Anda di halaman 1dari 12

1. Jelaskan anatomi sistem respirasi!

1, 6, 11, 9

A. Anatomi Saluran Respirasi

Sistem respirasi dibedakan menjadi dua


saluran yaitu, saluran nafas bagian atas dan
saluran nafas bagian bawah. Saluran nafas bagian
atas terdiri dari: rongga hidung, faring dan laring.
Saluran nafas bagias bawah terdiri dari trakea,
bronkus, bronkiolus, dan paru-paru.

1. Saluran Nafas Bagian Atas

a. Hidung
 Hidung atau naso adalah saluran pernafasan yang pertama. Ketika proses pernafasan
berlangsung, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung akan menjalani tiga proses yaitu
penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan pelembaban. Hidung terdiri atas bagian- bagian
sebagai berikut:
- Bagian luar dinding terdiri dari kulit.
- Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan.
- Lapisan dalam terdiri dari selaput lender yang berlipat-lipat yang dinamakan karang
hidung ( konka nasalis ), yang berjumlah 3 buah yaitu: konka nasalis inferior, konka
nasalis media, dan konka nasalis superior.
 Diantara konka nasalis terdapat 3 buah lekukan meatus, yaitu: meatus superior, meatus inferior
dan meatus media. Meatus-meatus ini yang dilewati oleh udara pernafasan , sebelah dalam
terdapat lubang yang berhubungan dengan tekak yang disebut koana.
 Dasar rongga hidung dibentuk oleh rahang atas ke atas rongga hidung berhubungan dengan
rongga yang disebut sinus paranasalis yaitu sinus maksilaris pada rahang atas, sinus frontalis
pada tulang dahi, sinus sfenoidalis pada rongga tulang baji, dan sinus etmoidalis pada rongga
tulang tapis.
 Pada sinus etmoidalis keluar ujung-ujung saraf penciuman yang menuju ke konka nasalis . Pada
konka nasalis terdapat sel-sel penciuman , sel tersebut terutama terdapat pada di bagian atas.
Pada hidung di bagian mukosa terdapat serabut saraf atau reseptor dari saraf penciuman (
nervus olfaktorius ).
 Di sebelah konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dari langit-langit terdapat satu lubang
pembuluh yang menghubungkan rongga tekak dengan rongga pendengaran tengah . Saluran ini
disebut tuba auditiva eustachi yang menghubungkan telinga tengah dengan faring dan laring.
Hidung juga berhubungan dengan saluran air mata atau tuba lakrimalis.
 Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular
yang disebut mukosa hidung. Lendir di sekresi secara terus-menerus oleh sel-sel goblet yang
melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia.

b. Faring
 Merupakan pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Nasofaring (terdapat pharyngeal tonsil dan
Tuba Eustachius).
- Nasofaring terletak tepat di belakang cavum nasi , di bawah basis crania dan di depan
vertebrae cervicalis I dan II. Nasofaring membuka bagian depan ke dalam cavum nasi dan ke
bawah ke dalam orofaring. Tuba eusthacius membuka ke dalam didnding lateralnya pada
setiap sisi. Pharyngeal tonsil (tonsil nasofaring) adalah bantalan jaringan limfe pada dinding
posteriosuperior nasofaring.
- Orofaring
Merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring,terdapat pangkal lidah). Orofaring
adalah gabungan sistem respirasi dan pencernaan , makanan masuk dari mulut dan udara
masuk dari nasofaring dan paru.
- Laringofaring(terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan)
Laringofaring merupakan bagian dari faring yang terletak tepat di belakang laring, dan
dengan ujung atas esofagus.

c. Laring (tenggorok)

