REPRODUKSI HEWAN
Disusun Oleh:
Team Dosen
LABORATORIUM ZOOLOGI
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
UNIVERSITAS JEMBER
2019
Universitas Jember
DAFTAR ISI
ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM
iii
ACARA I
PENGAMATAN ORGAN REPRODUKSI DAN SEL GAMET
B. Dasar Teori:
Organ reproduksi dapat dibedakan menjadi organ reproduksi jantan (pada
organisme jantan) dan organ reproduksi betina (pada organisme betina). Sesuai dengan
fungsinya, organ reproduksi tersebut merupakan organ yang berperan dalam reproduksi
atau perkembangan suatu organisme.
Organ reproduksi jantan tersusun atas bagian utama berupa testis yang dilengkapi
saluran kelamin antara lain epididymis, vas deferen dan juga kelenjar asesoris. Testis
merupakan organ penghasil gamet jantan yang disebut spermatozoa.
Organ reproduksi betina tersusun atas bagian utama berupa ovarium. Dua bagian
penting yang terdapat pada ovarium yaitu folikel dan korpus luteum. Ovarium
merupakan organ penghasil gamet betina yang disebut sel telur.
D. Cara Kerja
I. Pengamatan organ reproduksi
a. Amati dan gambar organ testis dam ovarium
b. Sebutkan bagian-bagiannya.
1
II. Pengamatan spermatozoa
1. Ambil bagian kauda epididimis, kemudian beri larutan fisiologis (NaCl 0,9%).
Potong-potong sampai halus dengan gunting, kemudian cabik-cabik dengan
jarum sehingga keluar cairan yang keruh.
2. Cairan keruh merupakan suspense spermatozoa. Ambil dengan menggunakan
pipet bersih dan teteskan sedikit cairan diatas kaca obyek, kemudian tambahkan
sedikit larutan NaCL 0,9%.
3. Amati dibawah mikroskop, sebutkan bagian-bagian yang tampak (perhatikan
bentuk kepala spermatozoa), kemudian gambarlah hasil pengamatan saudara.
2
ACARA II
TEKNIK APLIKASI BAHAN UJI PADA HEWAN PERCOBAAN
A. Tujuan :
Untuk mengetahui dan memberikan keterampilan dalam aplikasi bahan uji terhadap
hewan percobaan.
B. Dasar Teori :
Dalam bidang pendidikan dan penelitian, khususnya dibidang biologi, farmakologi
dan kedokteran serta bidang ilmu yang terkait, sering digunakan sering digunakan hewan
percobaan sebagai hewan model. Hewan percobaan yang sering digunakan dalam praktikum
dan penelitian mempunyai jenis dan species yng beragam, tetapi yang secara umum sering
digunakan adalah mamalia antara lain kelinci, marmot, tikus dan mencit. Teknik pemberian
atau aplikasi bahan uji dapat dilakukan melalui beberapa cara antara lain secara oral,
subkutan, intra muscular, intra vena dan intra peritoneal.
D. Cara Kerja :
1. Aplikasi Secara Oral (Gavage)
Aplikasi secara oral (Gavage) adalah cara aplikasi bahan uji yang dilakukan melalui
mulut, dapat dilakukan dengan cara :
a. Dicampur dengan makanan atau minuman
b. Menggunakan jarum khusus, ukuran 20 dan panjang kira-kira 5 cm untuk
memasukkan senyawa langsung kedalam lambung melalui esophagus. Jarum ini
ujungnya bulat dan berlubang kesamping, akan tetapi memakai jarum seperti ini perlu
hati-hati agar dinding esophagus tidak tembus.
c. Menggunakan pipa lambung dibuat dari karet atau plastik agak kaku, cara ini
merupakan cara yang paling aman. Garis tengah pipa itu harus cukup kecil sehingga
dapat masuk kedalam esophagus mencit. Panjang pipa dapat ditentukan dengan
3
menghitung jarak antara hidung dan tulang rusuk terakhir, tetapi perlu dilakukan
dengan hati-hati jangan sampai tembus ke esophagus atau trakea mencit.
