Anda di halaman 1dari 14

Karakteristik Roti Tawar Kaya Serat yang Disubstitusi...

Jurnal Agroteknologi Vol. 12 No. 01 (2018)

KARAKTERISTIK ROTI TAWAR KAYA SERAT YANG DISUBSTITUSI


MENGGUNAKAN TEPUNG AMPAS KELAPA
The Characteristics of Fiber-Rich White Bread Substituted by Coconut Dregs Flour

Deni Antra Pusuma1)*, Yhulia Praptiningsih1)*, Miftahul Choiron1)


1)
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember
Jl. Kalimantan 37, Kampus Tegal Boto Jember 68121
*E-mail: deny.antra09@gmail.com, yhuliaprapti@gmail.com

ABSTRACT

Indonesia's wheat imports reached 7.49 until 8.10 million tons or ranked second world after
Egypt based on data from the Department of Agriculture of the United States (USDA) in the year of
2014/2015/2016. By 2020, projected wheat imports will be increase threefold from the previous year.
The consumption of wheat flour in bread production could be decreased by coconut dregs flour as
substitute of wheat flour. The research was formulated the fiber-rich white bread using wheat flour
and coconut dregs flour with ratio 100%:0%, 95%:5%, 90%:10%, 85%:15%, and 80%:20%. The aim
of this research was to know the physical, chemical, sensory properties and crude fiber content of
white bread with good quality and high preference. The result showed that the substitution of coconut
dregs flour was 10%. The bread had an inner and outer texture of 54.80±0.8 g/10 mm and
195.03±0.86 g/10 ml; lightness of 23.64; loaf volume bread of 147.27±1.4%; uniform slice
appearance; moisture content of 39.07±0.12%; ash content of 1.47±0.15%; protein content of
9.59±0.3%; fat content of 6.13±0.49%; carbohydrate content about 44.11±0.72%; crude fiber
content about 5.69%; score of preference color, aroma, taste, texture and overall respectively about
5.37; 5.30; 5.27; 5.50; 5.43 (rather like to like).

Keywords: coconut dregs flour, crude fiber, white bread

PENDAHULUAN bahan dasar pembuatan tepung terigu


Roti merupakan salah satu pangan adalah gandum. Sampai saat ini, Indonesia
olahan yang terbentuk dari fermentasi masih mengimpor gandum dan impor
terigu dengan menggunakan ragi terigu terus meningkat. Departemen
(Saccharomyces cerevisiae) atau bahan Pertanian Amerika Serikat (USDA) pada
pengembang lainnya kemudian 2014/2015 menyatakan bahwa impor
dipanggang (Mudjajanto dan Yulianti, gandum Indonesia mencapai 7,49 juta ton
2004). Roti khususnya roti tawar atau menduduki peringkat kedua dunia
merupakan salah satu pangan olahan dari setelah Mesir 11,06 juta ton. Tahun
terigu yang banyak dikonsumsi oleh 2015/2016 mencapai 8,10 juta ton atau
masyarakat luas. Roti tawar merupakan menduduki peringkat dua setelah Mesir
salah satu jenis roti sponge yang sebagian 11,50 juta ton. Tahun 2020, diproyeksikan
besar tersusun dari gelembung-gelembung impor gandum akan meningkat tiga kali
gas. Harga yang relatif murah, lipat dari tahun sebelumnya (Listiyarini,
menyebabkan roti tawar mudah dijangkau 2016). Oleh karena itu, untuk menurunkan
oleh seluruh lapisan mayarakat baik dari kenaikan konsumsi terigu maka perlu ada
lapisan bawah, menengah hingga atas. Hal upaya alternatif untuk mengurangi
ini dapat dibuktikan dengan semakin penggunaannya dalam pembuatan roti.
banyaknya industri roti baik dalam skala Solusi untuk mengurangi penggunaan
rumah tangga maupun industri menengah. terigu pada pembuatan roti tawar adalah
Bahan baku utama pada pembuatan dengan mengganti sebagian terigu
roti tawar adalah tepung terigu, sedangkan (substitusi) dengan tepung lain yaitu

29
Karakteristik Roti Tawar Kaya Serat yang Disubstitusi....
Jurnal Agroteknologi Vol. 18 No. 01 (2018)

tepung ampas kelapa. Hal ini merupakan sebagai substitusi terigu dalam pembuatan
salah satu upaya dalam memanfaatkan roti tawar perlu dibatasi.
limbah kelapa yaitu berupa ampas kelapa. Penelitian tentang pembuatan roti
Ampas kelapa merupakan hasil yang menggunakan berbagai macam
samping dari proses pengambilan santan tepung substitusi sebelumnya sudah
kelapa. Selama ini ampas kelapa hanya dilakukan diantaranya adalah pembuatan
dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan roti yang dengan substitusi tepung
sebagian dijadikan tempe bonkrek untuk singkong dan tepung kedelai (Arlene,
makanan. Putri (2010) menyatakan bahwa 2009). Sudarmo (2015) menyatakan bahwa
ampas kelapa mengandung serat kasar penambahan tepung kulit ari kedelai pada
yang cukup tinggi sebesar 15,07%. Ampas pembuatan roti dengan karakteristik dan
kelapa mengandung selulosa cukup tinggi sifat organoleptik yang masih baik dan
yang dapat berperan dalam proses disukai maksimal sebanyak 30%. Namun,
fisiologis tubuh. Selulosa merupakan serat penggunaan tepung ampas kelapa untuk
makanan yang tidak dapat dicerna oleh substitusi pada pembuatan roti tawar
enzim-enzim pencernaan, namun belum dilakukan.
peranannya dalam sistem pencernaan
sangat penting karena dapat METODE PENELITIAN
memperpendek waktu transit sisa-sisa
makanan, sehingga mengurangi resiko Alat dan Bahan
kanker usus (Muchtadi, 1989). Tepung Peralatan yang digunakan dalam
ampas kelapa adalah tepung yang proses pengolahan ini antara lain loyang,
diperoleh dengan cara menghaluskan copper, oven, neraca analitik Ohaous Ap-
ampas kelapa yang telah dikeringkan. 310-O, ayakan 40 mesh, baskom, plastik,
Tepung ampas kelapa dapat dibuat dari tissue, rolling pin. Alat yang digunakan
kelapa parut kering yang dikeluarkan dalam proses analisis adalah rheotex¸
sebagian kandungan lemaknya melalui colour reader CR-100, beaker glass,
proses ekstraksi secara mekanik yaitu eksikator, destilator, kurs porselen,
dengan pengepresan (Rony, 1993). soxhlet, gelas ukur, tabung kjedhal, botol
Pada proses pembuatan roti tawar timbang, erlenmeyer, kertas saring dan
yang berperan penting dalam pembentukan kuisioner.
tekstur dan pengembangan adonan adalah Bahan-bahan yang digunakan dalam
senyawa gluten yang terkandung dalam penelitian ini antara lain kelapa yang dibeli
gandum. Gluten menentukan elastisitas di pasar Tegal Besar Kabupaten Jember,
dan plastisitas adonan yang diakibatkan tepung terigu protein tinggi cap cakra
terbentuknya kerangka seperti jaring-jaring kembar premium, air putih (merk Aqua),
yang berperan sebagai perangkap gas hasil garam dapur (merk Tiga Daun), gula pasir
peragian sehingga adonan dapat (merk Gulaku), ragi instant, mentega
mengembang (Wijayanti, 2007). Peranan (merk Blue Band), dan susu bubuk (merk
substitusi terigu menggunakan tepung Dancow). Bahan yang digunakan untuk
ampas kelapa dalam pembuatan roti tawar analisis yaitu H2SO4, aquades, NaOH,
adalah untuk meningkatkan kandungan K2SO4 10%, selenium, asam borat 4%,
serat roti tawar sehingga dihasilkan roti metil merah dan biru, HCl, petroleum
tawar yang mempunyai nilai fungsional. benzen, dan aseton.
Serat merupakan salah satu komponen
pangan fungsional, yang berperanan untuk Tahapan Penelitian
membantu proses pencernaan. Tepung Pembuatan tepung ampas kelapa
ampas kelapa tidak mengandung gluten Kelapa dikupas dengan cara
sehingga penggunaan tepung ampas kelapa memisahkan antara daging buah dengan

