Anda di halaman 1dari 2

Menumbuhkan Kembali Jiwa Malu Sebagai Cabang Iman

(Kajian Adab)

Oleh: Gus Ahmad Shoviyul Himami Bafaqih


Pengurus Aswaja NU Center PCNU Nganjuk
Pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatul Qur’an Al Faqihiyah, Berbek, Nganjuk

“Sesungguhnya dari apa yang di dapat oleh manusia dari kata-kata kenabian yang pertama
adalah: ‘jika engkau tidak mempunyai rasa malu, maka berbuatlah apa yang kau mau.’”
(HR. Bukhori)

Masalah malu selalu diajarkan dalam syariat dan risalah dalam amaliyah para nabi
terdahulu, dipuji dan diperintahkan, dan tidak pernah dihapus dalam satu syariat pun.
“Sesungguhnya dari apa yang di dapat oleh manusia dari kata-kata kenabian yang pertama
adalah: ‘jika engkau tidak mempunyai rasa malu, maka berbuatlah apa yang kau mau.” (HR.
Bukhori).
Malu yang utama itu tentunya adalah malu kepada Allah SWT, yaitu jangan sampai Dia
meliahatmu sedang melakukan apa yang dilarang-Nya dan jangan sampai Dia tidak
menemukanmu melakukan apa yang diperintahkan-Nya. Kesempurnaan malu tumbuh dari
mengenal kepada Allah SWT dan senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya. Rasulullah SAW
pernah bersabda kepada para sahabat Beliau: “Malulah kalian kepada Allah dengan sebenar-
benarnya.” Mereka menjawab, “Ya Rasulallah, kami semua telah malu, alhamdulillah.” Beliau
bersabda, “Bukan begitu, tetapi malu kepada Allah yang sebenar-benarnya itu adalah hendaknya
engkau menjaga kepala dan segala yang ada di dalamnya, memelihara perut dan isinya, serta
hendaknya engkau mengingat mati dan kematian. Siapa telah melakukan itu, maka ia telah malu
kapada Allah dengan sebenar-benarnya.”
Salah satu wujud malu yang pentinga adalah menjaga adab. Adab merupakan unsur
penting demi kesempurnaan kita sebagai khalifah Allah dimuka bumi. Allah SWT berfirman,
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka”. (QS. At-tahrim: 6).
Sayidina Ali bin Abi Thalib berkata, “Maksud ayat ini adalah mendidik dan mengajari
mereka budi pekerti.” Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Muliakanlah anak-anak kalian
dan perbaikilah adab mereka.” (HR. Ibnu Majah). Rasulullah SAW juga bersabda, “Seorang yang
mendidik budi pekerti pada anaknya adalah lebih baik dari sedekah dengan satu Sha’ makanan”
beliau menjadikan pendidikan budi pekerti bagi anak itu lebih baik daripada bersedekah.
Demikian dikatakan oleh Abu Hamzah di dalam kitab Syarah Bukhori.
Abu Ali Arrudzanari dhawuh, “Seorang hamba itu akan sampai kepada Tuhannya dengan
adabnya, dan akan sampai ke surga dengan amalnya (karena rahmat Allah).”
Sebagian kekasih Allah mengatakan, “Tidak menggunakan etika bisa menyebabkan
terusir. Barangsiapa buruk adabnya di ruang tamu, maka ia akan diusir ke pintu. Barangsiapa
buruk adabnya di pintu, maka ia akan diusir ke kandang kerbau.”
Dari Abu Umamah, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jika seorang hamba mengerjakan
shalat maka terbukalah pintu sorga baginya, dan tersingkaplah hijab antara ia dan Tuhannya, dan
ia pun disambut oleh para bidadari, sepanjang ia tidak membuang ingus atau dahak.” (HR.
Tabrani). Rasulullah SAW juga bersabda, “hormatilah majelis-majelis itu dan menghadaplah ke
kiblat, dan sabda beliau juga: ‘sesungguhnya segala sesuatu itu ada penghulunya, dan penghulu
majelis itu adalah arah kiblat. Dan sabdanya pula, “sesungguhnya segala sesuatu itu ada
kehormatanyya, dan perhiasan majelis itu adalah arah kiblat.” Salah seorang ulam berkata,
“Allah tidak membukakan pintu bagi seorang waliyullah, kecuali ketika ia sedang menghadap
kiblat.”
Pada akhir tulisan ini, penulis akan menyampaikan sebuah kisah terkenal. Kisah tentang
seorang ustadz mengajarkan (menghafal) Al-Quran kepada dua orang anak secara bersamaan.
Salah seorang dari kedua anak itu membaca Al-Quran sambil menghadapa kiblat, sedangkan
kawan satunya tidak. Maka, ia berhasil menghafalkan Al-Quran satu tahun lebih cepat dari
kawannya. Banyak ulama dan ahli Quran telah mengamalkan hal ini berdasarkan keyakinan atas
cerita ini, dan terbukti memang benar adanya termasuk penulis dan orang-orang yang lainnya.
Salah satu cabang iman adalah malu, salah satu bentuk malu adalah adab dan salah satu bentuk
adab adalah mengahadap kiblat untuk hal kebaikan.
Wallohu a’lam

Anda mungkin juga menyukai