Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beberapa penyelidikan menunjukkan 20% dari wanita-wanita dewasa tanpa mempedulikan

umur setiap tahun mengalami disuria dan insidennya meningkat sesuai pertumbuhan usia dan

aktifitas seksual, meningkatnya frekwensi infeksi saluran perkemihan pada wanita terutama

yang gagal berkemih setelah melakukan hubungan seksual dan diperkirakan pula karena

uretra wanita lebih pendek dan tidak mempunyai substansi anti mikroba seperti yang

ditemukan pada cairan seminal.

Infeksi ini berkaitan juga dengan penggunaan kontrasepsi spermasida-diafragma karena

kontrsepsi ini dapat menyebabkan obstruksi uretra parsial dan mencegah pengosongan

sempurna kandung kemih. Sistitis pada pria merupakan kondisi sekunder akibat bebarapa

faktor misalnya prostat yang terinfeksi, epididimitis, atau batu pada kandung kemih.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep penyakit Sistitis interstisial?

2. Bagaimana asuhan keperawatan pada Sistitis interstisial?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep penyakit Sistitis interstisial

2. Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan pada Sistitis interstisial

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Penyakit

1. Definisi

Cystitis merupakan peradangan pada kandung kemih (MedicalSurgicalNursing, 2004).

Cystitis adalah keadaan klinis akibat berkembang biaknya mikroorganisme yang

menyebabkan inflamasi pada kandung kemih.

Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya

infeksi dari uretra. (Brunner&Suddarth, 2002). Sistitis adalah imflamasi kandung kemih yang

paling sering disebabkan oleh penyebaran infeksi dari uretra karena aliran balik dari uretra ke

dalam kandung kemih (refluksutrovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau

sistokop.

Sistitis adalah peradangan akut atau kronis kandung kemih dengan infeksi atau tidak. sSistitis

adalah inflamasi kandung kemih yang menyerang pada pasien wanita, dimana terjadi infeksi

oleh Escherichia Coli.

2.2 Anatomi Fisiologi

Vesikaurinaria adalah sebuah kantong yang dibentuk oleh jaringan ikat dan otot polos.

Vesikaurinaria berfungsi untuk tempat penyimpanan urin. Apabila terisi sampai 200 – 300 cm

maka akan timbul keinginan untuk miksi. Miksi adalah suatu proses yang dapat dikendalikan,

kecuali pada bayi dan anak-anak kecil merupakan suatu reflex.

2
Vesica Urinaria adalah suatu organ yang berfungsi untuk menampung urin. Pada laki – laki,

organ ini terletak tepat dibelakangSymphisisPubis dan didepan Rektum. Pada perempuan,

organ ini terletak agak dibawah uterus, di depan vagina. Saat kosong, berukuran kecil seperti

buah kenari, dan terletak di pelvis. Sedangkan saat penuh berisi urine, tingginya dapat

mencapai umbilicus dan berbentuk seperti buah pir.

Dinding VesicaUrinaria memiliki beberapa lapisan :

a. Serosa: Lapisan terluar, merupakan perpanjangan dari lapisan peritoneal rongga

abdomino pelvis. Hanya di bagian atas pelvis

b. Otot Detrusor: Lapisan tengah. Terdiri dari otot – otot polos yang saling membentuk

sudut. Berperan penting dalam proses urinasi

c. Submukosa: Lapisan jaringan ikat, menghubungkan antara lapisan otot Detrusor dengan

lapisan mukosa

d. Mukosa: Terdiri dari epitel – epitel transisional. Membentuk lipatan saat dalam keadaan

relaks, dan akan memipih saat keadaan terisi penuh

Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang

simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang

dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentumvesikaumbikalismedius

Bagian vesikaurinaria terdiri dari :

a. Fundus, yaitu bagian yang mengahadapkearah belakang dan bawah, bagian ini

terpisah dari rektum oleh spatiumrectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus

deferent, vesikaseminalis dan prostate.