30
Karakteristik Roti Tawar Kaya Serat yang Disubstitusi....
Jurnal Agroteknologi Vol. 18 No. 01 (2018)

kulit sabut dan tempurungnya, lalu airnya adonan dapat mengembang secara
dibuang. Kelapa yang sudah dikupas sempurna. Setelah 30 menit, adonan yang
ditempatkan di dalam satu wadah dan siap sudah mengembang digilas dengan rolling
untuk diparut. Selanjutnya dilakukan pin dan dicetak di dalam loyang khusus
ekstraksi dengan menambahkan air bersih roti tawar. Penggilasan bertujuan agar
ke dalam parutan kelapa dengan sebagian udara yang terdapat di dalam
perbandingan 2 liter air untuk 1 kg kelapa adonan dapat keluar.
lalu diperas sebanyak dua kali Selanjutnya adonan didiamkan
menggunakan tangan untuk mengambil kembali (proofing) pada suhu kamar
santannya. selama 90 menit di dalam loyang
Hasil perasan kelapa ditampung di kemudian ditutup menggunakan plastik.
dalam toples plastik. Proses pemerasan Proses proofing dilakukan untuk
kelapa ini dilakukan dua kali. Jadi, ampas mengembangkan adonan hingga mencapai
padatan hasil perasan pertama dicampur bentuk dan mutu yang baik. Selanjutnya
lagi dengan air bersih, lalu diperas dan adonan dipanggang pada suhu 160°C
hasil perasan disaring dan ditampung di selama 40 menit menggunakan
dalam toples plastik. Setelah itu dilakukan pemanggang oven. Roti tawar yang telah
pengepresan kembali dengan mengalami proses pengovenan dikeluarkan
menggunakan pompa hidrolik dan diulangi dari loyang kemudian didinginkan.
sebanyak dua kali pengulangan. Setelah itu
dikeringkan pada pengering kabinet pada Rancangan Percobaan
suhu 60ºC selama 24 jam. Ampas kelapa Penelitian ini merupakan penelitian
setelah melalui proses pengeringan eksperimental dengan satu faktor yaitu
kemudian digiling menggunakan copper rasio terigu dan tepung ampas kelapa
dan diayak menggunakan ayakan 40 mesh dengan lima perlakuan dan tiga kali
untuk mendapatkan tepung ampas kelapa. ulangan. Perbandingan rasio terigu dan
tepung ampas kelapa yaitu (100%:0%,
Pembuatan roti tawar substitusi tepung 95%:5%, 90%:10%, 85%:15%,
ampas kelapa 80%:20%). Data yang diperoleh dianalisis
Bahan-bahan yang diperlukan secara deskriptif. Rerata nilai yang
dipersiapkan terlebih dahulu seperti tepung didapatkan dari hasil analisis ditampilkan
ampas kelapa, terigu, mentega, gula, dalam bentuk tabel dan grafik disertai
garam, air, susu, telur dan ragi instant. dengan error bars sebagai standar
Bahan berupa terigu dan tepung ampas deviasinya.
kelapa dicampur ke dalam wadah. Bahan
lainnya seperti ragi, susu bubuk, dan gula Metode Analisis
dimasukkan ke dalam wadah yang telah Sifat fisik
terisi tepung campuran dan dicampur Analisis fisik pada roti tawar
hingga merata. Setelah tercampur dengan substitusi tepung ampas kelapa meliputi
merata, garam dan mentega putih analisis tekstur menggunakan rheotex
dimasukkan ke dalam wadah tersebut dan (Sudarmadji et al., 2010), pengukuran
diuleni hingga menjadi adonan yang kalis. warna (lightness) menggunakan colour
Adonan yang telah kalis didiamkan reader Minolta CR-10, pengukuran daya
untuk proses fermentasi selama 30 menit. kembang menggunakan metode seed
Fermentasi dilakukan dengan menutup Diplancement Test, pengukuran staling
adonan menggunakan plastik hingga rapat dan kenampakan irisan.
agar tidak ada udara yang masuk. Proses
fermentasi dilakukan bertujuan untuk
menghasilkan gas CO2 dan alkohol agar

