pencegahan
terjadi di Kabupaten Buleleng. Hasil kecurangan (fraud), dalam hal ini
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian pencegahan fraud dalam pengelolaan dana
oleh Anita dan Zelmiyanti (2015) desa di Kabupaten Buleleng. Hal ini
menunjukkan bahwa budaya organisasi dikarenakan, jika dalam pemerintahan desa
berpengaruh signifikan positif terhadap ada pihak yang bertindak sebagai
pencegahan kecurangan. whistleblowing dan melaporkan apabila
terindikasi terjadi tindakan yang mengarah
Pengaruh Whistleblowing terhadap ke korupsi atau kecurangan lainnya, maka
Pencegahaan Fraud dalam Pengelolaan tindakan kecurangan (fraud) dapat dicegah
Dana Desa dan diusut secepat mungkin. Hasil
Berdasarkan hasil uji statistik t, penelitian ini sejalan dengan penelitian dari
menunjukan bahwa variabel whistleblowing Titaheluw (2011) yang menunjukkan bahwa
(X3) dengan nilai signifikansi 0,022 < 0,05 sistem Whistleblowing merupakan salah
dan mempunyai thitung adalah 2,360 > nilai satu cara yang dapat digunakan untuk
ttabel 1,67469, maka dapat disimpulkan mencegah terjadinya kecurangan (Fraud).
bahwa variabel X3 memiliki kontribusi Senada dengan penelitian oleh Naomi
terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan (2015) yang menunjukkan bahwa terjadinya
bahwa variabel X3 mempunyai hubungan penurunan jumlah kecurangan setelah
yang searah dengan Y. Jadi dapat dilakukannya Whistleblowing System.
disimpulkan bahwa H3 diterima sehingga Selain itu, penelitiaan yang dilakukan oleh
kompetensi memiliki pengaruh positif dan Libramawan (2014) juga menunjukkan jika
signifikan terhadap pencegahan fraud penerapan whistleblowing system
dalam pengelolaan dana desa di berpengaruh secara signifikan terhadap
Kabupaten Buleleng. pencegahan kecurangan.
Hubungan antara whistleblowing
terhadap pencegahan fraud dalam Pengaruh Sistem Pengendalian Internal
pengelolaan dana desa adalah semakin terhadap Pencegahaan Fraud dalam
tinggi whistleblowing maka akan Pengelolaan Dana Desa
berdampak pada meningkatnya Berdasarkan hasil uji statistik t,
pencegahan fraud dalam pengelolaan dana menunjukan bahwa variabel sistem
desa di Kabupaten Buleleng. Hal ini tentu pengendalian internal (X4) dengan nilai
mendukung teori-teori dari literatur yang signifikansi 0,012 < 0,05 dan mempunyai
telah dipaparkan sebelumnya. Salah satu thitung adalah 2,606 > nilai ttabel 1,67469,
upaya yang dapat mencegah terjadinya maka dapat disimpulkan bahwa variabel X4
kecurangan adalah dengan melakukan memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t positif
pelaporan yang dilakukan oleh anggota menunjukkan bahwa variabel X4
organisasi (aktif maupun non-aktif) mempunyai hubungan yang searah dengan
mengenai pelanggaran, tindakan illegal Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa H4
atau tindakan tidak bermoral kepada pihak diterima sehingga kompetensi memiliki
di dalam maupun di luar organisasi atau pengaruh positif dan signifikan terhadap
dikenal dengan upaya whistleblowing. pencegahan fraud dalam pengelolaan dana
Sistem ini merupakan wadah atau saluran desa di Kabupaten Buleleng.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)