4
ACARA III
PRESERVASI SPERMATOZOA
A. TUJUAN
Untuk mengetahui teknik pengawetan semen yang mengandung spermatozoa yang
berguna untuk penyimpanan dalam jangka panjang.
B. DASAR TEORI
Pengawetan atau preservasi semen yang mengandung spermatozoa merupakan salah
satu teknologi reproduksi sebagai upaya manusia memperpanjang daya hidup dan daya
fertilisasi spermatozoa sehingga spermatozoa tersebut dapat digunakan dalam jangka waktu
yang lebih lama. Pengawetan semen dapat dilakukan untuk keperluan penyimpanan singkat
pada temperatur 5°C dan penyimpanan semen untuk jangka waktu tidak terbatas dilakukan
pada temperatur -196°C. Pengawetan semen pada temperatur dibawah titik beku air
memerlukan bahan lain yang mampu melindungi spermatozoa karena cekaman akibat
perubahan tekanan osmotik larutan (hipertonik stress) dan melindungi spermatoza akibat
pembentukan kristal es pada saat pembekuan.
D. CARA KERJA
1. Evaluasi kualitas spermatozoa pre pengenceran
Spermatozoa asal epididimis yang diperoleh dari sampling melalui maserasi harus
segera dilakukan evaluasi sebelum diencerkan dalam larutan pengencer.
Spermatozoa hasil penampungan diuji secara makroskopis dan mikroskopis.
Parameter makroskopis yang diamati adalah warna yang dapat diamati langsung secara
5
visual, sedangkan parameter mikroskopis yang diamati meliputi motilitas dan persentase
hidup spermatozoa.
6
Kategori 0 : Sperma tidak bergerak sama sekali
Kategori 1 : sperma bergerak lambat
Kategori 2 : sperma bergerak kedepan dengan kecepatan sedang, atau berputar-putar
Kategori 3 : sperma bergerak cepat lurus kedepan.
Persentase jumlah spermatozoa ang motil ditentukan dengan menjumlahkan kategori 2 dan 3,
dibagi 100 kemudian dikalikan 100%. Angka 100 merupakan jumlah kategori 0, 1, 2 dan 3.
7
ACARA IV
VASEKTOMI
A. Tujuan :
Mengetahui cara membuat hewan jantan mandul dengan dengan cara vasektomi
B. Dasar Teori :
Salah satu kontrasepsi pada pria adalah dengan cara vasektomi. Vasektomi dilakukan dengan
cara mengikat vas deferens (pada manusia) atau memutuskan (pada mencit). Pada hewan,
vasektomi dilakukan untuk keperluan transfer embrio. Dalam hal ini hewan jantan dibuat
mandul dengan cara vasektomi, kemudian dikawinkan dengan hewan betina agar terjadi
kebuntingan semu. Vasektomi dianggap berhasil jika betina yang dikawinkan bisa
bunting,tetapi tidak terjadi implantasi.
D. Cara Kerja
1. Mencit jantan dianestesi dengan avertin 2.5 % secara intraperitonial atau khloroform
secara inhalasi. Kemudian bagian abdomen dibasahi dengan alkohol 70%
2. Di daerah abdomen bagian posterior dibuat sayatan melintang kira-kira 1cm,
kemudian vas deferens dikeluarkan melalui sayatan tersebut.
3. Vas deferens dilipat dan dipotong dengan menggunakan pinset panas agar terputus
dan kedua ujungnya menutup, serta tidak dapat bersatu lagi. Setelah itu vas deferens
dimasukkan kembali ke dalam rongga abdomen.
Vasektomi dilakukan pada vas deferens sebelah kanan maupun sebelah kiri melalui
lubang sayatan yang sama.
4. Luka pada otot dan kulit dijahit secara terpisah dengan jarum dan benang operasi
Luka bekas sayatan yang telah dijahit, diolesi dengan antiseptik Betadine.
8
ACARA V
OVARIEKTOMI
A. Tujuan :
Mengetahui cara membuat betina mandul dengan ovariektomi
B. Dasar Teori :
Salah satu cara untuk membuat betina mandul adalah dengan ovariektomi.
