Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

PADA PASIEN HALUSINASI

Disusun Oleh :

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
2019

1
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI

A. Latar Belakang

Stimulasi sensori adalah terapi aktivitas kelompok yang diadakan dengan


meemberikan stimulus tertentu kepada klien sehingga terjadi perubahan
prilaku adaptif kepada klien.Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori
adalah upaya mengstimulasi semua panca indra (sensori) agar memeberi
respon yang adekuat Terapi ini diberikan karna klien tidak mampu
merespon dengan lingkungan sosialnya.Berdasarkan data yang diteliti bulan
Juli- Desember 2008 rata-rata jumlah klien yang dirawat tiap bulan
sebanyak 274 orang. Dari jumlah tersebut 266 orang atau 97.1% mengalami
Skizoprenia, dari 266 klien tersebut 25 orang atau 20 % mengalami
kerusakan interaksi social. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh menarik
diri adalah kerusakan komunikasi verbal dan non verbal, gangguan
hubungan interpersonal, gangguan interaksi social, resiko perubahan sensori
(halusinasi), resiko menceredai diri dan orang lain dan penurunan minat
kebutuhan dasara pesikologis. Berdasarkan uraian diatas penggunaan terapi
aktivitas kelompok dapat memeberikan dampak positif dan dapat membantu
klien meningkatkan prilaku adaptif serta mengurangi prilaku maladaptive
terutama pada pasien dengan kerusakan interaksi social yang salaah satu
disebabkan oleh ketidak mampuan berespon denga lingkuan sosialnya yang
memepunya tujuan agar klien mamapu memeberikan respond an dapat
mengepresikan perasaan adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi
sensori.(Klleat B. A. & Akemat, 2004).

2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari TAK stimulasi persepsi adalah pasien mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh
paparan stimulus kepadanya.
2. Tujuan khusus:
a. Pasien dapat mengenal halusinasi
b. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan menghardik.
c. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan
orang lain.
d. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan aktivitas terjadwal.
e. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan meminum obat.

3
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
SESI I : KEMAMPUAN MENGENAL HALUSINASI

A. TOPIK
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas sebagai stimulus yang terkait dengan pengalaman masa
lalu atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok khususnya tentang
halusinasi pendengaran.

B. LANDASAN TEORI
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi sensori atau suatu
objek tanpa adanya rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi
seluruh panca indra. Halusinasi merupakan suatu gejala gangguan jiwa yang
seorang mengalami perubahan sensori persepsi, serta merupakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, perubaan dan penciuman. Seseorang merasakan
stimulus yang sebetulnya tidak ada (Yusuf, Rizki & Hanik, 2015).

Ada beberapa jenis halusinasi menurut stuart dan Laraia (1998), terdapat
beberapa jenis halusinasi meliputi halusinasi penglihatan, halusinasi
pendengaran, halusinasi penghidupan, halusinasi pengecapan, halusinasi
perabaan dan halusinasi kinestetik. Halusinasi pendengaran adalah mendengar
suara atau bunyi yang berkisar dari suara sederhana sampai suara yang berbicara
mengenai WBS sehingga WBS berespon terhadap suara dan bunyi tersebut
(Stuart, 2007).

Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang


menggunakan aktivitas sebagai stimulus yang terkait dengan pengalaman masa
lalu atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Terapi aktivitas
kelompok (TAK) juga merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
oleh perawat pada sekelompok yang mempunyai masalah keperawatan yang
sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai
target asuhan. Hasil diskusi dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif

4
penyelesaian masalah didalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang
ketergantungan, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat WBS
berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang
maladaptif. WBS dilatih mengekspresikan perasaannya terhadap stimulus yang
disediakan. Kemampuan WBS dievaluasi dan di tingkatkan pada tiap sesi.

Terapi aktifitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang


menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman atau
kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien dapat mengenal halusinasi

2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengenal waktu terjadinya halusinasi
b. Klien dapat mengenal situasi terjadinya halusinasi
c. Klien dapat mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi

D. SETTING

L CL

K
K

F F

K
K

F F

K K
O
F F
K F K O

5
Keterangan:
L O
Leader : Observer :

Co.Leader : CL Fasilitator : F

Klien : K

E. ALAT/MEDIA
1. Spidol
2. Papan tulis
3. Bola kecil
4. Music

F. METODE
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi
3. Bermain peran/simulasi
4. Jadwal kegiatan harian

G. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
a. Hari /tanggal : …., Januari 2019
b. Waktu : Pukul 09.00 s/d 09.40 WIB ( fase orientasi 10 menit,
Fase kerja 20 menit, fase terminasi 10 menit ) 40 menit
c. Tempat : Ruang Tulip
2. Tim terapis
Tim terapis dan uraian tugas:

