Anda di halaman 1dari 30

Critical Book Review

Manajemen Arsip Statis

Disusun Oleh:

Harpen Situmorang/7171144006

Muhammad Andrian Aditya/717144023

Mhd Ramadhan Lubis/7173144019

Dosen :

Ellys Siregar, S.Pd., M.Pd

Dodi Pramana, S.Sos., M.Si

Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Medan

Tahun Ajaran 2019


COVER...................................................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................

BAB 1 : PENDAHULUAN......................................................................................

A. INDENTITAS BUKU I..............................................................................


B. INDENTITAS BUKU II................................................................... .........

BAB 2 : RINGKASAN BUKU I DAN II..................................................................

A. PERBANDINGAN BUKU I DAN II............................................. ..............

BAB 3 : KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... ............

A. REFERENSI..................................................................................... ...........

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Book Review. Pembuatan resensi buku ini disusun
berdasarkan pada tugas mata kuliah “Administrasi Keuangan”.

Tujuan pembuatan resensi ini yaitu untuk memudahkan para pembaca dalam memahami
isi buku. Apabila ada kesalahan dalam penulisan dan penyajian resensi ini, saya mohon maaf.

Demikianlah yang saya tuliskan untuk pengantar resensi ini. Kritik dan saran selalu
terbuka untuk perbaikan resensi ini. Atas perhatian dosen pembimbing dan teman-teman saya
ucapkan terima kasih.

Medan, September 2019

Kelompok

BAB I

PENDAHULUAN
Pengertian administrasi keuangan dalam arti luas adalah suatu kebijakan mengenai
pengadaan dan penggunaan keuangan organisasi untuk mewujudkan kegiatan organisasi
tersebut, dimana bentuknya berupa pengelolaan keuangan meliputi perencanaan, pengaturan,
pertanggung jawaban, dan pengawasan keuangan.

IDENTITAS BUKU I

Buku : Modul Administrasi Keuangan

ISBN :-

Tahun terbit : 2017

Penulis : Rizka Feptya Anggraini (150412604123)

IDENTITAS BUKU II

Buku : Modul Administrasi Keuangan

ISBN :-

Tahun terbit : 2017

Penulis : Evita Nur Aini (150412600350)

BAB II

RINGKASAN BUKU I
1.1 Pengertian Mencatat Penerimaan dan Pengeluaran Uang

Dalam kamus KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), mencatat adalah suatu kegiatan
menulis atau menyalin sesuatu yang sudah ditulis atau diucapkan kedalam buku untuk
memperoleh hasil akhir.

Sedangkan pengertian uang menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah
suatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat untuk mengukur nilai, menukar, dan
melakukan pembayaran atas pembelian barang dan jasa, dan pada waktu yang bersamaan
bertindak sebagai alat penimbun kekayaan.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan, pengertian mencatat penerimaan uang adalah
suatu kegiatan mencatat atau menulis hasil penerimaan uang baik dari penjualan tunai atau dari
piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Begitupun sebaliknya,
mencatat pengeluaran uang adalah suatu kegiatan mencatat atau menulis hasil pengeluaran untuk
kegiatan umum perusahaan.

Penerimaan dan pengeluaran uang pada perusahaan terjadi apabila ada kegiatan transaksi.
Transaksi keuangan adalah segala kegiatan yang dapat mempengaruhi keuangan perusahaan.
Misalnya karena ada penjualan tunai barang dagangan maka harta perusahaan berupa barang
dagangan akan berubah menjadi kas dan kerugian atau keuntungan dari penjualan tersebut akan
mempengaruhi jumlah modal.

Transaksi-transaksi yang terjadi pada suatu perusahaan pada umumnya meliputi:

1. Penerimaan uang tunai dan barang dari pemilik sebagai setoran modal.

2. Pembelian perlengkapan dan peralatan secara tunai atau kredit.

3. Pembayaran utang pada kreditur.

4. Penjualan jasa atau barang secara tunai atau secara kredit.

5. Penerimaan tagihan dari debitur.

6. Pembayaran beban-beban.

7. Dll.

Setiap jenis transaksi keuangan memiliki sumber yang berbeda dan pelaku yang berbeda
pula. Perhatikan penggolongan jenis transaksi keuangan berdasarkan sumber dan pihak yang
melakukannya berikut ini.

1. Jenis Transaksi Menurut Sumbernya


a. Transaksi modal yaitu transaksi yang mempunyai hubungan dengan pemilik perusahaan.
Misalnya, penyetoran uang/barang sebagai modal oleh pemilik perusahaan dan pengambilan
uang/barang oleh pemilik modal (prive).

b. Transaksi usaha merupakan transaksi yang berkaitan dengan kegiatan usaha/operasi


perusahaan. Misalnya, pembayaran gaji karyawan dan pendapatan berupa hasil usaha.