Ovariektomi dilakukan dengan cara mengikat bagian oviduct dan memotong ovarium hewan
betina. Ovariektomi terdiri atas 2 jenis, yaitu ovariektomi unilateral (pemotongan salah satu
ovarium hewan betina kiti atau kanan) dan bilateral (pemotongan kedua ovarium hewan
betina kiri dan kanan). Ovariektomi umumnya dilakukan untuk hewan uji yang digunakan
sebagai model hewan pasca menopause. Selain itu, ovariektomi juga dilakukan agar hewan
betina tidak mengalami kebuntingan.
D. Cara Kerja
Prosedur ovariektomi dilakukan pada mencit berusia 90 hari yang dibius dengan
ketamil 10% dan xyla dengan perbandingan 1:1 dengan dosis 0,05 ml secara intramuscular.
Mencit dibaringkan secara terlentang pada papan operasi dan diolesi dengan air sabun
antibakteri serta betadine pada bagian medial perut, dilakukan pencukuran rambut pada
bagian medial perut dengan menggunakan silet. Langkah selanjutkan dilakukan pembedahan
secara perlahan hingga lapisan muskulus daerah abdomen terbuka, dilakukan penyayatan
dengan menggunakan gunting ujung tumpul dan pinset pada kulit bagian luar dengan lebar
1,5 cm dan kulit bagian dalam 1 cm. selanjutnya dikeluarkan semua bagian organ
reproduksinya untuk mencari ovarium kanan dan kiri kemudian dijepit dengan klem arteri
dan diikat bagian ujung oviduct dengan benang silk, ovarium dipotong secara perlahan
9
dengan gunting. Organ dalam yang telah dikeluarkan direposisi kembali dalam abdomen dan
diberi 0,5 ml larutan Sodium chloride 0,9%.
Setelah ovarium berhasil diangkat, segera dilakukan penutupan pada bagian muskulus
oblikus abdominis internus dengan cara dijahit menggunakan catgut ghromic ukuran 3.0
dengan pola sederhana. Digunakan benang silk ukuran 3.0 dan jarum sutura untuk menjahit
muskulus oblikus adbominis eksternus. Luka akibat pembedahan diolesi dengan betadine
pada daerah insisi. Dilakukan injeksi antibiotik (Levofloxacin) pada mencit dengan dosis 0,05
ml serta paracetamol 1 sendok teh/200 ml aquades selama 1 minggu.
10
ACARA VI
FERTILITAS PADA HEWAN BETINA
A. TUJUAN
Untuk mempelajari dan mengamati fertilitas pada mencit betina.
B. DASAR TEORI
Fertilitas atau pembuahan adalah proses penyatuan gamet jantan dan betina, yang
terjadi didaerah ampulla tuba fallopii. Sebelum membuahi ovum sperma harus mengalami
proses kapasitasi dan reaksi akrosom. Kegagalan fertilisasi bisa disebabkan oleh banyak
faktor.
Infertilitas pada jantan bisa disebkan antara lain kurangnya jumlah sperma atau
motilitasnya sedangkan infertilitas pada betina disebabkan antara lain tersumbatnya saluran
telur, mukus cervik yang tidak sesuai, kekebalan terhadap spermatozoa, tidak terjadi, dan
lain-lain.
D. Cara kerja
1. Mencit diberi perlakuan selama 1 minggu (sampai fase estrus)
2. Setelah perlakuan selesai mencit dikawinkan dengan mencit jantan. Keesokan harinya
diperiksa apakah terdapat sumbat vagina. Kemudian diamati parameter berikut:
Jumlah betina kawin
Kemampuan kawin = Jumlah betina yang dikawinkan
3. Mencit yang tersumbat vagina dipisahkan dan dipelihara sampai umur kebuntingan ke-
6. Hari ke 7 mencit dibunuh dengan cara dislokasi leher kemudian abdomen dibedah
kemudian diambil organ reproduksi mulai dari ovarium dan uterus selanjutnya
diletakkan di cawan petri yang telah diberi NaCl 0,9%
4. Ovarium dibersihkan dari lemak yang melekat, kemudian diamati parameter berikut:
11
Jumlah betina bunting
a. Indeks gestasi = Jumlah betina bersumbat vagina X 100 %
12