Anda di halaman 1dari 10

IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN

MENGGUNAKAN GEOMAGNET STUDI KASUS UNIVERSITAS


BENGKULU

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.TUJUAN
1. Mampu mengoperasikan proton prosesion magnetometer (PPM).
2. Mampu mengolah data dari hasil pengukuran.
3. Mahasiswa mampu menguasai softwae yang digunakan dalam pengolahan
data geo magnet.
4. Memodelkan struktur bawah permukaan daerah universitas bengkulu dan
menentukan anomali magnetik di universitas bengkulu.
1.2 DASAR TEORI
Metode geomagnetik didasarkan pada sifat kemagnetan (kerentanan magnet) batuan,
yaitu kandungan magnetiknya sehingga efektifitas metode ini bergantung kepada kontras
magnetik di bawah permukaan.
1.2.1. Geologi Regional Daerah Penelitian
Secara administratif daerah penelitian terletak di Universitas Bengkulu. Gambar di
bawah, Merupakan Peta daerah penelitian.

1.2.2. Prinsip Dasar Metode Magnetik


Menurut Sheriff (1989) menyatakan bahwa gaya magnetik berbanding terbalik
terhadap kuadrat jarak antara dua muatan magnetik, yang persamaannya mirip seperti hukum
gaya gravitasi Newton. Dengan demikian, apabila dua buah kutub P1 dan P2 dari monopol
magnetik yang terpisah pada jatak r, maka persamaan gaya magnetik dinyatakan seperti
berikut
𝑝1𝑝
𝐹𝑚 = 𝜇𝑟 22

Dimana : 𝐹𝑚 = gaya magnetik monopol


𝑟 2 =vektor satuan
P=muatan kutub 1 dan 2
𝜇=1 (untuk ruang hampa)
Newton juga mendefinisikan hubungan antara gaya dan percepatan. Hukum Newton II
tentang gerak menyatakan gaya sebanding dengan perkalian massa benda dengan percepatan
yang dialami benda tersebut :

𝐹 𝑀𝑚 𝑀
g 𝑚=G𝑚 𝑟 2 =G𝑟 2

Dimana : g = Percepatan Gravitasi bumi M= MassaBumi


m=Massa benda F=Besar gaya
r=jari-jari Bumi
1.2.3. Medan Magnet Bumi
Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga elemen
medan magnet bumi yang dapat diukur. Parameter fisis tersebut meliputi:
1. Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal
yang dihitung dari utara menuju timur.
2. Inklinasi (I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang
horizontal yang dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke
bawah.
3. Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang
horizontal.
4. Medan magnetik total (B), yaitu besar dari vektor medan magnetik total.
1.2.4. Suseptibilitas
Suseptibilitas adalah derajat kemagnetan suatu bahan atau material dalam respon
terhadap pengaruh medan magnet luar.
𝐼
K=𝐻 dimana, I = intensitas magnet (A/m)

H = kuat medan magnet bumi = 0,6


Gauss = 0,6 x A/m
K : suseptibilitas magnet.
2.5. Pengolahan Data Magnetik
1. Koreksi Metode Magnetik
Untuk memperoleh nilai anomali medan magnetik yang diinginkan, maka data
magnetik yang telah diperoleh harus dikoreksi dari pengaruh medan magnet yang lain. Secara
umum koreksi yang dilakukan dalam survei magnetik meliputi:
a. Koreksi Harian Koreksi harian (diurnal correction) merupakan penyimpangan nilai
medan magnetik bumi akibat adanya perbedaan waktu dan efek radiasi matahari dalam
satu hari.
ΔH = Htotal ± ΔHharian
b. Koreksi IGRF dilakukan dengan cara mengurangkan nilai IGRF terhadap nilai medan
magnetik total yang telah terkoreksi harian pada setiap titik pengukuran pada posisi geografis
yang sesuai. Persamaan koreksinya : ΔH = Htotal ± ΔHharian ± H0 dimana, H0 =
IGRF
c. Koreksi Topografi dilakukan jika pengaruh topografi dalam survei megnetik sangat kuat..
Ketika melakukan pemodelan, nilai suseptibilitas magnetik (k) batuan topografi harus
diketahui, sehingga model topografi yang dibuat, menghasilkan nilai anomali medan
magnetik (ΔHtop) sesuai dengan fakta. Selanjutnya persamaan dapat dituliska sebagai: ΔH =
Htotal ± ΔHharian – H0 - ΔHtop
2. Anomali Medan Magnetik
Anomali medan magnet bumi adalah perbedaan nilai medan magnet antara hasil
pengamatan dengan medan magnet teoritis (IGRF). ∆𝑇 = 𝑇𝑜𝑏𝑠 + 𝑇𝑖𝑔𝑟𝑓 + 𝑇𝑣𝐻
dimana, : ∆𝑇 =anomali medan magnet total
𝑇𝑜𝑏𝑠 =harga medan magnet terukur
𝑇𝑖𝑔𝑟𝑓 =medan magnet utama bumi
𝑇𝑣𝐻 =medan magnet akibat variasi harian (koreksi diurnal).
3. Reduksi Ke Bidang Datar
Untuk mempermudah proses pengolahan dan interpretasi data magnetik, maka data
anomali medan magnetik total yang masih tersebar di topografi harus direduksi atau dibawa
ke bidang datar. Proses transformasi ini mutlak dilakukan, karena proses pengolahan data
berikutnya mensyaratkan input anomali medan magnetik yang terdistribusi pada bidang datar.
Beberapa teknik untuk mentransformasi data anomali medan magnetik ke bidang datar,
antara lain : teknik sumber ekivalen (equivalent source), lapisan ekivalen (equivalent layer)
dan pendekatan deret Taylor (Taylor series approximaion), dimana setiap teknik mempunyai
kelebihan dan kekurangan.
4. Reduksi Ke Kutub (Reduced To Pole)
Proses yang dilakukan untuk menghilangkan gangguan dalam objek magnetik
(dwikutub) atau dikenal dengan gangguan kutub, yang akan di transformasikan menjadi (satu
kutub). Reduksi ke kutub adalah salah satu filter pengolahan data magnetik untuk
menghilangkan pengaruh sudut inklinasi magnetik. Filter tesebut diperlukan karena sifat
dipole anomali magnetik menyulitkan interpretasi data lapangan yang umumnya masih
berpola asimetrik.
BAB III
METOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan maret di aerah sekiaran universitas bengkulu


