MAKALAH
Disusun oleh:
Kelompok 6 / Offering A
Ana Saniatur Rohmah 180341617525
Lutfiana Azizah Kurniawati 170341615111
Rini Putri Suryono 180341617570
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2019
BAB I
PENDAHULUAN
Pada hampir semua mahluk hidup suatu generasi baru dimulai dari suatu telur
yang telah difertilisasi (dibuahi), atau zigot yaitu suatu sel hasil penggabungan dari
sel induk betina dan sel induk jantan, dimana masing-masing induk berperan dalam
menentukan sifat-sifat individu baru yakni dalam hal ukuran, bentuk, perlengkapan
fisiologis dan pola perilakunya. Pada proses perkembangan manusia melalui berbagai
tahap yang dimulai dari gametogenesis pada masing-masing induk, dimana induk
jantan mengalami spermatogenesis (proses pembentukan sperma), dan induk betina
mengalami oogenesis ( proses pembentukan ovum). Setelah terjadi fertilisasi (proses
peleburan dua gamet sehingga terbentuk individu dengan sifat genetik yang berasal
dari kedua induknya) maka akan terbentuk zigot. Zigot akan mulai membentuk suatu
organisme yang multiseluler yang dilakukan dengan proses-proses pembelahan.
Pembelahan awal yang terjadi disebut sebagai blastulasi, dimana sel yang
merupakan hasil fertilisasi antara dua induk mengalami pembelahan sinkron yang
kemudian membentuk suatu bola yang disebut morulla. Setelah embrio menjalani
tahap pembelahan dan pembentukan blastula, embrio akan masuk kedalam suatu
tahapan yang paling kritis selama masa perkembangannya, yaitu stadium grastula.
Grastulasi (proses pembentukan grastula) ditandai dengan perubahan susunan yang
sangat besar dan sangat rapi dari sel-sel embrio. Grastulasi akan menghasilkan suatu
embrio yang mempunyai tiga lapisan lembaga yaitu lapisan endoderm disebelah
dalam, mesoderm disebelah tengah dan ektoderm disebelah luar. Dalam
perkembangan selanjutnya, ketiga lapisan lembaga akan membentuk jaringan-
jaringan khusus dan organ-organ tubuh, dimana proses ini disebut organogenesis.
Organ pertama yang terbentuk adalah jantung. Perkebangan embrio manusia
sangatlah kompleks dimana pada awalnya hanya satu sel kemudian berkembang
menjadi individu yang terdiri dari miliaran sel. Oleh karena itu, perlu suatu
pembelajaran khusus mengenai perkembangan manusia
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Streak Primitif
Tanda pertama gastrulasi adalah munculnya garis primitif. Pada awal minggu
ketiga, akan terbentuk penebalan pita linear epiblast yang kemudian primitif streak
akan muncul secara kaudal di bidang median aspek dorsal disc embrionik. Primitif
streak ini dihasilkan dari proliferasi dan pergerakan sel-sel epiblast ke bidang median
cakram embrionik. Begitu garis primitif muncul maka memungkinkan untuk
mengidentifikasi sumbu kraniokaudal embrio, ujung kranial dan kaudal, punggung
dan ventralnya. Alur dan lubang primitif dihasilkan dari invaginasi (gerakan ke
dalam) sel epiblastik. Tak lama setelah garis primitif muncul, sel meninggalkan
permukaannya yang dalam dan membentuk mesenkim. Mesenkim membentuk
jaringan pendukung embrio, seperti sebagian besar jaringan ikat tubuh dan kerangka
jaringan ikat kelenjar. Beberapa mesenkim membentuk mesoblas yaitu mesoderm
yang tidak berdiferensiasi, yang membentuk mesoderm intra embrionik, atau
embrionik. Sel-sel dari epiblast dan juga dari simpul primitif dan bagian-bagian lain
dari garis primitif menggeser hipoblas, membentuk endoderm embrionik di atap
vesikel pusar. Sel-sel yang tersisa di epiblast membentuk ektoderm embrionik. Sel-sel
mesenkim yang berasal dari lapisan primitif bermigrasi secara luas. Sel-sel
pluripotensial ini memiliki potensi untuk berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi
berbagai jenis sel, seperti fibroblas, kondroblas, dan osteoblast. Hal ini tentunya tidak
terlepas dari molekul pemberi sinyal yang berperan dalam menentukan nasib lapisan
sel germinal, contohnya seperti FGF dan Wnt.
