Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP


KEBUDAYAAN DAN MASALAH LINGKUNGAN HIDUP

DOSEN PEMBINA :
Drs. BUSTAMIN, M.Si
Kelompok 7
1. MOHAMMAD RIFAL A23119076
2. SIDIK IBRAHIM A23119096
3. JOSUA RESQI ALBERTUS BETA A23119100
4. INDRI YANI A23119116

KELAS : D
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Kebudayaan dan Masalah Lingkungan
Hidup” tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “Kajian
Lingkungan Hidup”. Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami
penelitian secara mendalam, semoga makalah ini dapat berguna untuk Mahasiswa
pada umumnya.

Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Bustamin, M.Si selaku
dosen mata kuliah Kajian Liingkungan Hidup atas bimbingan dan pengarahannya
selama penyusunan makalah ini serta pihak-pihak yang telah membantu dan tidak
dapat disebutkan satu per satu.

Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan pada
intinya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar dimasa yang akan datang
lebih baik lagi.

Palu, 11 Oktober 2019

Penyusun

Kelompok 7
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebudayaan indonesia sangat beragam, mulai dari sabang sampai marauke.


Masing masing kebudayaan memiliki ciri khas yang berbeda beda. Selain
keberagaman kebudayaan indonesia juga dikenal dengan lingkungan hidup yang

belakangan sangat memprihatinkan di beberapa faktor.

Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya


yaitu berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari.
Sumber daya alam yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara. Tanah
merupakan tempat manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air sangat
diperlukan oleh manusia sebagai komponen terbesar dari tubuh manusia. Untuk
menjaga keseimbangan, air sangat dibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak
dan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, udara merupakan sumber oksigen
yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat akan terwujud
apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik.
Lingkungan hidup di Indonesia perlu ditangani dikarenakan adanya beberapa
faktor yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya masalah mengenai
keadaan lingkungan hidup seperti kemerosotan atau degradasi yang terjadi di
berbagai daerah. Secara garis besar komponen lingkungan dapat dibagi menjadi
tiga kelompok, yaitu kelompok biotik (flora darat dan air, fauna darat dan air),
kelompok abiotik ( sawah, air dan udara) dan kelompok kultur (ekonomi, sosial,
budaya serta kesehatan masyarakat).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telas dijelaskan, maka dapat dibuat
perumusan masalah sebagai berikut:
a. Masalah apa saja yang terjadi pada lingkungan hidup?
b. Apa penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari masalah lingkungan hidup?
c. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan
hidup?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang dari penulisan makalah ini yaitu dapat mengetahui masalah-
masalah yang terjadi pada lingkungan hidup serta upaya yang dapat dilakukan
untuk mengatasi masalah tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

a. Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli dan Secara Umum

1. Pengertian Budaya Secara Umum

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,


yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.

Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata
Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
“kultur” dalam bahasa Indonesia.

Pengertian Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta, rasa dan karsa
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks yang
mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat serta setiap
kecakapan, dan kebiasaan.

Bisa juga diartikan sebagai segala hal yang kompleks, yang di dalamnya
berisikan kesenian, kepercayaan, pengetahuan, hukum, moral, adat istiadat
serta keahlian ataupun ciri khas lainnya yang diperoleh individu sebagai
anggota dalam suatu masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai


kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan,
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh


manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda
yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang semuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

2. Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli

Selain pengertian kebudayaan secara umum seperti yang diulas diatas, para ahli
dan pakar menjelaskan tentang apa itu kebudayaan secara berbeda beda. Untuk
lebih jelasnya, simak berikut ini kumpulan pengertian kebudayaan menurut para
ahli.
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari
kelakuan dan hasil yang harus didapatkannya dengan belajar dan semua itu
tersusun dalam kehidupan masyarakat.

Menurut Ki Hajar Dewantara, Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara


berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua
pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan
bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan
kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soenardi, Merumuskan


kebudayaan sebagai semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Karya
masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau
kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk

menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk
keperluan masyarakat.