31
Karakteristik Roti Tawar Kaya Serat yang Disubstitusi....
Jurnal Agroteknologi Vol. 18 No. 01 (2018)

Daya kembang hedonik (uji kesukaan) meliputi warna,


Daya kembang merupakan aroma, tekstur dan rasa dari produk yang
perbandingan kenaikan volume roti tawar dihasilkan. Dalam metode hedonik ini,
dengan volume adonan awal. Pengukuran panelis diminta memberikan penilaian
volume cetakan dilakukan dengan berdasarkan tingkat kesukaan. Skor yang
memasukkan millet dalam cetakan adonan digunakan adalah 7 (sangat suka), 6
sampai permukaan rata, setelah itu millet (suka), 5 (agak suka), 4 (netral), 3 (agak
diukur volumenya dengan gelas ukur dan tidak suka), 2 (tidak suka), 1 (sangat tidak
dicatat sebagai V1. Selanjutnya dilakukan suka).
pengukuran volume adonan sebelum
dioven dengan menggunakan cetakan yang Uji efektivitas
sudah diketahui volumenya (V1), Uji efektivitas dilakukan
kemudian adonan dimasukkan cetakan dan berdasarkan metode indeks efektivitas
mengisinya dengan millet sampai batas untuk mengetahui perlakuan terbaik (de
yang penuh dan dicatat volumenya sebagai Garmo et al., 1984). Prosedur uji
V2. Selanjutnya dilakukan pengukuran efektivitas yaitu membuat bobot nilai pada
volume roti yang telah dioven dengan masing-masing variabel dengan angka
memasukkan millet pada wadah yang antara 0-1. Bobot nilai diberikan
berisi roti tawar sampai tanda batas penuh, tergantung pada kontribusi masing-masing
kemudian millet diukur pada gelas ukur variabel terhadap sifat mutu produk.
sebagai V3 (Bakri, 1990). Kemudian menentukan nilai terbaik dan
terjelek dari data pengamatan serta
Staling menentukan bobot normal variabel yaitu
Setiap roti tawar dengan masing- bobot variabel dibagi dengan bobot total.
masing perlakuan dipotong menjadi empat Selanjutnya nilai efektivitas ditentukan
bagian dan dikemas dalam plastik, dengan rumus:
kemudian dimasukkan dalam kotak
ultraviolet selama 30 menit setelah itu
kotak ultraviolet dimatikan dan sampel
roti tawar tetap didalamnya. Roti tawar Selanjutnya menjumlahkan nilai hasil dari
yang telah disimpan tersebut diamati semua variabel dengan kombinasi
tekstur setiap hari mulai dari hari ke-1 perlakuan. Perlakuan terbaik dipilih dari
sampai hari ke-3. Pengukuran tekstur kombinasi perlakuan dengan nilai total
(menggunakan rheotex). tertinggi.

Kenampakan irisan Sifat kimia


Kenampakan irisan dianalisis Analisis sifat kimia roti tawar
menggunakan metode pemotretan. Roti meliputi analisis kadar air menggunakan
tawar yang telah diiris dengan ketebalan metode thermogravimetri (Sudarmadji et
1,5 cm kemudian diletakkan diatas alas al., 2010), kadar abu (AOAC, 1995), kadar
putih dan dilakukan pemotretan. protein menggunakan metode
mikrokjedhal (Sudarmadji et al., 2010),
Uji organoleptik kadar lemak menggunakan metode Soxhlet
Uji organoleptik dilakukan untuk (AOAC, 2005) dan kadarkarbohidrat
mengetahui tingkat kesukaan atau menggunakan metode Carbohydrate by
kelayakan suatu produk agar dapat Difference (Apriyantono, 1989) serta
diterima oleh panelis atau konsumen analisis kadar serat kasar.
Menggunakan uji hedonik. Metode
pengujian yang dilakuakan adalah metode

32
Karakteristik Roti Tawar Kaya Serat yang Disubstitusi....
Jurnal Agroteknologi Vol. 18 No. 01 (2018)

Kadar serat kasar 400


Sampel seberat 1 gram diletakkan 350 319,10

Tekstur (g/10 mm)


dalam gelas beker kemudian ditambahkan 300
231,60
50 ml H2SO4 0,3 N dipanaskan selama 30 250 195,03
menit kemudian ditambah 25 ml NaOH 200
1,5 N untuk dipanaskan kembali selama 30 150 117,57 115,47
93,67
menit. Setelah itu, disaring dengan kertas 100 61,27 54,80
35,13
saring yang telah dioven pada suhu 105- 50 29,80
110°C selama 1 jam dan didinginkan di 0
R0 R1 R2 R3 R4
dalam eksikator selama 15 menit lalu
Perbandingan terigu dengan
ditimbang (A). Sisa saringan dicuci
tepung ampas kelapa
berturut-turut dengan 50 ml air panas, 50
ml H2SO4 0,3 N, 50 ml air panas dan Gambar 1. Nilai tekstur roti tawar kaya serat
substitusi tepung ampas kelapa (R0=
terakhir 25 ml aseton. Kertas saring dan 100% : 0%; R1= 95% : 5%; R2=
isinya dimasukkan ke dalam cawan 90% : 10%; R3= 85% : 15%; R4=
porselen dan dioven pada suhu 105-110°C 80% : 20%) pada bagian dalam ( )
sampai berat konstan kemudian dan bagian luar roti ( )
dimasukkan dalam eksikator selama 15
menit lalu ditimbang (Y). Selanjutnya Gambar 1 menunjukkan nilai
sampel dipanaskan dalam tanur pada suhu tekstur roti tawar kaya serat pada bagian
600°C selama 6 jam dan didinginkan dalam maupun luar tertinggi (115,97±1,31
dalam eksikator selama 15 menit g/10 mm nilai tekstur bagian dalam; dan
kemudian ditimbang (Z). 319,10 ±0,72 g/10 mm nilai tekstur bagian
luar) pada perlakuan R4 dengan formulasi
HASIL DAN PEMBAHASAN (terigu 80%: tepung ampas kelapa 20%),
sedangkan nilai tekstur terendah
SIFAT FISIK ROTI TAWAR KAYA (29,80±0,7 g/10 mm nilai tekstur bagian
SERAT luar; dan 61,27±0,78 g/10 mm nilai tekstur
Tekstur bagaian dalam) pada perlakuan R0 (terigu
Pengukuran tekstur pada roti tawar 100%: tepung ampas kelapa 0%). Semakin
kaya serat dilakukan pada dua bagian yaitu banyak penambahan tepung ampas kelapa
bagian dalam (remah) dan bagian luar akan menghasilkan nilai tekstur roti tawar
(kulit). Hasil pengamatan tekstur pada kaya serat yang semakin tinggi atau
penelitian roti tawar kaya serat bagian semakin keras. Hal tersebut dikarenakan
dalam berkisar antara 29,80 - 115,47 g/10 peningkatan substitusi tepung ampas
mm dan pada bagian luar (kulit) berkisar kelapa dapat mengurangi jumlah protein
antara 61,27 – 319,10 g/10 mm. Semakin gluten yang terdapat dalam adonan,
banyak tepung ampas kelapa yang sehingga tekstur yang dihasilkan tidak
disubstitusikan maka nilai tekstur roti yang sebaik roti tawar dengan terigu 100%.
dihasilkan baik dari bagian dalam maupun Penurunan kandungan gluten dalam
bagian luar semakin besar. Nilai tekstur adonan roti tawar yang menyebabkan
yang semakin besar menunjukan bahwa adonan lebih bersifat hidrofilik, sehingga
roti tawar memiliki tekstur semakin keras. terjadi interaksi lebih kuat diantara granula
pati. Tekstur roti tawar erat hubungannya
dengan pengkristalan fraksi amilopektin
yang berlangsung secara perlahan-lahan
setelah roti selesai dipanggang (Marleen,
2002). Gluten dalam pembuatan roti
berfungsi untuk memerangkap dan

