Anda di halaman 1dari 8

1.

Penyebab Neraca perdagangan selalu deficit


defisit ini disebabkan begitu mudahnya perizinan bagi barang-barang impor untuk masuk
ke Indonesia. Defisit necara perdagangan karena kita terlalu mudah berikan izin.

2. Penyebab Neraca Pembayaran selalu deficit


turunnya penaman modal langsung dan investasi di pasar modal.

3. Pengaruh inflasi terhadap sector keuangan maupun sector riil


inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
(kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar
yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya
ketidak lancaran distribusi barang.Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses
menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa,
bukan tinggi-rendahnya tingkat harga.
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi dan/atau
distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya
distribusi). Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan
moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran
negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah
(Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan
pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara,
mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif,
kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca
pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

Cara mengatasi Inflasi

1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter dapat dilakukan melalui instrument-instrumen berikut:

• Politik diskoto (Politik uang ketat): bank menaikkan suku bunga sehingga jumlah uang
yang beredar dapat dikurangi.
• Politik pasar terbuka: bank sentral menjual obligasi atau surat berharga ke pasar modal
untuk menyerap uang dari masyarakat dan dengan menjual surat berharga bank sentral
dapat menekan perkembangan jumlah uang beredar sehingga jumlah uang beredar dapat
dikurangi dan laju inflasi dapat lebih rendah.
• Peningkatan cash ratio: Menaikkan cadangan uang kas yang ada di bank sehingga
jumlah uang bank yang dapat dipinjamkan kepada debitur/masyarakat menjadi
berkurang. Hal ini berarti dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.

2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal dapat dilakukan melalui instrument berikut:

• Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Pemerintah tidak menambah


pengeluarannya agar anggaran tidak defisit.
• Menaikkan pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen akan mengurangi jumlah
konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk membayar pajak.

3. Kebijakan Non Moneter


Kebijakan non moneter dapat dilakukan melalui instrument berikut:

• Mendorong agar pengusaha menaikkan hasil produksinya.


• Menekan tingkat upah.
• Pemerintah melakukan pengawasan harga dan sekaligus menetapkan harga maksimal.
• Pemerintah melakukan distribusi secara langsung.
• Penanggulangan inflasi yang sangat parah (hyper inflation) ditempuh dengan cara
melakukan sneering (pemotongan nilai mata uang). Senering ini pernah dilakukan oleh
pemerintah pada tahun 1960-an pada saat inflasi mencapai 650%. Pemerintah memotong
nilai mata uang pecahan Rp. 1.000,00 menjadi Rp. 1,00.
• Kebijakan yang berkaitan dengan output. Kenaikan output dapat memperkecil laju
inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijakan penurunan
bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang
di dalam negeri cenderung menurunkan harga.
• Kebijakan penentuan harga dan indexing. Ini dilakukan dengan penentuan ceiling price.

4. Kebijakan Sektor Riil


Kebijakan sektor riil dapat dilakukan melalui instrument berikut:

• Pemerintah menstimulus bank untuk memberikan kredit lebih spesifik kepada UMKM
(Usaha Mikro Kecil Menengah). Contohnya bank BRI mencanangkan tahun ini sebagai
Microyear.
• Menekan arus barang impor dengan cara menaikkan pajak.
• Menstimulus masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri.
4. Hambatan yang dihadapi oleh UMKM
1. Permodalan
Banyak dari pelaku UMKM yang yakin bahwa perusahaannya akan tumbuh dan dapat
memperluas pemasaran, namun terkendala dari sisi modal yang terbatas. Bahkan
sebagian dari UMKM masih belum tersentuh lembaga keuangan (bank), sehingga banyak
juga dari UMKM mengambil jalan untuk memanfaatkan lembaga keuangan mikro
walaupun dengan beban dan resiko yang cukup berat.
2. Distribusi Barang
Kurangnya channel untuk pendistribusian barang juga menjadi tantangan yang dihadapi
oleh pelaku UMKM di Malang. Toko oleh-oleh, rekomendasi teman dan pemasaran dari
mulut ke mulut bahkan menjadi channel favorit pelaku UMKM dalam memasarkan
produknya. Kenyataan di lapangan, pelaku UMKM yang didominasi oleh generasi X ini
hanya berfokus pada kualitas produksi barang. Sehingga terkadang distribusi menjadi
kurang fokus dan ditempatkan pada nomor ke sekian.
3. Perizinan
Kepemilikan badan hukum yang jelas hanya dimiliki oleh segelintir pelaku UMKM.
Mayoritas UMKM juga mengalami tantangan di bidang pengetahuan mengenai aspek
legalitas dan perizinan, termasuk persyaratan sampai dengan bagaimana proses yang
ditempuh dalam proses pengurusannya.
4. Pembukuan yang Masih Manual
Kesulitan dalam memperhitungkan omset, laba kotor sampai dengan laba bersih karena
pembukuan yang masih manual seringkali menghambat UMKM untuk bisa growth dan
scale up bisnisnya. Walaupun terkesan tata tertib pembukuan merupakan hal yang
sepele, nyatanya dengan data pembukuan lah suatu perusahaan bisa mengukur
keberhasilan dan merencanakan strategi perusahaan kedepannya.
5. Pemasaran Online
Lagi-lagi masih berkutat pada masalah pemasaran. Selain distribusi barang yang sangat
terbatas, cara pemasaran online pun juga masih menjadi tantangan UMKM saat ini.
Kurangnya pengetahuan sampai dengan adaptasi terhadap internet dan perkembangan
teknologi yang dialami pelaku UMKM yang mayoritas didominasi oleh Generasi X ini,
menjadi tantangan dan masalah yang harus dibantu oleh anak muda seperti kamu.

