Anda di halaman 1dari 8

EQUITY: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi

ISSN: 0216-9533 (Print)


ISSN: 2549-6182 (Online)

PENGARUH KOMPETENSI APARATUR, SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL,


DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP AKUNTABILITAS
PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA
DI KABUPATEN TAKALAR

Andi Riska Andreani Syafaruddin1, Hj. Jeni Kamase2, Mursalim3

1,2,3)
Program Magister Akuntansi, Universitas Muslim Indonesia
1)
riska.andreani93@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine and analyze the influence of apparatus competencies, internal control
systems, and utilization of information technology on the accountability of village governments in
managing village fund allocation. This study uses primary data obtained from the distribution of
questionnaires. The respondents in this study were a number of staff and employees at the Office of
Community Empowerment and Village Government Services of Takalar Regency, village officials (village
head, secretary and treasurer) and several community leaders in Takalar District. The results of the study
show that: (1) the competency of the apparatus has a negative and insignificant effect on the
accountability of village governments in managing village fund allocation, (2) the internal control system
has a positive and significant effect on the accountability of village governments in managing village fund
allocation, and (3) the use of information technology has a positive and significant effect on the
accountability of village governments in the management of village fund allocations.

Keywords: apparatus competency, internal control system, utilization of information technology, and
accountability

History of article Received: 14-05-2019 Reviewed: 15-05-2019 Revised: 15-05-2019 Accepted: 16-05-2019 Published: 30-06-2019

PENDAHULUAN sistem pemerintahan Negara Kesatuan


Republik Indonesia.
Latar Belakang Setiap tahun pemerintah pusat maupun
Indonesia merupakan sebuah negara pemerintah daerah terus berusaha
yang terdiri dari beberapa pulau dan ribuan mencanangkan berbagai program untuk
pedesaan. Bahkan, Indonesia yang memiliki membangkitkan dan mendorong kemampuan
wilayah cukup luas, dibangun dan bergantung masyarakat pedesaan. Hal tersebut
dari wilayah pedesaan. Menurut sejarah desa dilatarbelakangi fenomena yang terjadi yaitu
merupakan awal terbentuknya masyarakat dengan adanya dana untuk mendanai
politik dan pemerintahan di Indonesia, oleh penyelenggaraan desa yang jumlahnya lebih
karena itu desa menjadi peranan penting bagi besar disertai dengan pembiayaan dan bantuan
pemerintah Indonesia dalam hal upaya untuk sarana-prasarana yang memadai harus
mencapai keberhasilan pembangunan diperlukan guna penguatan otonomi desa
pemerintah. menuju kemandirian desa. Maka pemerintah
Menurut Undang-Undang Nomor 6 mengeluarkan kebijakan yaitu Alokasi Dana
Tahun 2014 Tentang Desa yang resmi Desa untuk menunjang segala sektor di
disahkan pada tanggal 15 Januari 2014 masyarakat desa.
menjelaskan bahwa desa ialah kesatuan Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana
masyarakat hukum yang memiliki batas yang dialokasikan oleh Pemerintah
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan Kabupaten/Kota untuk desa sebagai insentif
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan yang dialokasikan dari dana perimbangan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh
masyarakat, hak asal-usul, dan/atau hak Kabupaten/Kota. Alokasi Dana Desa diberikan
tradisional yang diakui dan dihormati dalam oleh pemerintah pusat dan daerah pada