 Saluran udara dan bertindak sebagai pembentuk suara. Pada bagian pangkal ditutup oleh
sebuanh empang tenggorok yang disebut epiglottis, yang terdiri dari tulang-tulanng
rawan yang berfungsi ketika menelan makanan dengan menutup laring.
 Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula tyroidea,
dan beberapa otot kecila, dan didepan laringofaring dan bagian atas esopagus.
 Cartilago / tulang rawan pada laring ada 5 buah, terdiri dari sebagai berikut:
- Cartilago thyroidea 1 buah di depan jakun ( Adam’s apple) dan sangat jelas terlihat
pada pria. Berbentuk V, dengan V menonjol kedepan leher sebagai jakun. Ujung
batas posterior diatas adalah cornu superior, penonjolan tempat melekatnya ligamen
thyrohyoideum, dan dibawah adalah cornu yang lebih kecil tempat beratikulasi
dengan bagian luar cartilago cricoidea.
- Cartilago epiglottis 1 buah. Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas
dibelakang dasar lidah. Epiglottis ini melekat pada bagian belakang V cartilago
thyroideum. Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis
menuju cartilago arytenoidea, membentuk batas jalan masuk laring.
- Cartilago cricoidea 1 buah yang berbentuk cincin. Cartilago berbentuk cincin signet
dengan bagian yang besar dibelakang. Terletak dibawah cartilago tyroidea,
dihubungkan dengan cartilago tersebut oleh membrane cricotyroidea. Cornu inferior
cartilago thyroidea berartikulasi dengan cartilago tyroidea pada setiap sisi.
Membrana cricottracheale menghubungkan batas bawahnya dengan cincin trachea I.
- Cartilago arytenoidea 2 buah yang berbentuk beker. Dua cartilago kecil berbentuk
piramid yang terletak pada basis cartilago cricoidea. Plica vokalis pada tiap sisi
melekat dibagian posterio sudut piramid yang menonjol kedepan
 Laring dilapisi oleh selaput lender , kecuali pita suara dan bagian epiglottis yang dilapisi
olehsel epithelium berlapis.

2. Saluran Nafas Bagian Bawah

a. Trachea atau Batang tenggorok


 Merupakan tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm.
trachea berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan
dibelakang manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut manubrium
dengan corpus sterni) atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di
tempat ini bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi).
 Trachea tersusun atas 16 - 20 lingkaran tak- lengkap yang berupan cincin tulang rawan
yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran disebelah
belakang trachea, selain itu juga membuat beberapa jaringan otot.
b. Bronchus
 Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebrata
torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi oleh.jenis sel
yang sama.
 Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru. Bronckus
kanan lebih pendek dan lebih lebar, dan lebih vertikal daripada yang kiri, sedikit lebih
tinggi darl arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah
arteri, disebut bronckus lobus bawah.
 Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan berjalan di bawah
arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yang berjalan kelobus atas
dan bawah.
 Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris dan
kernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchus
yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu
saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara).
 Bronkhiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih I mm. Bronkhiolus tidak
diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga
ukurannya dapat berubah.
 Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran
penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat
pertukaran gas paru-paru.
yaitu alveolus.

c. Paru-Paru

 Merupakan sebuah alat tubuh yang


sebagian besar terdiri atas gelembung-
gelembung kecil ( alveoli ). Alveolus yaitu
tempat pertukaran gas assinus terdiri dari
bronkhiolus dan respiratorius yang terkadang
memiliki kantong udara kecil atau alveoli
pada dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus
alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut lobolus
primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan
mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang
dinamakan pori-pori kohn.
 Paru-paru dibagi menjadi dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang terdiri dari 3 lobus (
lobus pulmo dekstra superior, lobus pulmo dekstra media, lobus pulmo dekstra inferior)
dan paru-paru kiri yang terdiri dari 2 lobus ( lobus sinistra superior dan lobus sinistra
inferior).
 Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil yang bernama segmen. Paru-paru
kiri memiliki 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior dan lima lobus
inferior. Paru-paru kiri juga memiliki 10 segmen, yaitu 5 buah segmen pada lobus
superior, 2 buah segmen pada lobus medialis, dan 3 segmen pada lobus inferior. Tiap-
tiap segmen masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus.
 Letak paru-paru di rongga dada datarnya menghadap ke tengah rongga dada / kavum
mediastinum.. Pada bagian tengah terdapat tampuk paru-paru atau hilus. Pada
mediastinum depan terletak jantung.
 Paru-paru dibungkus oleh selapus tipis yang pernama pleura . Pleura dibagi menjadi
dua yaitu pleura visceral ( selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru yang langsung
membungkus paru-paru dan pleura parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada
sebelah luar. Antara kedua lapisan ini terdapat rongga kavum yang disebut kavum
pleura. Pada keadaan normal, kavum pleura ini vakum/ hampa udara.
 Suplai Darah
Setiap arteria pulmonalis, membawa darah deoksigenasi dari ventrikel kanan jantung,
memecah bersama dengan setiap bronkus menjadi cabang-cabang untuk lobus, segmen
dan lobules. Cabang-cabang terminal berakhir dalam sebuah jaringan kapiler pada
permukaan setiap alveolus. Jaringan kapiler ini mengalir ke dalam vena yang secara
progresif makin besar, yang akhirnya membentuk vena pulmonalis, dua pada setiap
sisi, yang dilalui oleh darah yang teroksigenasi ke dalam atrium kiri jantung. Artheria
bronchiale yang lebih kecil dari aorta menyuplai jaringan paru dengan darah yang
teoksigenasi.
Tortora GJ, Derrickson BH. Principles of anatomy and physiology. 12th ed. Asia: John
Wiley & Sons; 2009
Sloame, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk pemula. Penerbit buku kedokteran EGC.
Jakarta.

