Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEPERAWATAN GADAR II

Klmpk 11 : KERACUNAN ZAT KIMIA

Disusun Oleh :

1. Imam Rifki Saputra ( 201510201172 )


2. Wahyu Nur Annisa ( 201510201182 )
3. Widha Fiunna Latifah ( 201510201201 )
4. Umi Kulsum M. Tupong ( 20151020 )
5. Rino Pratama Putra ( 20151020 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KSEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Racun adalah bahan kimia yang dalam jumlah kecil menimbulkan keracunan pada

manusia atau makshluk hidup lainnya. Keracunan adalah salah satu masalah kesehatan

yang semakin meningkat baik di Negara maju maupun Negara berkembang. Angka yang

pasti dari kejadian keracunan di Indonesia belum diketahui secara pasti, meskipun banyak

dilaporkan kejadian keracunan di beberapa rumah sakit, tetapi angka tersebut tidak

menggambarkan kejadian yang sebenarnya di masyarakat. Dari data statistic diketahui

bahwa penyebab keracunan yang banyak terjadi di Indonesia adalah akibat paparan

pestisida, obat-obatan, hidrokarbon, bahan kimia korosif, alcohol dan beberapa racun

alamiah termasuk bisa ular, tetradotoksin, asam jengkolat dan beberapa tanaman beracun

lainnya.
Keracunan adalah keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yang

masuk ke dalam tubuh dapat langsung menganggu organ tubuh tertentu, seperti paru-

paru, ginjal, hati dan lainnya. Tetapi zat tersebut dapat pula terakumulasi dalam organ

tubuh, tergantung sifatnya pada tulang, hati, darah atau organ lainnya sehingga akan

menghasilkan efek yang tidak diinginkan dalam jangka panjang.


Keracunan bahan kimia ialah masuknya bahan kimia kedalam tubuh yang dapat

berakibat eracunan akut atau keracunan kronik. Keracunan akut sebagai akibat

penyerapan B3 dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang singkat dan dapat pula

berakibat fatal seperti keracunan gas CO, dan HCN. Keracunan kronik adalah penyerapan

B3 dalam jumlah sedikit tetapi berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga akibatnya

baru dirasakan setelah beberpa bulan atau beberapa tahun sampai puluhan tahun.

Kemudian bahan kia tersebut seperti uap Pb, benzena dapat mengakibatkan leukemia.
Pada umumnya zat-zat toksik tersebut masuk lewat pernafasan dan kemudian beredar

keseluruh tubuh atau menuju ke organ-organ tubuh tertentu sehingga dapat langsung

menganggu fungsinya seperti hati, ginjal, paru-paru dan lainnya.


Penanganan keracunan perlu dirujuk ke rumah sakit karena untuk mengantisipasi

komplikasi yang memburuk dari keracunan terutama pernapasan dan sirkulasi.

Penanganan keracunan pra-hospital juga sangat dianjurkan bagi setiap orang melalui

penyuluhan atau perencanaan pemulangan pasien. Penanganan dan perawatan dengan

pasien keracunan dilakukan oleh dokter, perawat.


B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara penanganan keracunan bahan kimia?
2. Bagaimana asuhan keperawatan dalam kasus keracunan bahan kimia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara penanganan keracunan bahan kimia.
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dengan kasus keracunan bahan kimia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Racun adalah bahan yang jika tertelan, terhirup, terserap kedalam kulit atau

tersuntikkan bisa menyebabkan penyakit, kerucakan dan kematian. Keracunan adalah

salah satu kasus darurat yang paling sering terjadi pada setiap orang.
Keracunan merupakan masuknya zat yang mengandung racun kedalam tubuh baikmelalui

saluran pencernaan, saluran pernapasan, atau melalui kulit, mukosa yang menimbulkan

gejala klinis. Seseorang dapat mengalami keracunan oleh beberapa hal, seperti produk-

produk pembersih, vitamin, obat-obatan, alcohol, cat dan tanaman. Keracunan merupakan

masalah serius karena dapat menyebabkan sesorang meninggal dunia.