EQUITY. Vol. 14, No. 1, Juni 2019 133


Pengaruh Kompetensi Aparatur

Pemerintah Desa dalam upaya peningkatan teknologi informasi juga berperan penting
pelayanan dasar kepada masyarakat, dan dalam hal kinerja pegawai dalam pengolahan
pemberdayaan masyarakat desa. data yang lebih cepat, efektif dan efiesien.
Besaran Alokasi Dana Desa masing- Berdasarkan latar belakang, penulis
masing Kabupaten/Kota setiap tahun adalah termotivasi untuk melakukan penelitian
10% dari Dana Bagi Hasil (DBH) dan Dana dengan judul “pengaruh kompetensi aparatur,
Alokasi Umum (DAU) yang dialokasikan sistem pengendalian internal, dan pemanfaatan
dalam APBD Kabupaten/Kota dan teknologi informasi terhadap akuntabilitas
penyalurannya melalui kas desa. Pemerintah Desa dalam pengelolaan Alokasi
Pengalokasian setiap desa dan tata cara Dana Desa di Kabupaten Takalar.”
penggunaan Alokasi Dana Desa diatur melalui
Peraturan Bupati/Walikota masing-masing Rumusan Masalah
Kabupaten/Kota yang ditetapkan setiap tahun. Adapun rumusan masalah dalam
Salah satu prinsip dalam penelitian ini adalah: apakah kompetensi
penyelenggaraan pemerintahan desa yaitu aparatur, sistem pengendalian internal, dan
akuntabilitas. Akuntabilitas adalah perwujudan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh
kewajiban seseorang atau unit organisasi untuk terhadap akuntabilitas Pemerintah Desa dalam
mempertanggungjawabkan pengelolaan, pengelolaan Alokasi Dana Desa?
pengendalian dan pelaksanaan kebijakan untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan Tujuan dan Manfaat Penelitian
melalui media pertanggungjawaban secara Adapun tujuan yang harus dicapai
periodik. Prinsip akuntabilitas harus bisa dalam penelitian ini adalah: untuk
diterapkan oleh Pemerintah Desa dalam menganalisis pengaruh kompetensi aparatur,
pengelolaan keuangan desa, dimana semua sistem pengendalian internal, dan pemanfaatan
akhir kegiatan penyelenggaraan pemerintahan teknologi informasi terhadap akuntabilitas
desa harus dapat dipertanggungjawabkan Pemerintah Desa dalam pengelolaan Alokasi
kepada masyarakat desa sesuai dengan Dana Desa.
ketentuan sehingga terwujud tata kelola Manfaat yang diharapkan penulis dari
pemerintahan desa yang baik/good village penelitian ini adalah:
governance[1]. a. Kegunaan teoritis
Pemanfaatan Alokasi Dana Desa dalam Hasil penelitian ini diharapkan dapat
melaksanakan kegiatan pemerintahan dan memperluas wawasan dan pemahaman
pemberdayaan masyarakat desa tidak lepas mengenai pengaruh kompetensi aparatur,
dari masalah pengelolaan keuangan desa. Di sistem pengendalian internal, dan
lapangan masih ditemukan kelemahan dalam pemanfaatan teknologi informasi terhadap
pengelolaannya, biasanya kelemahan tersebut akuntabilitas Pemerintah Desa dalam
berasal dari pengelolaannya yaitu aparatur pengelolaan Alokasi Dana Desa.
Pemerintah Desa dan dari sistem yang b. Kegunaan Praktis
digunakan dalam pengelolaan.  Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan
Variabel bebas dalam penelitian ini hasil penelitian ini dapat menjadikan
dianggap sangat menarik untuk dilakukan informasi, ide, gagasan serta referensi
penelitian secara lebih mendalam, karena untuk penelitian selanjutnya terkait
kompetensi dari aparatur penyelenggara akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana
pemerintahan desa yang mayoritas mempunyai Desa.
tingkat pelatihan, pengetahuan, keahlian, dan  Bagi Pemerintah Kabupaten Takalar,
kemampuan yang masih terbilang rendah, dengan diketahuinya pengaruh
sudah diberi amanat dalam pengelolaan dana kompetensi aparatur, sistem
desa yang terbilang cukup fantastis. pengendalian internal, dan pemanfaatan
Berikutnya adalah sistem pengendalian teknologi informasi terhadap
internal yang disebabkan adanya sistem akuntabilitas Pemerintah Desa dalam
pengendalian dapat mempengaruhi pengelolaan Alokasi Dana Desa, maka
pengambilan keputusan internal Pemerintah dapat memberikan informasi dan
Desa dan dapat berimplikasi pada akuntabilitas masukan mengenai meningkatkan
dan transparansi Pemerintah Desa tersebut. akuntabilitas Pemerintah Desa dalam
Variabel bebas lainnya yaitu pemanfaatan pengelolaan Alokasi Dana Desa.