3
b. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.

c. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan

ligamentumvesikaumbilikalis.

d. Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah

luar), tunikamuskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

Vesicaurinaria fungsinya untuk menampung urine yang telah dibentuk oleh ginjal, dalam

rangka untuk mengekskresikan sisa metabolisme hal ini sangat penting, karena sisa

metabolisme ini kemungkinan besar mengandung zat karsinogenik yang akan kontak dengan

mukosa vesicaurinaria yang berupa epitel transisional sehingga bisa menyebabkan neoplasi.

Ditinjau dari fungsi vesikaurinaria ini identik dengan rectum dalam sistemaalimentary.

2.3 Etiologi

a. Bakteri

Kebanyakan berasal dari bakteri Escherichiacoly yang scara normal terletak pada

gastrointestinal.pada beberapa kasus infeksi yang berasal dari urethra dapat menuju ginjal.

Bakteri lain yang yang bisa menyebabkan infeksi adalah Enterococcus, klebsiella, proteus,

pseudomonas, dan staphylococcus

b. Jamur

Infeksi jamur, penyebabnya misalnya candidia

c. Virus dan parasit

Infeksi yang disebabkan oleh virus dan parasit jarang terjadi. Contohnya : trichomonas

,parasit ini terdapat dalam vagina, juga dapat berada dalam urine

4
d. Sedangkan yang non-infeksi biasanya terjadi karena :

1) Paparan bahan kimia, contohnya obat-obatan ( misalnya cyclophosphamide atau

cytotaxan atau procycox )

2) Radio terapi

3) Reaksi imunologi biasanya pada pasien SLE ( Systemic Lupus Erytemaous )

e. Penyebab lain dari cystitis belum dapat diketahui, ada penelitian yang menyatakan bahwa

cystitis bisa disebabkan tidak berfungsinya epitel kandung kemih untuk menyimpan urine

yang menyebabkan adanya kebocoran pada lapisan dalam kandung kemih.

2.4 Patofisiologi / Patoflow

Cystitis merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang secara umum disebabkan oleh

bakteri gram negatif yaitu Escheriachia Coli peradangan timbul dengan penjalaran secara

hematogen ataupun akibat obstruksi saluran kemih bagian bawah, baik akut maupun kronik

dapat bilateral maupun unilateral.

Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui :

a. Penyebab endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat saluran kemih yang

terinfeksi.

b. Hematogen yaitu penyebaran mikroorganisme patogen yang masuk melalui darah yang

terdapat kuman penyebab infeksi saluran kemih yang masuk melalui darah dari suplay

jantung ke ginjal.

c. Limfogen yaitu kuman masuk melalui kelenjar getah bening yang disalurkan melalui

helium ginjal.

5
d. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.

Dua jalur utama terjadi infeksi saluran kemih ialah hematogen dan ascending. Tetapi dari

kedua cara ini, ascendinglah yang paling sering terjadi. Infeksi hematogen kebanyakan terjadi

pada pasien yang daya tahan tubuh rendah karena menderita suatu penyakit kronik atau pada

pasien yang sementara mendapat pengobatan imun supresif. Penyebaran hemotogen bisa juga

timbul akibat adanya infeksi disalah satu tempat misalnya infeksi S.A ureus pada ginjal bisa

terjadi akibat penyebaran hematogen dari fokus infeksi dari tulang, kulit, endotel atau di

tempat lain. Infeksi ascending yaitu masuknya mikroorganisme dari uretra ke kandung

kemih dan menyebabkan infeksi pada saluran kemih bawah. Infeksi ascending juga bisa

terjadi oleh adanya rrefluksvesico ureter yang mana mikroorganisme yang melalui ureter naik

ke ginjal untuk menyebabkan infeksi.

Infeksi traktus urinariusterutanma berasal dari mikroorganisme pada faeces yang naik dari

perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. Agar

infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada dan

mnegkolonisasiepitelium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih,

mekanisme pertahanan penjamu dan cetusan inflamasi.