5. Kebaikan dan keburukan Globalisasi


Beberapa Sisi Kelemahan globalisasi
(1) Batas-batas politik antarnegara menjadi semakin kabur.
(2) Batas-batas ekonomi antarnegara menjadi tidak jelas.
(3) Hubungan antarnegara menjadi semakin transparan.
(4) Pasar bebas, hanya menguntungkan negara maju, karena telah siap
berkompetisi.
(5) Jati diri suatubangsa menjadi terancam.
Berikut ini dikemukakan sisi positif globalisasi.
(1) Hubungan antarnegara menjadi sangat lancar karena kemajuan teknologi
komunikasi dan transportasi.
(2) Pasar bebas menjadi takterelakkan.
(3) Pertukaran informasi antarnegara sangat lancar.
(4) Harga barang menjadi lebih murah karena persaingan yang ketat.
(5) Produktivitas barang menjadi tinggi.
(6) Efisiensi menjadi tinggi.

6. rencana pemerintah mengatasi defisit APBN


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN
berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan
pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1 Januari – 31 Desember).
Anggaran defisit adalah anggaran dengan pengeluaran Negara lebih besar daripada
penerimaan Negara. Intinya, penerimaan rutin dan penerimaan pembangunan tidak
mencukupi untuk membiayai seluruh pengeluaran pemerintah. Dengan kata lain, defisit
APBN terjadi apabila pemerintah harus meminjam dari bank sentral atau harus mencetak
uang baru untuk membiayai pembangunannya.

Berikut ini adalah sebab-sebab terjadinya defisit anggaran Negara:


a.Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi
b.Rendahnya Daya Beli Beli Masyarakat
c. Pemerataan Pendapatan Masyarakat
d. Melemahnya Nilai Tukar
e. Pengeluaran Akibat Krisis Ekonomi
f. Realisasi yang Menyimpang dari Rencana
g. Pengeluaran Karena Inflasi
Pembiayaan defisit anggaran adalah semua jenis pembiayaan yang digunakan untuk
menutup defisit anggaran negara dalam APBN.

Dalam rangka menutup defisit anggaran, pemerintah akan melakukan kebijakan-


kebijakan guna memperoleh sumber pembiayaan dengan biaya rendah dan tingkat risiko
yang dapat ditolerir.

1. Kebijakan dalam pembiayaan dalam negeri

kebijakan di sisi pembiayaan dalam negeri tersebut akan ditempuh antara lain dengan:
a. melakukan pengelolaan portofolio surat utang negara melalui langkah-langkah
pembayaran bunga dan pokok obligasi negara secara tepat waktu, penerbitan SUN
dalam mata uang rupiah dan mata uang asing, penukaran utang, serta pembelian
kembali obligasi negara;
b. melanjutkan kebijakan privatisasi yang pelaksanaannya dilakukan berdasarkan
ketentuan yang berlaku di pasar modal
c. menggunakan sebagian dana simpanan pemerintah
d. memberikan dukungan dana bagi percepatan pembangunan infrastruktur dalam
rangka kemitraanPemerintah-Swasta.

2. Kebijakan dalam pembiayaan luar negeri

Langkah-langkah yang ditempuh antara lain meliputi:

a. Mengamankan pinjaman luar negeri yang telah disepakati dan rencana penyerapan
pinjaman luar negeri, baik pinjaman program maupun pinjaman proyek
b. Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri yang sudah jatuh tempo.
c. Dalam rangka membiayai pembiayaan defisit anggaran, Pemerintah akan
mengedepankan prinsip kemandirian, dengan lebih memprioritaskan pendanaan
yang bersumber dari dalam negeri. Pendanaan dari luar negeri akan dilakukan lebih
selektif dan berhati-hati, dengan mengupayakan beban pinjaman yang paling ringan
melalui penarikan pinjaman dengan tingkat bunga yang rendah dan tenggang waktu
yang panjang, dan tidak mengakibatkan adanya adanya ikatan politik, serta
diprioritaskan untuk membiayai kegiatankegiatan yang produktif.

Kebijakan dari Sisi Pengeluaran:


1. Mengurangi subsidi
Yaitu bantuan yang diambil dari anggaran negara untuk pengeluaran yang sifatnya
membantu konsumen untuk mengatasi tingginya harga yang tidak terjangkau oleh
mereka agar tercipta kestabilan politik dan sosial lainnya, misalnya subsidi pupuk, subsidi
bahan bakar minyak (BBM), subsidi listrik, dan lain sebagainya.
2. Penghematan pada setiap pengeluaran baik pengeluaran rutin maupun
pembangunan
Penghematan pada pengeluaran rutin dilakukan oleh departemen teknis, misalnya untuk
pengeluaran listrik, telepon, alat tulis, perjalanan dinas, rapat-rapat, seminar, dan
sebagainya tanpa mengurangi kinerja dari departemen teknis yang bersangkutan.
3. Menseleksi sebagian pengeluaran-pengeluaran pembangunan
Pengeluaran pembangunan yang berupa proyek-proyek pembangunan diseleksi menurut
prioritasnya, misalnya proyek-proyek yang cepat menghasilkan. Proyek-proyek yang
menyerap biaya besar dan penyelesaiannya dalam jangka waktu yang lama, sementara
ditunda pelaksanaannya.

4. Mengurangi pengeluaran program-program yang tidak produktif dan tidak efisien


Program-program semacam itu adalah program-program yang tidak mendukung
pertumbuhan sektor riil, tidak mendukung kenaikan penerimaan pajak, dan tidak
mendukung kenaikan penerimaan devisa. Pemotongan program-program ini harus
dilakukan dengan hati-hati. Pemotongan pengeluaran tanpa memperbaiki produktivitas
program, berarti akan ada kecenderungan akan menurunnya kualitas dan kuantitas
output.

7. Indikator adanya ketimpangan pembangunan ekonomi regional

1. Perbedaan Kandungan Sumber Daya Alam


Penyebab pertama yang mendorong timbulnya ketimpangan ekonomi antarwilayah
adalah adanya perbedaan yang sangat besar dalam kandungan sumber daya alam pada
masing – masing daerah. Sebagaimana diketahui bahwa perbedaan kandungan sumber
daya alam ini di Indonesia cukup besar.

Perbedaan kandungan sumber daya alam ini jelas akan memengaruhi kegiatan produksi
pada daerah bersangkutan. Daerah dengan kandungan sumber daya alam cukup banyak
akan dapat memproduksi barang dan jasa tertentu dengan biaya relatif murah
dibandingkan dengan daerah lain yang mempunyai kandungan sumber daya alam lebih
sedikit.

2. Perbedaan Kondisi Geografis


Faktor utama lainnya yang juga dapat mendorong terjadinya ketimpangan ekonomi
antarwilayah adalah bilamana terdapat perbedaan kondisi demografis yang cukup besar
antardaerah. Kondisi demografis meliputi perbedaan tingkat pertumbuhan dan struktur
kependudukan, perbedaan tingkat pendidikan dan kesehatan, perbedaan kondisi
ketenagakerjaan dan perbedaan dalam tingkah laku dan kebiasaan serta etos kerja yang
dimiliki masyarakat daerah bersangkutan.