134 Andi Riska Andreani Syafaruddin, Hj. Jeni Kamase, & Mursalim
EQUITY: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi
ISSN: 0216-9533 (Print)
ISSN: 2549-6182 (Online)
TINJAUAN LITERATUR hubungan timbal-balik antara aparat dan
masyarakat, atau pihak eksekutor dan pihak
Teori Agency principal[4].
Teori keagenan merupakan basis dari
kerangka pikir akuntabilitas[2]. Akuntabilitas Kompetensi Aparatur
dapat dimaknai dengan adanya kewajiban Kompetensi pada umumnya diartikan
pihak pemegang amanah (agent) untuk sebagai kecakapan, keterampilan, kemampuan.
memberikan pertanggungjawaban, Kata dasarnya sendiri, yaitu kompeten, yang
menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan berarti: cakap, mampu, atau terampil. Pada
segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi konteks manajemen sumber daya manusia,
pertanggungjawabnya kepada pihak pemberi istilah kompetensi mengacu kepada
amanah (principal) yang memiliki hak dan atribut/karakteristik seseorang yang
kewenangan untuk meminta membuatnya berhasil dalam pekerjaannya.
pertanggungjawaban tersebut. Aparatur dalam Pemerintah Desa adalah
Ketergantungan agency theory dalam kepala desa yang dibantu perangkat desa,
penelitian ini yaitu terdapat hubungan meliputi: sekertaris desa, Badan
pemerintah daerah dan Pemerintah Desa Permusyawaratan Desa (BPD), pelaksana
melalui Alokasi Dana Desa (ADD) dan juga kewilayahan atau kepala dusun sebagai unsur
hubungan antara masyarakat (principal) penyelenggaran Pemerintah Desa, serta pihak-
dengan Pemerintah Desa (agent). Pemerintah pihak di luar pemerintahan desa seperti: tokoh
daerah melimpahkan wewenang kepada desa, tokoh agama, kaum petani, pengusaha
Pemerintah Desa dalam mengelola keuangan desa, serta perwakilan masyarakat lainnya.
daerahnya sendiri dan
mempertanggungjawabkan pengelolaan Sistem Pengendalian Internal
tersebut dalam bentuk penyajian laporan Sistem Pengendalian Internal (SPI)
keuangan. menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60
tahun 2008 adalah proses yang integral pada
Teori Stewardship tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
Pada masa perkembangan akuntansi, terus menerus oleh pimpinan dan seluruh
pendekatan stewardship telah dipakai sebagai pegawai untuk memberikan keyakinan
suatu pendekatan untuk menentukan titik berat memadai atas tercapainya tujuan organisasi
utama dari suatu laporan keuangan, yang melalui kegiatan yang efektif dan efisien,
didasarkan kepada suatu konsep bahwa keandalan pelaporan keuangan, pengamanan
manajemen pada suatu perusahaan dianggap aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan
bertanggungjawab kepada pemilik untuk perundang-undangan.
mengamankan kekayaan yang telah Adapun unsur-unsur sistem
dipercayakan kepadanya[3]. Pemilik bertindak pengendalian internal menurut Committee of
sebagai principal dan manajemen sebagai Sponsoring Organizations of the Treadway
steward. Commission (COSO) yaitu: lingkungan
Berdasarkan asumsi steward, maka pengendalian, penilaian risiko, kegiatan
dalam penyusunan Alokasi Dana Desa pengendalian, informasi dan komunikasi dan
maupun dana desa, pihak aparat pemerintah pemantauan pengendalian internal.
berlaku sebagai eksekutif sepatutnya lebih
mengutamakan tujuan organisasi dibandingkan Pemanfaatan Teknologi Informasi
dengan tujuan pribadi. Merupakan pihak Teknologi Informasi (TI) adalah suatu
eksekutif, maka aparat bertindak sesuai dengan teknologi yang digunakan untuk mengolah
keinginan principal yang mana keinginan data, termasuk memproses, mendapatkan,
tersebut dinyatakan sebagai harapan menyusun, menyimpan, memanipulasi data
masyarakat. Jadi pihak aparat, terlebih utama dalam berbagai cara untuk menghasilkan
harus mementingkan tujuan organisasi yaitu informasi yang berkualitas.
mensejahterahkan masyarakat dengan Teknologi informasi sangat membantu
memenuhi harapan masyarakat kemudian dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa,
barulah mereka akan memperoleh tujuan penggunaan teknologi informasi dalam
pribadi mereka dari hasil kinerja tersebut. mengelola data menjadi sebuah informasi akan
Kondisi demikian menggambarkan adanya mengurangi kemungkinan terjadinya

