Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA


“SIZE REDUCTION”

KELOMPOK 1
DISUSUN OLEH :
Adha Arum Cahyani (116003)
Ainninditya Noer (116005)
Dyionisius Yoga S (116016)
Dwi Muawanah (116018)
Fryitto Adi (116023)

POLITEKNIK KATOLIK MANGUNWIJAYA


SEMARANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA
Size Reduction

Semarang ,8 Oktober 2018


Pembimbing Praktikan

(Ir.Sri Sutanti M.Eng.) Adha Arum Cahyani

Ainninditya Noer

Dyonisius Yoga S

Dwi Muawanah

Frittyo Adi
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Memperkecil ukuran biji kacang hijau dan menghitung kebutuhan energy
untuk variable massa dan kadar air yang telah ditentukan.

B. DASAR TEORI
Size Reduction (SR) adalah proses memperkecil ukuran bahan padat.
Pengguna dari SR adalah industri yang menggunakan raw material dalam
bentuk bahan padat atau yang mempergunakan bahan padat dalam fluid
processing. Tujuan dari SR adalah sebagai berikut :
o Memperkecil ukuran dimana bahan padat mempunyai batas ukuran
tertentu. Memperkecil ukuran berfungsi untuk memperbesar luas
permukaan dari bahan tersebut.
o Untuk memecah bahan mineral atau kristal senyawa kimia yang
terikat dalam bentuk padatan sehingga terpisah sebagai bagian-
bagiannya.
Berdasarkan ukuran dari feed (umpan yang masuk) tingkatan SR
dibedakan menjadi 3 :
1. Coarse SR, ukuran feed : 2-96 inch atau lebih
2. Intermediate SR,ukuran feed : 1-3 inch
3. Fine SR, ukuran feed : 0,25-0,5 inch
Berdasarkan system operasinya, SR dibedakan menjadi 2 :
1. Batch, material yang akan direduksi langsung masuk semua ke
dalam crusher.
2. Continue, material yang masuk ke dalam crusher secara bertahap.
Factor-factor atau variable yang berpengaruh dalam operasi SR :
1. Moisture content dalam padatan jika < 3 atau 4 % berat maka
mudah diproses sedangkan jika > 4 % berat maka cenderung
memasta sehingga sulit diproses. Wet grinding pada umumnya
untuk fine reduction.
2. Reduction ratio merupakan perbandingan antara diameter rata-rata
umpan / feed dengan diameter rata-rata produk. Untuk Coarser,
RR-nya = 3-7, sedangkan untuk Fine Grinder, RR-nya = > 100.
3. Struktur bahan, bahan termasuk serat / fibre atau non fibre.
4. Kekerasan bahan (Hardness), diukur dengan derajat Mohs.
Besarnya 1 – 10, 1 = talk dan 10 = intan
≤ 4 = bahan lunak sedangkan > 4 = bahan keras