33
Karakteristik Roti Tawar Kaya Serat yang Disubstitusi....
Jurnal Agroteknologi Vol. 18 No. 01 (2018)

menahan gas sehingga roti dapat 80%: tepung ampas kelapa 20%,
mengembang dengan struktur berongga- sedangkan nilai lightness terendah pada
rongga halus dan seragam serta tekstur perlakuan R0 dengan formulasi terigu
lembut dan elastis (Lasztity, 1984; 100%: tepung ampas kelapa 0% (kontrol).
Wahyudi, 2003). Oleh karena itu, semakin Lighness roti antara lain dipengaruhi noleh
banyak penambahan tepung ampas kelapa warna tepung sebagai bahan dasar dan
maka tekstur yang dihasilkan semakin tingkat reaksi maillard yang terjadi selama
keras. proses pemanggangan.
Nilai kecerahan tepung ampas kelapa
Warna (Lightness) lebih tinggi daripada terigu. Tepung ampas
Warna merupakan parameter penting kelapa memiliki nilai kecerahan sebesar
dan pertama dilihat oleh konsumen dalam 88, sedangkan terigu nilai kecerahannya
memilih produk pangan. Warna yang sebesar 74,94 – 76,38. Hal ini sesuai
menarik dan sesuai dengan keinginan dengan pernyataan Murtini et al. (2005),
konsumen menjadi daya tarik tersendiri bahwa nilai lightness dari terigu sebesar
dalam memilih makanan. Analisis nilai 74,94 – 76,38. Perbedaan nilai kecerahan
kecerahan (lightness) pada permukaan tersebut yang menyebabkan tingkat
irisan (bagian dalam) dari roti tawar kaya kecerahan roti tawar semakin tinggi seiring
serat substitusi tepung ampas kelapa meningkatnya substitusi tepung ampas
menggunakan color reader pada 5 titik kelapa.
yang berbeda dengan 3 kali ulangan. Nilai Selain disebabkan oleh nilai
lightness roti tawar kaya serat berkisar kecerahan bahan dasar (terigu dan tepung
antara 22,06 – 32,84 (Gambar 2). ampas kelapa), kecerahan roti tawar juga
disebabkan terjadinya reaksi maillard
40 (reaksi antar gugus amina primer protein
35 32,84 dan gugus karbonil gula reduksi. Semakin
kecerahan (Lightness)

30 26,26
tinggi kandungan protein maka reaksi
25 22,06 22,36
23,64 maillard semakin intensif dan warna roti
semakin gelap (nilai kecerahan rendah)
20
(Potter, 1988). Semakin banyak jumlah
15 tepung ampas kelapa yang disubstitusikan,
10 maka kadar protein dalam adonan semakin
5 berkurang, sehingga warna roti semakin
0
cerah.
R0 R1 R2 R3 R4
Perbandingan terigu dengan tepung ampas Daya kembang
kelapa Daya pengembangan roti merupakan
kemampuan roti mengalami pertambahan
Gambar 2. Nilai lightness roti tawar kaya serat
ukuran sebelum dan setelah proses
dengan substitusi tepung ampas kelapa
(R0= 100% : 0%; R1= 95% : 5%; R2= pemanggangan. Hasil pengamatan pada
90% : 10%; R3= 85% : 15%; R4= penelitian produk roti tawar kaya serat
80% : 20%) menunjukkan nilai antara 69,14%–
188,59%. Volume pengembangan roti
Gambar 2 menunjukkan bahwa tawar secara keseluruhan mengalami
semakin besar jumlah tepung ampas penurunan seiring dengan meningkatnya
kelapa yang disubstitusikan maka nilai substitusi tepung ampas kelapa. Semakin
lightness semakin tinggi atau semakin banyak jumlah tepung ampas kelapa yang
cerah. Nilai lightness tertinggi pada disubstitusikan ke dalam adonan roti tawar
perlakuan R4 dengan formulasi terigu

34
Karakteristik Roti Tawar Kaya Serat yang Disubstitusi....
Jurnal Agroteknologi Vol. 18 No. 01 (2018)

dapat menurunkan daya kembang roti selama proses fermentasi (Wijayanti,


tawar kaya serat. 2007).
Daya kembang juga dipengaruhi
250 oleh jumlah air yang diikat oleh adonan.
Proses pemanggangan adonan mengalami
188,59 kehilangan air. Hal ini menyebabkan
Daya Kembang (%)

200 184,45

147,27 lapisan gluten memerangkap dan


150 memisahkan gas satu sama lain dengan
membentuk lapisan pelindung menjadi
100 74,50 69.14 buih kemudian menjadi tegar dan adonan
50
mengembang (Potter, 1978).

0 Staling
R0 R1 R2 R3 R4 Analisis staling dilakukan dengan
Perbandingan terigu dengan tepung ampas cara penyimpanan roti tawar kaya serat
kelapa dilakukan selama 3 hari pada suhu ruang
dan diamati hari ke- 1, 2 dan 3 dengan
Gambar 3. Nilai daya kembang roti tawar kaya mengukur tekstur bagian atas (luar) dan
serat dengan substitusi tepung ampas
kelapa (R0= 100% : 0%; R1= 95% : tengah (dalam) menggunakan rheotex.
5%; R2= 90% : 10%; R3= 85% : 15%; Nilai stalling didapatkan dari hasil selisih
R4= 80% : 20%) pengukuran tekstur baik dari bagian atas
maupun tengah pada hari ke- 1, 2 d 3 (∆
Pada Gambar 3 terlihat bahwa pada tekstur). Hasil pengamatan staling bagian
perlakuan R0 (kontrol) memiliki nilai daya atas (luar) dan tengah (dalam) pada hari ke
kembang tertinggi yaitu 188,59±0,81% 1, 2 dan 3 dapat dilihat pada Gambar 4
dan untuk nilai daya kembang terkecil dan Gambar 5.
yaitu pada perlakuan R4 (terigu 80% :
tepung ampas kelapa 20%) dengan nilai 180
69,14±0,72%. Perlakuan dengan nilai daya 160
kembang mendekati kontrol yaitu R1
140
Stalling (g/10 mm)

(terigu 5%: tepung ampas kelapa 95%).


