Anda di halaman 1dari 7

GASTROENTERITIS

A. PENGERTIAN
Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering
kali disertai peningkatan suhu tubuh. Diare yang dimaksudkan adalah
buang air besar berkali-kali (dengan jumlah yang melebihi 4 kali, dan
bentuk feses yang cair, dapat disertai dengan darah atau lendir (Alwi,
Idrus, 2006 ).

B. ETIOLOGI
Menurut Meadow (2005) penyebab gastroenteritis antara lain
kesalahan pemberian makanan pada bayi seperti terlalu banyak, terlalu
sedikit atau jenis makanan yang salah pada anak yang lebih besar kurang
perhatian pada diet. Lesi inflamasi seperti infeksi virus atau bakteri,
syndrom pascaenteritis, colitis ulseratif/penyakit crhon, giardiasis
(lambliasis) dan infeksi pariental. Keadaan mal absorbsi seperti stertorea
(missal penyakit seliaka, fibrosis kistik) dan intoleransi disakarida.
Enteropati yang menyebabkan hilangnya protein dan intoleransi
makanan/alergi.
1. Infeksi Internal: disebabkan oleh bakteri antara lain stigella,
salmonella, escbericbia coli, campylobacter dan yersinia enterecolitic.
2. Infeksi oleh virus: retavirus, enterovirus, adenovirus dan Norwalk.
3. Infeksi Parasit: biasanya disebabkan olehcacing (ascaris, trichuris),
protozoa (entamoebabistolytica, grandialamblia, tricbomonasbominis),
danjamur (candida albicans).
4. Infeksi Parenteral : Infeksi parenteral adalah infeksi yang terjadi diluar
alat pencernaan makanan, seperti otitis media akut (OMA),
tonsilitis/tonsilofaringitis (radang amandel/radang pangkal
tenggorokan), bronkopneumnia (peradangan paru), dan ensefalitis
(radang jaringan otak).
5. Penyebab yang lain : diare juga bisa disebabkan oleh
 konsumsi obat-obatan yang tidak cocok
 pemberian makan melalui NGT dan gangguan motilitas (gerak)
usus
 mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi
bakteri
 bepergian ke negara endemis dengan sanitasi lingkungan dan
kebersihan air yang buruk
 penggunaan antibiotik dalam jangka panjang
 HIV positif atau AIDS
 Perubahan kualitas udara

C. KLASIFIKASI
1. Diare akut
Diare akut yaitu diare karena infeksi usus yang bersifat mendadak
berhenti secara cepat atau maksimal berlangsung sampai 2 minggu
namun dapat pula menetap dan melanjut menjadi diare kronis. Hal ini
dapat terjadi pada semua umur dan bila menyerang bayi
biasanyadisebut gastroenteritis infantile. Penyebab tersering pada bayi
dan anak-anak adalah intoleransi laktosa
2. Diare kronis
Diare kronis yaitu diare yang berlangsung selama 2 minggu atau lebih.
Sedangkan berdasarkan ada tidaknya infeksi, dibagi diare spesifik dan
non spesifiK. Diare spesifik adalah diare yang disebabkan oleh infeksi
bakteri, virus, atau parasit. Diare yang disebabkan oleh makanan
disebut diare non spesifik