Untuk pengoperasian SR dibutuhkan energi. Untuk menghitung
kebutuhan energi secara teoritis dapat menggunakan :
1. Hukum Kick
Tenaga yang diperlukan untuk memecah bahan padat adalah
sebanding dengan logaritma dari perbandingan antara diameter
mula-mula dengan diameter akhir.
N = C log D/d
Ket : N = besarnya tenaga (Hp)
C = konstanta
D = ukuran mula-mula
d = ukuran setelah reduksi / akhir
2. Hukum Rittinger
Tenaga yang dibutuhkan untuk memecah bahan padat adalah
sebanding dengan luas butiran bahan yang terbentuk.
N = C ( 1/d – 1/D)
3. Hukum F.C.Bond
Tenaga yang diperlukan untuk membentuk butiran yang berukuran
Dp dari umpan yang berukuran sangat besar berbanding terbalik
dengan akar diameter butiran produk.
P = F Kb/√Dp
Ket: P = tenaga (Hp)
F = kecepatan umpan (ton/mnt)
Kb = konstanta yang besarnya tergantung dari jenis peawat /
bahan yang direduksi. Kb =1,46 Wi.
C. METODEOLOGI
o Alat
Alat yang digunakan pada praktikum size reduction adalah
crusher,screening, neraca, dan jangka sorong sedangkan bahannya adalah
kacang hijau
o Cara kerja
1. Menyiapkan bahan – bahan yang digunakan
2. Mengambil 10 contoh bahan dan di ukur tiap bagiannya
3. Menimbang biji sesuai kebutuhan (min 100 gram)
4. Melakukan proses SR (experimen) untuk mencari Konstanta dengan jenis
bahan yang sama dan menghitung arus listrik menggunakan tang
Ampere
5. Memasukkan bahan kering kedalam alat SR kemudian hasil SR di
screening (bahan yang tertahan pada tiap mesh ditimbang lalu hitung
Db)
6. Melakukan perhitungan K dengan hukum Rittinger
7. Setelah dapat nilai K, dilakukan praktek SR dengan bahan yang sama dan
dijemur selama 1 jam
8. Hitung DB dari hasil produk dan hitung N
D. HASIL PRAKTIKUM
Kacang Hijau Ukuran Besar
d1 → 0,62 + 0,43 + 0,42 = 0,49
d2→ 0,64 + 0,4 + 0,4 = 0,48
d3→ 0,62 + 0,4 + 0,4 = 0,4733
d4→ 0,56 + 0,4 + 0,4 = 0,4533
d5→ 0,65 + 0,46 + 0,46 = 0,5233
d6→ 0,6 + 0,42 + 0,41 = 0,4767
d7→ 0,6 + 0,44 + 0,42 = 0,4867
d8→ 0,5 + 0,4 + 0,4 = 0,4333
d9→ 0,62 + 0,4 + 0,4 = 0,4733
d10 → 0,65 + 0,4 + 0,4 = 0,4833
Kacang Hijau Ukuran Kecil
d1 → 0,442 + 0,44 + 0,56 = 0,4807
d2 → 0,52 + 0,39 + 0,4 = 0,4367
d3 → 0,37 + 0,38 + 0,54 = 0,43
d4 → 0,45 + 0,43 + 0,51 = 0,4633
d5 → 0,43 + 0,46 + 0,58 = 0,49
d6 → 0,42 + 0,42 + 0,54 = 0,46
d7 → 0,37 + 0,36 + 0,54 = 0,4233
d8 → 0,4 + 0,39 + 0,5 =0,43
d9 → 0,45 + 0,45 + 0,5 = 0,4667
d10 → 0,42 + 0,44 + 0,58 = 0,48