1. Jenis Transaksi Menurut pihak yang melakukannya

a. Bukti Transaksi Intern

Bukti transaksi intern adalah bukti transaksi yang dibuat dan ditujukan untuk intern
perusahaan. Beberapa bukti transaksi yang termasuk bukti transaksi intern adalah sebagai berikut
:

Bukti kas masuk

Bukti kas masuk adalah bukti transaksi yang menyatakan bahwa perusahaan telah menerima
uang tunai.

Bukti kas keluar

Bukti kas keluar adalah bukti transaksi yang menyatakan bahwa perusahaan telah mengeluarkan
uang tunai.

Memo

Memo adalah pesan ringkas dari seseorang kepada orang lain dalam satu
lingkup perusahaan.Penulisan memo dilakukan secara singkat, jelas, dan mudah
dipahami.
b.Bukti Transaksi Ekstern

Bukti transaksi ekstern adalah bukti pencatatan transaksi keuangan yang terjadi dengan
pihak luar perusahaan, seperti penjualan, pembelian, pembayaran gaji pegawai, penerimaan
investasi dari pemilik perusahaan, dll. Bukti ekstern ini antara lain berupa :

1.Faktur (Invoice)

Faktur adalah tanda bukti karena terjadi pembelian atau penjualan secara kredit. Secara
umum, faktur dibuat rangkap dua. Lembaran pertama diberikan kepada pembeli dan lembaran
kedua untuk perusahaan. Faktur yang diberikan kepada pembeli dinamakan faktur pembelian.
Faktur yang disimpan penjual dinamakan faktur penjualan.

2.Kuitansi
Kuitansi merupakan bukti penerimaan atas pembayaran sejumlah uang secara tunai.
Kuitansi dibuat oleh pihak yang menerima uang untuk pihak yang mengeluarkan uang. Kuitansi
dibuat rangkap dua. Bagian dari kuitansi asli diberikan kepada pihak yang mengeluarkan uang
dan salinannya disimpan oleh pihak penerima uang sebagai arsip.

3.Nota Kontan

Nota kontan adalah bukti transaksi yang diberikan oleh penjual kepada pembeli atas
pembelian barang secara tunai. Nota berfungsi sebagai bukti pengeluaran uang oleh pembeli.
Sementara itu, nota bagi penjual berfungsi sebagai bukti penerimaan uang. Nota kontan dibagi
menjadi 2 (dua):

1. Nota Kredit

Nota Kredit adalah bukti transaksi yang dikeluarkan perusahan kepada pihak luar karena
perusahaan telah menerima kembali barang yang telah dijual akibat rusak atau tidak sesuai
pesanan.

2. Nota Debet

Nota debet adalah bukti transaksi yang dikeluarkan perusahaan kepada pihak luar
perusahaan karena ada barang yang rusak atau tidak sesuai pesanan. Bukti ini dikeluarkan jika
pembeli mengembalikan barang yang telah dibeli kepada perusahaan.

6. Cek

Cek adalah surat perintah yang dibuat oleh nasabah yang memiliki rekening di bank agar
pihak bank membayarkan sejumlah uang yang tertulis pada lembaran cek kepada orang yang
disebutkan dalam cek. Cek termasuk bukti transaksi pembayaran secara tunai.

7. Bilyet Giro

Bilyet Giro adalah surat perintah pemindah bukuan dari nasabah suatu Bank kepada Bank
yang bersangkutan,untuk memindahkan sejumlah uang dari rekeningnya ke rekening penerima
yang namanya disebut dalam bilyet giro, pada Bank yang sama atau Bank yang lain.

8. Rekening Koran
Menurut kbbi, rekening koran adalah ringkasan transaksi keuangan yang telah terjadi
pada periode tertentu pada rekening bank yang dimiliki oleh individu atau perusahaan di
lembaga keuangan. Rekening koran memuat semua aktivitas rekening seperti tabungan, transfer
uang, debit atau kredit, yang diperlukan oleh bank atau kreditur sebagai bukti untuk
menunjukkan bahwa pemegang rekening benar memiliki penghasilan atau mempunyai arus kas.

9. Bukti Setoran Bank

Bukti setoran bank saat atau setiap melakukan setoran bank, harus mengisi slip setoran
yang telah disediakan oleh bank terlebih dahulu.
PROSES MENCATAT PENERIMAAN DAN PENGELUARAN UANG

Proses Penerimaan Uang

Berikut dijabarkan tugas bagian-bagian yang terkait atas proses penerimaan uang:

a. Bagian Surat Masuk

Bertugas untuk menerima semua surat-surat yang diterima perusahaan.

Membuat daftar penerimaan uang harian.

Mengumpulkan check dan remittance advice.

Mencocokkan antara jumlah dalam check dengan jumlah remittance.

b. Bagian Kasir

Bertugas menerima uang yang berasal dari bahan surat masuk.

Kasir membuat surat setoran bank dan menyetorkan semua uang yang diterimanya.

c. Bagian Piutang

Bertugas mencatat hasil penerimaan uang.

