Oleh :
SUPIAN HIDAYAT
NIM : 1714401D363
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah.SWT karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya lah penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
Halaman
BAB I PENGANTAR
B. Tujuan Penulisan............................................................................ 4
A. Pendahuluan
xii
8. Penatalaksanaan ............................................................................16
1. Definisi............................................................................................18
1. Pengkajian ......................................................................................20
A. Pengkajian .....................................................................................25
E. Evaluasi .........................................................................................31
BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan .....................................................................................41
B. Saran ...............................................................................................42
LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Table 1.1
sebanyak 14 orang pada tahun 2016 dimana penderita yang terbanyak berkisar
diusia 15-24 tahun sebanyak 7 orang (50%), sedangkan pada tahun 2017
2001). Pasien dengan operasi appendiktomi hari pertama biasanya lebih sering
berbaring ditempat tidur karena pasien masih mempunyai rasa takut untuk
bergerak. Pada pasien pasca operasi, sangat penting untuk melakukan mobilisasi
secara bertahap. Banyak masalah yang akan timbul jika pasien pasca operasi tidak
melakukan mobilisasi sesegera mungkin, seperti pasien tidak BAK (retensi urin),
perut menjadi kaku (distensi abdomen), terjadi kekakuan otot, dan sirkulasi darah
tidak lancar.
bedah, mobilisasi dini sangat penting dalam mempercepat hari rawat dan
pasca operasi dimulai dari latihan ringan di atas tempat tidur (latihan pernafasan,
latihan batuk efektif dan menggerakkan tungkai) sampai dengan pasien bisa turun
dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan keluar kamar (Ibrahim,
luka (Kiik, 2013). Pergerakan yang dilakukan dapat membuat otot-otot perut dan
panggul kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat
latar belakang yang sudah tertulis diatas, maka penulis tertarik menulis Karya
Tulis Ilmiah dengan judul penerapan mobilisasi dini untuk mengatasi luka pasca
operasi appendiktomi.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
Karya Tulis Ilmiah ini dapat menambah wawasan dengan pengalaman tentang
Komprehensif.
PENGKAJIAN DATA
klien hanya berdiam diri dirumah sampai akhirnya perut bagian kanannya semakin nyeri,
kemudian pada rabu pagi tanggal 10 mei 2017 klien dibawa ke rumah sakit dengan
keluhan nyeri diperut bagian kanan bawah, tidak nafsu makan, mual, muntah 5 kali Lalu
klien dirawat inap di ruang Seroja kemudian klien dianjurkan untuk operasi cyto setelah
itu klien kembali keruang seroja untuk bedrest dan sampai pada hari kamis tanggal 11 mei
2017 saat pengkajian klien mengatakan tidak mau bergerak karena takut lukanya rusak dan
Klien mengatakan pada bulan juni 2016 lalu merasakan sakit perut kanan bagian
bawah namun setelah itu klien langsung meminum obat promaag karena klien mengira
itu adalah penyakit maag, setelah meminum obat itu sakit klien langsung hilang.
Klien mengatakan bahwa tidak anggota keluarganya mengalami penyakit yang sama, dan
klien mengatakan didalam keluarganya tidak mempunyai penyakit menurun maupun menular
seperti hipertensi, diabetes mellitus, TBC, hepatitis, pneumonia
GENOGRAM
. Genogram 3 Generasi
Keterangan :
: Garis Perkawinan
: Laki-laki
: Garis Keturunan
: Perempuan
: Pasien : Meninggal
2.
Pola Kesehatan Klien Saat Ini
Klien makan sedikit tapi sering (3x1), klien mkan dan minum
kadang dibantu istri dan kadang mandiri, makanan dari rumah sakit
tidak dimakan dan salalu makan makanan yang dibawa sang istri
dari rumah, minum ± 1000ml per hari jenis minuman air putih dan
sari buah siap saji, tidak ada pantangan maupun alergi, klien belum
BAB sejak dirawat
3. Cairan tubuh
4. Psikososial-spiritual
Riwayat operasi/trauma
gastrointestinal:…………………….
i. Diit RS :rendah gula
[ √ ] habis
[ ] ½ porsi
[ ] ¾ porsi
[ ] tidak habis, alasan…………
Cairan, elektrolit dan asam basa
a. Frekuensi minum : 8 gelas Konsumsi air/hari: 1 liter/hari
b. Turgor kulit :
c. Support IV Line : Ya / Tidak, Jenis:…………Dosis………..