MB = 0,75 gram
DB = 0,4773 cm. = 0,01566 ft
MK = 0,54 gram
DK = 0,4556 cm. = 0,01495 ft
𝑀𝐵 𝑥 𝐷𝐵 𝑥 + 𝑀𝐾 𝑥 𝐷𝐾
D1 = 𝑀𝐵+𝑀𝐾
0,75 .0,01566 + 0,54 .0,01495
=
0,75+0,4556

= 0,01644

E. PEMBAHASAN
Size reduction adalah proses pengecilan ukuran bahan padat yang dapat
dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan proses grinding,
penumbukan, crushing, dll.
Pada praktikum kali ini proses size reduction biji kacang hijau dilakukan
dengan cara grinding. Proses size reduction ini bertujuan untuk memperkecil
ukuran biji kacang hijau dan mengetahui energi yang dibutuhkan. Faktor-
faktor yang mempengaruhi proses size reduction diantaranya adalah moisture
content, kekerasan, struktur bahan, reduction ratio.
Pada praktikum proses size reduction biji kacang hijau dilakukan dua kali
percobaan dengan perbedaan masa kacang hijau dan perbedaan ukuran kacang
hijau. Untuk mengetahui nilai energi yang dibutuhkan, maka dilakukan
pengujian nilai C pada setiap sample biji kacang hijau dengan ukuran yang
berbeda per 100gr. Nilai C berdasarkan pengujian 100gr biji kacang hijau
dengan diameter 0,01566 ft adalah 389,22 dan nilai C berdasarkan pengujian
100gr biji kacang hijau dengan diameter 0,01495 ft adalah 388,93. Sehingga
nilai C rata-rata biji kacang hijau adalah 389,075
Pada biji kacang hijau dengan berat 150gr membutuhkan energi sebesar
520,34 HP dan pada percobaan grinding biji kacang hijau dengan berat 200gr
membutuhkan energi sebesar 523,50 HP.
F. KESIMPULAN
Pada biji kacang hijau dengan berat 150gr membutuhkan energi sebesar
520,34 HP dan pada percobaan grinding biji kacang hijau dengan berat 200gr
membutuhkan energi sebesar 523,50 HP.
Semakin banyak kacang hijau maka semakin besar pula daya atau energi yang
dibutuhkan.
G. DAFTAR PUSTAKA
Brown. 1978. Unit Operation. John Willey & Sons, Inc.
Syah, H. 2013. Karakteristik Fisik Bubuk Kopi Arabika Hasil Penggilingan
Mekanis Dengan Penambahan Jagung Dan Beras Ketan. Jurnal
Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia. Vol. 5, No.1.
Lampiran
100 gram Kacang Hijau
I = 2,6 A
40 mesh = 15,58 gram
80 mesh = 13,69 gram
100 mesh = 33,02 gram
150 mesh = 9,49 gram
200 mesh = 21,03 gram
0,0328+0,0145
-20 + 40 → ḏ1 = = 0,02365 𝑖𝑛 = 0,00197 𝑓𝑡
2
0,0145+0,0069
-40 + 80 → ḏ2 = = 0,0107 𝑖𝑛 = 0,00089 𝑓𝑡
2
0,0069+0,0058
-80 + 100 → ḏ3 = = 0,00635 𝑖𝑛 = 0,00053 𝑓𝑡
2
0,0058+0,0041
-100 + 150 → ḏ4 = = 0,00495 𝑖𝑛 = 0,00041 𝑓𝑡
2
0,0041+0,0029
-150 + 200 → ḏ5 = = 0,0035 𝑖𝑛 = 0,00029 𝑓𝑡
2
𝑚1 𝑥 𝑑1+𝑚2 𝑥 𝑑2+𝑚3 𝑥 𝑑3+𝑚4 𝑥 𝑑4+𝑚5𝑥 𝑑5
D2 = 𝑚1+𝑚2+𝑚3+𝑚4+𝑚5
15,58 𝑥 0,00197+13,69 𝑥 0,00089+33,02 𝑥 0,00052+9,49 𝑥 0,00041+21,03 𝑥 0,00029
= 15,58+13,69+33,02+9,49+21,03

= 0,000758

Praktek → P = V.I
= 200.2,6
= 520

𝐷
N = C log 𝐷1
2

0,01644
520 = C log 0,000758

520 = C . 1,336
C = 389,22
100 gram Kacang Hijau
I = 2,6 A
40 mesh = 15,09 gram
80 mesh = 13,19 gram
100 mesh = 32,6gram
150 mesh = 9 gram
200 mesh = 20,52 gram
0,0328+0,0145
-20 + 40 → ḏ1 = = 0,02365 𝑖𝑛 = 0,00197 𝑓𝑡
2
0,0145+0,0069
-40 + 80 → ḏ2 = = 0,0107 𝑖𝑛 = 0,00089 𝑓𝑡
2
0,0069+0,0058
-80 + 100 → ḏ3 = = 0,00635 𝑖𝑛 = 0,00053 𝑓𝑡
2
0,0058+0,0041
-100 + 150 → ḏ4 = = 0,00495 𝑖𝑛 = 0,00041 𝑓𝑡
2
0,0041+0,0029
-150 + 200 → ḏ5 = = 0,0035 𝑖𝑛 = 0,00029 𝑓𝑡
2
𝑚1 𝑥 𝑑1+𝑚2 𝑥 𝑑2+𝑚3 𝑥 𝑑3+𝑚4 𝑥 𝑑4+𝑚5𝑥 𝑑5
D2 = 𝑚1+𝑚2+𝑚3+𝑚4+𝑚5
15,09 𝑥 0,00197+13,19 𝑥 0,00089+32,6 𝑥 0,00053+9 𝑥 0,00041+20,52 𝑥 0,00029
=
15,09+13,19+32,6+9 +20,52