2. Bagaimana mekanisme pernafasan?


a. Tekanan 2, 5, 12
b. Siklus pernapasan 3, 4, 1
c. Perilaku elastic paru 10, 9, 2
d. Kerja pernapasan 5, 2, 3
e. Volume kerja kapasitas paru 6, 1, 4

Volume dan kapasitas paru-paru

Metode sederhana untuk mempelajari ventilasi paru adalah dengan mencatat volume
udara yang masuk dan keluar paru-paru, suatu proses yang disebut spirometri. Spirogram
menunjukkan perubahan volume paru pada berbagai kondisi pernafasan. Udara dalam paru
dibagi menjadi empat volume dan empat kapasitas.
1. Volume tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau ekspirasi setiap kali bernafas
normal, besarnya kira-kira 500 mililiter pada laki-laki dewasa.
2. Volume cadangan inspirasi adalah volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah dan
di atas volume tidal normal bila dilakukan ekspirasi kuat, biasanya mencapai 3000
mililiter.
3. Volume cadangan ekspirasi adalah volume udara ekstra maksimal yang dapat diekspirasi
melalui ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi tidal normal, jumlah normalnya adalah sekitar
1100 mililiter.
4. Volume residu yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru setelah ekspirasi
paling kuat, volume ini besarnya kira-kira 1200 mililiter

Kapasitas paru
Untuk menguraikan peristiwa-peristiwa dalam siklus paru, kadang-kadang perlu
penyatuan dua atau lebih volume di atas.
1. Kapasitas inspirasi sama dengan volume tidal ditambah volume cadangan inspirasi.
Jumlah udara (kira-kira 3500 mililiter) yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada
tingkat ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai jumlah maksimum.
2. Kapasitas residu fungsional sama dengan volume cadangan ekspirasi ditambahvolume
residu. Jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2300
mililiter).
3. Kapasitas vital sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume tidal dan
volume cadangan ekspirasi. Jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang
dari paru, setelah terlebuh dahulu mengisi paru secara maksimum dan kemudian
mengeluarkan sebanyak-banyaknya (kira-kira 4600 mililiter)
4. Kapasitas paru total adalah volume maksimum yang dapat mengembangkan paru sebesar
mungkin dengan inspirasi sekuat mungkin (kira-kira 5800 mililiter), jumlah ini sama
dengan kapasitas vital ditambah volume residu.

Kapasitas paru adalah kombinasi dari beberapa volume paru.

Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25 persen lebih
kecil daripada pria. Kapasitas residu fungsional (FRC), yaitu volume udara yang tetap
berada dalam paru pada akhir ekspirasi normal, penting untuk fungsi paru, karen anilainya
berubah nyata pada pada beberapa jenis penyakit paru.
Volume pernafasan semenit adalah jumlah total udara baru yang masuk ke dalam
saluran pernafasan tiap menit, volume pernafasan semenit sama dengan volume tidal
dikalikan dengan frekuensi pernafasan per menit.

f. ventilasi paru dan alveolus 7, 12, 5


3. Bagaimana histology sistem respirasi? 8, 11, 6, 10
4. Bagaimana fisiologi sistem respirasi pada kondisi olahraga? 9, 10, 7

Faal paru dan olahraga mempunyai hubungan yang timbal balik. Gangguan faal
paru dapat mempengaruhi kemampuan olahraga. Sebaliknya, latihan fisik yang teratur
atau olahraga dapat meningkatkan faal paru (Yunus, 1997)
Daya tahan kardiorespirasi, yaitu kesanggupan jantung, paru dan pembuluh darah
untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan latihan untuk mengambil
oksigen dan mendistribusikan ke jaringan yang aktif untuk metabolisme tubuh,
dipengaruhi oleh berbagai faktor fisiologis, antara lain:
1. Keturunan/genetik
Dari penelitian diketahui bahwa 93,4% VO2 max ditentukan oleh faktor genetik. Hal ini
dapat dirubah dengan melakukan latihan yang optimal.
2. Usia
Daya tahan kardiorespirasi meningkat dari masa anak-anak dan mencapai puncaknya
pada usia 20 – 30 tahun dan mencapai puncaknya pada usia 19 – 21 tahun. Sesudah usia
ini daya tahan kardiorespirasi akan menurun. Penurunan ini terjadi karena paru, jantung
dan pembuluh darah mulai menurun fungsinya. Kecuraman penurunan dapat dikurangi
dengan melakukan olahraga aerobik secara teratur.
3. Jenis kelamin
Sampai usia pubertas, daya tahan kardiorespirasi antara anak perempuan dan laki-laki
tidak berbeda, tetapi setelah usia tersebut nilai pada wanita lebih rendah 15 – 25% dari
pria. Perbedaan ini antara lain disebabkan oleh perbedaan kekuatan otot maksimal, luas
permukaan tubuh, komposisi tubuh, kekuatan otot, jumlah hemoglobin dan kapasitas
paru.
4. Aktivitas fisik
Daya tahan kardiorespirasi ana menurun 17 – 27% bila seseorang beristirahat di
tempat tidur selama 3 minggu. Jenis latihan juga mempengaruhi. Orang yang melakukan
olahraga lari jarak jauh, daya tahan kardorespirasinya meningkat lebih tinggi
dibandingkan orang yang berolahraga senam atau anggar (Yunus, 1997).
Latihan fisik akan menyebabkan otot menjadi kuat. Perbaikan fungsi otot,
terutama otot pernapasan menyebabkan pernapasan lebih efisien pada saat istirahat.
Ventilasi paru pada orang yang terlatih dan tidak terlatih relative sama besar, tetapi orang
yang berlatih bernapas lebih lambat dan lebih dalam. Hal ini menyebabkan oksigen yang
diperlukan untuk kerja otot pada proses ventilasi berkurang, sehingga dengan jumlah
oksigen sama, otot yang terlatih akan lebih efektif kerjanya (Yunus, 1997).
Pada orang yang dilatih selam beberapa bulan terjadi perbaikan pengaturan
pernapasan. Perbaikan ini terjadi karena menurunnya kadar asam laktat darah, yang
seimbang dengan pengurangan penggunaan oksigen oleh jaringan tubuh. Latihan fisik
akan mempengaruhi organ sedemikian rupa sehingga kerja organ lebih efisien dan
kapasitas kerja maksimum yang dicapai lebih besar. Factor yang paling penting dalam
perbaikan kemampuan pernapasan untuk mencapai tingkat optimal adalah kesanggupan
untuk meningkatkan capillary bed yang aktif, sehingga jumlah darah yang mengalir di
paru lebih banyak, dan darah yang berikatan dengan oksigen per unti waktu juga akan
meningkat. Peningkatan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap
oksigen (Yunus, 1997).
Penurunan fungsi paru orang yang tidak berolahraga atau usia tua terutama
disebabkan oleh hilangnya elastisitas paru-paru dan otot dinding dada. Hal ini
menyebabkan penurunan nilai kapasitas vital dan nila forced expiratory volume, serta
meningkatkan volume residual paru (Wilmore & Costill, 1994).