Memberikan hasil catatan kepada Bagian pemeriksaan intern.

d. Bagian Pemeriksaan Intern

Meneliti hasil catatan bagian piutang

Mencocokkan hasil penerimaaan uang

 Formulir-formulir yang digunakan dalam prosedur penerimaan uang menurut zaki


Baridwan, Akuntansi Keuangan (2003: 100) sebagai berikut.

f. Dokumen (bukti) asli pendukung penerimaan uang yang terdiri dari: Pemberitahuan
tentang pelunasan dari para langganan atau amplop

Bukti penerimaan uang yang diberi nomor urut yang dicetak dan dibuat oleh kasir (untuk
penerimaan uang langsung)

Pita daftar penjualan tunai.

Pemberitahuan tentang pelunasan, daftar penjualan salesman Pemberitahuan dari pihak tentang
pinjaman, penagihan oleh bank

g. Data harian yang menunjukkan ringkasan penerimaan kas yang terdiri dari: Bukti setoran ke
bank

Daftar penerimaan kas harian Ringkasan cash register Proof tapes


 Berikut ini beberapa alur dari proses penerimaan uang:

a. Penerimaan kas dari piutang melalui penagih perusahaan dilaksanakan dengan


prosedur berikut ini :

1) Bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih kepada
penagih.

2) Bagian penagihan mengirimkan penagih yang merupakan karyawan perusahaan


untuk melakukan penagihan ke debitur.

3) Bagian penagihan menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan dari debitur.

4) Bagian penagihan menyerahkan cek ke bagian kasa.

5) Bagian penagihan menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untutk


kepentingan posting ke dalam kartu piutang.

6) Bagian kasa mengirim kwitansi sebagai tanda penerimaan kas kepada debitur.

1) Bagian kasa menyetorkan cek ke bank, setelah cek tersebut dilakukan


endorsment oleh pejabat yang berwenang.
2) Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bank debitur.
b. Penerimaan Kas dari Piutang Melalui Pos dilaksanakan dengan prosedur
sebagai berikut:

1) Bagian pengiriman mengirim faktur penjualan kredit kepada debitur pada


saat transaksi penjualan kredit terjadi.
2) Debitur mengirim cek atas nama yang dilampiri surat pemberitahuan
melalui pos.
3) Bagian sekretariat menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan dari
debitur.
4) Bagian sekretariat menyerahkan cek kepada bagian kasa.
5) Bagian sekretariat menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian
piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang.
6) Bagian kasa mengirim kuitansi kepada debitur sebagai tanda terima
pembayaran dari debitur.
7) Bagian kasa menyetorkan cek ke bank, setelah cek atas nama tersebut
dilakukan endorsemen oleh pejabat yang berwenang.

8) Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bank debitur.

c. Penerimaan Kas Melalui Lock-Box-Collection Plan dilaksanakan


dengan prosedur sebagai berikut:

1) Bagian penagihan mengirim faktur penjualan kredit kepada debitur pada


saat transaksi terjadi.
2) Debitur melakukan pembayaran utangnya pada saat faktur jatuh tempo
dengan mengirimkan cek dan surat pemberitahuan ke PO BOX di kota
terdekat.
3) Bank membuka PO BOX dan mengumpulkan cek dan surat pemberitahuan
yang diterima oleh perusahaan.
4) Bank membuat daftar surat pemberitahuan. Dokumen ini dilampiri dengan
surat pemberitahuan dikirimkan oleh bank ke bagian sekretariat.
5) Bank mengurus check clearing.

6) Bagian sekretariat menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk


mengkredit rekening pembantu piutang debitur yang bersangkutan.
7) Bagian sekretariat menyerahkan daftar surat pemberitahuan ke bagian kasa.
8) Bagian kasa menyerahkan daftar surat pemberitahuan ke bagian jurnal untuk
mencatat di dalam jurnal penerimaan kas.
9) Prosedur penerimaan uang melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan agar
transaksi penerimaan uang tidak terpusat pada satu bagian saja.
2. Proses Pengeluaran Uang

Sistem akuntansi pengeluaran kas adalah suatu kesatuan untuk mengumpulkan, mencatat
transaksi yang dapat membantu pimpinan untuk menangani pengeluaran uang perusahaan. Untuk
bisa menyusun suatu manual atau pedoman tentang sistem dan prosedur pencatatan pengeluaran
uang, maka terlebih dahulu harus diadakan analisa tentang fungsi daripada pengeluaran tersebut.