120
Volume pengembangan cenderung
100
mengalami penurunan seiring dengan
80
peningkatan tepung ampas kelapa yang
60
disubstitusikan karena tepung ampas
40
kelapa tidak mengandung gluten.
20
Semakin banyak tepung ampas
0
kelapa yang disubstitusikan maka 1 2 3
kandungan gluten yang terdapat di dalam Hari ke-
adonan roti tawar kaya serat akan semakin
sedikit, sehingga menurunkan daya Gambar 4. Nilai staling (bagian luar) roti tawar
kembang roti tawar yang dihasilkan. Hal kaya serat substitusi tepung ampas
kelapa: R0= 100% : 0% ( ); R1=
ini dikarenakan gluten berfungsi untuk 95% : 5% ( ); R2= 90% : 10% (
mempertahankan gas untuk mendapatkan ); R3= 85% : 15% ( ); R4=
volume dan tekstur yang diinginkan dalam 80% : 20% ( )
sistem adonan. Tingkat pengembangan
erat kaitannya dengan kemampuan adonan
menahan gelembung-gelembung CO2

35
Karakteristik Roti Tawar Kaya Serat yang Disubstitusi....
Jurnal Agroteknologi Vol. 18 No. 01 (2018)

100 kekompakan dari pori-pori atau lubang


yang terbentuk di dalam roti tawar. Pori-
80 pori roti yang baik adalah ukuran pori-pori
Stalling (g/10 mm)

yang kecil dan seragam di seluruh bagian


60
crumb. Pori-pori roti merupakan lapisan
40 tipis yang terbentuk pada gluten yang
berfungsi untuk memerangkap
20 karbondioksida. Pori-pori terbentuk pada
proses fermentasi, pada saat itu aktivitas
0 ragi mulai meningkat, adonan
1 2 3
mengembang, dan volume adonan
Hari ke-
bertambah akibat produksi gas
Gambar 5. Nilai staling (bagian dalam) roti tawar karbondioksida oleh ragi. Selain itu, gluten
kaya serat substitusi tepung ampas menjadi elastis dan lebih lembut akibat
kelapa: R0= 100% : 0% ( ); R1= pengaruh alkohol, menurunnya kadar
95% : 5% ( ); R2= 90% : 10% ( keasaman sehingga gluten membentuk
); R3= 85% : 15% ( ); R4=
80% : 20% ( )
lapisan tipis yang dapat menahan gas.
Kenampakan irisan atau pori-pori roti
tawar kaya serat dapat dilihat pada
Gambar 4 dan Gambar 5 Gambar 6.
menunjukkan bahwa semakin banyak
tepung ampas kelapa yang disubstitusikan
maka nilai kekerasan selama 3 hari dari
tekstur semakin tinggi dan semakin tinggi
pula kecepatan staling pada roti tawar
kaya serat. Kecepatan staling antara lain
dipengaruhi oleh daya kembang dan R0 R1 R2 R3 R4
berbanding terbalik dengan daya kembang. Gambar 6. Kenampakan irisan roti tawar
Semakin tinggi daya kembang maka perbandingan terigu dengan tepung
kecepatan staling semakin rendah dan ampas kelapa (R0= 100% : 0%;
sebaliknya Hal ini karena kandungan R1= 95% : 5%; R2= 90% : 10%;
gluten semakin berkurang dengan semakin R3= 85% : 15%; R4= 80% : 20%)
meningkat jumlah tepung ampas kelapa
Pada Gambar 6 terlihat bahwa
yang disubstitusikan. Gluten berperanan
semakin tinggi substitusi tepung ampas
untuk memerangkap dan menahan gas
kelapa maka pori-pori yang dihasilkan
dalam pembuatan roti sehingga dihasilkan
semakin rapat. Hal ini karena kandungan
daya kembang tinggi (Lasztity, 1984;
gluten dalam adanan semakin berkurang,
Satin, 1988).
sehingga roti kurang mengembang dan
Menurut Eliasson dan Larsson
dihasilkan remah roti yang rapat.
(1993), kecepatan staling berkurang
Suhardjito (2006) juga menyatakan bahwa
seiring tingginya kandungan protein dalam
terbentuknya pori-pori pada roti tawar juga
bahan karena protein dapat berinteraksi
dipengaruhi oleh knocking down atau
dengan pati selama proses kristalisasi
penggilasan yang menyebabkan
sehingga mengurangi kecepatan
pembentukan adonan menjadi relaks
retrogradasi pati.
kembali sehingga timbul gas yang baru.
Kenampakan Irisan
Kenampakan irisan pada roti tawar
dapat dilihat dari keseragaman dan