EQUITY. Vol. 14, No. 1, Juni 2019 135


Pengaruh Kompetensi Aparatur

kesalahan dalam mengelola data, dikarenakan Rumusan Hipotesis


teknologi informasi, data yang diolah akan Berdasarkan rumusan masalah dan
lebih terperinci dan tepat. uraian teoritis, maka dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
Pemerintah Desa H1 : Kompetensi aparatur berpengaruh positif
Pengertian Pemerintah Desa menurut dan signifikan terhadap akuntabilitas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Pemerintah Desa dalam pengelolaan
Tahun 2014 pada Pasal 1 ayat 2 dan ayat 3 Alokasi Dana Desa di Kabupaten Takalar.
adalah penyelenggaraan urusan pemerintah H2 : Sistem pengendalian internal berpengaruh
dan kepentingan masyarakat setempat dalam positif dan signifikan terhadap
sistem pemerintahan Negara Kesatuan akuntabilitas Pemerintah Desa dalam
Republik Indonesia. Pemerintah Desa adalah pengelolaan Alokasi Dana Desa di
Kepala Desa atau yang disebut dengan nama Kabupaten Takalar.
lain dibantu Perangkat Desa sebagai unsur H3 : Pemanfaatan teknologi informasi
penyelenggara Pemerintah Desa. berpengaruh negatif dan signifikan
Pemerintahan desa terdiri dari Kepala terhadap akuntabilitas Pemerintah Desa
Desa dan Perangkat Desa, yang meliputi: dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa di
sekretaris desa, Badan Permusyawaratan Desa Kabupaten Takalar.
(BPD), pelaksana teknis desa, pelaksaan Gambar 1. Model Penelitian
kewilayahan/kepala dusun[5].
Kompetensi
Akuntabilitas Aparatur
Istilah akuntabilitas berasal dari istilah (X1)
dalam bahasa Inggris Accountability yang
berarti pertanggungjawaban atau keadaan
untuk dipertanggungjawabkan atau keadaan
untuk diminta pertanggungjawaban. Sistem Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kewajiban dari Pengendalian Pengelolaan
individu-individu penguasa yang dipercaya Internal ADD
mengelola sumber-sumber daya publik untuk (X2) (Y)
mempertanggungjawabkan berbagai hal
menyangkut fiskal, manajerial dan program[6].

Alokasi Dana Desa Pemanfaatan


Teknologi
Pengertian Alokasi Dana Desa menurut Informasi
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 (X3)
Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Desa pada pasal 18 adalah salah
satu bentuk transfer dana dari pemerintah yang
telah ditetapkan sebesar 10% dari dana METODE PENELITIAN
perimbangan pemerintah pusat dan daerah
yang diterima oleh masing-masing Desain Penelitian
Kabupaten/Kota. Terciptanya pemerataan Desain penelitian yang digunakan dalam
pembangunan khususnya di pedesaan melalui penelitian ini adalah pendekatan penelitian
dana APBN kabupaten, propinsi dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah jenis
pemerintah pusat sebesar 10% akan tercapai penelitian yang menghasilkan penemuan-
tingkat kesejahteraan dan taraf hidup penemuan yang dapat dicapai (diperoleh)
masyarakat yang tinggal di pedesaan. Jadi, dengan menggunakan prosedur-prosedur
Alokasi Dana Desa berasal dari APBD statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi
Kabupaten/Kota yang bersumber dari bagian (pengukuran).
Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota
untuk Desa paling sedikit 10%.