Menurut Dr. Mohammad Hatta, Pengertian Kebudayaan adalah ciptaan hidup


dari suatu bangsa.

3. Identifikasi Kualitas Lingkungan Hidup


Lingkungan biotik adalah segala makhluk hidup mulai dari organisme yang tidak
kasat mata sampai pada hewan dan vegetasi raksasa yang terdapat dipermukaan
bumi. Sedangkan lingkungan abiotik merupakan segala segala sesuatu yang ada
di sekitar makhluk hidup yang bukan berupa organisme.

Adanya keinginan untuk mencapai sasaran pembangunan yang ideal ialah


membntuk manusia Indonesia seutuhnya secara material dan spiritual. Setiap
pembangunan perlu mengkaji komponen yang meliputi komponen biotik, abiotik dan
kultur yaitu sebagai berikut:
1. Pembangunan berwawasan lingkungan
Merupakan pengelolaan sumber daya sebaik mungkin dengan
pembangunan yang berkesinambungan serta peningkatan terhadap mutu hidup
masyarakat. Sasaran pembangunan yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Kegiatan pembangunan dapat menimbulkan pengaruh yang
cukup besar terhadap lingkungan. Kegiatan tersebut dapat bersifat secara
alamiah, kimia maupun secara fisik.
2. Kualitas Lingkungan hidup
Yaitu dengan memperhatikan kondisi lingkungan hidup sekitar yang
berhubungan dengan mutu hidup. Kualitas hidup dapat ditentukan oleh tiga
komponen utama yaitu terpenuhinya kebutuhan untuk kelangsungan hidup
hayati, terpenuhinya kebutuhan untuk kelangsungan hidup manusiawi dan
terpenuhinya kebebasan untuk memilih. Lingkungan harus dijaga agar dapat
mendukung terhadap kualitas berupa tingkat hidup masyarakat yang lebih
tinggi. Lingkungan mempunyai kemampuan untuk menghasilkan sumber daya
serta mengurangi zat pencemaran dan ketegangan sosial terbatas. Batas
kemampuan itu disebut daya dukung. Dalam Undang-Undang Lingkungan
Hidup, daya dukung lingkungan ialah kemampuan suatu lingkungan untuk
mendukung peri kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

4. Keterbatasan Ekologi dalam Pembangunan

Biolog lingkungan atau yang biasa dikenal dengan ekologi adalah bagian dari ilmu
pengetahuan yang mempunyai hubungan erat dengan lingkungan. Ekologi berasal
dari kata oikos yang berarti rumah tangga dan logos yang mempunyai arti ilmu
pengetahuan. Jadi, ekologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan keadaan lingkungannya yang
bersifat dinamis. Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya sangat
terbatas terhadap lingkungan yang bersangkutan, hubungan inilah yang disebut
dengan keterbatasan ekologi. Dalam keterbatasan ekologi terjadi degradasi
ekosistem yang disebabkan oleh dua hal yaitu peristiwa alami dan kegiatan
manusia. Secara alami merupakan peristiwa yang terjadi bukan karena disebabkan
oleh perilaku manusia. Sedangkan yang disebabkan oleh kegitan manusia yaitu
degradasi ekosistem yang dapat terjadi diberbagai bidang meliputi bidang pertanian,
pertambangan, kehutanan, konstruksi jalan raya, pengembangan sumber daya air
dan adanya urbanisasi.

B. ANALISA LINGKUNGAN HIDUP

Berdasarkan pada data yang diperoleh, Indonesia mempunyai hutan tropis dunia
sebesar 10 persen. Sekitar 12% keadaan hutan di Indonesia yang merupakan bagian
dari jumlah binatang yang tergolong jenis mamalia, 16% persen merupakan bagian
dari spesies amphibi dan binatang sejenis reptil dan 25% dari bagian spesies sejenis
burung dan sekitar 1.519 merupakan bagian dari spesies burung. Sisanya merupakan
endemik yang hanya dapat ditemui didaerah tersebut.