36
Karakteristik Roti Tawar Kaya Serat yang Disubstitusi....
Jurnal Agroteknologi Vol. 18 No. 01 (2018)

SIFAT ORGANOLEPTIK ROTI 10%) dengan skor 5,30 (agak suka sampai
TAWAR KAYA SERAT suka) dan nilai kesukaan terendah pada
Uji organleptik dilakukan oleh 30 perlakuan R4 (terigu 80% : tepung ampas
panelis tidak terlatih untuk mengetahui kelapa 20%) dengan skor 4,17 (netral
tingkat kesukaan panelis terhadap roti sampai agak suka). Nilai tertinggi kedua
tawar kaya serat. Parameter uji oranoleptik setelah R2 yaitu pada perlakuan R1 (terigu
meliputi warna, aroma, rasa, tekstur dan 95% : tepung ampas kelapa 5%) dengan
keseluruhan dengan skala 1 – 7. Hasil nilai 4,90 (netral sampai agak suka). Untuk
penilaian panelis terhadap uji kesukaan nilai terendah kedua setelah R4 yaitu R3
roti tawar kaya serat ditunjukkan pada (substitusi terigu 85% : tepung ampas
Tabel 1. kelapa 15%) sebesar 4,67 (netral sampai
agak suka).
Tabel 1. Skor kesukaan roti tawar kaya serat Hasil ini menunjukkan bahwa
substitusi tepung ampas kelapa substitusi maksimal yang masih disukai
sampai dengan substitusi 10%. Bahan-
Perlakuan
Parameter bahan yang digunakan dalam pembuatan
R1 R2 R3 R4 roti tawar akan mempengaruhi aroma roti
Warna 4,97 5,37 4,80 4,60 tawar yang dihasilkan. Semakin tinggi
Aroma 4,90 5,30 4,67 4,17 tingkat substitusi tepung ampas kelapa
Rasa 5,27 5,27 4,60 4,30 akan menurunkan nilai kesukaan panelis
Tekstur 5,97 5,50 4,63 3,90 terhadap aroma roti tawar yang dihasilkan.
Keseluruhan 5,60 5,43 4,77 4,37
Keterangan: R1 = terigu 95% : tepung ampas
Tekstur
kelapa 5%; R2 = terigu 90% : tepung Menurut Mudjajanto dan Yulianti
ampas kelapa 10%; R3 = terigu 85% (2004), kriteria roti tawar yang baik adalah
: tepung ampas kelapa 15%; R4 = roti tawar yang memiliki tekstur roti lunak
terigu 80% : tepung ampas kelapa dan elastis. Tabel 1 menunjukkan bahwa
20%.
semakin banyak penambahan tepung
ampas kelapa, tekstur roti tawar yang
Warna dihasilkan semakin padat (bantat) dan
Nilai kesukaan warna roti tawar
sangat berbeda dengan roti tawar pada
kaya serat berkisar antara 4,60-5,37 (netral
umumnya. Tingkat kesukaan panelis
sampai suka). Nilai kesukaan warna
tertinggi pada uji kesukaan tektur yaitu
tertinggi pada perlakuan R2 (substitusi
perlakuan R1 (substitusi terigu 95% :
terigu 90% : tepung ampas kelapa 10%)
tepung ampas kelapa 5%) dan terendah
dengan skor 5,37 (agak suka sampai suka).
R4 (substitusi terigu 80 : tepung ampas
nilai kesukaan terendah pada perlakuan R4
kelapa 20%).
(substitusi terigu 80% : tepung ampas
Tekstur roti tawar dipengaruhi oleh
kelapa 20%) dengan skor 4,60 (netral
beberapa faktor antara lain adanya
sampai agak suka). Jadi warna yang
kandungan protein, kadar air dan lemak
disukai adalah roti tawar kaya serat dengan
dari bahan dasar pembuatan roti. Pori-pori
nilai kecerahan sedang, yaitu pada
roti tawar yang halus terbentuk karena
perlakuan R2 (substitusi terigu 90% :
udara masuk kedalam adonan dan
tepung ampas kelapa 10%).
terdispersi dalam bentuk gelembung yang
halus ketika tepung dan air dicampur dan
Aroma diulen, karena dalam tepung terigu
Tabel 1 menunjukkan tingkat
mengandung protein yang mampu
kesukaan aroma tertinggi pada perlakuan
membentuk gluten ketika ditambah air dan
R2 (terigu 90% : tepung ampas kelapa
m ( ’ , 2011).

37
Karakteristik Roti Tawar Kaya Serat yang Disubstitusi....
Jurnal Agroteknologi Vol. 18 No. 01 (2018)

Pada sifat fisik untuk nilai tekstur Keseluruhan


bagian dalam (remah ) dari R0 – R4 Kesukaan keseluruhan merupakan
berkisar antara 29,80 – 115,47 g/mm, parameter yang diamati dari aspek warna,
sedangkan untuk bagian luar (kulit) tekstur, aroma dan rasa untuk dinilai oleh
berkisar antara 61,27 – 319,10 g/mm. panelis. Keseluruhan perlakuan pada roti
tingkat kesukaan tekstur tertinggi oleh tawar kaya serat dengan substitusi tepung
yaitu pada perlakuan R1 (substitusi terigu ampas kelapa menunjukkan bahwa nilai
95% : tepung ampas kelapa 5%) memiliki tertinggi pada perlakuan R1 (substitusi
nilai 29,80 g/mm (bagian dalam/remah) terigu 95% : tepung ampas kelapa 5%) dan
dan 61,27 g/mm (bagian kulit/luar). Hal ini terendah pada R4 (substitusi terigu 80% :
menunjukkan bahwa roti tawar kaya serat tepung ampas kelapa 20%) (Tabel 1).
yang disukai dengan tekstur sedang. Semakin banyak penambahan tepung
ampas kelapa maka tingkat kesukaan
Rasa terhadap parameter sensoris keseluruhan
Pada Tabel 1 terlihat bahwa semakin menurun. Nilai kesukaan untuk
perlakuan R1 (substitusi terigu 95% : tekstur dan rasa yang paling tinggi dan
tepung ampas kelapa 5%) dan R2 disukai yaitu pada perlakuan R1 (substitusi
(substitusi terigu 90% : tepung ampas terigu 95% : tepung ampas kelapa 5%)
kelapa 10%) memiliki nilai rasa yang dengan nilai masing-masing 5,97 dan 5,27
sama yaitu 5,27 (agak suka sampai suka). (agak suka sampai suka). Jadi kesukaan
Kemudian diikuti oleh perlakuan R3 keseluruhan ditentukan oleh kesukaan
(substitusi terigu 85% : tepung ampas tekstur dan rasa.
kelapa 15%) dan R4 (substitusi terigu 80%
: tepung ampas kelapa 20%) masing- NILAI EFEKTIVITAS
masing dengan nilai 4,60 (netral sampai Hasil uji efektivitas merupakan nilai
agak suka) dan 4,30 (netral sampai agak dari bobot masing-masing perlakuan
suka). Rasa pada suatu produk dipengaruhi berdasarkan tingkat kepentingan
oleh komposisi bahan penyusun formula parameter. Uji tersebut dilakukan untuk
dalam bahan makanan. Semakin tinggi menentukan perlakuan terbaik dari sampel
substitusi tepung ampas kelapa yang semua perlakuan. Berdasarkan data
digunakan pada roti tawar, menyebabkan analisis dari sampel roti tawar kaya serat
penurunan tingkat kesukaan. yang diperoleh maka dapat ditentukan
Rasa umumnya dipengaruhi oleh bahwa bobot tertinggi yaitu 0,92 pada
bahan-bahan penunjang seperti telur, susu, perlakuan R2 (terigu 90% : tepung ampas
gula, garam dan mentega. Selama proses kelapa 10%). Nilai efektivitas dapat dilihat
fermentasi adonan, ragi mengubah pada Tabel 2.
karbohidrat menjadi gas CO2 dan etanol,
selain itu ragi juga berperan dalam Tabel 2. Nilai efektivitas roti tawar kaya serat
pembentukan cita rasa pada roti (Koswara, Nilai
Perlakuan
2009). Fungsi utama yeast dalam Efektivitas
pembuatan roti untuk mengembangkan R1 (substitusi terigu 95%: tepung
0,84
adonan, membangkitkan aroma dan rasa ampas kelapa 5%)
R2 (substitusi terigu 90% : tepung
dengan cara memecah gula/pati untuk ampas kelapa 10%)
0,92
menghasilkan CO2 sebagai pelunak gluten, R3 (substitusi terigu 85% : tepung
0,34
menghasilkan etanol sebagai pemberi ampas kelapa 15%)
flavor pada proses fermentasi (Mudjajanto, R4 (substitusi terigu 80% : tepung
0,00
2008). ampas kelapa 20%)