D. MANIFESTASI KLINIS
1. Perut mulas dan gelisah
2. Suhu tubuh meninggkat, demam
3. Nafsu makan berkurang, rasa cepat kenyang, mual dan badan terasa
lemas.
4. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer kadang
di sertai mual dan muntah
5. Warna tinja berubah menjadi kehijauan karena bercampur dengan
empedu.
6. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya defekasi, sementara tinja
menjadi lebih asam akiba tbanyaknya asam laktat.
7. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi tugor kulit jelas
(elatisitaskulitmenurun), ubun-ubun dan mata menurun, membran
mukosa kering serta disertai dengan penurunan BB
8. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat , tekanan darah
menurun denyut jantung cepat, pasien sangat lemah, dan kesadaran
menurun sebagian akibat hypovokanik.
9. Dieresis berkurang (oliguria sampaianoria)
10. Bila terjadi asidosis metabolic pasien akan tampak pucat dengan
pernafasan cepat dan dalam.
E. Penggolongan Gastroenteritis Menurut Tingkat Dehidrasinya
1. Dehidrasi Ringan
Dehidrasi ringan terjadi jika tubuh kehilangan cairan 2-5% dari
berat badan, dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara
serak, dan pasien mengalami shock.
2. Dehidrasi Sedang
Dehidrasi sedang terjadi jika tubuh kehilangan cairan 5-8% dari
berat badan, dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak,
denyut nadi cepat, dan pasien masuk tahap preshock.
3. Dehidrasi Berat
Dehidrasi berat terjadi jika tubuh kehilangan cairan 8-10% dari
berat badan, dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi
sedang, ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma,
otot-otot kaku sampai sianosis (warna kebiru-biruan pada kulitdan
selaput lendir yang terjadi akibat peningkatan jumlah absolute HB
tereduksi).
F. PATOFISIOLOGI
Gastroenteritis ditandai dengan diare dan pada beberapa kasus,
muntah muntah, yang berakibat kehilangan cairan elektrolit yang
menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. Penyebab
utama gastroenteritis akut adalah virus (rotavirus, adenovirus enteric, virus
Norwalk, dan lain lain), bakteri atau toksinnya (Campylobacter,
Salmonella, Shigella, Escherichia coli, Yersinia dan lain lain), serta parasit
(Giardia lamblia, Cryptosporidium). Pathogen pathogen ini menimbulkan
penyakit dengan menginfeksi sel-sel, menghasilkan enterotoksin atau
sitotoksin yang merusak sel. Atau melekat pada dinding usus. Pada
gastroenteritis akut, usus halus adalah alat pencernaan pencernaan yang
paling sering terkena.
Gastroenteritis ditularkan melalui rute fekal-oral dari orang ke
orang atau melalui air dan makanan yang terkontaminasi. Tinggal
difasilitas day care juga meningkatkan resiko gastroenteritis, salain
berpergian ke negara berkembang. Sebagian besar gastroenteritis dapat
sembuh sendiri dan prognosisnya baik dengan pengobatan. anak-anak
malnutrisi dapat menderita infeksi yang lebih berat dan lebih
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh (Betz, 2009)

G. KOMPLIKASI
Ada beberapa komplikasi yang lazim muncul pada klien dengan
gastroenteritis menurut Betz (2009) antaranya adalah:
1. Dehidrasi berat, ketidakseimbangan elektrolit
2. Syok hipovalemik yang terdekompensasi (hipotensi, asidosis
metabolic, perfusi sistemik buruk)
3. Kejang demam
4. Bakterimia
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Sebagian besar kasus sembuh sendiri dan tidak membutuhkan
pemeriksaan penunjang. Pada pasien dengan keadaan sakit berat sehingga
perlu dirawat dirumah sakit. Harus dipertimbangkan pemeriksaan
penunjang, diantaranya kultur tinja dan darah, hitung darah lengkap,
elektrolit, dan foto polos abdomen. Jika diare menetap sampai 3 minggu,
pertimbangkan untuk melakukan sigmoidoskopi, biopsy rectum dan
rujukan ke klinik gastroenterology (Davey, 2007)

I. PENATALAKSANAAN
Terapi rehidrasi oral merupakan pengobatan utama pada sebagian
besar anak dengan gastroenteritis akut dan sebaiknya terdiri atas larutan
elektrolit/glukosa seimbang seperti Pedialyte atau Ricelyte dengan
pemberian kembali makanan padat secara dini. Bayi yang menyusui
sebaiknya didorong untuk melanjutkan menyusui kecuali jika asupan
makanan kurang. Pada bayi yang diberi susu formula disarankan untuk
meningkatkan pemberian secara bertahap dari larutan rehidrasi oral ke
susu formula encer dan akhirnya susu formula normal, walaupun masih
terdapat perdebatan mengenai perlu tidaknya tindakan ini. Pengunaan
cairan jernih secara kebetulan masih dipertanyakan karena banyak cairan
pada kategori ini tidak fisiologis dan mengandung gula dalam jumlah
berlebihan serta kandungan elektrolitnya kurang atau berlebihan. Pasien
yang mengalami dehidrasi sedang sampai berat memerlukan terapi cairan
intravena mula-mula dengan 20ml?kg larutan salin normal, kemudia
sering dilakukan penilaian ulang. Pemberian berbagai obat antiemetic dan
anti diare tidak memperlihatkan manfaat yang jelas dan mengandung
risiko. Oleh karena itu, obat yang mengontrol gejala muntah dan diare
sebaiknya dihindari (William, 2005)
KASUS 2