Penyusutan luas hutan alam yang merupakan asli Indonesia mengalami kecepatan
menurunan yang cukup memprihatinkan. Menurut World Resource Institute (1997),
hingga saat ini hutan asli Indonesia. Selama periode 1985-1997 kerusakan hutan
mencapai 1,6 juta hektar per tahun. Pada periode 1997-2000 bertambah menjadi 3,8
juta hektar per tahun. Berdasarkan pada hasil penelitian citra landsat pada tahun 2000
terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan mengalami kerusakan yang cukup serius.
Diantaranya, hutan seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan hutan [Badan
Planologi Dephut,2003]. Menurut data yang diperoleh dari Bakornas Penanggulangan
Bencana pada tahun 2003, bencana yang terjadi selama tahun 1998 hingga
pertengahan 2003 data yang didapat menunjukan telah terjadi 647 bencana dengan
2022 korban jiwa dan mengalami kerugian milyaran rupiah dengan 85% merupakan
bencana banjir dan longsor.

C. MASALAH-MASALAH PADA LINGKUNGAN HIDUP

Dalam lingkungan hidup di Indonesia, banyak terjadi permasalahan di sungai, laut,


tanah dan hutan yaitu sebagai berikut:

1. Pencemaran Sungai dan laut

Sungai dan laut dapat tercemar dari kegiatan manusia seperti penggunaan bahan
logam berat, pembuangan limbah cair kapal dan pemanfaatan air panas. Secara
biologis, fisik dan kimia senyawa seperti logam tidak dapat dihancurkan. Di
berbagai sektor industri dan rumah tangga seperti pemakaian bahan-bahan dari
plastik.

2. Pencemaran Tanah

Tanah bisa dapat tercemar apabila penggunaan secara berlebihan terhadap pupuk
dan bahan pestisida. Pencemaran tanah mempunyai ciri yaitu adanya perubahan
tanah menjadi kering dan keras, hal ini disebabkan oleh jumlah kandungan garam
yang sangat besar yang terdapat di dalam tanah. Selain itu, pencemara tanah juga
dapat disebabkan oleh sampah plastik karena pada umumnya sampah plastik tidak
mengalami proses penghancuran secara sempurna.
3. Pencemaran Hutan

Hutan juga bisa mengalami kerusakan apabila dalam pemanfaatannya tidak


terkendali dengan baik. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang
dapat diperbaharui. Salah satu contoh pencemaran atau kerusakan hutan adalah
adanya penebangan secara liar. Jika kegiatan tersebut dilakukan secara terus-
menerus maka dapat mengakibatkan penggundulan hutan.

D. PENYEBAB & DAMPAK MASALAH LINGKUNGAN HIDUP

Perubahan ekosistem lingkungan yang paling utama disebabkan oleh perilaku


masyarakat yang kurang baik dalam pemanfaatan sumber-sumber daya dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal inilah yang menyebabkan adanya
perubahan ekosistem. Perubahan ekosistem suatu lingkungan terjadi dengan
adanya kegiatan masyarakat seperti pemanfaatan lahan yang dijadikan sebagai
daerah pertanian sehingga dapat mengurangi luas lahan lainnya. Adanya
pertambahan jumlah penduduk dalam memanfaatkan lingkungan akan membawa
dampak bagi mata rantai yang ada dalam suatu ekosistem. Selain itu kerusakan
hutan yang terjadi karena adanya penebangan dan kebakaran hutan dapat
mengakibatkan banyak hewan dan tumbuhan yang punah. Padahal hutan
merupakan sumber kehidupan bagi sebagian masyarakat yang berfungsi sebagai
penghasil oksigen, tempat penyedia makanan dan obat-obatan.