38
Karakteristik Roti Tawar Kaya Serat yang Disubstitusi....
Jurnal Agroteknologi Vol. 18 No. 01 (2018)

SIFAT KIMIA ROTI TAWAR KAYA sebesar 1,47±0,15%. Kadar abu pada
SERAT produk roti tawar kaya serat melebihi batas
Pemilihan produk terpilih dari roti maksimal yang ditetapkan SNI. Hal ini
tawar didasarkan pada uji efektivitas dikarenakan adanya penambahan tepung
sehingga diperoleh R2 (terigu 90% : ampas kelapa yang memiliki kadar abu
tepung ampas kelapa 10%). Produk roti sebesar 0,52% dan kadar abu terigu 2,2%.
tawar kaya serat (R2) terpilih dianalisis Besarnya kadar abu produk pangan
sifat kimianya. Hasil analisisnya dapat bergantung pada besarnya kandungan
dilihat pada Tabel 3. mineral bahan yang digunakan
(Sudarmadji et al., 2010).
Tabel 3. Sifat kimia produk roti tawar kaya serat
terpilih Kadar protein
Kadar (%) Protein merupakan zat makanan
Direktorat yang penting bagi tubuh. Hal tersebut
Komponen Kandungan Gizi dikarenakan protein berfungsi sebagai
SNI
kimia (%) Depkes RI bahan bakar dalam tubuh, zat pembangun
(%)
Kadar air 39,07±0,12 Maks. 37,7
dan pengatur tubuh (Winarno, 2004).
40 Kadar protein roti tawar kaya serat produk
Kadar abu 1,47±0,15 Maks. - terpilih sebesar 9,59±0,3% (Tabel 3).
1 Kadar protein pada roti tawar salah
Kadar protein 9,59±0,3 - 9,7 satunya dipengaruhi oleh jenis tepung
Kadar lemak 5,77±0,49 - 4,2
Kadar 44,11±0,72 - 49,7
yang digunakan. Tepung yang digunakan
karbohidrat pada pembuatan roti tawar adalah tepung
Kadar serat 5,69 - 2,95 terigu berprotein tinggi (hard wheat)
kasar dengan kandungan gluten yang tinggi,
Keterangan: SNI (1995) dan Direktorat Gizi sehingga penggunaan terigu dapat
Depkes RI (1992)
menambah kandungan protein pada roti
tawar.
Kadar air
Berdasarkan Direktorat Gizi Depkes
Kadar air merupakan salah satu
(1992), kadar protein roti tawar gandum
parameter penting unutk produk-produk
sebesar 9,7%. Hal ini menunjukkan bahwa
kering karena kecenderungan kerusakan
kandungan protein pada roti tawar kaya
pada suatu produk pangan. Roti tawar
serat memiliki nilai yang mendekati kadar
termasuk jenis roti basah sehingga kadar
protein roti tawar gandum sehingga produk
airnya cukup tinggi yang menyebabkan
roti tawar kaya serat yang disubstitusi
daya awetnya rendah. Pada Tabel 3
tepung ampas kelapa sudah layak dan
terlihat bahwa kadar air roti tawar kaya
sesuai standar gizi.
serat memiliki nilai 39,07%. Menurut
syarat mutu Standar Nasional Indonesia
Kadar lemak
(SNI) 01-3840-1995, kadar air roti tawar
Tabel 3 menunjukkan bahwa
gandum maksimal 40%. Dengan demikian,
kandungan lemak roti tawar kaya serat
kadar air roti tawar kaya serat memenuhi
subtitusi tepung ampas kelapa sebesar
syarat SNI.
6,13±0,49%. Berdasarkan Direktorat Gizi
Depkes (1992), kadar lemak maksimal roti
Kadar abu tawar sebesar 4,2%. Roti tawar dengan
Berdasarkan syarat mutu Standar
substitusi tepung ampas kelapa
Nasional Indonesai (SNI) 01-3840-1995,
meningkatkan kadar lemak. Kandungan
kadar abu maksimal roti tawar sebesar 1%.
lemak yang tinggi pada roti tawar kaya
Kadar abu pada roti tawar kaya serat
serat disebabkan oleh tepung ampas kelapa