3. Kurang Lancarnya Mobilitas Barang dan Jasa


Mobilitas barang dan jasa ini meliputi kegiatan perdagangan antardaerah dan migrasi baik
yang disponsori pemerintah (transmigrasi) atau migrasi spontan. Akibatnya, ketimpangan
ekonomi antarwilayah akan cenderung lebih tinggi karena kelebihan suatu daerah tidak
dapat dimanfaatkan oleh daerah lain yang membutuhkan, sehingga daerah terbelakang
sulit mendorong kegiatan ekonominya.

4. Konsentrasi Kegiatan Ekonomi Wilayah


Pertumbuhan ekonomi daerah akan cenderung lebih cepat pada daerah dimana terdapat
konsentrasi kegiatan ekonomi yang cukup besar. Konsentrasi kegiatan ekonomi tersebut
dapat disebabkan oleh beberapa hal :

Karena terdapatnya sumber daya alam yang lebih banyak pada daerah tertentu
Lebih meratanya fasilitas transportasi, baik darat, laut, udara, juga ikut memengaruhi
konsentrasi kegiatan ekonomi antardaerah
Kondisi demografis ( kependudukan ) juga ikut memengaruhi karena kegiatan ekonomi
akan cenderung terkonsentrasi dimana sumber daya manusia tersedia dalam jumlah
cukup dan dengan kualitas yang lebih baik

5. Alokasi Dana Pembangunan Antarwilayah


Daerah yang mendapatkan alokasi investasi yang lebih besar dari pemerintah, atau dapat
menarik lebih banyak investasi swasta ke daerahnya akan cenderung mempunyai tingkat
pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat.

Bilamana investasi pemerintah dan swasta yang masuk ke suatu daerah tertentu ternyata
lebih rendah, sehingga kegiatan ekonomi dan pembangunan daerahnya kurang
berkembang baik. Alokasi investasi pemerintah ke daerah lebih banyak ditentukan oleh
sistem pemerintahan daerah yang dianut.

Bilamana sistem pemerintahan yang dianut bersifat sentralistik, maka alokasi dana
pemerintah akan lebih cenderung lebih banyak dialokasikan pada pemerintah pusat,
sehingga ketimpangan pembangunan antarwilayah akan cenderung tinggi.

8. Hambatan yang dihadapi dalam pembangunan ekonomi regional


a. Perkembangan penduduk yang tinggi dengan tingkat pendidikan (pemilikan ilmu dan
pengetahuan) yang rendah. Perkembangan penduduk yang tinggi dapat menjadi
penghambat dalam proses pembangunan manakala tidak disertai kompetensi yang
dibutuhkan untuk dapat menghasilkan dan menyerap produksi yang dihasilkan.
Perkembangan penduduk yang tinggi juga menyebabkan tingkat kesejahteraan
masyarakat tidak mengalami pertambahan yang berarti, bahkan dalam jangka
panjang dapat menurun.
b. Perekonomian yang bersifat dualistik. Perekonomian yang bersifat dualistik
merupakan hambatan bagi proses pembangunan karena menyebabkan produktivitas
berbagai kegiatan produktif sangat rendah dan usaha-usaha untuk mengadakan
perubahan sangat terbatas, di antaranya dualisme sosial dan dualisme teknologi
c. Pembentukan modal yang rendah. Tingkat pembentukan modal yang rendah
merupakan hambatan utama dalam pembangunan ekonomi. Pembentukan modal di
negara sedang berkembang, seperti lingkaran yang tidak memiliki ujung pangkal,
produtivitas yang rendah mengakibatkan pendapatan riil juga rendah sehingga tingkat
tabungan dan tingkat investasi juga rendah, dengan demikian, pembentukan modal
yang terjadi juga rendah.
d. Struktur ekspor yang didominasi ekspor bahan mentah. Struktur ekspor berupa bahan
mentah hasil industri primer (pertanian, pertambangan, dan kehutanan) lebih banyak
merugikan karena permintaan atas bahan-bahan mentah lebih inelastis daripada
permintaan barang-barang industri. Akibatnya, volume ekspor cenderung lebih
lambat daripada volume impor sehingga dalam jangka panjang akan berdampak
negatif terhadap neraca pembayaran. Hal ini tentu saja dapat menghambat proses
pembangunan.
e. Proses sebab akibat kumulatif. Hambatan lain dalam proses pembangunan
disebabkan oleh pembangunan yang dilakukan oleh daerah yang sudah lebih maju.

Anda mungkin juga menyukai