Leader : ….
Uraian Tugas :

6
a. Menjelaskan tujuan pelaksanaan TAK
b. Memperkenalkan diri dan memperkenalkan anggotanya untuk
saling mengenal
c. Menjelaskan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan dimulai
d. Menjelaskan permainan
e. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok
f. Mampu memimpin TAK dengan baik

Co.Leader : ………
Uraian Tugas :
a. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke pemimpin tentang
aktivitas klien
b. Mengambil alih posisi leader jika kegiatan menyimpang
c. Mengingatkan leader tentang waktu
d. Bersama leader menjadi contoh bentuk kerjasama yang baik
e. Membantu leader mengorganisir klien
f. Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan tape
recorder)

Fasilitator : ………
Uraian Tugas :
a. Memfasilitasi klien yang kurang aktif
b. Berperan sebagai rolemodel bagi klien selama kegiatan berlangsung
c. Memperhatikan kehadiran
d. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi anggota.
e. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari
dalam kelompok maupun dari luar kelompok.
f. Memfasilitasi kegiatan TAK

Observer : ……………..
Uraian Tugas :
a. Mengobservasi jalannya atau proses kegiatan

7
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan
berlangsung
1) Mencatat dan mengamati
(a) Jumlah anggota yang hadir
(b) Daftar hadir
(c) Anggota yang hadir
(d) Topik diskusi
(e) Anggota yang terlambat hadir
(f) Anggota yang aktif
(g) Anggota yang memberi pendapat/ide
2) Mengidentifikasi hal kecil dalam proses.
3) Mencatat, memotivasi strategi untuk kelompok yang akan
datang.
4) Memprediksi respon anggota kelompok pada sesi berikutnya

H. PROSES PELAKSANAAN
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan
sensori persepsi halusinasi.
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Fase Orientasi
a. Salam trapeutik
1) Salam dari terapis kepada kien
2) Terapis dan klien memakai papan nama
b. Evaluasi / validasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: Isi,
waktu, situasi, dan perasaa

c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal halusinasi

8
2) Menjelaskan aturan main berikut:
a) Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus
meminta izin kepada terapis/leader
b) Lama kegiatan 40 menit
 Orientasi : 10 menit
 Kerja : 20 menit
 Terminasi : 10 menit
c) Semua klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
d. Tujuan
Untuk mengenal halusinasi
2. Fase Kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal
suara suara yang didengar, tentang isinya, waktu terjadinya, situasi
terjadinya dan perasaan klien pada saat terjadi halusinasi.
b. Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya,
situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi.
Mulai dari klien yang sebelah kanan secara berurutan sampai semua
klien mendapat giliran. Hasilnya ditulis di papan tulis.
c. Terapis meminta klien untuk melakukan yang perawat katakan. Jika ada
klien yang salah mengikuti apa yang perawat katakan, maka terapis
meminta klien untuk maju kedepan dan menceritakan apa yang
dilakukan pada saat mengalami halusinasi, dan bagaimana hasilnya.
Ulangi sampai semua mendapat giliran.
d. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
e. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi dan perasaan klien dari
suara yang didengar.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi respon subyektif klien
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis menanyakan TAK mengenal halusinasi.
3) Terapis memberikan pujian dan penghargaan atas keberhasilan
kelompok.

9
b. Tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menggunakan cara mengontrol
halusinasi, yaitu dengan menghardik jika halusinasi muncul
2) Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan
perasaannya jika terjadi halusinasi.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang
berikutnya, yaitu cara mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.

I. EVALUASI DAN DOKUMENTASI


Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 1 kemampuan yang
diharapkan adalah mengenal isi halusinasi , waktu terjadinya halusinasi,
situasi halusinasi dan perasaan saat terjadi halusinasi.

Format Evaluasi

Kemampuan dapat menyebutkan isi, waktu, situasi, perasaan saat


terjadinya halusinasi.

Nama
No Aspek yang dinilai
klien klien klien klien. klien
1. Menjelaskan apa     
yang sudah
digambarkan dan
apa yang didengar
2. Menyampaikan     
halusinasi yang
dirasakan dengan
jelas.

10
Keterangan :

a. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom klien dengan inisial
b. Untuk setiap klien, beri penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan
harian yang biasa dilakukan, memperagakan salah satu kegiatan, menyusun
jadwal kegiatan harian. Menyebutkan dua cara mencegah halusinasi. Beri
tanda (√) jika mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu.

DAFTAR PUSTAKA

11

Anda mungkin juga menyukai