136 Andi Riska Andreani Syafaruddin, Hj. Jeni Kamase, & Mursalim
EQUITY: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi
ISSN: 0216-9533 (Print)
ISSN: 2549-6182 (Online)
Populasi dan Sampel Kesahihan alat ukur penelitan
Populasi dalam penelitian ini adalah ditentukan dengan menguji instrumen
beberapa staf/pegawai pada kantor Dinas penelitian yang meliputi: uji validitas dan uji
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah reliabilitas. Selanjutnya, sebelum dilakukan
Desa (PMD) Kabupaten Takalar, aparat desa pengujian hipotesis (uji T dan uji F), terlebih
(Kepala Desa, Sekretaris dan Bendahara) dan dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang
beberapa tokoh masyarakat Kabupaten meliputi: uji normalitas, heteroskedastisitas
Takalar, dimana Kabupaten Takalar terdiri dan multikolinearitas. Tujuannya adalah untuk
dari: 9 Kecamatan dan 76 Desa. menghasilkan parameter yang baik, sehingga
Dalam penelitian ini, peneliti hasil penelitian dapat diandalkan. Sedangkan,
menetapkan sampel yang dijadikan responden untuk melihat pengaruh dari variabel-variabel
yaitu: 10 responden dari kantor Dinas independen (kompetensi aparatur, sistem
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah pengendalian internal dan pemanfaatan
Desa (PMD) Kabupaten Takalar, 60 aparat teknologi informasi) terhadap variabel
desa yang diambil dari 20 desa yang ada di dependen (akuntabilitas pengelolaan Alokasi
Kabupaten Takalar, dan 40 tokoh masyarakat Dana Desa) digunakan uji regresi berganda.
desa, maka jumlah sampel dalam penelitian ini Model regresi yang digunakan untuk
adalah 110 responden. menguji hipotesis ini adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Teknik Sampling Dimana:
Teknik pengambilan sampel yang Y : akuntabilitas pengelolaan Alokasi
digunakan dalam penelitian ini adalah sampel Dana Desa;
non probability sampling yaitu teknik X1 : kompetensi aparatur;
pengambilan sampel yang tidak memberi X2 : sistem pengendalian internal;
peluang/kesempatan sama bagi setiap X3 : pemanfaatan teknologi informasi;
unsur/anggota populasi untuk dipilih menjadi a : konstanta;
sampel, yang meliputi jenis purposive b1…b3 : koefisien regresi;
sampling. Dimana pengertian dari purposive e : kesalahan acak (random error).
sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan atau kriteria-kriteria HASIL DAN PEMBAHASAN
tertentu[5].
Hasil
Teknik Pengumpulan Data Setelah hasil uji asumsi klasik dilakukan
Teknik pengumpulan data yang dan hasilnya secara keseluruhan menunjukkan
digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan model regresi memenuhi asumsi klasik, maka
menggunakan kuesioner untuk mendapatkan tahap berikut adalah melakukan evaluasi dan
data primer. Kuesioner adalah daftar interpretasi model regresi berganda. Analisis
pertanyaan terstruktur yang diajukan pada regresi linear berganda digunakan untuk
responden. mengetahui pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen,
Teknik Analisis Data berikut disajikan tabel 1 yang merupakan hasil
Teknik yang digunakan dalam uji regresi linear berganda sebagai berikut.
menganalisis data adalah metode analisis Tabel 1. Hasil
kuantitatif, yang dilakukan dengan Variabel Koefisien t- r-
No Sig.
menggunakan perhitungan dari rumus-rumus Independen Regresi hitung parsial
statistik yang dipilih, sehingga dapat diketahui 1. X1 -0,104 -1,164 0,247 -0,116
pengaruh kompetensi aparatur, sistem 2. X2 0,259 3,737 0,000 0,350
pengendalian internal, dan pemanfaatan 3. X3 0,153 2,056 0,042 0,201
teknologi informasi terhadap akuntabilitas Konstanta = 3,085 R Square = 0,176
Multiple-R = 0,420 Sig. F = 0,000
Pemerintah Desa dalam pengelolaan Alokasi
Fhitung = 7,128 α = 0,05
Dana Desa di Kabupaten Takalar. Analisis
Sumber: data primer diolah (2019).
data dilakukan dengan menggunakan bantuan
program komputer yaitu SPSS (Statistical
Package for Social Science) versi 17.0.