Keracunan bahan kimia ialah masuknya bahan kimia kedalam tubuh yang dapat

berakibat eracunan akut atau keracunan kronik. Keracunan akut sebagai akibat

penyerapan B3 dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang singkat dan dapat pula

berakibat fatal seperti keracunan gas CO, dan HCN. Keracunan kronik adalah penyerapan

B3 dalam jumlah sedikit tetapi berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga akibatnya

baru dirasakan setelah beberpa bulan atau beberapa tahun sampai puluhan tahun.

Kemudian bahan kia tersebut seperti uap Pb, benzena dapat mengakibatkan leukemia.

Pada umumnya zat-zat toksik tersebut masuk lewat pernafasan dan kemudian beredar

keseluruh tubuh atau menuju ke organ-organ tubuh tertentu sehingga dapat langsung

menganggu fungsinya seperti hati, ginjal, paru-paru dan lainnya.


Zat yang dapat menimbulkan keracunan dapat berbentuk
1. Padat, misalnya obat-obatan, makanan
2. Gas, misalnya CO
3. Cair, misalnya alcohol, bensin, minyak tanah, zat kimia
Seseorang dapat mengalami keracunan dengan cara :
1. Tertelan melalui mulut, keracunan makanan, minuman
2. Terhisap melalui hidung, misalnya keracunan gas CO
3. Terserap melalui kulit/mata, misalnya keracunan zat kimia
B. Etiologi
Ada berbagai macam kelompok bahan yang dapat menyebabkan keracunan, antara lain:
1. Bahan kimia umum (Chemical toxicants) yang terdiri dari berbagai golongan seperti

pestisida (organoklorin, organofosfat, karbamat), golongan gas (nitrogen, metana,

karbon monoksida, klor), golongan logam (timbal, fosfor, air raksa, arsen), golongan

bahan organic (akrilamida, anilin, benzene toluene, vinil klorida fenol) dan alcohol.
2. Racun yang dihasilkan oleh makhluk hidup (Biological toxicants) misalnya : sengatan

serangga, gigitan ular berbisa, anjing, dll.


3. Racun yang dihasilkan oleh jenis bakteri (Bacterial toxicants) misalnya : Bacillus

cereus, Compilobacter jejuni, Clostridium botulinum, Eschericia coli, dll.


4. Racun yang dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan (Botanical toxicants) misalnya : jamur

amnita, jamur psilosibin, oleander, kecubung, dll.


C. Tanda dan gejala
Banyak sekali tanda dan gejala keracunan yang mirip dengan gejala dari suatu

penyakit, seperti kejang, stroke dan reaksi insulin. Gejala keracunan tersebut secara

umum dapat berupa gejala non-spesifik dan spesifik, namun kadang sulit untuk

menentukan adanya keracunan hanya dengan melihat gejala saja. Perlu dilakukan

tindakan untuk memastikan telah terjadi keracunan dengan melakukan pemeriksaan

laboratorium. Pemeriksaan laboraturium ini dapat dilakukan melalui pemeriksaan

periodic urin, tinja, darah, kuku, rambut, dll.


Pada umumnya tanda dan gejala yang terjadi adalah sebagai berikut :
a) Merasa ingin muntah, dimana muntah tanpa sebab yang jelas.
b) Luka bakar di bibir atau mulut.
c) Susah untuk dibangunkan.
d) Mengalami kesulitan bernapas.
e) Mengalami sakit perut.
f) Mengalami serangan sakit yang mendadak.
D. Patofisiologi
Keracunan dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu faktor bahan

kimia, mikroba, toksin, dan lain-lain. Dari penyebab tersebut dapat mempengaruhi

vaskuler sistemik sehingga terjadi penurunan fungsi-fungsi organ dalam tubuh. Biasanya

akibat dari keracunan menimbulkan mual, muntah, diare, perut kembung, gangguan

pernapasan, gangguan sirkulasi darah dan kerusakan hati (sebagai akibat keracunan obat

dan bahan kimia). Gejala dan tanda keracunan yang khas biasanya sesuai dengan jalur