Seorang laki-laki berusia 37 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan


diare, badan lemas, nyeri dan kram pada perut. Riwayat 1 minggu SMRS, BAB
cair dan berlendir 5-6 kali/hari tidak ada darah, nyeri pada perut, perut kembung,
demam pada sore hari dan membaik pada pagi hari. pasien juga mengeluh mual
setiap kali makan dan pernah 2 kali muntah saat makan dirumahnya. Pasien
mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan yang pedas-pedas dan sering telat
makan. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70mmHg, suhu 38ºC,
frekuensi nadi 90x/mnt, frekuensi napas 22x/mnt, TB 165cm, BB masuk 54Kg
(BB sebelum masuk 60Kg). membrane mukosa bibir pucat, abdomen cembung,
hipertimpani pada hasil perkusi abdomen, bising usus 8x/mnt, hati dan lien tidak
teraba, nyeri perut kanan. Pasien tidak menggunakan otot bantu pernapasan, tidak
ada napas cuping hidung, mulut dan lidah bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada
disfagia, tidak ada masa pada abdomen.
Selama dirawat pasien mengeluhkan BAB cair dan berdarah 6-7kali
perhari, badan terasa semakin lemah dan tidak sanggup berjalan seperti biasa.
Pasien mengatakan selama dirawat BAK lebih kurang 1600cc/24jam dan BAB
diatas tempat tidur menggunakan pispot karena tidak mampu berjalan ke kamar
mandi. Setiap turun dari tempat tidur pasien mengeluhkan badannya terasa lemas
dan kakinya tidak sanggup untuk menopang tubuhnya sendiri. Hamper semua
aktivitas pasien dibantu oelh keluarga dan perawat. Pasien juga mengeluhkan
badanya semakin hari semakin kurus. Pasien menerima kondisinya dan tidak
putus asa dengan penyakitnya. Selama dirawat pasien diberikan diit makanan
lunak, tetapi pasien hanya mampu menghabiskan setengah porsi saja, perut pasien
terasa makin nyeri dan makin kembung, abdomen keras seperti papan dan
distensi. Intake cairan oral 1,5 liter/hari. pasien direncanakan untuk penggantian
diit makanan cair dan pemasangan NGT untuk dekompresi.
Hasil laboratorium diketahui Hb 10,6g/dl, Ht 30%, leukosit 12.600/mm³,
eritrosit 3,66juta/Ul, trombosit 480.000mm³. SGPT 38U/L, SGOT 26, ureum
45mg/dl, kreatinin 1,4mg/dl, protein total 4,7g/dl, albumin 2,5g/dl, Na 142mEq/L,
K 3,2mEq/L. Pasien mendapatkan terapi ranitidine 2x1 ampul IV, metrodinazole
3x500mg IV, infuse D5 500cc dan Nacl 5000cc/24jam

PENGKAJIAN
A. IDENTITAS :
- Nama : Tn. X
- Usia : 37 tahun
- Jenis Kelamin : Laki-laki
B. ALASAN MASUK :
Diare, badan lemas, nyeri dank ram perut.
C. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Pasien mengeluh BAB cair dan berdarah 6-7 kali/hari, badan
lemah, BAK 1600cc/24jam, BAB ditempat tidur menggunakan
pispot karena tidak mampu berjalan ke kamar mandi, setiap turun
dari tempat tidur pasien mengeluh badannya terasa lemas dan
kakinya tidak dapat menopang tubuhnya sendiri.
D. PEMERIKSAAN FISIK
- membran mukosa bibir pucat
- abdomen cembung, hipertimpani, bising usus 8x/mnt, nyeri perut
kanan
- TD 110/70mmHg, RR 22x/mnt, N 90x/mnt, T 38ºC
- TB 165cm, BB 54Kg (sebelum sakit 60Kg)
E. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hb 10,6g/dl, Ht 30%, leukosit 12.600/mm³, eritrosit 3,66juta/Ul,
trombosit 480.000mm³. SGPT 38U/L, SGOT 26, ureum 45mg/dl,
kreatinin 1,4mg/dl, protein total 4,7g/dl, albumin 2,5g/dl, Na
142mEq/L, K 3,2mEq/L.

Anda mungkin juga menyukai