Jumlah kerusakan flora dan fauna akan terus bertambah dan berlangsung lama jika
dalam penggunaannya masyarakat tidak memperhatikan keseimbangan terhadap
ekosistem lingkungan. Dampak dari perubahan ekosistem akan berkurang jika
masyarakat mengetahui dan memahami fungsi dari suatu ekosistem tersebut.
Kerusakan ekosistem membawa dampak bukan hanya pada keanekaragaman
terhadap flora dan fauna juga dapat mmbawa pengaruh lain terhadap masyarakat
itu sendiri seperti longsor, banjir dan erosi. Selain itu kerusakan lingkungan bisa di
sebabkan oleh sampah. Sampah yang semakin banyak dapat menimbulkan
penguapan sungai dan kehabisan zat asam yang sangat dibutuhkan bagi
mikroorganisme yang hidup di sungai. Serta dapat pula disebabkan dari
pembuangan limbah cair dari kapal dan pemanfaatan terhadap penggunaan air
panas yang dapat menimbulkan laut menjadi tercemar.

E. UPAYA-UPAYA MENGATASI MASALAH LINGKUNGAN HIDUP

a. Usaha Mengatasi berbagai Masalah Lingkungan Hidup

Pada umumnya permasalahan yang terjadi dapat diatasi dengan cara-cara


sebagai berikut:

1. Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada pengelolaan


sumber daya alam baik yang dapat maupun yang tidak dapat diperbaharui
dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya.
2. Untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan sumber
daya alam maka diperlukan penegakan hokum secara adil dan konsisten.

3. Memberikan kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap terhadap


pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

4. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertahap dapat
dilakukan dengan cara membudayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi.
5. Untuk mengetahui keberhasilan dari pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup dengan penggunaan indicator harus diterapkan secara
efektif.

6. Penetapan konservasi yang baru dengan memelihara keragaman konservasi


yang sudah ada sebelumnya.

7. Mengikutsertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi permasalahan


lingkungan global.

b. Pengelolaan Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan Hidup dan Berkelanjutan

Untuk menanggulangi masalah kerusakan yang terjadi pada lingkungan perlu


diadakan konservasi. Konservasi dapat diartikan sebagai upaya untuk memelihara
lingkungan mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat sampai bangsa.

Pengelolaan sumber daya alam merupakan usaha secara sadar dengan cara menggali
sumber daya alam, tetapi tidak merusak sumber daya alam lainnya sehingga dalam
penggunaannya harus memperhatikan pemeliharaan dan perbaikan kualitas dari
sumber daya alam tersebut. Adanya peningkatan perkembangan kemajuan di bidang
produksi tidak perlu mengorbankan lingkungan yang dapat menimbulkan kerusakan
lingkungan. Apabila lingkungan tercemar maka akan berdampak buruk bagi
kelanjutan dari keberadaan sumber daya alam yang akhirnya dapat menurunkan
kehidupan masyarakat. Dalam pengelolaan sumber daya alam perlu diperhatikan
keserasiannya dengan lingkungan. Keserasian lingkungan merupakan proses
pembentukan lingkungan yang sifatnya relatif sama dengan pembentukan lingkungan.
Pengelolaan sumber daya alam agar berkelanjutan perlu diadakannya pelestarian
terhadap lingkungan tanpa menghambat kemajuan.
c. Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan
Dalam pengelolaan sumber daya alam agar tetap lestari maka dapat dilakukan uasaha
atau upaya sebagai berikut:

1. Menjaga kawasan tangkapan hujan seperti kawasan pegunungan yang harus


selalu hijau karena daerah pegunungan merupakan sumber bagi perairan di
darat.

2. Untuk mengurangi aliran permukaan serta untuk meningkatkan resapan air


sebagia air tanah, maka diperlukan pembuatan lahan dan sumur resapan.

3. Reboisasi di daerah pegunungan, dimana daerah tersebut berfungsi sebagai


reservoir air, tata air, peresapan air, dan keseimbangan lingkungan.

4. Adanya pengaturan terhadap penggunaan air bersih oleh pemerintah.

5. Sebelum melakukan pengolahan diperlukan adanya pencegahan terhadap


pembuangan air limbah yang banyak dibuang secara langsung ke sungai.

6. Adanya kegiatan penghijauan di setiap tepi jalan raya, pemukiman penduduk,


perkantoran, dan pusat-pusat kegiatan lain.

7. Adanya pengendalian terhadap kendaraan bermotor yang memiliki tingkat


pencemaran tinggi sehingga menimbulkan polusi.

8. Memperbanyak penggunaan pupuk kandang dan organik dibandingkan


dengan penggunaan pupuk buatan sehinnga tidak terjadi kerusakan pada
tanah.

9. Melakukan reboisasi terhadap lahan yang kritis sebagai suatu bentuk usaha
pengendalian agar memiliki nilai yang ekonomis.
10. Pembuatan sengkedan, guludan, dan sasag yang betujuan untuk mengurangi
laju erosi.

11. Adanya pengendalian terhadap penggunan sumber daya alam secara


berlebihan.

12. Untuk menambah nilai ekonomis maka penggunaan bahan mentah perlu
dikurangi karena dianggap kurang efisien.

13. Reklamasi lahan pada daerah yang sebelumnya dijadikan sebagai daerah
penggalian.

d. Pengelolaan Daur Ulang Sumber Daya alam

Tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan dapat dikurangi dengan cara


melakukan pengembangan usaha seperti mendaur ulang bahan-bahan yang
sebagian besar orang menganggap sampah, sebenarnya dapat dijadikan
barang lain yang bisa bermanfaat dan tentunya dengan pengolahan yang
baik. Pengelolaan limbah sangat efisien dalam upaya untuk mengatasi
masalah lingkungan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam
pengelolaan limbah dengan menggunakan konsep daur ulang adalah sebagai
berikut:

1. Melakukan pengelompokan dan pemisahan limbah terlebih dahulu.


2. Pengelolaan limbah menjadi barang yang bermanfaat serta memilki nilai
ekonomis.

3. Dalam pengolahan limbah juga harus mengembangkan penggunaan


teknologi.
e. Pelestarian Flora dan Fauna
Untuk menjaga kelestarian flora dan fauna, upaya yang dapat dilakukan
adalah mendirikan tempat atau daerah dengan memberikan perlindungan
khusus yaitu sebagai berikut:

1. Hutan Suaka Alam merupakan daerah khusus yang diperuntukan untuk


melindungi alam hayati.

2. Suaka Marga Satwa merupakan salah satu dari daerah hutan suaka alam
yang tujuannya sebagai tempat perlindungan untuk hewan-hewan langka
agar tidak punah.

3. Taman Nasional yaitu daerah yang cukup luas yang tujuannya sebagai
tempat perlindungan alam dan bukan sebagai tempat tinggal melainkan
sebagai tempat rekreasi.

4. Cagar alam merupakan daerah dari hutan suaka alam yang dijadikan
sebagai tempat perlindungan untuk keadaan alam yang mempunyai ciri
khusus termasuk di dalamnya meliputi flora dan fauna serta lingkungan
abiotiknya yang berfungsi untuk kepentingn kebudayaan dan ilmu
pengetahuan.
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan
Penyebab terjadinya masalah lingkungan hidup adalah adanya kegiatan
masyarakat seperti pembuangan limbah pabrik, sampah dari rumah tangga,
penebangan dan kebakaran hutan yang dapat menimbulkan pencemaran terhadap
sungai dan laut, tanah, hutan sehingga banyak flora dan fauna yang punah.
b. Saran
masyarakat harus menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dalam pemanfaatan
sumber daya harus memperhatikan dampak yang timbul dari penggunaan sumber
daya tersebut terhadap lingkungan sekitar agar tidak terjadi pencemaran atau
kerusakan lingkungan hidup.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dr.H. Totok Gunawan, M.S.,dkk. 2004. Fakta dan Konsep Geografi. Jakarta:
Ganeca Exact.
2. Sugandi, Dede. 2005. Geografi. Bandung: Regina.
3. http://forum.cekinfo.com/showthread.php?t=1680

Anda mungkin juga menyukai