masuk racun ke dalam tubuh. Bila masuk melalui saluran pencernaan, maka gangguan

utama akan terjadi pada saluran pencernaan. Bila masuk melalui jalan nafas maka yang
terganggu adalah pernafasannya dan bila melalui kulit akan terjadi reaksi setempat lebih

dahulu. Gejala lanjutan yang terjadi biasanya sesuai dengan sifat zat racun tersebut

terhadap tubuh. Mual dan muntah terjadi disebabkan karena adanya iritasi pada lambung

sehingga asam lambung meningkat. Makanan yang mengandung bahan kimia beracun

(IFO) dapat menghambat atau menginaktivasi enzim tubuh yaitu kolinesterase (KhE).

Dalam keadaan normal, KhE ini bekerja untuk menghidrolisis arakhnoid (Akh) dengan

jalan mengikat Akh-KhE yang bersifat inaktivasi. Bila konsentrasi racun lebih tinggi

dengan ikatan IFO-KhE lebih banyak terjadi, maka akibatnya akan terjadi penumpukan

Akh di tempat-tempat tertentu, sehingga timbul gejala-gejala rangsangan Akh yang

berlebihan dan pada akhirnya akan menimbulkan efek muskarinik, nikotinik, dan SSP

(menimbulkan stimulasi dan kemudian depresi SSP).


E. Macam-macam keracunan
1. Keracunan Hidrokarbon
Kelompok hidrokarbon yang sering menyebabkan keracunan adalah minyak

tanah,bensin, minyak cat ( tinner ) dan minyak untuk korek api. Gejala klinik : terutama

terjadi sebagai akibat dari iritasi pulmonal dan depressi susunan saraf pusat.
o Irritasi pulmonal : Batuk, sesak, retraksi, tachipneu, cyanosis, batuk darah dan udema

paru. Pada pemeriksaan foto thorak bisa didapatkan adanya infiltrat di kedua lapangan

paru, effusi pleura atau udema paru.


o Depressi CNS : Terjadi penurunan kesadaran mulai dari patis sampai koma,kadang-

kadang disertai kejang.


o Gejala-gejala GI Tract : Mual, muntah, nyeri perut dan diare.
2. Keracunan Makanan
a. Keracunan Jamur
Keracunan setelah macam jamur yang disebut belakangan ini dapat saja terjadi. Ada

jamur yang mengandung racun amanitin dan muskarin.


- Racun tersebut bekerja sangat cepat dan menyebabkan :
o Rasa mual
o Muntah
o Sakit perut
o Mengeluarkan banyak ludah dan keringat
oMiosis
oDiplopia
oBradikardi sampai konvulsif
oManitin dapat menyebabkan disfungsi hepatoseluler dan ginjal
- Pengobatan
Pemberian cairan secara oral atau intravena dapat diberikan secara intravena

antropin sebanyak 0,02 mg/kg.


b. Keracunan Makanan Kaleng
Disebabkan oleh kuman Clostridium botulinum yang sering terdapat dalam makanan

kaleng yang rusak atau tercemar kuman tersebut.


Gejala klinik:
o Mata kabur,refleks cahaya menurun atau negatif,midriasis dan kelumpuhan otot-

otot mata
o Kelumpuhan saraf-saraf otak yang bersifat simetrik
o Dysphagia, dysarthria
o Kelumpuhan ( general paralyse )
c. Keracunan Jengkol
Pada keracunan jengkol terjadi penumpukan kristal asam jengkolat di tubuli,ureter dan

urethrae. Keluhan terjadi 5 - 12 jam sesudah makan jengkol.