3.2 Alat dan Bahan
No Alat dan Bahan Jumlah
1 Proton proccessing magnetometer 1 set
2 GPS 1 set
3 Alat tulis Secukupnya
4 Software surfer 16 1
5 Microsoft excel 1
6 Google earth 1
7 Arc gis 10.3 1

3.3 Pengambilan Data


1. Alat yang dibutuhkan untuk pengambilan data dipersiapkan.
2. Catat koordinat lokasi pada titik pengukuran menggunakan GPS.
3. Lakukan pengambilan data dengan teliti, pengambilan data atau perekaman dilakukan
minimal 12 kali perekaman pada satu titik atau lokasi pengukuran.
4. Perekaman data dilakukan pada dua puluh titik kemudian data yang telah terekan di
simpan dan di pindahkan ke flashdisck kemudian alat dimatikan dan disimpan.
3.4 Pengolahan Data
1. Data yang telah dipindahkan dalam flashdisck diolah menggunakan Ms.Excel untuk
mendapatkan nilai anomalinnya.
2. Kemudian data tersebut diolah menggunakan software surfer untuk membuat peta
kontur dari data tersebut.
3. Langkah selanjutnya setelah didapat peta konturnya buka software google earth untuk
mennentukan titik yang akan dilakukan degitasi.
4. Selanjutnya setelah didegitasil hasil tersebut di olah menggunakan arcgis dengan
menggabungkan peta kontur dengan lokasi yang telah di degitasi.
5. Data yang telah didapat dari hasil penggabungan tersebut kemudian di interpretasikan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian

4.2 Hasil
a.Peta Anomali magnetik Unuversitas Bengkulu

b.Peta Topografi universitas bengkulu

4.3 Pembahasan
Data yang di dapat dari hasil pengukuran dilakukan koreksi-koreksi untuk
menghilangkan pengaruh dari luar dan dalam untuk mendapatkan hasil anomali,seperti
membuang data-data yang jauh dari rata-rata pengukuran dan mencari variasi harian,setelah
itu didapat lah data anomali dari hasil pengukuran dikurang IGRF dan variasi harian.
Data anomali magnet tersebut di olah menggunakan software setelah di dapat hasil
maka di gabungkan dengan data lokasi daerah pengukuran dari google earth yang telah di
dgitasi.
Dari data Peta Anomali magnetik diatas dapat diketahui bahwa anomali rendah
terdapat pada lokasi yang berwarna ungu sampai kebiru-biruan dengan range 3nT-
11nT,dimana lokasi tersebut di unib Depan, melingkupi Masjid Darul Ulum unib,Gedung
B,Gedung C,lapangan Futsal ,sport senter unib Dan di unib belakang melingkupi basic sains
dan lab.Agreoteklogi.
Dan nilai anomali tertinggi berwarna kemerah-merahan dengan range 23nT-29nT.
Peta kontur anomali pada Gambar menunjukkan range nilai yang terbentuk sekitar 3 nT
s.d.29 nT. Seperti yang telah kita ketahui bahwa anomali rendah menunjukkan suseptibilitas
tinggi dan medan magnet nya juga tinggi dan sebaliknya jika anomali tinggi maka niali
suseptibilitasnya rendan dan medan magnetnya juga rendah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Hasil pemodelan anomali magnetik menunjukkan bahwa
1. nilai suseptibilitas tinggi berada pada niali anomali 3 nT-9 nT dan nilai
suseptibilitas rendah berada pada nilai anomali 23 nT- 29 nT.
2.
5.2. Saran
1. Waktu melakukan penelitian di harapkan sangat – sangat teliti dalam pengambilan
data supaya tidak terjadi kesalahan seperti pengulangan pengambilan dataa yang
kami lakukan
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang baik dengan
daerah lebih luas.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai