Anda di halaman 1dari 2

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

Konsumsi kafein sebaiknya tidak lebih dari 150 mg/hari. Menurut SNI
(standar nasional Indonesia) batas maksimum kafein adalah 150 mg/hari serta 50
mg/sajian. Jika tiap hari mengkonsumsi kafein sebanyak 100 mg dapat
menyebabkan individual ketergantungan terhadap kafein. Maksudnya, seseorang
dapat mengalami perasaan terganggu bahkan sakit kepala jika mereka tiba-tiba
berhenti mengkonsumsi kafein. Keracunan kafein kronis bila mengkonsumsi 600
mg/hari lama kelamaan akan berakibat pada gejala gangguan pencernaan dan
makanan, rasa lelah, sukar tidur, tidak nafsu makan, bingung, sakit kepala, pusing,
serta jantung berdebar (Ntgraha, 2011).
Suhu kadar kafein terendah berada di 50°C yaitu 0,0275 mg/g. Daun
kakao mengandung folifenol dan aktivitas antioksidan yang setara dengan teh
hijau, bahkan lebih besar. Daun kako juga mengandung Se (selenium) elemen
mikro esensial yang berperan dalam pertumbuhan makhluk hidup yang kadarnya
lebih tinggi dari daun teh. Kandungan daun kakao theobromine dan kafein
jumlahnya tergantung dengan umur daun kakao (Supryanto, 2014).
Kafein berpengaruh terhada cita rasa. Kadar kafein yang ssedikit tidak
mengurangi rasa pahit tetapi mengurangi beberapa komponen seperti aroma,
trigolenin dan fraksi mol coklat hal ini ang berpengaruh terhadap tingkat
kesegaran. Setiap ppaparan kafein dapat menghasilkan stimulan efek pada otak.
Kafein telah terbukti memperpanjang latensi tidur dan memendekkan durasi tidur
(Afriliana, 2018).
BAB III. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat ang digunakan pada praktikum ini yaitu timbangan,
penggaris, jangka sorong, planimeter dan pisau atau silet. Sedangkan bahan yang
digunakan yaitu biji kopi dan biji coklat.
3.1 Cara Kerja

Anda mungkin juga menyukai