Yunus, F. 1997. Latihan dan pernapasan. Jurnal Respirologi Indonesia, 17, 68 – 69.
Yunus, F. 1997. Faal Paru dan olahraga. Jurnal Respirologi Indonesia, 17, 100 – 105.

Wilmore, J. Costill, D. 1994. Physiology of Sport and Exercise. New York : Human
Kinetics. 192 – 208, 217, 226 – 236

5. Apa saja otot-otot yang berperan pada saat inspirasi dan ekspirasi? 3, 4, 8
6. Bagaimana konsep tekanan parsial? 11, 8, 9
7. Bagaimana pertukaran gas menembus kapiler paru? 12, 7, 10, 11
8. Bagaimana pengangkutan O2 dan CO2 dalam darah? 1, 12, 6
9. Bagaimana cara pemeriksaan fungsi faal paru? 2, 11, 5
10. Bagaimana regulasi saraf dalam pengaturan sistem respirasi? 3, 8, 10, 12
11. Bagaimana sirkulasi paru pada kondisi olahraga? 4, 1, 7
Pada waktu aktivitas fisik diperlukan tambahan oksigen dan nutrisi yang adekuat.
Agar tambahan oksigen dan nutrisi dapat terpenuhi diperlukan aliran darah yang cukup.
Sebagai reaksi terhadap gerakan dan kerja terjadi perubahan pengambilan oksigen oleh
tubuh yang melibatkan penambahan fungsi paru-paru dan curah jantung serta
peningkatan jumlah oksigen yang diambil oleh jaringan (Guyton, 1994).
Kemampuan kerja yang terkuat dibatasi oleh jumalh maksimal O2 yang dapat
dihantarkan dari paru-paru ke otot. Jumlah pengambilan O2 yang maksimal ini disebut
VO2 max atau kapasitas aerobic yang digunakan sebagai parameter untuk menentukan
kebugaran jasmani (Astrand, 1970). VO2 max erat hubungannya dengan sistem
transportasi oksigen. Kenaikan VO2 max disebabkan oleh kenaikan isi sekuncup serta
bertambahnya densitas kapiler otot rangka yang cenderung meningkatkan ekstraksi
oksigen dari darah oleh otot rangka (Adirkanda dkk, 1997). Dari penelitian Budhy
Adriskanda, Faisal Yunus dan Budiman Setiawan tahun 1997, diketahui bahwa nilai VO2
max pada pria Indonesia dengan menggunakan alat ergonometer sepeda dengan teknik
pengukuran Astrand sebesar 39,4 ml/KgBB/menint,

Guyton, Hall. 1996. Text Book of Medical Physiology. New York : W B Saunders
Company. Page 477 – 545.

12. Faktor-faktor yang mempengaruhi vilume oksigen maksimal? 5, 2, 8


13. Berapa kapasitas normal paru? 6,3, 1
14. Bagaimana fisiologi ruang rugi? 7, 4, 2

Sebagian udara yang dihirup oleh seseorang tidak pernah sampai pada daerah pertukaran
gas, tetapi hanya mengisi saluran nafas yang tidak mengalami pertukaran gas, seperti
pada hidung, faring, dan trakea. Udara ini disebut udara ruang rugi sebab tidak berguna
untuk pertukaran gas. Ruang rugi merupakan kerugian untuk pengeluaran gas ekspirasi
dari paru.

15. Bagaimana kapasitas kerja orang yang tidak olahraga? 8, 5, 9


16. Bagaimana pengaruh letak geografi seseorang dengan sistem respirasinya? 9, 6, 3
17. Jelaskan mengenai reflex batuk? 10, 7, 4

1. Furqan
2. Fawaid
3. Dodi
4. Angga
5. Herick
6. Aini
7. Dwika
8. Siska
9. Kiki
10. Novia
11. Are
12. Friska

Anda mungkin juga menyukai