2. 5. Klasifikasi

a. Sistitis primer, merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang ini dapat terjadi

karena penyakit lain seperti batu pada kandung kemih, divertikel, hipertropi prostat dan

striktura uretra.

b. Sistitis sekunder, merupakan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari penyakit

primer misalnya uretritis dan prostatitis.

6
2.6 Tanda dan Gejala

a. Peningkatan frekuensi miksi baik diurnal maupun nokturnal.

b. Disuria karena epitilium yang meradang tertekan

c. Rasa nyeri pada daerah suprapubik atau perineal.

d. Rasa ingin buang air kecil.

e. Hematuria

f. Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.

2.7Pemeriksaanpenunjang

Pada kasus infeksi kandung kemih pemeriksaan yang biasa dilakukan berdasarkan literatur

yang ada adalah :

a. Pemeriksaan urine lengkap.

b. Pemeriksaan USG abdomen.

c. Pemeriksaan photo BNO dan BNO IVP

2.8 Komplikasi

a. Pembentukan abses ginjal atau perirenal

b. Gagal ginjal

7
2.9 Pengobatan.

Tidak ada pengobatan standar ataupun pengobatan efektif untuk sistitis interstisial.

Beberapa jenis pengobatan yang pernah dicoba dilakukan pada penderita sistitis interstisial :

a. Dilatasi (pelebaran) kandung kemih dengan tekan hidrostatik (tenaga air)

b. Obat-obatan (elmiron, nalmafen)

c. Anti-depresi (memberikan efek pereda nyeri)

d. Antispasmodik

e. Klorapaktin (dimasukankedalam kandung kemih)

f. Antibiotik (biasanya tidak banyak membnatu, kecuali jika terdapat infeksi kandung

kemih)

g. DMSO (dimetilsulfoksida), untuk mengurangi peradangan.

h. Pembedahan

8
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Seorang pasien bernama Ny. Nina 38 tahun datang ke IGD pada pukul 02.00 pagi dengan

keluhan yang ia katakan sudah buang air kecil lebih kurang 8 kali dalam 1 jam dengan rasa

nyeri dan panas di area vagina, dan rasa ingin BAK terus menerus padahal baru saja BAK, hal

ini sudah dialaminya 2 hari, pada hari pertama ia tangani dengan banyak minum air putih saja

katanya hanya anyang-anyangan saja tetapi semakin hari semakin perih hingga rasa panas saat

BAK, nyeri juga sampai ke pinggang.

1. Pengkajian

Identitas klien :

Nama : Nina

Umur : 38 tahun

Pekerjaan : IRT

Agama : islam

Status : kawin

Keluhan utama : Nyeri dan panas saat BAK, lebih dari 8 kali dalam kurun waktu satu jam

untuk berkemih, selalu timbul rasa untuk BAK padahal baru saja BAK, nyeri di sekitar

pinggang dan vagina.

9
Riwayat kesehatan sekarang : tidak pernah begini sebelumnya dan tidak memilik penyakit

tertentu, personal hygine baik hanya saja untuk berhubungan intim dengan suami ia katakan

kurang bersih

Riwayat kesehatan masa lalu : tidak pernah begini sebelumnya

Pemerikasaan fisik

TD : 130 / 80 mmHg

HR: 72 x/i

RR: 24 x/i

T: 36,6

Inspeksi : daerah genitalia, uretra meatus dan vagina introitus inflamasi dan lesi

Palpasi : abdomen bagian bawah urine bledder pengosongan urine tidak maksimal

Pemeriksaan penunjang

· Urinalis urin tengah

Ketika infeksi terjadi, memperlihatkan bakteriuria, WBC (WhiteBloodCell), RBC (Red


BloodCell) dan endapan sel darah putih dengan keteribatan ginjal

Tes sensitifitas à banyak mikroorganisme sensitive terhadap antibiotic dan antiseptic


berhubungan dengan infeksi berulang

· Pengkajian radiographic

Cystitis ditegakkan berdasarkan history, pemeriksaan medis dan laborat, jika terdapat retensi
urine dan obstruksi aliran urine dilakukan IPV (Identivikasi perubahan dan abnormalitas
structural)