Gejala klinik:
o Sakit pinggang,nyeri perut,muntah,kencing sedikit-sedikit dan terasa sakit
o Hematuria,oliguria sampai anuria dan kencing bau jengkol
o Dapat terjadi gagal ginjal akut
d. Keracunan Ketela Pohon
Dapat terjadi karena ketela pohon yang mengandung cyanogenic unamarine

(mengandung HCN).
Gejala klinis:
o Tergantung pada kandungan HCN, kalau banyak dapat menyebabkan kematian

dengan cepat
o Penderita merasa mual, perut terasa panas, pusing, lemah dan sesak
o Pernafasan cepat dengan bau khas (bitter almond)
o Kejang, lemas, berkeringat,mata menonjol dan midriasis
o Mulut berbusa bercampur darah
o Warna kulit merah bata (pada orang kulit putih) dan sianosis
e. Keracunan Makanan yang Terkontaminasi
Tidak jarang terjadi keracunan bahan makanan yang tercemar oleh kuman, parasit,

virus, maupun bahan kimia. Kuman-kuman yang dapat menyebabkan keracunan bahan

makanan ialah Staphilococcus, Salmonella, Clostridium Botulinum, E. Coli, Proteus,

Klebsiella, Enterobacter, dll. Tercemarnya makanan biasanya melalui lalat, udara,

kotoran rumah tangga, dan terutama melalui juru masak yang menjadi pembawa kuman.
Kuman yang masuk kedalammakanan cepat memperbanyak diri dan memproduksi

toksin. Akibat keracunan tergantung dari virulensi, banyaknya kuman, sifat kuman ialah

tidak tahan panas.


o Gejala timbul 3-24 jam setelah makan makanan yang tercemar kuman terdiri dari

mual muntah, diare, sakit perut, disertai pusing dan lemas.


o Pengobatan
Diberi cairan cukup secara oral atau intravena. Jika perlu penderita dapat diberikan

pengobatan tambahan terhadap sakit perutnya dengan analgesia atau sedatif dan jka

muntah terus-menerus suntikkan anti emetik. Bilamana demam dapat dianjurkan

pemberian antibiotik.

3. Keracunan Obat – Obatan


a. Salisilat
Merupakan keracunan obat-obatan yang paling sering dijumpai pada anak.

Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya keracunan salisilat adalah:


o Kemasan salisilat yang dibuat dengan bentuk yang menarik dengan rasa

yang disukai anak-anak ditambah dengan gencarnya usaha promosi

melalui media massa.


o Penggunaan obatt-obatan yang mengandung salisilat secara berlebihan

oleh orang tua yang tidak mengetahui bahaya salisilat.


o Obat-obatan salisilat bisa didapatkan dengan mudah dan harga yang

murah.
b. Asetaminofen

Manifestasi klinis, terjadi dalam empat tahap:

o Periode awal (2 – 4 jam setelah tertelan) : mual, muntah, berkeringat,

pucat.

o Periode laten (24 – 36 jam) : pasien membaik.

o Keterlibatan hepatik (dapat berakhir sampai 7 hari dan permanen): nyeri

di kuadran kanan atas, ikterik, konfusi, stupor, abnormalitas koagulasi.


o Pasien tidak meninggal pada tahap hepatik dan akan membaik secara

bertahap.

c. Aspirin

Manifestasi klinis :
o Keracunan akut : mual, disorientasi, muntah, dehidrasi, diaforesis,

hiperpnea, hiperpireksia, oliguria, tinitus, koma, kejang.


o Keracunan kronis : sama dengan diatas tetapi awaitan samar (sering

dikaburkan dengan penyakit yang sedang diobati), dehidrasi, koma, dan

kejang dapat lebih hebat, kecenderungan perdarahan.


4. Keracunan Bahan Kimia
a. Keracunan Arsen
Lebih dari 20 abad yang lalu arsen digunakan baik oleh orang yunani

maupun roma untuk pengobatan maupun sebagai racun. Pada saat ini tidak

banyak obat mengandung arsen, akan tetapi kadang-kadang dipakai pada

pembuatan beberapa herbisida dan peptisida. Arsen dapat juga ditemukan

sebagai hasil sampingan dari peleburan timah, seng, dan logam lainnya.
o Gejala klinis keracunan akut:
Dalam 1 jam setelah menelan arsen sudah timbul:
 Rasa tidak enak dalam perut
 Bibir terasa terbakar
 Sukar menelan
Kemudian disusul dengan:
 Sakit lambung dengan muntah-muntah dan diare berat
 Adakalanya terdapat pula: oliguria sampai anuria, kejang otot dan

rasa haus
o Gejala klinis keracunan kronis:
 Otot-otot lemah
 Gatal-gatal
 Pigmentasi
 Keratosis kulit dan edema
o Pengobatan:
 Mencegah berlanjutnya masukan dan penyerapan arsen
 Infus cairan jika ada tanda-tanda renajatan hipovolemik
 Pemberian antidotum seperti dimercarpol (3mg/kg i.m setiap 4

jam sampai sakit perut hilang dan fesesnya hitam karena norit)
b. Keracunan Asam Basa
Zat asam kuat seperti asam sulfat, asam klorida dan zat basa kuat seperti