EQUITY. Vol. 14, No. 1, Juni 2019 137


Pengaruh Kompetensi Aparatur

Tabel 1 menunjukkan bahwa koefisien Pengaruh sistem pengendalian internal


korelasi serempak (Multiple R) bertujuan terhadap akuntabilitas pengelolaan Alokasi
untuk mengetahui derajat atau tingkat keeratan Dana Desa
hubungan antara keseluruhan variabel Berdasarkan tabel 1 untuk variabel
independen dan variabel dependen. Nilai sistem pengendalian internal (X2) diperoleh
koefisien korelasi serempak (Multiple R) nilai thitung sebesar 3,737 > ttabel sebesar 1,6602
dalam penelitian ini sebesar 0,420 (tabel 1) artinya variabel sistem pengendalian internal
yang berarti bahwa hubungan korelasi antara (X2) berpengaruh positif terhadap variabel
variabel independen (kompetensi aparatur, akuntabilitas (Y). Apabila dilihat tingkat
sistem pengendalian internal dan pemanfaatan signifikansinya lebih kecil dari taraf
teknologi informasi) terhadap variabel kepercayaan 5% yaitu sebesar 0,000 < 0,05
dependen (akuntabilitas pengelolaan Alokasi artinya variabel sistem pengendalian internal
Dana Desa) adalah sedang. (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel
Besarnya pengaruh variabel independen akuntabilitas (Y). Sehubungan dengan hal
secara keseluruhan ditunjukkan oleh nilai tersebut, maka hasil analisis regresi linear
Multiple R2 yaitu 0,176. Hal ini berarti bahwa berganda menunjukkan bahwa variabel sistem
ketiga variabel independen (kompetensi pengendalian internal (X2) berpengaruh positif
aparatur, sistem pengendalian internal dan dan signifikan terhadap variabel akuntabilitas
pemanfaatan teknologi informasi) mempunyai (Y) sehingga hipotesis penelitian diterima.
pengaruh sebesar 17,6% terhadap variabel Dengan melihat hasil penelitian ini,
dependen (akuntabilitas pengelolaan Alokasi maka bisa dikatakan bahwa sistem
Dana Desa) sedangkan sisanya sebesar 82,4% pengendalian internal berpengaruh dalam
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terciptanya akuntabilitas pengelolaan
diteliti dalam penelitian ini. keuangan yaitu dengan adanya kontrol dari
pemerintah maka kegiatan pengelolaan
Pembahasan keuangan yang dilakukan Pemerintah Desa
akan terawasi serta dapat meminimalisir
Pengaruh kompetensi aparatur terhadap adanya tindak kecurangan dalam pengelolaan
akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa keuangannya[7]. Adanya sistem pengendalian
Berdasarkan tabel 1 untuk variabel internal dapat mempengaruhi pengambilan
Kompetensi Aparatur (X1) diperoleh nilai thitung keputusan internal Pemerintah Desa dan
sebesar -1,164 < ttabel sebesar 1,6602 artinya keterkaitan pada akuntabilitas pengelolaan
variabel kompetensi aparatur (X1) berpengaruh Alokasi Dana Desa tersebut.
negatif terhadap variabel akuntabilitas (Y).
Apabila dilihat tingkat signifikansinya lebih Pengaruh pemanfaatan teknologi informasi
besar dari taraf kepercayaan 5% yaitu sebesar terhadap akuntabilitas pengelolaan Alokasi
0,247 > 0,05 artinya variabel kompetensi Dana Desa
aparatur (X1) berpengaruh tidak signifikan Berdasarkan tabel 1 untuk variabel
terhadap variabel akuntabilitas (Y). tekanan waktu (X3) diperoleh nilai thitung
Sehubungan dengan hal tersebut, maka hasil sebesar 2,056 > ttabel sebesar 1,6602 artinya
analisis regresi linear berganda menunjukkan variabel pemanfaatan teknologi informasi (X3)
bahwa variabel kompetensi aparatur (X1) berpengaruh positif terhadap variabel
berpengaruh negatif dan tidak signifikan akuntabilitas (Y). Apabila dilihat tingkat
terhadap variabel akuntabilitas (Y) sehingga signifikansinya lebih kecil dari taraf
hipotesis penelitian ditolak. kepercayaan 5% yaitu sebesar 0,042 < 0,05
Dengan melihat hasil penelitian ini artinya variabel pemanfaatan teknologi
maka bisa dikatakan bahwa kompetensi informasi (X3) berpengaruh signifikan
aparatur menjadi suatu faktor yang penting, terhadap variabel akuntabilitas (Y).
mengingat kompetensi merupakan faktor Sehubungan dengan hal tersebut maka hasil
internal dan menjadi suatu yang penting. analisis regresi linear berganda menunjukkan
Dimana berdasarkan penelitian kompetensi bahwa variabel pemanfaatan teknologi
aparatur Pemerintah Desa tergolong masih informasi (X3) berpengaruh positif dan
sangat lemah ketika harus mengelola Alokasi signifikan terhadap variabel akuntabilitas (Y)
Dana Desa yang terbilang cukup besar. sehingga hipotesis penelitian ditolak.