Nasib Streak Primitif
Streak primitif secara aktif membentuk mesodermnmelalui ingresi sel sampai bagian
awal minggu keempat; setelah itu, produksi mesoderm melambat. Biasanya streak
primitif ini mengalami perubahan degeneratif dan menghilang pada akhir minggu
keempat.
Neurulasi berasal dari kata neuro yang berarti saraf. Neurulasi adalah proses
penempatan jaringan yang akan tumbuh menjadi saraf, jaringan ini berasal dari
diferensiasi ectoderm, sehingga disebut ectoderm neural. Sebagai inducer pada proses
neurulasi adalah mesodem notochord yang terletak di bawah ectoderm neural.
Neurulasi dapat juga diartikan dengan proses awal pembentukan sistem saraf yang
melibatkan perubahan sel-sel ektoderm bakal neural, dimulai dengan pembentukan
keping neural (neural plate), lipatan neural (neural folds) serta penutupan lipatan ini
untuk membentuk neural tube, yang terbenam dalam dinding tubuh dan
berdesiferensiasi menjadi otak dan korda spinalis dan berakhir dengan terbentuknya
bumbung neural (Basic, 2003).
Pada pembentukan sistem saraf pusat terdapat 4 tahapan perubahan dari sel
pluripoten yang merupakan perubahan epiblast menjadi sel prekursor sel saraf, yaitu:
Lapisan ectodermal dorsal yang akan menjadi ectoderm sistem saraf, bentuk
selnya mengalami perubahan menjadi kolumnar. Wilayah embrio ini disebut keping
neural, selanjutnya jaringan keping neural akan membentuk bumbung neural yaitu
bakal sistem saraf pusat, prosesnya disebut neurulasi (Lestari, dkk. 2017)
B. Neurulasi sekunder
Neurulasi sekunder pada mamalia diawali pada vertebrata sacral ekor,
setelah ectoderm neural diinduksi oleh notokorda, neurulasi berlangsung di
sebelah anterior nodus hensen. Pelipatan (invaginasi) keping neural terjadi
karena adanya kontraksi mikrofilamen di bagian apeks sel. Karena notokorda
berpaut dengan keping neural yang berada tepat diatasnya oleh adanya
anchoring milekul sedangkan sel penyusun keping neural terus berproliferasi,
maka tepi kiri dan kanan keping neural akan terangkat dan melipat.
Mekanisme pelekukan dan pelipatan juga terjadi oleh berubahnya bentuk sel
alas keping neural karena konstriksi mikrofilamen di puncak sel. Umumya
pembentukan bumbung neural posterior terjadi pada saat neurulasi sekunder.
Kegagalan penutupan pada daerah neurophore posterior pada umur emrio
27 hari menyebabkan kecacatan disebut spina bifida, sedangkan kegagalan
penutupan bumbung neural didaerah neurophore anterior mengakibatkan an-
ensephali sehingga otak depan kontak dengan cairan amnion dan berakibat
degenerasi (Lestari, dkk. 2017).
Gambar 14. Tahapan Perkembangan Neural
(Dana, 2013)
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
4. Pada tahap gastrulasi sel-sel IMC akan membentuk hipoblas yang membatasi
rongga blastula dan akan menjadi endoderm kantung yolk. Dan akan
membentuk epiblas yang memisahkan diri dan menghasilkan epiblas
embryonik dan amnionic ektoderm. Epiblas embryonik akan berdeferensiasi
lagi menjadi embryonik ektoderm dan primitif streak. Dimana primitif streak
ini masih akan berdeferensiasi membentuk embryonik endoderm dan
embryonik mesoderm, serta ekstraembryonik mesoderm. Selama fase ini,
jaringan tropoblas berdeferensiasi menjadi ekstraembryonik endoderm.