Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEORI MONETER

KELOMPOK 2
WINI W. D. ROHY 1803020106 DRA. INDRI ASTUTI, MM,DM
NATASYA Y PIRI 1803020092 DRA. INDRI ASTUTI, MM,DM
DEVI D BANI 1803020094 DRA. INDRI ASTUTI, MM,DM
YOPITA MBITU 1803020010 DRA. INDRI ASTUTI, MM,DM
SALBI Y. M. ILL 1803020278 DRA LEONY M. NDOEN,MM
KATA PENGANTAR

Puji kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena atas berkat dan Rahmat-
Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini mengenai Teori Moneter. Pada kesempatan ini pula
kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengasuh mata kuliah Ekonomi Moneter dan
Perbankan yang telah memberi kepercayaan kepada kelompok kami untuk menyelesaikan tugas
ini . Terima kasih pula kepada untuk teman-teman anggota kelompok yang telah berpatisipasi
dalam penyelesaikan makalah ini.
Kami pun sadar bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu , besar harapan
kami agar para pembaca memberikan masukan berupa kritikan dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah yang telah di susun. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dalam menambah wawasan pengetahuannya. Atas perhatian dan kerja
samanya, kami mengucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................4
BAB II........................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................5
2.1 Pengertian Teori Moneter ..............................................................5
2.2 Macam-Macam Teori Moneter.......................................................6
BAB III.....................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................11
3.1 Kesimpulan....................................................................................11
3.2 Saran...............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebijakan moneter dapat diartikan sebagai kebijakan otoritas moneter atau bank sentral
dalam bentuk pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan
perekonomian yang diinginkan. Sehingga dalam praktek, perkembangan kegiatan perekonomian
yang diinginkan tersebut harus mencapai stabilitas ekonomi antara lain dicerminkan oleh
stabilitas harga (Brendahnya laju inflasi), Membaiknya perkembangan output riil (pertumbuhan
ekonomi), serta cuBkup luasnya lapangan atau kesempatan kerja yang tersedia. Pemerataan
pembangunan ekonomiB bagi bangsa Indonesia sudah lama dinantikan serta diinginkan oleh
rakyat Indonesia demi tercapainya lapangan kerja yang cukup luas dan stabilitas nasional.
Tujuan ekonomi moneter adalah untuk mewujudkan ukuran stabilitas pertumbuhan
ekonomi. Dimana stabilitas tersebut dapat di ukur melalui tiga hal, yaitu: kesempatan kerja,
kestabilan harga, dan neraca pencapaian pembayaran internasional.
Kebijakan moneter tentunya miliki banyak variasi untuk di kaji ulang sehingga perlu
mempelajari. Diharapkan dengan begitu, secara berkelanjutan semoga kita mampu mengubah
elektabilitas dan stabilitas pertumbuhan perekonomian bangsa kita sendiri melalui percematan
analisis kritis sejarah teori moneter.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa pengertian dari teori moneter?
2) Apa saja macam-macam teori moneter?

1.3 Tujuan Makalah


1) Untuk mengetahui arti dan tujuan keberadaan teori moneter.
2) Untuk mengetahui ada berapa macam teori dalam teori moneter.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Moneter


Moneter juga dapat diartikan sebagai salah satu instrumen terpenting dalam
perekonomian modern, dimana dalam perekonomian modern terdapat dua kebijakan
perekonomian yang dijadBikan instrumen oleh pemerintah dalam menstabilkan perekonomian
suatu negara, yang pertama adalah kebijakan Fiskal, yaitu kebijakan yang diambil pemerintah
untuk membelanjakan pendapatannya dalam merealisasi tujuan-tujuan ekonomi. Yang kedua
adalah kebijakan moneter. Kebijakan moneter adalah langkah pemerintah untuk mengatur
penawaran uang dan tingkat bunga
Teori Moneter adalah teori mengenai pasar uang dengan kata lain teori mengenai
permintaan dan penawaran akan uang. Jadi moneter adalah analisa mengenai faktor – faktor yang
mempengaruhi permintaan terhadap uang ( Demand for money ) dan faktor – faktor yang
mempengaruhi penawaran uang (Suply for money) didalam pasar uang yaitu harga uang dan
tingkat bunga.

Menurut Aris B. Setyawan dalam catatanya disebutkan bahwa teori moneter adalah
berbagai pemikiran dan konsep tentang berbagai variable moneter, seperti uang, tingkat bunga,
jumlah uang beredar, dan sejenisnya. Disamping itu, pembicaraan dalam teori moneter juga tidak
dapat dilepaskan dari variabel ekonomi lainnya seperti inflasi, pendapatan nasional maupun nilai
tukar.