• Sehubungan dengan hal tersebut, Ruchiyat Kosasi, (2001: 102) mengemukakan, sebagai
berikut:

a. Pengeluaran kas harus diperinci agar dapat disusun suatu ikhtisar laporan dan pencatatan,
dari kedalam jurnal pengeluaran kas.

b. Dalam perusahaan kecil, pos-pos debet dapat berasal dari "voucher register", jurnal
pembelian (buku pembelian) atau dari perincian faktur-faktur terpisah dari prosedur jurnal
ataukah catatan harian. Jadi buku jurnal atau pencatatan pengeluaran kas dipakai sebagai kontrol
chek terhadap buku-buku tersebut di atas.

c. Sebagian besar pos-pos debet sebagai lawan pengeluaran kas adalah pos-pos harta, utang,
dan biaya tetapi juga bisa berakibat pos debet pada kelompok rekening dalam neraca serta rugi
laba. Catatlah pengeluaran kas dengan baik dan posting ke pos debet.
Suatu sistem efektif mengenai pengeluaran kas merupakan hal penting sehingga tidak
kalah pentingnya dengan sistem yang ada pada penerimaan kas. Oleh karena pengurus dan
pimpinan suatu perusahaan harus mengirim surat dan dapat menjelaskan mengenai siapa yang
berwewenang untuk menandatangani chek. Semua pembayaran/ pengeluaran kas, sebaiknya
dilakukan dengan chek atau nama perusahaan ataukah chek voucher. Chek voucher merupakan
suatu formulir yang dikirim kepada kreditur sebagai pemberitahuan tentang pembayaran.
Bersama dengan cheknya, tembusannya merupakan catatan utang yang menunjukkan suatu
persetujuan pembayaran, sehingga bukti tanda terima dapat diperoleh secara otonomi. Oleh
karena penandatanganan chek-chek yang cukup banyak ini yang memerlukan suatu ketelitian
dan keamanan sehingga mereka yang menandatangani chek harus mempertanggung jawabkan
setiap transaksi yang meragukan atau tidak dimengerti sepenuhnya. Meskipun sistem
pengendalian interen tidak dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan organisasi,
tetapi dalam hal ini perlu adanya pedoman dalam pembukuan.

Berikut ini salah satu alur transaksi dari proses pengeluaran uang:
a. Alur transaksi pembelian.
1. proses pembelian dimulai dari permintaan bagian penjualan atau produksi;
2. melakukan survei pasar;
3. menerima berbagai penawaran dari berbagai perusahaan;
4. memutuskan supplier dengan mempertimbangkan harga, kualitas dan
layanan purna jual;
5. membuat daftar barang yang akan dibeli;
6. mengirimkan surat pesanan;
7. membuat dan menanda tangani surat perjanjian dengan supplier;
8. menerima barang;
9. menerima barang sesuai dengan pesanan;
10. membayar jumlah transaksi sesuai dengan prosedur pengeluaran kas.

SISTEM AKUTANSI PENGELUARAN KAS

Hal yang perlu diketahui dalam pengeluaran kas antara lain:

1. Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran yaitu:

a. Bagian akuntansi: menerima dari bagian utang lembar pertama bukti pengeluaran kas
beserta bukti-bukti pendukung. Selain itu menyimpan bukti-bukti pengeluaran uang
beserta bukti-bukti pendukung ke dalam

suatu file yang disebut dengan file bukti pengeluaran uang yang telah dibayar. Dalam
menyimpan bukti-bukti pengeluaran uang ini, sebelumnya diurutkan menurut urutan nomor urut
bukti pengeluaran uang.
b. Bagian kasir: adalah menerima bukti pengeluaran uang dari bagian utang,
menuliskan besarnya uang yang harus dikeluarkan dalam cek dan memintakan
tandatangannya kepada pejabat yang berwenang, serta memberikan cek kepada
pihak yang namanya tercantum dalam cek.

c. Bagian pengawas intern yaitu kepala bagian keuangan dan kepala cabang:
memverifikasi pengeluaran pengeluaran uang ini, termasuk mengecek
penanggungjawab dari pejabat- pejabat yang berwenang atas dan selama proses
pengeluaran uang tersebut.

2. Catatan Akuntansi Yang digunakan dalam Sistem akuntansi pengeluaran kas

a. Jurnal Pengeluaran Kas

b. Register cek.

c. Buku pembantu utang

d. Buku jurnal pembelian

e. Remittance advice

JURNAL DAN BUKU BESAR UNTUK MENCATAT PENERIMAAN DAN


PENGELUARAN UANG

Sebenarnya materi ini lebih lengkap dibahas dalam Pengantar Akuntansi sehingga dalam
bab ini akan dibahas sedikit dari pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang. Jurnal adalah alat
untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis (berdasarkan urut waktu
terjadinya) dengan menunjukkan akun yang harus di debet dan dikredit beserta jumlah rupiahnya
masing-masing. Setiap transaksi yang terjadi, sebelum dimasukkan ke buku besar, harus di catat
di jurnal terlebih dahulu.

Contoh bentuk jurnal yang paling sederhana.