KOH, NaOH banyak dipakai sebagai bahan kimia untuk keperluan rumah

tangga, seperti pembersih porselen, bahan anti sumbat saluran air,

pembasmi serangga, maupun unutk memasak seperti cuka bibit.


o Gejala : zat asam atau basa kuat dapat merusak epitel atau mukosa

dan disebut bahan korosif. Bahan ini akan membuat nekrosis di

bagian tubuh yang terkena, seperti kulit dan mata jika tersiram,

saluran pernafasan jika terhirup , saluran pencernaan seperti kulit

mukosa mulut, esofagus, lambung jika terminum.


o Dalam fase penyembuhan pada lokasi luka akan terbentuk jaringan

granulasi yang akan menyebabkan stiktura dan stenosis, sehingga

menimbulkan kesukaran menelan. Untuk menghindarkan kejadian

ini maka pada keracunan demikiantindakan cepat dan tepat sangat

penting.
5. Keracunan Intektisida
Walaupun tujuan pemakaian insektisida itu untuk membasmi berbagai macam

serangga seperti kecoa dan sebagainya. Bahan-bahan demikian dapat pula

membunuh manusia. Dengan demikian jika barang tersebut tidak disimpan di

tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak, maka kejadian keracuan

baik melalui kontak maupun inhalasi dan minum tidak dapat dihindarkan. Untuk

menanggulangi kejadian keracunan insektisida tidak mudahkarena bahan kimia

yang dipergunakan oleh tiap produsen tidak sama.


o Gejala : yang sensitif ialah sistem saraf pusat sehingga terdapat:
 Tremor
 Kejang
 Koma
 Paralisis
o Tindakan
 Bilas lambung untuk mengeluarkan racun yang belum diserap
 Beri luminal atau diazepam
 Kirim secepatnya ke rumah sakit untuk dimonitor dan pengobatan

selanjutnya
F. Penatalaksanaan
1. Mencegah / menghentikan penyerapan racun
a. Racun melalui mulut (ditelan / tertelan)
 Encerkan racun yang ada di lambung dengan : air, susu dan norit.
 Kosongkan lambung (efektif bila racun tertelan sebelum 4 jam) dengan cara

dimuntahkan dan bilas lambung.


b. Racun melalui melalui kulit atau mata
 Pakaian yang terkena racun dilepas.
 Cuci / bilas bagian yang terkena dengan air dan sabun atau zat penetralisir

(asam cuka / bicnat encer).


 Hati-hati : penolong jangan sampai terkontaminasi.
c. Racun melalui inhalasi
 Pindahkan penderita ke tempat aman dengan udara yang segar.
 Pernafasan buatan penting untuk mengeluarkan udara beracun yang terhisap,

jangan menggunakan metode mouth to mouth.


d. Racun melalui suntikan
 Pasang torniquet proximal tempat suntikan, jaga agar denyut arteri bagian

distal masih teraba dan lepas tiap 15 menit selama 1 menit.


 Beri epinefrin 1/1000 dosis : 0,3-0,4 mg subkutan/im.
 Beri kompres dingin di tempat suntikan.
2. Mengeluarkan racun yang telah diserap
 Diuretic : lasix, manitol
 Dialisa
 Transfusi exchange
3. Pengobatan simptomatis / mengatasi gejala
 Gangguan sistem pernafasan dan sirkulasi : RJP.
 Gangguan sistem susunan saraf pusat:

• Kejang : beri diazepam atau fenobarbital

• Odem otak : beri manitol atau dexametason.

Anda mungkin juga menyukai