Teori permintaan uang klasik tercermin dalam teori kuantitas uang. Irving Fisher
merumuskan teori kuantitas uang dengan mendasarkan diri pada falsafah hokum Say, bahwa
ekonomi akan selalu berada dalam keadaan full employment. Secara sederhana, Irving Fisher
merumuskan teorinya dengan persaman sebagai berikut :MV=PT. Dimana jumlah uang beredar
(M) dikalikan dengantingkat perputaran uang atau income velocity (V) sama dengan jumlah
output atau transaksi rill (T) dikalikan dengan tingkat harga barang dan jasa (P). Teori kuntitas
uang ini menekannkan bahwa permintaan uang oleh masyarakat semata-mata adalah untuk
keperluan transaksi. Dalam perkembangannya, pendekatan ini diperbaharui oleh Keynes, yang
menyatakan bahwa motif permintaan masyarakat akan uang adalah untuk keperluan transaksi,
baerjaga-jaga, dan spekulasi. Keberadaan uang ataupun pemintaan uang tidak dipengaruhi oleh
suku bunga, akan tetapi besar kecilnya uangakan ditentukan oleh kecepatan perputaran uang
tersebut.

2.2 Macam-Macam Teori Moneter

2.2.1 Teori Klasik


a. Teori tentang Tingkat Bunga
Menurut Marshall, bunga uang dari segi penawaran merupakan balas jasa terhadap
pengorbanan bagi kesediaan seseorang untuk menyimpan sebagian pendapatannya ataupun
“jerih payah”nya melakukan penungguan.Dalam teori moneter, Keynesian lebih menekankan
pada mekanisme tidak langsung, yakni kebijakan moneter pertama-tama mempengaruhi
sistem moneter dengan merubah tingkat bunga. Oleh karena itu, indikator kebijakan moneter
yang penting satu di antaranya tingkat bunga. Menurut Klasik, tabungan adalah fungsi dari
tingkat bunga, makin tinggi tingkat bunga semakin tinggi pula keinginan masyarakat untuk
menabung. Pada tingkat yang lebih tinggi, masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan
konsumsi untuk menambah tabungan. Demikian pula dengan investasi merupakan fungsi dari
tingkat bunga, akan tetapi memiliki hubungan yang negatif.
Suku bunga ditentukan oleh keinginan masyarakat untuk melakukan penabungan dan
keinginan para pengusaha untuk meminjam dana modal untuk melakukan investasi.
Sedangkan menurut Keynes, suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang.
Tingkat bunga menurut ahli ekonomi klasik, tingkat bunga adalah fleksibel hal ini akan
menjamin keadaan dimana permintaan tenaga kerja akan sama dengan penawaran tenaga
kerja. Dan menurut Keynes, tingkat upah tidak fleksibel, karena walaupun banyak
pengangguran tingkat upah tidak akan turun dan pengangguran tetap ada.

b. Teori Tentang Kuantitas Uang


Menurut paham klasik, uang tidak mempuyai pengaruh terhadap sektor riil, tida ada
pengaruhnya terhadap tingkat bunga, kesempatan kerja atau pendapatan nasional. Pendapatan
nasional ditentukan oleh jumlah dan kualitas daripada tenaga kerja, jumlah daripada modal
yang dipakai serta teknologi tanpa perubahan dari faktor-faktor produksi, maka pendapatan
nasional tidak akan berubah. (Namun kaum Neo-Klasik, yang kemudian sering disebut
dengan moneterist, tidak mempunyai pendapat yang ekstrim seperti diatas. Menurut mereka
uang mempunyai pengaruh dalam sektor riil, terutama dalam keadaan belum full-
employment) .

Teori kuantitas uang sering disamakan dengan teori permintaan dan penawaran uang. Jumlah
uang yang beredar ditentukan oleh Bank Sentral. Sementara jumlah uang yang
diminta(money demand) ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain tingkat harga rata-rata
dalamperekonomian. Jumlah uang yang diminta oleh masyarakat untuk melakukan transaksi
bergantung pada tingkat harga barang dan jasa yang tersedia. Semakin tinggi tingkat harga,
semakin besar jumlah uang yang diminta. Hubungan antara nilai uang dengan jumlah uang
antara lain sebagai berikut :

1. Teori Kuantitas Pendekatan Transaksi


Terdapat 2 jenis Teori Kuantitas Pendekatan Transaksi:

a. Teori Kuantitas Sederhana (Crude Quantity Theory) dari David Hume dan Ricardo
Teori ini berpendapat bahwa nilai uang berbanding terbalik dengan jumlahnya. Jadi,
apabila jumlah uang bertambah dua kai lipat banyaknya, maka nilai uang akan turun
menjadi setengahnya, sebaliknya apabila jumlah uang berkurang hingga menjadi
setenggahnya, maka nilai uang akan naik menjadi dua kai lipat.