138 Andi Riska Andreani Syafaruddin, Hj. Jeni Kamase, & Mursalim
EQUITY: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi
ISSN: 0216-9533 (Print)
ISSN: 2549-6182 (Online)
Dengan melihat hasil penelitian ini, pengelolaan Alokasi Dana Desa (Y). Sistem
maka bisa dikatakan bahwa disamping dengan pengendalian internal (X2) berpengaruh positif
adanya perangkat komputer yang disediakan, dan signifikan terhadap akuntabilitas
tetapi masih ada faktor yang menjadi penyebab pengelolaan Alokasi Dana Desa (Y).
pemanfaatan teknologi informasi belum Pemanfaatan teknologi informasi (X3)
berjalan secara maksimal dan baik. Sebagian berpengaruh positif dan signifikan terhadap
tempat responden belum terpasang jaringan akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa
komputer (internet) dengan kapasitas yang (Y).
layak. Oleh sebab itu, perlu menyiapkan dan
meningkatkan perangkat jaringan komputer Saran
(internet), sehingga lebih mudah untuk Berdasarkan simpulan penelitian yang
mendapatkan dan mencari berbagai macam telah diuraikan sebelumnya, maka saran bagi
informasi berkaitan dengan pengelolaan Pemerintah Daerah Kabupaten Takalar adalah
Alokasi Dana Desa, serta dapat diakses oleh memberikan pendidikan dan pelatihan secara
masyarakat desa. periodik kepada aparat desa terkait dengan
kompetensi aparatur desa. Mengingat para
Pengaruh kompetensi aparatur, sistem aparatur desa yang merupakan pengelola dana
pengendalian internal dan pemanfaatan desa sebagian besar memiliki latar belakang
teknologi informasi terhadap akuntabilitas pendidikan yang belum memadai, sehingga
pengelolaan Alokasi Dana Desa sulit bagi aparatur desa untuk memahami serta
Uji statistik F digunakan untuk menguji menerapkan peraturan-peraturan tersebut
pengaruh secara simultan antara seluruh dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa. Dalam
variabel independen (kompetensi aparatur, hal pemanfaatan teknologi informasi masih
sistem pengendalian internal dan pemanfaatan belum semua terpasang jaringan komputer
teknologi informasi) dengan variabel dependen (internet) dengan kapasitas yang memadai.
(akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa) Alangkah lebih baiknya bagi desa perlu
yang diteliti. Berdasarkan hasil uji ANOVA adanya perangkat jaringan komputer (internet)
(Analysis of Varians) atau F test diperoleh sehingga lebih mudah untuk mendapatkan dan
nilai Fhitung sebesar 7,128 > Ftabel sebesar 2,70 mencari berbagai macam informasi berkaitan
dan tingkat signifikansinya lebih kecil dari dengan pengelolaan Alokasi Dana Desa, serta
taraf kepercayaan 5% yaitu sebesar 0,000 < dapat juga diakses oleh masyarakat desa.
0,05. Adapun saran bagi penelitian
Hasil tersebut menunjukkan bahwa selanjutnya adalah: diharapkan dapat
secara simultan (bersama-sama) variabel X menggunakan metode yang lain guna
(kompetensi aparatur, sistem pengendalian mendapatkan data yang lengkap, misalnya
internal dan pemanfaatan teknologi informasi) dengan melakukan metode wawancara secara
berpengaruh positif dan signifikan terhadap langsung dengan responden, serta dapat
variabel Y (akuntabilitas pengelolaan Alokasi menambahkan dan menggunakan variabel
Dana Desa). Semakin tinggi kompetensi lainnya yang berkaitan dengan akuntabilitas
aparatur, maka akan meningkatkan Pemerintah Desa dalam pengelolaan Alokasi
akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa, Dana Desa.
dan semakin tinggi sistem pengendalian
internal, maka semakin tinggi akuntabilitas DAFTAR PUSTAKA
pengelolaan Alokasi Dana Desa. Begitu juga
[1]
semakin tinggi pemanfaatan teknologi Indrajaya, J.A. 2017. Pengaruh Kompetensi
informasi, maka akan meningkatkan Aparatur Desa Dan Implementasi Undang-
akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa. Undang Nomor 6 Tahun 2014 Terhadap
Pengelolaan Keuangan Dana Desa. Skripsi.
Lampung: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
PENUTUP
dan Bisnis Universitas Lampung.
[2]
Aliana. 2017. Pengaruh Sistem Pengendalian
Simpulan Intern Pemerintah (SPIP) Dan Budaya
Berdasarkan hasil analisis penelitian dan Organisasi Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan
pembahasan, maka simpulan penelitian adalah: Keuangan Alokasi Dana Desa Di Kabupaten
kompetensi aparatur (X1) berpengaruh negatif Banggai Kepulauan. Tesis. Makassar: Jurusan
dan tidak signifikan terhadap akuntabilitas