39
Karakteristik Roti Tawar Kaya Serat yang Disubstitusi....
Jurnal Agroteknologi Vol. 18 No. 01 (2018)

yang digunakan. Kandungan lemak tepung dibandingkan tepung terigu 0,25% (Utomo
ampas kelapa adalah sebesar 47,68%. dan Antarlina, 1997).
Putri (2010) menyatakan bahwa
kandungan lemak pada tepung ampas KESIMPULAN
kelapa dengan perlakuan blanching sebesar Semakin banyak substitusi tepung
38,27%. Semakin tinggi kandungan lemak ampas kelapa pada pembuatan roti tawar
yang dimiliki oleh bahan pembuatan roti kaya serat mengakibatkan tekstur roti
tawar, maka semakin tinggi pula semakin keras pada bagian dalam maupun
kandungan lemak yang dihasilkan oleh luar, warna (lightness) semakin cerah, laju
produk meskipun hanya 10% substitusi kecepatan staling semakin meningkat,
tepung ampas kelapa. pori-pori yang terbentuk semakin kompak
dan rapat. Daya kembang roti tawar kaya
Kadar karbohidrat serat mengalami volume penurunan seiring
Karbohidrat memiliki peranan meningkatnya substitusi tepung ampas
penting dalam menentukan karakteristik kelapa.
bahan makanan, seperti rasa, warna, Roti tawar kaya serat substitusi
tekstur dan lain-lain. Tabel 3 tepung ampas kelapa yang paling disukai
menunjukkan kadar karbohidrat yang oleh panelis adalah roti tawar dengan
dimiliki oleh roti tawar substitusi ampas perlakuan terigu 90% : tepung ampas
kelapa sebesar 44,11±0,72%. Kadar kelapa 10%. Roti tawar yang dihasilkan
karbohidrat yang didapat merupakan hasil memiliki tekstur bagian dalam sebesar
perhitungan dengan metode carbohydrate 54,80 g/10 mm dan bagian luar (kulit)
by difference (Apriyantono, 1989). Kadar 195,03 g/10 mm; lightness 23,64; daya
karbohidrat roti tawar sebesar kembang 147,27±1,4%; kadar air
44,11±0,72% lebih rendah dibandingkan 39,07±0,12 %, kadar abu 1,47±0,15%,
kadar karbohidrat dari Direktorat Gizi kadar protein 9,59±0,3%, kadar lemak
Depkes (1992). 6,13±0,49%, karbohidrat 44,11±0,72%;
dan kandungan serat kasar sebesar 5,69%;
Kadar serat kasar serta tingkat kesukaan warna, aroma, rasa,
Serat (fiber) dapat dibedakan atas tekstur dan keseluruhan berturut-turut
serat kasar (crude fiber) dan serat makanan yaitu 5,37; 5,30; 5,27; 5,50; 5,43 (agak
(dietary fiber). Serat kasar (crude fiber) suka sampai suka).
adalah serat tumbuhan/tanaman yang tidak
larut dalam asam (H2SO4 1,25%) dan basa DAFTAR PUSTAKA
(NaOH 1,25%). Nilai serat kasar lebih A , A. 2009. “P m Ro T w d
rendah daripada serat makanan karena T gS g o gd T g K d ”.
H2SO4 dan NaOH mempunyai Skripsi. Fakultas Teknologi Industri,
kemampuan lebih besar untuk Universitas Katolik Parahyangan,
menghidrolisis komponen makanan Bandung.
dibandingkan dengan enzim pencernaan. Apriyantono A., D. Fardiaz., N. L. Puspitsari.,
Kadar serat makanan berkisar antara Sedamawati dan S. Budiyanto. 1989.
2-3 kali serat kasar. Komponen utama Analisis Pangan PAU Pangan dan Gizi.
serat kasar disusun oleh selulosa, gum, IPB Press, Bogor.
hemiselulosa, pektin dan lignin (Muchtadi, Association of Official Analytical Chemist
1992). Kandungan serat kasar pada roti (AOAC). 2005. Official Method of
tawar kaya serat (substitusi tepung ampas Analysis of the Association of Analytical
kelapa) terpilih sebesar 5,69% (Tabel 3). Chemist. Association of Official
Hal ini dikarenakan kadar serat tepung Chemist, Washington D.C.
ampas kelapa lebih besar 15,06%

40
Karakteristik Roti Tawar Kaya Serat yang Disubstitusi....
Jurnal Agroteknologi Vol. 18 No. 01 (2018)

Aurand W.L., A. E. Wood., R. M. Wells. Murtini, E.S., T. Susanto., dan R.


1987. Food composition and analysis, 4 Kusumawardhani. 2005. Karakteristik
th edition, Van Nostrand Reinhold, 115 fisik, kimia, dan fungsional tepung
fifth avenue. New York, pp. 19-34. gandum lokal varietas selayar, nias dan
dewata gandum lokal varietas selayar.
Bakrie, A. 1990. Mempelajari Pengaruh
Jurnal Teknologi Pertanian, 6 (1): 57-
Penggunaan Tepung Campuran Terigu
65.
dan Tapioka Terhadap Mutu Roti
Manis. Pusat Penelitian Universitas Muchtadi, D. 1992. Petunjuk Laboratorium
Jember, Jember. Evaluasi Nilai Gizi Pangan. Pusat Antar
Universitas, Pangan dan Gizi IPB,
Eliason, A. C., dan K. Larsson. 1993. Cereals
Bogor. 216 pp.
in Breadmaking. Marcel Dekker, Inc.,
New York. ’ , A. 2011. “Aplikasi Millet
(Pennisetum Spp) Merah dan Millet
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI.
Kuning sebagai Substitusi Terigu dalam
1992. Daftar Komposisi Bahan
Pembuatan Roti Tawar : Evaluasi Sifat
Makanan. Penerbit Bhratara, Jakarta.
Sensoris dan Fisikokimia”. Skripsi.
Herawati, B., Y. Kusbiantoro., Rismayanti dan Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Mulyani. 2005. Pemanfaatan Limbah
Potter, N. N. 1978. Food Science. Third Ed.
Pembuatan VCO. Prosiding Seminar
The Avi Publishing Co. Inc. Wessport,
Nasional, Yogyakarta.
Connecticut.
Koswara, S. 2009. Teknologi pengolahan roti.
Putri. M. F. 2010. “Kandungan Gizi dan Sifat
Http://www.ebookpangan.com [Diakses
Fisik Tepung Ampas Kelapa sebagai
tanggal 28 Februari 2018].
Bahan Pangan Sumber Serat”. Skripsi.
Lasztitiy, R. 1984. The Chemistry of Cereal Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Protein. CRC Press, Inc. Baca Raton, Semarang, Semarang.
Florida.
Rony, P. 1993. Aneka Produk Olahan Kelapa.
Listiyarini,T. 2016. Naik ke peringkat 2 dunia Penebar Swadaya, Jakarta.
impor gandum RI capai 8,1 juta ton.
Standar Nasional Indonesia (SNI).01-3840-
http://www.beritasatu.com/ekonomi/337
1995. Syarat Mutu Roti Tawar. Dewan
466-naik-ke-peringkat-dua-dunia-
Standar Nasional, Jakarta.
imporgandum-ri-capai-81-juta-ton.html
[Diakses tanggal 17 juli 2017]. Sudarmaji, S., B. Haryono dan Suhardi. 1997.
Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan
Marleen, H. 2002. Efek substitusi tepung
dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta.
terigu oleh tepung campuran kedelai dan
ubi jalar serta penambahan gliseril Sudarmo. 2015. “Eksperimen Pembuatan Roti
monostearat pada pembuatan roti tawar. Tawar Subtitusi Tepung Kulit Ari
Seminar Nasional PATPI Malang, Hal Kedelai”. Skripsi. Universitas Negeri
B29 – B74. Semarang, Semarang.
Matz, S. A. 1992. BakeryTechnology and Wahyudi. 2003. Memproduksi Roti. Direktorat
Engineering. Van Vostrand Reinhold, Pendidikan Menengah Kejuruan
New York. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan
Mudjajanto, S.E. dan L.N.Yulianti. 2004.
Nasional, Jakarta.
Membuat Aneka Roti. Penerbit Swadaya,
Jakarta.

41
Karakteristik Roti Tawar Kaya Serat yang Disubstitusi....
Jurnal Agroteknologi Vol. 18 No. 01 (2018)

Wijayanti, 2007. “Substitusi Tepung Gandum


(Triticum aestivum) dengan Tepung
Garut (Maranta arundinaceae L) pada
Pembuatan Roti Tawar”. Skripsi.
Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

42

Anda mungkin juga menyukai