b.Teori Kuatitas dari Irving Fisher


Fisher dari Harvard University berpendapat bahwa yang menentukan nilai uang, (dengan
perkataan lain menentukan tingkat harga), terdiri dari tiga faktor, yaitu :

 Jumlah Uang (volume of money)


 Kecepatan Laju Edar Uang (Velocity of Cirssculation)
 Jumlah Barang yang Diperdagangkan (Volume of Trade)
Adapun asumsi-asumsi yang mendasari teori Fisher ini adalah:

 Tingkat harga (P) adalah faktor yang pasif di dalam persamaan tersebut. P hanya
bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor lain tetapi tidak bisa mempengaruhi faktor-
faktor lainnya.
 Fisher menganggap bahwa semua sumber-sumber ekonomi telah full-
employment.
 Di antara faktor yang mempengaruhi V dan V1 ialah kebiasaan pembayaran dari
masyarakat(spending habit) dianggap cukup stabil atau tetap.
 Perbandingan antara jumlah M(uang kartal) dengan M1(uang giral) dianggap
stabil / tetap.

a. Teori Kuantitas Keseimbangan Tunai (Cash Balance Approach)


Teori kuantitas keseimbangan tunai dipelopori oleh D.H. Robertson, yang pada dasarnya
merupakan “perbaikan” dari Fisher Equation. Adapun latar belakang serta asumsi yang
dipergunakan oleh teori keseimbangan tunai ini masih tetap sama dengan asumsi –
asumsi yang dipergunakan pada teori Irving Fisher.

3. Teori Kuantitas Pendekatan Pendapatan (Income Velo city Approach)


Teori ini dipelopori oeh Marshall dari Cambridge University sehingga sering disebut
Marshall Equation. Berbeda dengan teori-teori sebelumnya, maka Marshall
menghubungkan kuantitas uang dengan pendapatan nasional bruto(Gross National
Product/GNP). Marshall tidak menekankan pada perputaran uang(velocity) dalam satu
periode, melainkan pada bagian dari GNP yang diwujudkan dala uang tunai.

c. Teori Cambridge
Teori ini pada dasarnya seperti halnya teori Fisher dan teori-teori klasik lainnya,
berpangkal pokok pada fungsi uang sebagai alat tukar umum (means of 25 exchange).
Karena didalam teori-teori Klasik melihat kebutuhan uang atau permintaan akan uang
dari masyarakat sebagai kebutuhan akan alat tukar yang likuid untuk tujuan transaksi.
Perbedaan utama antara teori ini dengan Fisher, terletak pada tekanan dalam teori
permintaan uang Cambridge pada perilaku individu dalam mengalokasikan kekayaannya
antara berbagai kemungkinan bentuk kekayaan, yang salah satunya berbentuk uang.

Perilaku ini dipengaruhi oleh pertimbangan untung-rugi dari pemegang kekayaan dalam
bentuk uang. Teori Cambridge lebih menekankan faktor-faktor perilaku (pertimbangan
untung-rugi) yang menghubungkan antara permintaan akan uang seseorang dengan
volume transaksi yang direncanakannya.

Teori ini membicarakan tentang dasarnya suatu identitas yang menghubungkan antara
penawaran uang (sto uang) dengan tingkat pengeluaran atau uang yang dikuasai oleh
swasta. Teoritisi Cambridge mengatakan bahwa permintaan akan uang selain
dipengaruhi oleh volume transaksi dan faktor kelembagaan (Fisher), juga dipengaruhi
oleh tingkat bunga, besar kekayaan warga masyarakat, dan ramalan/harapan dari
masyarakat mengenai masa mendatang. Jadi dalam jangka pendek, teoritisi Cambridge
menganggap bahwa jumlah kekayaan, volume transaksi dan pendapatan nasional
mempunyai hubungan yang proporsional-konstan satu sama lainnya. Teori Cambridge
menganggap bahwa, ceteris paribus permintaan akan uang adalah proporsional dengan
tingkat pendapatan nasional.
Md = k PY dimana Y adalah pendapatan nasional riil.

Supply akan uang (Ms) dianggap ditentukan oleh pemerintah. Dalam posisi
keseimbangan maka : Ms = Md
sehingga :
Ms = k PY atau P = 1/k Ms Y

Jadi cBeteris paribus tingkat harga umum (P) berubah secara proporsional dengan
perubahan volume uang beredar. Tidak banyak berbeda dengan teori Fisher, kecuali
tambahan ceteris paribus (yang berarti tingkat harga, pendapatan nasional riil, tingkat
bunga dan harapan adalah konstan). Perbedaan ini cukup penting, karena teori Cambridge
tidak menutup kemungkinan bahwa faktor-faktor seperti tingkat bunga dan expectation
berubah, walaupun dalam jangka pendek. Dan kalau faktor-faktor berubah maka k juga
berubah. Teori Cambridge mengatakan kalau tingkat bunga naik, ada kecenderungan
masyarakat mengurangi uang yang ingin mereka pegang, meskipun volume transaksi
yang mereka rencanakan tetap. Demikian juga faktor expectation mempengaruhi: bila
seandainya masa datang tingkat bunga akan naik (yang berarti penurunan surat berharga
atau obligasi) maka orang akan cenderung untuk mengurangi jumlah surat berharga yang
dipegangnya dan menambah jumlah uang tunai yang mereka pegang, dan ini pun bisa
mempengaruhi “k” dalam jangka pendek.