· Culture à Mengidentifikasi bakteri penyebab

· Sinar X ginjal, ureter dan kandung kemih mengidentifikasi anomaly struktur nyata

10
2. Diagnosa keperawatan

1. Rasa nyeri berhubungan dengan infeksi kandung kemih

Kriteria hasil : Klien mengatakan rasa nyeri berkurang

Tujuan : Tidak ada nyeri dan rasa terbakar saat berkemih

3. INTERVENSI RASIONAL

1. Pantau :

Ø Haluan urine terhadap perubahan


Untuk mengidentifikasi indikasi, kemajuan atau
warna,bau dan pola berkemih
penyimpanan dari hasil yang diharapkan
Ø Masukan dan haluan setiap 8 jam

Ø Hasil urinalis ulang

2. Konsul dokter bila :

Ø Sebelumnya kuning gading-urine


kuning,jingga gelap , berkabut atau keruh Temuan-temuan ini dapat member tanda kerusakan

Ø Pola berkemih berubah,sebagai contoh jaringan lanjut dan perlu pemeriksaan lebih luas,seperti

rasa panas seperti terbakar saat kencing , rasa pemeriksaan radiology jika sebelumnya tidak dilakukan
terdesak saat kencing

Ø Nyeri menetap atau bertambah sakit

3. Berikan analgesic sesuai kebutuhan dan Analgesik memblok lintasan nyeri, sehingga mengurangi
evaluasi keberhasilannya nyeri

4. Jika frekuensi menjadi masalah, jamin


akses kekamar mandi, pispot dibawah tempat Berkemih yang sering mengurangi statis urine pada
tidur atau bedpan.Anjurkan pasien untuk kandung kemih dan menghindari pertumbuhan bakteri
berkemih kapan saja ada keinginan

5. Berikan antibiotic.Buat berbagai variasi Akibat dari peningkatan haluan urina memudahkan

11
sedian minuman, termasuk air segar sering berkemih dan membantu membilas saluran kemih
disamping tempat tidur.Pemberian air sampai
2400 ml/hari

2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan adanya factorresiko nosokomial

Kriteria hasil : Klien dapat berkemih dengan urine jernih tanpa ketidaknyamanan,urinalisis
dalam batas normal,kultur urine menunjukkan tidak ada bakteri

Tujuan : Tidak ada infeksi pada kandung kemih

INTERVENSI RASIONAL

1. Berikan perawatan perineal dengan air


sabun setiap shift.Jika pasien Untuk mencegah kontaminasi uretra
inkontinensia,cuciperineal sesegera mungkin

2. Jika dipasang kateter indwelling, berikan


Kateter memberikan jalan pada bakteri untuk
perawatan kateter 2 kali perhari (merupakan
memasuki kandung kemih dan naik
bagian dari waktu mandi pagi dan pada
kesaluranperkemihan
waktu akan tidur) dan setelah buang air besar

3. Ikuti kewaspadaan umum (cuci tangan


sebelum dan sesudah kontak
langsung,pemakaian sarung tangan),bila
kontak dengan cairan tubuh atau darah yang
mungkin terjadi (memberikan perawatan
Untuk mencegah kontaminasi silang
perineal,pengosongan kantung drainase
urina, penampungan specimen
urine).Pertahanan teknik aseptic bila
melakukan kateterisasi, bila mengambil
contoh urine dari kateter indwelling

4. Ubah posisi pasien setiap 2 jam dan


anjurkan masukan cairan sekurang- Untuk mencegah statis urine

kurangnya 2400 ml/hari(kecuali kontra

12
indikasi).Bantu melakukan ambulasi sesuai
kebutuhan

5. Lakukan tindakan untuk memelihara asam


Asam urna menghalangi tumbuhnya kuman
urina

3. Resiko tinggi terhadap ketidakpatuhan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang


kondisi, pemeriksaan diagnostic, pengobatan dan perawatan di rumah

Kriteria hasil : klien manyatakan mengerti tentang kondisi, pemeriksaandiagnostic, rencana


pengobatan, tindakan perawatan diri preventif

Tujuan : pasien mampu mendemonstrasikan keinginan untuk mentaati rencana terapiutik