= 0,000756

Praktek → P = V.I
= 200.2,6
= 520

𝐷
N = C log 𝐷1
2

0,01644
520 = C log 0,000756

520 = C . 1,337
C = 388,93

389,22 + 388,93
C Rata – Rata = 2

= 389,075
150 gram Kacang Hijau
I = 2,6 A
40 mesh = 23,36 gram
80 mesh = 20,42 gram
100 mesh = 50,47 gram
150 mesh = 13,93 gram
200 mesh = 31,77 gram
0,0328+0,0145
-20 + 40 → ḏ1 = = 0,02365 𝑖𝑛 = 0,00197 𝑓𝑡
2
0,0145+0,0069
-40 + 80 → ḏ2 = = 0,0107 𝑖𝑛 = 0,00089 𝑓𝑡
2
0,0069+0,0058
-80 + 100 → ḏ3 = = 0,00635 𝑖𝑛 = 0,00053 𝑓𝑡
2
0,0058+0,0041
-100 + 150 → ḏ4 = = 0,00495 𝑖𝑛 = 0,00041 𝑓𝑡
2
0,0041+0,0029
-150 + 200 → ḏ5 = = 0,0035 𝑖𝑛 = 0,00029 𝑓𝑡
2

𝑚1 𝑥 𝑑1+𝑚2 𝑥 𝑑2+𝑚3 𝑥 𝑑3+𝑚4 𝑥 𝑑4+𝑚5𝑥 𝑑5


D2 = 𝑚1+𝑚2+𝑚3+𝑚4+𝑚5
23,36 𝑥 0,00197+20,42 𝑥 0,00089+50,47 𝑥 0,00053 + 13,93 𝑥 0,00041+31,77 𝑥 0,00029
= 23,36 +20,42 +50,47 +13,93 + 31,77

= 0,000756

𝐷
N = C log 𝐷1
2

0,01644
= 389,075 . log 0,000756

= 520,34 HP

200 gram Kacang Hijau


40 mesh = 29,20 gram
80 mesh = 32,95 gram
100 mesh = 58,91 gram
150 mesh = 19,90 gram
200 mesh = 47,96 gram
0,0328+0,0145
-20 + 40 → ḏ1 = = 0,02365 𝑖𝑛 = 0,00197 𝑓𝑡
2
0,0145+0,0069
-40 + 80 → ḏ2 = = 0,0107 𝑖𝑛 = 0,00089 𝑓𝑡
2
0,0069+0,0058
-80 + 100 → ḏ3 = = 0,00635 𝑖𝑛 = 0,00053 𝑓𝑡
2
0,0058+0,0041
-100 + 150 → ḏ4 = = 0,00495 𝑖𝑛 = 0,00041 𝑓𝑡
2
0,0041+0,0029
-150 + 200 → ḏ5 = = 0,0035 𝑖𝑛 = 0,00029 𝑓𝑡
2
𝑚1 𝑥 𝑑1+𝑚2 𝑥 𝑑2+𝑚3 𝑥 𝑑3+𝑚4 𝑥 𝑑4+𝑚5𝑥 𝑑5
D2 = 𝑚1+𝑚2+𝑚3+𝑚4+𝑚5
29,20 𝑥 0,00197+32,95 𝑥 0,00089+58,91 𝑥 0,00053+19,90 𝑥 0,00041+47,96 𝑥 0,00029
= 29,20+32,95+58,91+19,90+47,96

= 0,0007420

𝐷
N = C log 𝐷1
2

0,01644
= 389,075 . log 0,000742

= 523,50 HP
APLIKASI DALAM INDUSTRI
Tahapan hilir pengolahan kopi bubuk adalah pengecilan ukuran, dimana proses ini
mengubah sifat fisik dari kopi karena mendapatkan gaya-gaya mekanis seperti
gaya tekan, gaya tumbuk, dan gaya geser, sehingga bentuk serta ukurannya
berubah. Pengecilan ukuran untuk skala industri biasanya menggunakan
penggiling mekanis dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
CV. Lampineng Kopi Banda Aceh menggunakan mesin penggiling mekanis
yaitu hammer mill untuk penggilingan kopi sangrai yang ditambahkan dengan
beras ketan dan jagung. Penggilingan mekanis dengan menggunakan
penggiling disc mill menghasilkan bubuk kopi yang memiliki fraksi halus
yang lebih banyak jika dibandingkan dengan penggilingan menggunakan
hammer mill (Syah, 2013).

Anda mungkin juga menyukai