2.2.2 Teori Moneter Modern

Perkembangan selanjutnya setelah teori keynes muncul beberapa tokoh seperti W.J
Boumol 1952 dengan teori yang didasarkan pada motif transaksi dan James Tobin 1972 pada
motif spekulasi. Selain itu ada beberpa pendekatan lain tentang teori teori moneter modern,
diantaranya :

a. Pendekatan Inventori/penyediaaan Boumol


Permintaan uang seperti permintaan terhadap persediaan (Stock) yang setiap saat dipakai
untuk memenuhi berbagai keperluan yang muncul setiap saat, tetapi untuk mengelola
diperlukan biaya, maka diperlukan jumlah persediaan yang optimum (Biaya minimun).

b. Permintaan uang untuk transaksi, akan diperoleh manfaat tetapi juga ada biaya untuk
memegang uang terdiri dari :
1. Biaya transaksi untuk menukar antara obligasi dengan uang.
2. Opportunity cost memegang uang berupa tingkat bunga dari obligasi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori Moneter adalah teori mengenai pasar uang dengan kata lain teori mengenai
permintaan dan penawaran akan uang. Sedangkan menurut Aris B. Setyawan dalam catatanya
diBsebutkan bahwa teori moneter adalah berbagai pemikiran dan konsep tentang berbagai
variBable moneter, seperti uang, tingkat bunga, jumlah uang beredar, dan sejenisnya. Disamping
itu, pembicaraan dalam teori moneter juga tidak dapat dilepaskan dari variabel ekonomi lainnya
seperti inflasi, pendapatan nasional maupun nilai tukar.
Teori moneter memiliki dua bentuk, yaitu klasik dan modern; dimana masa klasik itu
diawali oleh pakar-pakar ekonom seperti adam smith diakhiri oleh kayness, sedang masa modern
diawali setelah keyness. Seperti Tobin dan Boumol sebagai tokohnya.

3.2 Saran
Makalah ini jauh dari kesempurnaan, tentu penulis berharap agar setiap uraian dalam
makalah ini dapat diperjelas ulang oleh para pemerhati. Selain itu kami berharap semoga
setidaknya makalah ini mampu menjadi bekal diskusi kelas ekonomi syariah saat tiba giliran
presentasi penulis.
DAFTAR PUSTAKA

Miskhin, Frederic S. 2009. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan. Edisi Terjemahan.
Jakarta : Salemba Empat.
Chapra, M. Umer. 2000. Towards a Just Monetary System, terjemah: Ikhwan Abidin Basri,
Sistem Moneter Islam, Jakarta: Gema Insani Press.

Gulo, Angandrowa. 2008. Analisis Pengaruh Aspek Moneter Dan Fiskal Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia. Jurnal Visi. Vol.16. No.3.
B
Michael. Fisher Effect Hubungan Antara Tingkat Bunga Dan Jumlah Uang Beredar Di Indonesia
..Jurnal Forum Ekonomi Vol. Xv No. 2

Ph.D, Nopridin. 2002. Ekonomi Moneter.Yogyakarta: BPFE

Firdaus, Rachmad., Maya Ariyanti. 2011. Pengantar Teori Moneter. Bandung: Alfabeta.
Pohan, Aulia. 2008. Kerangka Kebijakan Moneter & Implementasinya Di Indonesia. Jakarta : Pt
Raja Grafindo Persada

Eugene A. Diulio.1993. Uang dan Bank. Erlangga: Jakarta

Nopirin. 1984. Ekonomi Moneter. BPFE-Yogyakarta: Yogyakarta

Http://Webserbada.Wordpress.Com/Tag/Ruang-Lingkup-Ekonomi-Moneter/html

Husnul Hotimah, dkk. 2013. Makalah Teori-Teori Moneter. Universitas Trunojoyo Madura.
Bangkalan

Anisa. 2015. Makalah Teori-Teori Moneter. http://4shared.com. Diakses pada: Rabu, 8 Agustus
2018

Istavita Utama. 2018. Makalah Teori-Teori Moneter. http://underpapers.blogspot.com. Diakses


spada: Rabu, 8 Agustus 2018

Anda mungkin juga menyukai