INTERVENSI RASIONAL

1. Berikan iformasi tentang :

a. Sumber infeksi

b. Tindakan untuk mencegah penyebaran


atau kekambuhan

c. Jelaskan pemberian antibiotic yang


meliputi nama, tujuan, dosis, jadwal dan Pengetahuan apa yang diharapkan dapat
catat efek sampingnya mengurangi ansietas dan membantu
mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana
d. Pemeriksaan diagnostic, termasuk :
terapiutik
· Tujuan

· Gambaran singkat

· Persiapan yang di butuhkan sebelum


pemeriksaan

· Perawatan sesudah pemeriksaan

2. Pastikan klien atau orang terdekat telah


menulis perjanjian untuk perawatanlanut Instruksi verbal dapat dengan mudah dilupakan

dan instruksi tertulis untuk tindakan

13
pencegahan

3. Instruksi klien untuk menggunakan Klien seringmenghentikan obat mereka, jika tanda
seluruh antibiotic yang diresepkan. Minum dan gejala mereda. Cairan menolong membilas
sebanyak 8 gelas/hari ginjal

4. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan dari cystitis tipe infeksi adalah :

· Minum banyak cairan untuk mengeluarkan bakteri yang ada dalam urine

· Pemberian antibiotic oral selama 3 hari, jika infeksinya kebal AB 7 – 10 hari

· Atropine untuk meringankan kejang otot

· Fenazopridin untuk mengurangi nyeri

· Membuat suasana air kemih menjadi basa yaitu dengan meminum baking soda yang di
larutkan dalam air

· Pembedahan, bila ada sumbatan aliran kemih atau kelainan struktur

Penatalaksanaan pada cystitis tipe noninfeksi :

· Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari

· Kaji haluan urine terhadap perubahan warna, bau, dan pola berkemih, masukan dan haluan
setiap 8 jam serta hasil urinalisis ulang

· Bersihkan daerah perineum dari depan ke belakang

· Hindari sesuatu yang membuat iritasi, contoh : CD dari nylon

· Istirahat dan nutrisi adekuat

· Kosongkan kandung kemih segera setelah merasa ingin BAK

Terapi obat untuk cystitis

14
Drug / obat Dosis Intervensi keperawatan Rasional

Menghindari hidangan
400 mg di yang mengandung
Quinolones memperpanjang
Quinolonesnorfloxacin minum cafein dan
umur paruh cafein dan
(noroxin) PO x 3 , 7 atau memperhatikan klien
theophylline
10 hari yang telah menerima
theophylline

· Hindari antacid yang


mengandung
250 mg di Aluminium dan magnesium
aluminium dan
Ciprofloxacin (cipro) minum PO x 3 bertentangan dengan
magnesium
, 7 atau 10 hari penyerapan obat
· Beri dengan makanan
atau susu

· Nitrofuration dapat
· 50 – 100 mg
menyebabkan iritasi GI :
4 hari sekali
Makanan atau susu
PO x 7 – 10
Monitor untuk gejala
membantu penurunan
hari
Nitrofuration seperti influenza pada
masalah ini
(Macrodantin, · 50 mg klien lanjut usia dan
· Interstisial pneumonitis
Nephronex, Novofuran) sebelum tidur pada klien dengan
merupakan kasus yang
PO x 6 bulan masalah paru - paru
jarang terjadi pada klien
· 50 mg PO
yang peka terhadap
setelah coitus
nitrofurantoin

·160/800 mg Sediakan masukan · Sulfa mempunyai


sebelum tidur cairan yang cukup dan kecenderungan untuk
Trimetroprim /
PO 1 dosis menghindari asam mengkristal, terutama pada
sulfamethoxazole
ascorbich dan keasaman atau konsentrasi
·160/800 mg
(bactrim, Septra, Apo-
urine
diminum PO x ammonium klorit,
Sulfatrimroubac)
3 , 7 atau 10 yang akan · Alergi sulfa umum terjadi
hari mengasamkan urine pada klien ini