Tangga
Keterangan Ref Jumlah
l
(1) (2) (3) (4) (5)

Keterangan:
Kolom (1): untuk mencatat tanggal terjadinya transaksi. Kolom terdiri dari
dua yang kiri untuk mencatat bulan dan tahun, yang kanan untuk
mencatat tanggal
Kolom (2): untuk mencatat nama akun yang di debet dan nama akun yang di
kredit. Di kolom ini juga dicatat uraian singkat mengenai
transaksi yang di catat. Kolom (3): untuk mencatat nomor akun
yang di debet maupun yang di kredit. Kolom (4): untuk mencatat
akun yang didebetkan. Kolom (5): untuk mencatat akun yang
dikreditkan.
PROSEDUR MENJURNAL

Prosedur Menjurnal :

1. Tahun ditulis pada baris pertama.


Tahun biasanya tidak ditulis berulangulang pada suatu halaman apabila tahun tidak
berganti.
2. Nama bulan ditulis untuk transaksi yang pertama terjadi dalam bulan yang bersangkutan
pada bagian atas kolom pertama.
Nama bulan hanya ditulis lagi pada bagian atas halaman yang baru atau pada awal bulan
yang baru. Jadi nama bulan tidak perlu ditulis berulang- ulang pada halaman yang sama,
kecuali kalau bulan berganti.
2. Tanggal untuk setiap transaksi dicatat pada kolom pertama, pada bagian kolom
yang kecil.

Untuk setiap transaksi perlu ditulis tanggalnya meskipun dalam tanggal yang sama terjadi
beberapa transaksi.

3. Nama akun yang didebet ditulis merapat ke pinggir sebelah kiri dalam kolom (2)
dan jumlah pendebetan dimasukkan ke dalam sisi kiri atau kolom (4) dalam
kolom jumlah.

4. Nama akun dikredit ditulis dalam baris berikutnya pada kolom (2) dan ditulis
sedikit masuk ke sebelah kanan bila dibandingkan dengan nama akun yang
didebet.

Jumlah pengkreditan dicatat pada sisi kanan atau kolom (5) dalam kolom jumlah.

5. Penjelasan atau keterangan ditulis pada baris berikutnya dalam kolom (2).
Sebaiknya keterangan ditulis secara singkat tanpa mengabaikan informasi yang
penting, dan dapat dipahami dengan jelas.

Nama akun yang digunakan dalam jurnal harus sama denga nama akun yang digunakan
dalam buku besar. Jurnal yang dibuat untuk suatu transaksi disebut ayat jurnal. Proses
memindahkan ayat-ayat jurnal yang telah dibuat dalam buku jurnal ke buku besar dinamakan
posting (contoh posting dapat dilihat di lampiran). Jumlah akun yang digunakan dalam
perusahaan tergantung pada sifat operasi perusahaan, volume kegiatan perusahaan, dan sampai
seberapa jauh dibutuhkan rincian. Namanama akun berdasarkan nomor kodenya disusun dalam
suatu daftar yang disebut daftar kode akun.
BUKU BESAR

Pada tanggal 1 September 2010, Budiman membuka sebuah perusahaan penatu.


Berikut ini adalah transaksi-transaksi yang terjadi selama bulan pertama selama
operasi perusahaan tersebut.
Sept.1 Budiman menanamkan uangnya sebesar Rp 2.000.000 dalam
perusahaan.
1 Dibayar sewa toko bulan September 2010 sebesar Rp 100.000.000
2 Dibeli sebuah mesin cuci seharga Rp 2.500.000 dari jumlah tersebut
Rp 1.000.000 dibayar tunai dan sisanya dibayar dengan wesel
berjangka waktu 6 bulan dengan tingkat bunga 12%.
3 Dibayar presmi asuransi untuk 1 tahun sebesar Rp 120.000
4 Dibeli perlengkapan cuci seharga Rp 300.000 secara kredit
10 Diterima tagihan dari surat kabar Berita Nasional untuk pemasangan
iklan sebesar Rp 20.000
12 Diterima tunai penghasilan penatu Rp 620.000 14 Dibayar gaji
pegawai Rp 30.000
15 Ditandatangani kontrak cuci pakaian. Hari ini diterima uang muka cuci
pakaian sebesar Rp 100.000
20 Budiman mengambil uang untuk keperluan pribadi sebesar Rp
70.000 25 Dikirimkan tagihan kepada Ibu Marini sebesar Rp
45.000. ibu Marini akan mengangsur tagihan tersebut beberapa hari
lagi.
27 Dibayar gaji pegawai Rp 35.000
30 Diterima angsuran dari Ibu Martini Rp 25.000
Kode akun yang digunakan oleh Penatu Budiman adalah sebagai berikut:

Nomor Akun Nama Akun


1 Kas
2 Piutang
5 Perlengkapan
10 Asururansi Dibayar Dimuka
15 Mesin Cuci
25 Utang Wesel
26 Utang Usaha
28 Pendapatan Diterima Dimuka
40 Modal Budiman
41 Prive Budiman
50 Pendapatan Penatu
61 Beban Advertensi
62 Beban Sewa
63 Gaji Pegawai

JURNAL
Jumlah
Tanggal Keterangan Reff
Debet Kredit
201 1 Kas
0 Modal Budiman
Sept 2 Beban Sewa
. Kas
3 Mesin Cuci
Kas
Uang Wesel
4 Asuransi Dibayar di Muka
Kas
5 Perlengkapan
Utang Usaha
10 Beban Advertensi
Utang Usaha
12
Kas
Pendapatan
14
Gaji Pegawai
Kas
15
Kas
Pendapatan Diterima di
Muka
20
Prive, Budiman
Kas
25
Piutang Usaha
Pendapatan Penatu
27
Gaji Pegawai
Kas
30
Kas
Piutang Usaha
BUKU BESAR
Kas