3. Aktivitas dan latihan
Aktivitas
a. Pekerjaan : ……………………………………………
b. Olah raga rutin :………………Frekuensi: ………………..
c. Alat Bantu :[ ] walker
[ ] kruk
[ ] kursi roda
[ ] tongkat
d. Terapi :[ ] traksi, di………………………………….
[ ] gips, di……………………….................
e. Kemampuan melakukan ROM : Pasif / Aktif
Jenis kegiatan 0 1 2 3
Makan dan minum √
BAB/BAK √
Mandi √
Ambulasi 3 √
Berubah posisi 3 √
Keterangan : 0 mandiri
1 dengan alat
2 dengan bantuan
3 dengan alat dan bantuan
Klien makan sedikit tapi sering (3x1), klien mkan dan minum
kadang dibantu istri dan kadang mandiri, makanan dari rumah sakit
tidak dimakan dan salalu makan makanan yang dibawa sang istri
dari rumah, minum ± 1000ml per hari jenis minuman air putih dan
sari buah siap saji, tidak ada pantangan maupun alergi, klien belum
BAB sejak dirawat
3. Cairan tubuh
4. Psikososial-spiritual
Kondisi Umum : keadaan umum, kesadaran, TTV, GCS, BB, TB, LLA, LK
Tekanan darah (TD) : 110/70 mmHg, nadi (N) : 98 kali per menit,
respirasi rate (RR) : 20 kali per menit, suhu (S) : 36.9oC, terdapat luka
C. Sistem tubuh
Suara jantung lup dup, tidak ada perdarahan, tidak ada jejas, tidak
ada edema, capillary refill time kembali dalam 2 detik, tekanan
darah 100 /70 mmHg, nadi 98 kali permenit.
6. Tulang-otot-integument(Bone/B6)
Golongan Darah O
Masa Perdarahan 2 menit 30 detik 1-3 menit 1-3 menit
Masa Pembekuan 4 menit 30 detik 2-6 menit 2-6 menit
II. Hasil Pemeriksaan diagnostik lain :
EKG, Foto Rongtent, CT Scan, MRI, LP, USG, dll
……………………………………………………………………………………………
…
III. Pengobatan :
Terapi yg diberikan:
No. Nama Obat Dosis Kegunaan
1 ceftriaxone 1g Menghentikan
pertumbuhan
akteri
2 Ranitidin 50 mg Menghambat
sekresi lambnug
3 Ketorolac 30 mg Anti inflamasi
4 Metronidazole 500 mg Antibiotik
b. Analisa Data
No Analisa Data Etiologi Masalah
1. Ds :”Saya takutergerak karena Kecemasan Pasca Hambatan
takut luka yang ada di perut saya Operasi apendiktomi Mobilitas fisik
melebar dan merusak”
Do:
- Klien tampak sesekali
terlenang
- Klientampakprotektif
terhadapluka jahitan yang
ada di perutnya
- Klien tampak sesekali
melihat kearah perutnya
c. Diagnosa Keperawatan
1 . Hambatan Mobilitas Fisik
e. Dokumentasi
mempercepat
proses
penyembuhan
dengan hasil
kakak klien
sangat
kooperatif (
jam 07.45).
Jadwal
program
mobilisasi dini
dilakukan
selama 2 hari
12 Mei 2017
pukul 14.20
14.40 Wib
sedangkan
pada tanggal
13 Mei 2017
dilakukan pada
pukul 11.30
wib.
Selanjutnya
perawat
melakukan
tindakan yaitu
persiapan klien
dengan
menganjurkan
dan membantu
klien untuk
miring kanan
dengan hasil
klien
melakukan
tindakan yang
dianjurkan
perawat
dibantu dengan
istrinya (jam
14.20 wib).