15
· 80/400 mg
PO setelah
coitus

· Catatan : DS
atau DF berarti
double-
strength
sebesar
160/800 mg

· Augmentin dapat
menyebabkan iritasi GI :
Berikan perhatian pada
Amoxicillin / asam 250 mg tiap 8 bantuan makanan dapat
klien dengan asma,
clavulanich (augmentin, jam sekali PO menurunkan problem ini
defisiensi G6Pd, dan
clavulin) x 7-10 hari · Kedua 250 mg dan 500 mg
alergi yang lain
tablet mengandung 125 mg
asam cluvulanic

· Jangan menggantikan

· 250 mg tiap separo dari 500 mg


12 jam Po x 3 , tablet untuk 250 mg · Cross- sensitivitas dengan

Cephalosporins : 7 atau 10 hari tablet penisilin secara umum

Cefuroxime (Ceftin) · 250 mg · Tanyakan tentang · Peningkatan penyerapan


sebelum tidur riwayat apakah ada pada makanan
PO x 1 dosis alergi penisilin

· Beri dengan makanan

· Beri dengan makanan


100–200 mg 3 · Bantuan makanan
· Memberitahu klien mengurangi distress GI
Phenazopyridine hari sekali PO
urine akan berubah
(pyridium, phenzo, x 2 atau 3 hari · Perubahan warna urine
warna menjadi merah
pyronium) sampai nyeri normal terjadi
atau kuning keruh
sembuh
· Klien boleh minum obat
· Informasikan pada

16
klien bahwa obat seperti antibiotic
merupakan anestetik
mukosa urine

5. DISCHARGE PLANNING

Mempersiapkan tentang HE dilaksanakan oleh pasien atau keluarga; memberikan HE pada


klien tentang kebersihan daerah genital klien; aktivitas, gizi harus terpenuhi dan kunjungan
dokter.

6. EVALUASI

Perawat mengevaluasi keadaan klien , hasil yang di harapkan dan evaluasi tersebut adalah :

· Berkurangnya tanda dan gejala infeksi

· Kebutuhan akan rasa nyaman terpenuhi

· Mencegah adanya kekambuhan infeksi

17
BAB 1V

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Cystitis merupakan peradangan yang terjadi pada kandung kemih. Cystitis dibagi menjadi
dua, yaitu tipe infeksi (yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan parasit) serta tipe non
infeksi (yang disebabkan oleh bahan kimia, radiasi, dan ideopatik). Insiden kebanyakan
terjadi pada wanita. Berbagai pemeriksaan bisa dilakukan untuk mengetahui tanda dan gejala
cystitis. Perawat harus mampu memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan diagnosa
yang ada

4.2 SARAN

Perawat diharapkan lebih teliti dalam melakukan proses keperawatan yang disini ditujukan
untuk mempercepat proses kesembuhan klien.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arif Manjosjoerdkk,(2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1.EGC : Jakarta

Buleche, G.M., Butcher, H.K., &Dochterman, J.C. (Eds.). (2008).

Nursinginterventionsclassification (NOC) (5th ed.). St. Louis: Mosby/Elsevier

Herdman, T. Heather. (2012). Nursing Diagnosis : DefenitionsandClasification 2012 -2014.

Jakarta : EGC.

Hidayat, A. Aziz Alimul . (2005). Kebutuhan Dasar Manusia . Jakarta : EGC.

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M., &Swanson, E. (Eds). (2008).

Nursingoutcomesclassification (NOC) (4th ed.). St. Louis: Mosby/Elsevier

Nursalam, dkk,(2008), Asuhan Keperawtan pada Pasien dengan Gangguan Sistem

Perkemihan, Salemba Medika :Jakarta

Perry, Potter . (2005). Fundamental Keperawatan . EGC : Jakarta.

Soeparman, dkk. (2001). Ilmu Penyakit Dalam jilid II edisi 3. Jakarta : Balai penerbit FKUI.

19

Anda mungkin juga menyukai