Tgl. Ket. Reff Jumlah Tgl. Ket. Reff Jumlah

2010 2010
Sept. 1 J1 2.500.000 Sept. 2 J1 100.000
30 J2 25.000 3 J1 1.000.000
2.025.000 4 J1 120.000
14 J2 30.000
20 J2 70.000
27 J2 35.000
1.355.000
So:
670.000

Hutang Usaha
Tanggal Keterangan Reff Jumlah Tanggal Keterangan Reff Jumlah
2010 2010
Sept.25 J2 45.000 Sept.30 J2 25.000
So: 20.000

Perlengkapan
Tanggal Keterangan Reff Jumlah Tanggal Keterangan Reff Jumlah
2010
Sept.5 J1 300.000

Asuransi Dibayar Dimuka


Tanggal Keterangan Reff Jumlah Tanggal Keterangan Reff Jumlah
2010
Sept.4 J1 120.000
Mesin Cuci
Tgl. Keterangan Reff Jumlah Tanggal Keterangan Reff Jumlah
2010 2010
Sept J2 2.500.000 Sept.30
13

Utang Wesel
Tgl. Ket. Reff Jumlah Tgl. Ket. Reff Jumlah
2010
Sept.3 J1 1.500.000

Utang Usaha
Tanggal Ket. Reff Jumla Tanggal Ket. Reff Jumlah
h
2010
Sept. 5 J1 300.000
10 J1 20.000
320.000

Pendapatan Diterima Dimuka


Tanggal Keterangan Reff Jumlah Tanggal Keterangan Reff Jumlah
2010
Sept.30 J1 100.000

Modal Budiman
Tangga Keteranga Ref Jumla Tangga Keteranga Ref Jumlah
l n f h l n f
2010
Sept.1 J1 2.000.00
0
Prive Budiman
Tanggal Keterangan Reff Jumlah Tanggal Keterangan Reff Jumlah
2010
Sept.20 J2 70.000

Pendapatan Penatu
Tanggal Keterangan Reff Jumlah Tanggal Keterangan Reff Jumlah
2010
Sept.12 J1 620.000
25 J2
45.000
665.000

Beban Advertensi
Tanggal Keterangan Reff Jumlah Tanggal Keterangan Reff Jumlah
2010
Sept.10 J2 20.000

Beban Sewa
Tanggal Keterangan Reff Jumlah Tanggal Keterangan Reff Jumlah
2010
Sept.2 J1 100.000

Gaji Pegawai
Tanggal Keterangan Reff Jumlah Tanggal Keterangan Reff Jumlah
2010
Sept. J2 70.000
14 J2
27 35.000
65.000
Penatu Budiman
Neraca Saldo
30 September 2010
Dalam Rp
Kas 1.390.000
Piutang Usaha 20.000
Perlengkapan 300.000
Asuransi dibayar dimuka 120.000
Mesin Cuci 2.500.000
Utang Wesel 1.500.000
Utang Usaha 320.000
Pendapata Ditima Dimuka 100.000
Modal Budiman 2.000.000
Prive Budiman 70.000
Pendapatan Penatu 665.000
Beban Advertensi 20.000
Beban Sewa 100.000
Gaji Pegawai 65.000
Jumlah 4.585.000 4.585.000
Ringkasan Buku II

MENCATAT PROSES PENERIMAAN DAN PENGELUARAN

A. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

Hal yang Perlu diketahui mengenai penerimaan uang antara lain :

1. Prosedur penerimaan kas dilakukan melalui dua cara yaitu melalui penagihan
perusahaan dan melalui transfer bank. Penerimaan kas disamping berupa uang
tunai juga berupa cek dan giro.

2. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas


yaitu : jurnal penerimaan kas, buku kas kasir, buku harian, buku besar, dan
kartu piutang.

B. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas

Hal yang perlu diketahui dalam pengeluaran kas antara lain :

1. Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran yaitu :

a. Bagian akuntansi : menerima dari bagian utang lembar pertama bukti


pengeluaran kas beserta bukti-bukti pendukung. Selain itu menyimpan
bukti-bukti pendukung ke dalam suatu file yang disebut dengan file
buktipengeluaran uang yang telah dibayar. Dalam menyimpan bukti- buki
pengeluaran uang ini, sebelumnya diurutkan berdasarkan nomor urut bukti
pengeluaran uang.

b. Bagian kasir : adalah menerima bukti pengeluaran uang dari bagian utang,
menuliskan besarnya uang yang haris dikeluarkan dalam cek dan
memintakan tandatangannya kepada pejabat yang berwenang, serta
memberikan cek kepada pihak yang namanya tercantum dalam cek.

c. Bagian pengawas intern yaitu kepala bagian keuangan dan kepala cabang :
memverifikasi pengeluaran uang ini, termasuk mengecek
penanggungjawab dari pejabat-pejabat yang berwenang atas dan selama
proses pengeluaran uang tersebut.

2. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas

a. Jurnal pengeluaran kas : digunakan untuk mencatat pengeluaran kas

b. Register cek digunakan untuk mencatat cek-cek perusahan yang


dikeluarkan untuk pembayaran kreditur atau pihak lain

c. Buku pembantu utang

d. Buku jurnal pembelian


e. Remittance advice

C. Jurnal dan Buku Besar untuk Mencatat Penerimaan dan Pengeluaran


Uang Pada dasarnya materi ini lebih lengkap dibahas dalam Pengantar

Akuntansi sehingga dalam bab ini akan dibahas hanya sebagian kecil
dari pencatatan proses penerimaan dan pengeluaran uang. Jurnal adalah alat
untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis dengan
menunjukkan akun yang harus di debet dan kredit beserta julah nominal
masing-masing. Sebelum dimasukkan ke dalam buku besar, transaksi harus
dicatat dalam jurnal terlebih dahulu.

Berikut adalah contoh jurnal yang paling sederhana :

Keterangan :

Kolom Tanggal : untuk mencatat tanggal terjadinya transaksi.


Kolom terdiri dari 2 kolom, kolom kiri untuk mencatat bukan dan tahun,
sedangkan kolom yang kanan untuk mencatat tanggal.

Kolom keterangan : untuk mencatat nama akun yang di debet dan


nama akun yang di kredit. Untuk nama akun yang di kredit sebaiknya ditulis
menjorok untuk memudahkan dalam menjurnal. Di kolom ini juga dicatat
uraian singkat mengenai transaksi yang dicatat.

Kolom Ref : untuk mencatat nomor akun yang di debet atau nomor akun
yang di kredit

Kolom debet : untuk mencatat akun yang di debetkan Kolom kredit :


untuk mencatat akun yang di kreditkan

C. Prosedur Menjurnal

1. Tahun ditulis pada baris pertama. Tahun biasanya tidak di utlis berulang- ulang
pada suatu halaman apabila tahun tidak berganti.

2. Nama bulan ditulis untuk transaksi yang pertama terjadi dalam bulan yang
bersangkutan pada bagian atas kolom pertama. Nama bulan hanya ditulis lagi
pada bagian atas halaman yang baru atau pada awal bulan yang baru. Jadi
nama bulan tidak perlu ditulis berulang-ulang pada halaman yang sama,
kecuali kalau bulan berganti.

3. Tanggal untuk setiap transaksi dicacat pada kolom pertama, pada bagian kolom
yang kecil. Untuk setiap transaksi perlu ditulis tanggalnya meskipun dalam
tanggal yang sama terjadi beberapa transaksi.
4. Nama kaun yang didebet ditulis merapat ke pinggir sebelah kiri dalam kolom
keterangan dan jumlah pendebetan dimasukkan kedalam sisi kiri atau kolom
debet.

5. Nama akun yang dikredit ditulis dalam beris berikutnya dalam kolom
keterangan. Sebaiknya ditulis sedikit masuk ke sebelah kanan bila
dibandingkan dengan nama akun yang di debet. Jumlah pengkreditan dicatat
pada sisi kanan atau kolom kredit.

6. Penjelasan atau keterangan ditulis pada baris berikutnya dalam kolom


keterangan. Sebaiknya keterangan ditulis secara singkat tanpa mengabaikan
informasi yang penting, dan dapat dipahami dengan jelas.

Nama akun yang digunakan dalam jurnal harus sama dengan nama akun yang
digunakan dalam buku besar. Jurnal yang dibuat untuk suatu transaksi disebut ayat jurnal,
proses memindahkan ayat-ayat jurnal yang telah dibuat dalam buku jurnal ke buku besar
dinamakan posting. Jumlah akun yang digunakan dalam perusahaan tergantung pada sifat
operasi perusahaan, volume kegiatan perusahaan, dan sampai seberapa jauh dibutuhkan
rincian. Nama-nama akun berdasarkan nomor kodenya disusun dalam suatu daftar yang
disebut daftar kode akun.