EQUITY. Vol. 14, No. 1, Juni 2019 139


Pengaruh Kompetensi Aparatur

Magister Akuntansi Program Pascasarjana


Universitas Muslim Indonesia.
[3]
Santoso, E.B. 2016. Pengaruh Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Kompetensi Sumber
Daya Manusia Terhadap Akuntabilitas
Keuangan Daerah (Studi Empiris pada
Pemerintah Kabupaten Lampung Timur). Tesis.
Bandar Lampung: Program Pascasarjana Ilmu
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung.
[4]
Rafita. 2017. Implementasi Nilai
“Panrannuangku” Dalam Penyusunan Alokasi
Dana Desa Ditinjau Dari Expectancy Theory.
Skripsi. Makassar: Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Alauddin.
[5]
Sujarweni, W.V. 2015. Akuntansi Desa,
Panduan Tata Kelola Keuangan Desa.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
[6]
LAN RI. 2001. AKIP dan Pengukuran Kinerja
(Bahan Ajar Diklatpim Tingkat III). Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
[7]
Wardana, I. 2016. Akuntabilitas Dalam
Pengelolaan Keuangan Desa. (Studi pada
Pemerintah Desa di Kabupaten Magelang).
Jurnal. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi.
Universitas Negeri Semarang.

140 Andi Riska Andreani Syafaruddin, Hj. Jeni Kamase, & Mursalim

Anda mungkin juga menyukai