BAB III
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang aplikasi jurnal penerapan
mobilisasi dini untuk mengatasi luka pasca operasi pada Tn. “A” dengan post op
bergerak karena takut lukanya rusak dan melebar jika bergerak, klien mengatakan
seperti itu dikarenakan cemas karena sebelumnya belum pernah dirawat inap
dirumah sakit sedangkan penulis berupaya agar klien dapat bergerak bebas tanpa
rasa takut sehingga penulis menerapkan mobilisasi dini agar hambatan mobilitas
fisik yang klien alami dapat berkurang ataupun hilang.Sebenarnya Persepsi klien
penulis berupaya agar klien tidak berfikir dan bahkan tidak berpersepsi seperti itu
lagi dengan diterapkannya mobilisasi dini pada klien secara langsung, menurut
data yang diperoleh penulis keluarga klien sangat kooperatif dalam penerapan
& Rogers (dalam Stenberg, 2008:105) adalah seperangkat proses yang dengannya
kita mengenali dan memahami terapan terapan inderawi yang kita terima dari
stimuli lingkungan.
penemuan hasil riset yang mengatakan bahwa Mobilisasi dini merupakan aktivitas
yang dilakukan pasca operasi dimulai dari latihan ringan di atas tempat tidur
(latihan pernafasan, latihan batuk efektif dan menggerakkan tungkai) sampai
dengan klien bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan
luka (Kiik, 2013). Pergerakan yang dilakukan dapat membuat otot-otot perut dan
panggul kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat
mengurangi rasa sakit dan mempercepat proses penyembuhan. Dan juga dengan
karena dengan bergerak klien akan terhindar dari hambatan mobilitas fisik yang
dialaminya serta dinding otot pada perut menjadi elastic dan tidak kaku lagi.
A. Pengkajian
Menurut Carpenito dan Moyet ( 2007 ) dalam buku Konsep dasar
individu, keluarga, dan kelompok. Pada tahap ini penulis menggunakan metode
wawancara kepada keluarga dan klien, metode dokumentasi yang mana penulis
mengambil data dari catatan medis klien. Dimana catatan medis tersebut berisi
tentang riwayat kesehatan klien, program terapi, dan data penunjang lainnya yang
pada tanggal 10 Mei 2017 pukul 09.50 Wib klien pada saat itu dibawa oleh
keluarganya dengan keluhan nyeri diperut bagian kanan bawah, tidak nafsu
makan, mual, muntah 5 kali sejak hari selasa pagi, pada saat di IGD dilakukan
pemeriksaan TTV dengan TD :130/100 mmHg, nadi : 96 kali permenit, Respirasi
rate: 20 kali per menit, Suhu : 37oC, dilakukan pemasangan infuse RL 20 tetes
10.45 Wib dan kemudian klien dibawa ke ruang operasi pada jam 12.00 Wib.
Pada tanggal 11 Mei 2017 penulis melakukan pengkajian pada klien yang saat
itu mengatakan takut bergerak karena luka yang ada di perutnya melebar, dan
tampak protektif, sesekali melihat kearah luka di perutnya dan pada saat itu juga
penulis melakukan pemeriksaan TTV pada Tn. A dengan hasil Tekanan darah
(TD) : 110/70 mmHg, nadi (N) : 98 kali per menit, respirasi rate (RR) : 20 kali per
penyakit gula (diabetes mellitus), sesak nafas (asma), penyakit jantung dan TBC.
B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian yang didapatkan pada Tn. A ditemukan masalah
jahit menimbulkan kecemasan pada klien. Menurut NANDA Nic Noc 2015
perubahan mobilitas fisik adalah keterbatasan pada pergerakan fisik satu atau
lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah. Cemas menurut teori Nanda Nic-Noc
2015 adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon
datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai.
C. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan ditujukan agar hambatan mobilitas fisik yang dialami
klien dapat berkurang ataupun hilang. Klien dengan hambatan mobilitas fisik dan
perasaan cemas dapat direncanakan beberapa tindakan yaitu bina hubungan saling
sesudah latihan dan lihat respon klien saat latihan, Ajarkan klien tentang tehnik
ambulasi, damping dan bantu klien saat mobilisasi dini dan bantu penuhi ADLs
dan ajarkan klien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika
penulis adalah mobilisasi dini, karena menurut hasil riset Mobilisasi dini
atau penyakit tertentu yang telah merubah cara hidup yang normal menurut Kasdu
eliminasi alvi dan urin, mengembalikan aktivitas tertentu sehingga klien dapat
D. Implementasi keperawatan
Pada pembahasan ini didapatkan data bahwa tindakan awal yaitu membina
hasil riset yang berkaitan sesuai dengan diagnosa yang ditentukan kemudian
penulis meminta izin kepada kakak perawat senior yang ada diruangan untuk
meminta izin dan persetujuan klien dengan menggunakan informed consent dan
denganmenganjurkan dan membantu klien untuk miring kanan dan miring kiri
dengan kaki terjungkai ke bawah dan yang terakhir meminta klien turun dari
(http://indonesiannursing.com/2008/05/25/mobilisasi-dini/)
Mobilisasi dini yang penulis terapkan sebenarnya tidak sama persis seperti
dianjurkan untuk belajar berjalan, alasan penulis mengurangi pergerakan mobilisasi dini
karena pergelangan kaki,mengangkat tumit,menegangkat otot betis,
sertamenekukmenggeser kaki adalah 6-10 jam pertama pasca operasi. Sedangkan penulis
menerapkan mobilisasi dini langsung pada klien yaitu dua hari pasca operasi apendiktomi
dan yang diterapkan penulis adalah menganjurkan, membantu klienuntuk miring kanan
dan miring kiri, selanjutnya membantu klien untuk duduksetengah badan kemudian
membantu klien duduk dengan kaki terjungkai kebawah yang terakhir dan membantu klien
efektifnya menggerakkan lengan atau tangan, memutar
E. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari asuhan keperawatan, evaluasi
intervensi yang telah dilakukan. Pada tahap ini penulis akan mengevaluasi intervensi
Evaluasi pertama dilakukan pada tanggal 13 Mei 2017 klien mengatakan “Mbak saya
sudah bisa miring kiri dan kanan dan juga saya bisa duduk sekarang” dan evaluasi hari
berikutnya klien mengatakan “saya sudah bisa berjalan ke kamar mandi sekarang mbak
dan saya sangat senang karena kata dokter besok saya sudah boleh pulang, terima kasih
kembali atas semuanya mbak” TTV klien sebelum klien pulang ialah TD : 120/70 mmHg,
Dari hasil evaluasi diatas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh mobilisasi
dini untuk membantu mempercepat proses penyembuhan luka pasca operasi serta
Hasil Evaluasi
Tabel 2.1
A. Kesimpulan
dapat ditemukan pada semua umur, hanya pada anak kurang dari setahun
jarang terjadi, insidens tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun, setelah itu
menurun, insidens pada pria dengan perbandingan 1,4 lebih banyak dari pada
wanita.
tidur karena klien masih mempunyai rasa takut untuk bergerak. Pada klien
pasca operasi seperti operasi usus buntu (appendiktomi), sangat penting untuk
melakukan mobilisasi. Banyak masalah yang akan timbul jika klien pasca
BAK (retensi urin), perut menjadi kaku (distensi abdomen), terjadi kekakuan
klien bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan
B. Saran
serta menyediakan fasilitas atau sarana dan prasarana yang memadai bagi
appendiktomi
4. Bagi Teman-teman
pengalaman.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2016-2017. Catatan Rekam Medik Pasien Rawat Inap di Ruang Perawatan Seroja
RSUD dr. Murjani Sampit: Tidak dipublikasikan
Carpenito & Moyet, L.J. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 10. Jakarta:
EGC
Lippincott Williams & Wilkins (2008) Kapita Selekta Penyakit dengan Implikasi
Keperawatan, Jakarta.
Recovery Time Instentine on Pasca’s patient Hands out Abdomen at Icu BPRSUD
Labuang Baji Makasar, Jurnal Kesehatan Volume 1 No. 1 13-20.
diZAAL C Rumah Sakit HKBP Balige Tahun 2013. Dalam Jurnal Keperawatan HKBP
Balige, Vo. 1, No. 2.
(https://muflihahisnawati.wordpress.com/2011/12/21/anatomi-fisiologi-
Mei 2017
(https://finoarsanta.wordpress.com/2014/10/06/perawatan-luka-post-
http://lailybajangmasruri.blogspot.co.id/2014/05/pengkajian-
(http://chatifanaima.blogspot.com/2011/11/pengertian-persepsi.html?m=1)
http://yustianaoktavia17.blogspot.co.id/2015/09/makalah-anatomi-