D. Buku Besar
1. Penggolongan Transaksi Akun
Untuk memudahkan pembuatan ikhtisar transaksi yang terjadi
dalam satu periode dan penyusunan laporan keuangan maka transaksi-
transaksi yang sejenis dikelompokkan dan dicatat dalam satu daftar
khusus yang disebut “akun” bisa disebut juga “perkiraan” atau
“rekening”.
Transaksi yang melibatkan perubahan pada kas perusahaan,
dicatat pada akun “kas”. Demikian pula jika transaksi melibatkan
perubahan pada hutang perusahaan maka dicatat pada akun “hutang”.
Dengan demikian terdapat akun kas, hutang, perlengkapan, peralatan
dan akun-akun lainnya. Akuntansi menganut sistem pencatatan ganda
(double entry system). Artinya suatu transaksi yang terjadi akan dicatat
sekurang0kurangnya dua akun, atau dicatat pada dua aspek
perubahannya. Misalnya : transaksi pembayaran hutang, menyebabkan
perubahan kas dan hutang. Oleh karena itu traksasksi pembayaran
hutang harus dicatat pada akun “kas” dan “hutang”.
2. Pengelompokkan Akun dalam buku Besar
Akun-akun yang terdapat dalam buku besar dapat dikelompokkan
menjadi sebagai berikut :
a. Kelompok akun harta
b. Kelompok akun hutang
c. Kelompok akun modal
d. Kelompok akun pendapatan
e. Kelompok akun beban
3. Nomor Kode Akun
Adapun penggolongan diatas, akaun-akun harta dapat diberi nomor
sebagai berikut :
1. Nomor Kelompok Harta
1.1 Nomor golongan harta
lancar 111 Nomor sub
golongan kas
1111 Kas umum
(kas) 1113 Kas
kecil

1113 Selisih Kas


112 Nomor sub golongan surat
berharga 1121 Saham-saham
1122 Obligasi
113 Nomor sub golongan
piutang 1131 Piutang
wesel
1132 Utang dagang, dan seterusnya
1.2 Nomor golongan harta tidak lancar
121 Nomor sub golongan harta tidak
lancar 1211 Investasi saham PT
XX
1212 Investasi saham PT YY
122 Nomor sub golongan aktiva tetap
berwujud 1221 Tanah
1222 Gedung
1223 Akumulasi penyusutan
gedung

1224 Mesin-mesin
1225 Akumulasi penyusutan mesin-mesin
123 Nomor sub golongan kativa tetap tidak
berwujud

124 1231 Goodwill


1232 Hak paten
1233 Merk dagang
125 Nomor sub golongan beban yyang
ditangguhkan

126 1241 Beban penelitian


1242 Beban pemasaran
127 Nomor sub golongan harta lain-lain
2. Nomor kelompok hutang
2.1 Nomor golongan hutang
lancar

2.2 2101 Hutang wesel


2102 Hutang dagang
2103 Hutang gaji
2104 Hutang pajak
2.3 Nomor kode golongan hutang jangka panjang

2201 Hutang wesel jangka


panjang

2202 Hitang hipotik


2203 Hutang obligasi dan seterusnya
3. Nomor kode kelompok
modal 3001 Modal
pemilik
3002 Prive pemilik
4. Nomor kode kelompok
pendapatan
5. 4001 Pendapatan jasa
6. Nomor kode beban usaha
6.1 Nomor kode golongan harga pokok
penjualan 5101 Pembelian (untuk
perusahaan dagang)

6.2 5102 Biaya angkut pembelian


5103 Retur pembelian dan pengurangan
harga
5104 Potongan pembelian
6.3 Nomor kode golongan beban
penjualan
6.4 5201 Beban gaji pegawai bagian
penjualan
6.5 5202 Beban iklan
5203 Beban asuransi bagian
penjualan
5204 Beban angkutan penjualan
5205 Beban perlengkapan toko
6.6 Nomor kode golongan beban administrasi dan
umum

6.7 5301 Beban gaji pegawai kantor


5302 Beban perlengkapan
kantor
5303 Beban listrik air dan
telepon
5304 Beban penyusutan peralatan
kantor
5305 Beban penyusutan gedung
kantor
7. Nomor kode kelompok pendapatan dan beban di luar usaha
7.1 Nomor kode golongan pendapatan di luar usaha
6101 Pendapatan bunga (untuk perusahaan yang bukan
bank)
6102 Pendapatan sewa (dalam perusahaan yang bukan
bank)

6103 Laba penjualan surat berharga (sebagai investasi


jangka pendek)

Kelebihan:

Buku1dan 2 ini menyajikan materi Administrasi Keuangan dengan baik dan dijelaskan
secara runtut sehingga memudahklan pembaca untuk mengikuti penjelasannya. Buku
1dilengkapi indeks yang membantu pembaca ketika menemukan kata kata atau istilah yang
sulit.

Kekurangan:

Kekurangan buku 1 dan 2 adalah pada bagian cover yang tidak menarik sehingga membuat
pembaca tidak tertarik. Dan kualoitas kertas pada buku 2 kurang bagus karena menggunakan
kertas buram yang kasar saat dibolak balik. Tulisan font terlalu besar sehingga membuat
pembaca lebih cepat membalik halaman selanjutnya.
BAB III

Kesimpulan

Jadi Kedua buku memeiliki kelebihan dan kekurangan dan kelebihannya sendiri namun buku
1 emiliki nilai plus karena dari segi penyusunan buku materi yang budah dipahami
berbanding terbalik dengan buku 2 yang agak susah dipahami.

Saran

Mungkin dalam kemasan/packing lebih menarik agar unik dan menarik minat pembeli.
BAB III

KESIMPULAN

SARAN

Anda mungkin juga menyukai